Bab 8. Gara-gara mesin kopi

Disinilah Kalea berada sekarang. Di sebuah ruangan yang sangat luas. Ruangan layaknya penthouse dengan di kelilingi dinding kaca. Desain interiornya begitu membuat Kalea takjub. Seumur hidup, ini adalah yang pertama bagi Kalea mengunjungi ruangan semewah ini.

Saat mengedarkan pandangan, Kalea melihat ada satu pintu yang tertutup rapat. Mungkin saja itu adalah kamar. "Javas? Sebenarnya kamu siapa? Setahuku, lantai paling atas dari sebuah hotel akan dihuni oleh pemiliknya atau bisa saja dijadikan sebuah kantor. Karena harga lantai teratas biasanya akan lebih mahal," racau Kalea masih dengan mata menatap sekeliling.

"Tidak perlu pikirkan itu. Kamu ingin bekerja bukan? Jadi, datanglah kesini setiap hari. Kamu akan bekerja sebagai cleaning service di kamar hotel ini. Khusus hanya ruangan ini saja," ucap Javas yang membuat Kalea mengernyit heran.

"Hah? Apakah aku tidak salah dengar?" tanya Kalea masih tidak percaya.

Javas yang sudah duduk di sofa, menghela napas lalu menyandarkan punggung. Pertemuannya dengan Kalea hari ini tidak sesuai script. Rasa tidak tenang karena Kalea tak kunjung membalas pesannya.

Harusnya Kalea harus melewati manager hotel terlebih dahulu agar perempuan itu tidak terlalu merasa curiga. Namun, nasi sudah menjadi bubur dan Javas sudah tidak perlu lagi berpura-pura.

"Duduk sini," titah Javas lembut sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya. Kalea mendekat dan tidak langsung duduk. Dia berdiri di samping Javas dengan ragu-ragu.

"Kenapa?" tanya Javas heran. Kepalanya mendongak untuk bertemu tatap dengan Kalea.

"Tidak apa-apa kalau aku duduk disitu? Kamu itu bosku loh," ucap Kalea yang membuat Javas seketika tertawa.

"Jangan ada kata Bos di antara kita," ucap Javas yang membuat Kalea tersenyum lebar. Setelah itu, Kalea mendudukkan diri di sebelah Javas dengan sedikit memberi jarak.

"Baik, Tuan," jawab Kalea sedikit meledek.

Javas berdecak sebal mendengar sebutan Kalea barusan. "Kamu tahu apa yang harus kamu kerjakan kan? Aku tidak perlu mengajarimu kalau begitu." Javas bertanya yang dijawab sendiri.

"Masih mirip-mirip dengan pekerjaan di rumah kan? Kalau itu tentu aku bisa," jawab Kalea yakin.

"Betul. Kamu hanya perlu datang pagi pukul setengah enam dari rumah agar jam enam sudah sampai disini. Kamu harus membangunkan, menyiapkan pakaian kerja, dan memasak sarapan untukku. Paham?" jelas Javas.

Kalea mengangguk paham. "Baiklah. Itu sudah biasa aku lakukan di rumah untuk suamiku. Itu hal mudah," jawab Kalea yang lagi-lagi membuat mood Javas berubah dengan rahang mengeras.

'Tidak bisakah Kalea menyembunyikan statusnya saat bersamaku? Aku tidak suka saat Kalea menyebut laki-laki itu sebagai suaminya,' batin Javas merasa kesal.

"Kenapa wajahmu menjadi marah? Apa aku salah bicara?" tanya Kalea heran dengan pandangan menelisik wajah laki-laki di sampingnya.

"Tidak ada. Sekarang buatkan aku kopi!" titah Javas tegas sambil membuang muka.

"Dimana dapurnya?" tanya Kalea tak lagi mempermasalahkan kekesalan Javas.

"Disana." Sambil menunjuk pada ruangan di samping Kalea.

Tidak ingin menunda melakukan pekerjaan, Kalea segera menuju ruangan yang dimaksud Javas. Disana, terdapat kitchen set yang membuat Kalea takjub berkali-kali. Dapur yang sangat mewah dan mengkilap.

Entah siapa yang datang untuk membersihkan ruangan ini sebelum-sebelumnya. Tidak ingin pusing karena hal itu, Kalea bergegas mencari kopi di kabinet atas barangkali terdapat kopi sachet di sana.

Nyatanya, Kalea tak menemukan satupun. Hanya ada mie instan di dalam kabinet itu. Saat pandangannya mengedar, Kalea bisa melihat mesin pembuatan kopi lalu di sebelahnya terdapat beberapa biji kopi yang ditaruh di dalam wadah kecil.

"Aku lupa. Bagaimanapun, seorang Tuan Muda tidak mungkin meminum kopi sachet," gumam Kalea sambil menepuk jidatnya.

"Bagaimana cara menggunakannya? Aku mana bisa memakai mesin seperti ini," gerutu Kalea sambil mengotak-atik mesin kopi di hadapannya.

Tiba-tiba saja, Kalea merasakan ada sesuatu yang menempel punggungnya. Sangat hangat namun membuat Kalea terkesiap. Disusul dengan dua tangan kokoh dan besar yang melewati kedua sisi pinggangnya.

"Aku akan ajarkan kamu bagaimana cara membuat kopi dengan mesin," ucap suara berat yang membuat bulu di sekitar telinga Kalea meremang.

Tindakan Javas layaknya memeluk Kalea dari belakang dan itu tidak akan aman untuk kesehatan jantungnya. Hanya bisa berdiri kaku sambil memperhatikan bagaimana lihainya tangan Javas membuat butiran kopi itu menjadi seduhan.

Kalea bahkan lupa kapan terakhir kali mendapat pelukan dari Zoni, sang Suami. Sampai-sampai, Kalea lupa bagaimana rasanya di peluk dari belakang.

Hari ini, Kalea merasakannya lagi namun dari orang yang berbeda. Kalea memejamkan mata saat merasakan dagu Javas bertumpu pada bahunya. Aroma musk and Woody seakan menyeruak masuk melewati indera penciuman Kalea. Wangi dan membuat Kalea lebih tenang.

"Sudah paham sekarang?" tanya Javas yang menyentak Kalea dari rasa nyamannya. Kesadarannya kembali mengisi raga bahwa apa yang saat ini dilakukan Kalea adalah salah.

Kalea sudah bersuami dan tidak pantas melakukan kontak fisik dengan laki-laki lain. Namun, pikiran tak sejalan dengan kata hati yang menginginkan sentuhan lembut seperti ini.

"Sedikit. Nanti aku akan coba lagi," jawab Kalea sedikit gugup dan salah tingkah.

"Kamu pakai sampo apa?" tanya Javas tiba-tiba dengan posisi yang masih memeluk Kalea dari belakang. Tidak. Lebih tempatnya seperti posisi memeluk.

Kalea mendongak dan memutar kepala sembilan puluh derajat agar bisa menatap Javas. "Kenapa? Kamu tidak suka? Aku hanya menggunakan sampo murahan yang ada di warung. Yang per sachet bahkan tidak sampai lima ratus rupiah. Seribu dapat tiga," jawab Kalea apa adanya.

"Wangi. Aku suka baunya," jawab Javas sambil menunduk menatap Kalea.

Berakhirlah keduanya saling pandang dengan pikiran masing-masing. Javas menelan saliva saat melihat bibir Kalea yang sedikit terbuka. Apalagi, wajah Kalea mendongak dan itu akan memudahkan Javas apabila ingin mencium perempuan yang saat ini dalam dekapan.

'Javas! Jangan kurang ajar pada istri orang. Mungkin kamu mencintainya. Namun, kamu tidak boleh bertindak di luar batas.' Sisi hati Javas seperti ada yang mengucapkan hal itu dan membuat Javas tersadar.

Akhirnya, Javas sendiri yang memutuskan tatapan itu lalu melepaskan diri. Helaan napas lega bisa Javas dengar dari mulut Kalea. Seakan, baru saja terlepas dari ikatan yang menyesakkan dada.

"Kenapa kamu menghela napas lega seperti itu?" tanya Javas tak suka.

Kalea mengerjap bingung. "Maksudnya?" tanyanya balik.

"Kamu—"

"Lupakan. Tolong siapkan kopinya menjadi dua gelas. Kamu harus coba bagaimana rasanya kopi robusta," jawab Javas lalu meninggalkan Kalea di dapur sendirian.

Kalea menatap kepergian Javas dengan dahi mengernyit. "Kenapa sikap Javas jadi aneh sekali? Memangnya, apa salahnya bila aku menghela napas lega? Apa ada yang salah dari itu? Di peluk dari belakang seperti itu tentu membuat ku tidak bisa bernapas dengan baik," racau Kalea panjang lebar.

Kalea tidak menyadari jika Javas juga merasakan detakan jantung yang tidak beraturan saat berada di dekat Kalea.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini ya🥰...

...LOPE SEKEBON untuk kalian 🌹...

Terpopuler

Comments

Aisyah Nabila

Aisyah Nabila

mau dong krja ky si kalea 😂

2023-08-21

2

Aas Azah

Aas Azah

ingat javas dia itu bini orang 🙄

2023-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal yang pilu
2 Bab 2. Javas Kanagara
3 Bab 3. Belajar berani
4 Bab 4. Mencari pekerjaan
5 Bab 5. Kanagara Investama
6 Bab 6. Nomor seratus
7 Bab 7. Berubah dalam sekejap
8 Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9 Bab 9. Lagi
10 Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11 Bab 11. Nyaman
12 Bab 12. Diabetes
13 Bab 13. Remuk
14 Bab 14. Membara
15 Bab 15. menjalin hubungan.
16 Bab 16. Kenaikan jabatan
17 Bab 17. Seorang perusak
18 Bab 18. Merepotkan
19 Bab 19. Memulai kembali
20 Bab 20. Kepingan hati
21 Bab 21. Tidak laku
22 Bab 22. Berubah
23 Bab 23. Ikatan batin
24 Bab 24. Identitas Javas
25 Bab 25. Skenario Tuhan
26 Bab 26. Rindu Zoni
27 Bab 27. Lamaran?
28 Bab 28. Terbongkar
29 Bab 29. Memulai semuanya
30 Bab 30. Berantakan
31 Bab 31. Dunia itu indah
32 Bab 32. Tentang hati
33 Bab 33. Menyesal!
34 Bab 34. Tujuh keliling
35 Bab 35. Sayang
36 Bab 36. Mawar merah
37 Bab 37. Pertengkaran
38 Bab 38. Remuk redam
39 Bab 39. Bangkit
40 Bab 40. Berniat pamit
41 Bab 41. Meleyot
42 Bab 42. Merajut asa
43 Bab 43. Janda vs gadis
44 Bab 44. Masakan Kalea
45 Bab 45. Melepas rindu
46 Bab 46. Jewelry Desain
47 Bab 47. Kembali berpisah
48 Bab 48. Pulang
49 Bab 49. Diam kamu!
50 Bab 50. Mengangsur
51 Bab 51. Dia siapa?
52 Bab 52. Tidak malu
53 Bab 53. Ibu sempurna
54 Bab 54. Acara doa
55 Bab 55. Marry Me
56 Bab 56. Nyelekit
57 Bab 57. Rindu Papa
58 Bab 58. KUA tutup
59 Bab 59. Cucu lucu
60 Bab 60. Jangan berpaling
61 Bab 61. Aku bersedia
62 Bab 62. Dipingit
63 Bab 63. The wedding
64 Bab 64. Belum siap
65 Bab 65. Malam yang Indah
66 Bab 66. Orang yang tepat
67 Bab 67. Orang mencurigakan
68 Bab 68. Sementara×selamanya
69 Bab 69. Cemburu?
70 Bab 70. Kedatangan Zoni
71 Bab 71. Terkuak
72 Bab 72. Benih premium
73 Bab 73. Keadaan berbalik
74 Bab 74. Kepingan puzzle
75 Bab 75. Kencan
76 Bab 76. Kabar buruk
77 Bab 77. Bernapas lega
78 Bab 78. Komentar buruk
79 Bab 79. Orang yang tepat
80 Bab 80. Bersyukur
81 Bab 81. Extra chapter. Jealous
82 Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83 Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84 Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85 Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86 Bab 86. Selesai
87 Berbagi Suami by Ika Oktafiana
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. Awal yang pilu
2
Bab 2. Javas Kanagara
3
Bab 3. Belajar berani
4
Bab 4. Mencari pekerjaan
5
Bab 5. Kanagara Investama
6
Bab 6. Nomor seratus
7
Bab 7. Berubah dalam sekejap
8
Bab 8. Gara-gara mesin kopi
9
Bab 9. Lagi
10
Bab 10. Pagi yang indah bagi Javas
11
Bab 11. Nyaman
12
Bab 12. Diabetes
13
Bab 13. Remuk
14
Bab 14. Membara
15
Bab 15. menjalin hubungan.
16
Bab 16. Kenaikan jabatan
17
Bab 17. Seorang perusak
18
Bab 18. Merepotkan
19
Bab 19. Memulai kembali
20
Bab 20. Kepingan hati
21
Bab 21. Tidak laku
22
Bab 22. Berubah
23
Bab 23. Ikatan batin
24
Bab 24. Identitas Javas
25
Bab 25. Skenario Tuhan
26
Bab 26. Rindu Zoni
27
Bab 27. Lamaran?
28
Bab 28. Terbongkar
29
Bab 29. Memulai semuanya
30
Bab 30. Berantakan
31
Bab 31. Dunia itu indah
32
Bab 32. Tentang hati
33
Bab 33. Menyesal!
34
Bab 34. Tujuh keliling
35
Bab 35. Sayang
36
Bab 36. Mawar merah
37
Bab 37. Pertengkaran
38
Bab 38. Remuk redam
39
Bab 39. Bangkit
40
Bab 40. Berniat pamit
41
Bab 41. Meleyot
42
Bab 42. Merajut asa
43
Bab 43. Janda vs gadis
44
Bab 44. Masakan Kalea
45
Bab 45. Melepas rindu
46
Bab 46. Jewelry Desain
47
Bab 47. Kembali berpisah
48
Bab 48. Pulang
49
Bab 49. Diam kamu!
50
Bab 50. Mengangsur
51
Bab 51. Dia siapa?
52
Bab 52. Tidak malu
53
Bab 53. Ibu sempurna
54
Bab 54. Acara doa
55
Bab 55. Marry Me
56
Bab 56. Nyelekit
57
Bab 57. Rindu Papa
58
Bab 58. KUA tutup
59
Bab 59. Cucu lucu
60
Bab 60. Jangan berpaling
61
Bab 61. Aku bersedia
62
Bab 62. Dipingit
63
Bab 63. The wedding
64
Bab 64. Belum siap
65
Bab 65. Malam yang Indah
66
Bab 66. Orang yang tepat
67
Bab 67. Orang mencurigakan
68
Bab 68. Sementara×selamanya
69
Bab 69. Cemburu?
70
Bab 70. Kedatangan Zoni
71
Bab 71. Terkuak
72
Bab 72. Benih premium
73
Bab 73. Keadaan berbalik
74
Bab 74. Kepingan puzzle
75
Bab 75. Kencan
76
Bab 76. Kabar buruk
77
Bab 77. Bernapas lega
78
Bab 78. Komentar buruk
79
Bab 79. Orang yang tepat
80
Bab 80. Bersyukur
81
Bab 81. Extra chapter. Jealous
82
Bab 82. Extra Chapter~ Meluruskan masalah
83
Bab 83. Extra chapter~Hari bahagia
84
Bab 84. Extra chapter ~Tes kehamilan
85
Bab 85. Extra chapter~ Dia datang lagi
86
Bab 86. Selesai
87
Berbagi Suami by Ika Oktafiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!