Babak pertama tinggal tersisa 15 menit lagi tapi tim kami belum bisa membobol gawang tim lawan seberapa kali pun aku mencoba mengoper ke rekan menggunakan trivelaku tetap saja selalu gagal di buat dia andai saja ada yang bisa membuatnya kebobolan.
Batin Tibo. Dia tampak frustrasi dengan ke tangguhan Al dalam melakukan penyelematan berkelas.
"Tibo lakukukan shootingan trivela sekarang juga." Ucap pemain SMK Merah Putih dengan ban kapten di lengannya.
"Apakah kau buta dari tadi aku melakukan operan menggunakan trivela tapi selalu bisa terbaca oleh kiper laknat itu." Tibo tampak kesal karena menurutnya strategi yang diberikan oleh kaptennya itu akan sia-sia.
"Bukan mengopernya tapi menshootingnya. Apakah kau ingat kau baru lakukan itu sekali di pertandingan ini dan terlihat kiper itu tidak bisa memprediksi kemana arah bola itu."
"Bukannya sama aja? Aku mengoper dia bisa menebak shootingan teman ku."
"Kau bodoh ya. Dia mengsave shootingan dari kami bukan dari tendangan trivela mu itu. Sekarang lakukan apa yang ku bilang langsung shooting tendangan trivela itu ke gawang ketika ada momen yang pas." Tidak lama kemudian pemuda itu pergi meninggalkan Tibo.
"Siap kapten Danu." Ucap Tibo.
Danu adalah anak kelas 3 di SMK Merah Putih. Berkat perjuangannya bersama yang lainnya tahun lalu mereka berhasil menembus 8 besar Kota, dan itu adalah rekor terjauh mereka selama di turnamen sepak bola.
Di menit ke 39 SMA 70 melakukan serangan. Permainan yang bagus di tunjukan oleh pemain SMA 70 kali ini mereka tampak lebih berekembang dibanding saat turnamen mini kemarin.
"Sini Don." Ucap Eril dia meminta umpan dari Doni.
"Nice... terlalu bosan aku menusuk ke kotak pinalti kalo begitu Riski Bara aku serahin kepada kalian." Eril melakukan umpan crosing menuju ke kotak pinalti.
Tampak disana Bara dan Riski sedang menunggu menyambut bola yang di umpankan oleh Eril.
Bara melompat menuju bola namun tampaknya tidak mudah dia di ganggu oleh bek dari SMK Merah Putih. Tetapi Bara tetap memaksakan untuk melakukan sundulan ke gawang.
"Aku harus bisa cetak gol ini!" Bara menyundul bola itu sekuat tenaga ke gawang. Kiper terlambat mengantisipasi sundulan Bara. Namun, bagaikan pahlawan Tibo datang di saat yang tepat.
"Jangan harap kalian bisa mencetak gol." Tibo melompat ke arah bola dan berhasil menghentikan bola itu menggunakan wajahnya.
"Cih sial padahal dikit lagi aku cetak gol." Ucap Bara yang terlihat kesal.
Namun belum selesai sampai disitu saja. Bola tersebut mengarah ke arah Riski yang sedang tidak di kawal oleh siapapun.
"Baiklah free gini pastilah gol!" Riski menshooting bola itu dengan senyuman. Bagaikan mendapatkan gol giveaway dari rebound Tibo. Riski berhasil mencetak gol pertama bagi SMA 70 di pertandingan ini.
"Goal... kita lihat Riski Syaiful berdiri bebas tanpa dijaga dengan sangat mudah menembak bola yang lari ke arahnya keberuntungan benar-benar menyertai dirinya saat ini." Ungkap Komenentator pertandingan.
"Kelas Ki." Eril memberi selamat kepada Riski.
"Tenang-tenang masih banyak keahlian ku." Sahut Riski dengan sedikit sombong.
"Yang penting tetap fokus cepat sana balik ke posisi kalian." Ridwan meminta yang lainnya kembali ke posisi agar pertandingan di mulai kembali.
Seusai Riski mencetak gol wajah murung di perlihatkan oleh Tibo saat ini. Frustrasi dan kecewa menghantuinya saat ini. Tapi pertandingan belum selesai belum ada yang kalah selagi dia masih bisa melakukan perlawanan. Tibo bertekad membalas gol Riski yang tadi.
Dia mengambil bola memegangnya dengan tangannya yang kotor dan meletakannya di titik kick off. Matanya tidak ia larikan dari gawang yang di jaga oleh Al.
*prit...
Tibo memulai pertandingan kembali. Dia mengoper bola ke rekannya dan berlari sekencang mungkin ke arah pertahanan lawan. Melihat itu, Doni mencoba mengejarnya.
"Aku kagum samamu Tibo kau bisa berada dimana-mana." Ucap Doni saat berhadapan dengan Tibo.
"Ya aku dulu pernah berkata kepadamu kan aku bisa bermain di posisi manapun selain kiper dan di bangku cadangan itu artinya aku bisa berada dimanapun." Sahut Tibo
"Keren padahal trivela mu sudah keren."
"Tibo terima ini." Ucap Firman yang memberikan bola kepada Tibo.
"Doni jika kau ingin melihat trivela ini lebih keren lagi. Maka lihatlah ketika tendangan trivela ini masuk ke gawang mu!"
"Kalo mau masukin ke gawang tim ku marilah aku akan menjadi orang pertama yang menjadi penghalangmu." Ucap Doni menantang Tibo untuk melewatinya.
"Ok kalo itu mau mu lewati mu itu sangat mudah!" Tibo mencoba lewati Doni.
"Kau yakin?" Dengan gerakan tipuan Doni berhasil merebut bola dari kaki Tibo.
Sial sial sial padahal tinggal sedikit lagi aku bisa mencetak gol mengejar ketinggalan skor tim ku.
Batin Tibo. Dengan sekuat tenang dia mengejar Doni yang berhasil merebut bola dari kakinya.
*prit... prit... prit...
Namun usaha Tibo untuk mengambil bola itu sia-sia waktu babak pertama habis.
"Ayo Tibo kita ke ruang ganti pemain." Ucap Kapten Danu meminta Tibo ke ruang ganti pemain untuk beristirahat.
*****
Sesampainya di ruang ganti pemain sejumlah pemain SMA 70 bersorak atas kemenangan mereka di babak pertama namun Pak Danang memperingati mereka untuk jangan senang dulu karena pertandingan belum usai.
"Kalian baru juga babak pertama skornya juga 1-0 belum bisa di katain menang maka dari itu jangan terlalu bereuforia tetap fokus tetap mainkan peran kalian dan tetap memainkan permainan yang bagus apakah kalian paham?" Ucap Pak Danang.
"Siap Pak."
Al kelihatan sedang dalam kesulitan untuk membuka botol minumnya ia pun meminta bantuan Doni yang kebetulan duduk berada disampingnya untuk meminta tolong agar bisa bukakan botol minuman Al.
"Bisa bukain Don?" Al memberikan botol minum itu kepada Doni.
Doni mencoba membuka botol minum itu sedikit keras tapi Doni tetap berusaha untuk membukanya dan berhasil bisa.
"Nah Al." Doni memberikan botol minum itu kembali kepada Al.
"Thanks." Al langsung meminum air dari botol itu.
Disaat Al sedang meminum, Doni tampak ingin berbicara sesuatu.
"Al apakah kau bisa menangkis tendangan trivela milik Tibo?" Tanya Doni.
"Ntahlah tapi aku rasa aku gak bisa. Saat tendangannya kena tiang tadi aku tidak merespon sedikitpun malahan aku lompat ke arah yang tidak jelas." Sahut Al.
"Berarti ketika dia lakukan tendangan trivela kita hanya berharap tendangannya meleset ya."
"Ya tapi itu juga dia menendangnya."
"Maksudnya?"
"Ketika dia ingin melakukan tendangan trivela kau atau siapapun itu datang untuk mencegahnya terlebih lagi kau belajar menggunakan tendangan trivela itu kan? Pasti tau gimana cara hentikannya."
"Yah itu pasti akan ku lakukan. Ok aku putuskan pertahananku tidak akan lepas dari Tibo. Serahkan Tibo padaku."
"Yah aku percaya itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments