Kesebelasan memasuki lapangan pertandingan di ikuti teriakan gemuruh dari penonton di tribun.
Ramenya ... emak pasti ada menonton disana tapi dimana ya... dimanapun itu aku akan menang. Maaf Doni aku tau kita baru kenal tapi kita akan berpisah dengan cepat di turnamen ini dengan kau yang pulang ke rumah.
Batin Tibo sembari melihat ramainya penonton.
Disaat pencarian kick off Ridwan menananyai sesuatu kepada Doni tentang hal yang ia katakan di ruang ganti.
"Rambut ikal kulit coklat apakah maksudmu si no 14 itu Don?"
"Ya Bang itu dia awasi tendangan trivela ketika dia ancang-ancang untuk melakukan tendangan dari kaki luar. Tendangan trivela miliknya sangat luar biasa." Sahut Doni.
"Baiklah."
Ridwan pergi ke posisinya meninggalkan Doni di tengah. Doni sadar bahwa kaki dan tangannya gemetar karena gugup.
Gugup? Tidak biasanya aku gugup di pertandingan apa karena tendangan trivelaku belum sempurna? Atau karena aku takut dengan tendangan trivela dia. Gak gak gak gak boleh takut, aku harus yakin kepada teman-teman ku yang bertugas di belakang aku yakin mereka bisa menghentikan Tibo, bahkan sekelas Bang Chandra saja kesulitan menembus pertahanan mereka.
Batin Doni. Perlahan gemetaran tangannya mulai menghilang.
*pritt....
Kick off di mulai.
"Ya saudara-saudara pertandingan pertama antara SMA 70 melawan SMK Merah Putih telah di mulai. Apakah SMA 70 kembali menjadi tim kuda hitam seperti yang mereka lakukan di turnamen mininnya SMA Wismaraja dan Trisatya atau malah SMK Merah Putih yang merupakan 8 besar tahun lalu tidak membiarkan itu terjadi. Apapun hasilnya akan kita lihat dalam 90 menit kedepan." Ungkap Komentator pertandingan.
"Bola kali ini di kuasai oleh pemain SMK Merah Putih bernomor 17 Firman kemanakah dia akan memberikan bola itu." Ungkap Komentator pertandingan.
"Man sini." Ucap Tibo.
Firman mengoper kepada Tibo dengan operan yang datar.
"Nice Pass Man."
Namun baru saja dapat bola ia sudah di jaga oleh Doni saja.
"Tidak akan ku biarkan kau lewat Tibo."
"Cuy... pemain sekelasmu mana mungkin bisa menghentikan ku." Tibo mengeluarkan gocekan khas miliknya yang membuat Doni terjatuh.
"Di gocek seperti itu saja kau jatuh dasar kau lemah."
"Tidak itu supaya kau jatuh ke dalam sangkar monster di tim kami." Ucap Doni saat dia jatuh.
"Monster?" Tanya Tibo dengan rasa penasaran.
"Ya monster otot yang akan menyergapmu."
Tidak lama kemudian Ridwan melakakukan tekel kepada Tibo yang sedang menggiring bola.
"Kejam sekali kau menyebutku monster Don." Ucap Ridwan.
"Hahaha soalnya otot Kapten semakin kekar." Sahut Doni dengan sedikit tertawa. Doni berbicara itu bukan sembarangan tapi emang otot Ridwan yang kelihatan semakin besar setiap harinya.
"Wow tekel yang bagus dari seorang Ridwan berhasil menghentikan serangan dari Tibo kali ini SMA 70 melakukan serangan pertamanya di turnamen ini." Ungkap komentator pertandingan.
"Baiklah anak-anak lakukan apa yang kalian latihankan!" Pak Danang berkata di pinggir lapangan dengan nada pelan.
"Bang Eril ambil ini." Ucap Doni sembari memberikan umpan lambung kepada Eril.
"Jika dilihat-lihat banyak cewek nih penontonnya jika aku lewati pemain dengan drible khasku pasti akan di soroki "Mas Eril." Hahaha baiklah sini kalian anak-anak SMK Merah Putih."
Dengan kelincahan dan driblenya Eril berhasil melewati dua pemain lawan dengan mudah.
"Oke 1 lawan 1 dengan kiper pasti akan mudah bagiku."
"Jangan anggap remeh aku cuy."
Tibo yang tadi di hentikan oleh tekel Ridwan kini mendadak berada di belakang.
"Tibo sejak kapan dia di belakang?" Ucap Doni yang berada di luar kotak pinalti.
Dengan seluncuran Tibo berhasil menghentikan Eril untuk mencetak gol. Bola tersebut berhasil di tangkap oleh kiper.
"Kalian semua majulah aku akan membantu kalian dari belakang." Ucap Tibo kepada teman-temannya.
"Sial dia ini strikerkan kenapa tiba-tiba di belakang segala?" Ucap Eril yang baru saja bangkit dari jatuhnya tadi.
"Aku striker? Salah besar kalian jika mengiraku adalah striker." Sahut Tibo lalu ia meninggalkan Eril.
"Oi gak sopan ninggali orang setelah ajak dia berbicara."
Riski datang menghampiri Eril.
"Tidak apa Bang Ril?"
"Kalem ini mah belum seberapa."
"Sini Kiper." Tibo meminta bola kepada Kiper.
Dengan keras bola itu mengarah kepada Tibo yang berada di lapangan tengah.
Tibo memainkan umpan di sertai lari cepat dan bekerja sama kepada teman-temannya. Hasil ini mereka berhasil memasuki pertahanan SMA 70 dengan cepat.
"Yah tinggal kau si monster otot tidak akan ku biarkan."
Ridwan melakukan tekel seluncuran yang sama kepada Tibo namum kali ini Tibo berhasil melewatinya dengan mudah. Ridwan benar-benar di permalukan oleh Tibo kali Ini.
"Baiklah cukup disini ini dia akan ku lakukan." Tibo mengeluarkan kuda-kuda menendang dengan kaki bagian luarnya.
Itu kuda-kuda yang sama seperti saat dia lakukan tendangan trivela saat di lapangan perumahan kemarin.
Batin Doni.
"Awas Al!!" Teriakan Doni membuat Al sadar bahwa itu adalah tendangan trivela.
"Trivela ya? Sini tunjukan kekuatan tendangan trivelamu itu." Al tampak tak sabar untuk melakukan save krusial terhadap tendangan trivela Doni.
"Walaupun kau tau ini tendangan trivela emang kau bisa tangkap apa ambil nih." Tibo menendang tendangan trivela terbaik yang pernah dia lakukan tendangan melengkung yang sangat sulit di prediksi oleh kiper mana pun termasuk Al.
"Sial aku sudah berada di belakang tapi juga kesulitan untuk memprediksinya harus lompat jika tidak maka peluang golnya akan lebih besar." Al hanya melompat tanpa memikirkan arah bolanya.
*ting...
Beruntung bola itu terkena tiang gawang.
"Cih beruntung kali ini kalian."
Sial susah sekali saat dia menendang aku tidak tau itu bola akan jatuh kemana lompat asal-asal seperti tadi juga percuma huh untung saja masih beruntung kami terkena tiang gawang kalo gak dahlah gak tau lagi aku.
Batin Al dia merasa beruntung tendangan Tibo tadi terkena tiang gawang dan tidak menghasilkan gol.
Bola hasil pantulan tiang gawang itu didapati oleh Ridwan. Ia pun melakukan umpan lambung ke depan untuk lakukan serangan balik cepat.
"Counter!!!" Teriak Ridwan kepada teman-teman yang di depan untuk lakukan serangan balik.
SMA 70 melakukan serangan balik super cepatnya namun Tibo berlari sungguh cepat. Dia dengan cepat menutupi arah serangan SMA 70.
"Ke... kemana kalian pergi... gak akan ku biarkan... kalian mencetak gol." Ucap Tibo dengan nafas yang terengah-engah.
"Oper sekarang dia sudah kehabisan staminanya." Ucap Eril.
"Oke."
"Jangan anggap remeh aku." Walau dengan nafas yang terengah-engah Tibo tetap berhasil mendapatkan bola dari kaki pemain SMA 70.
"Cetak gol wahai abang kelasku yang tercinta." Tibo melakukan tendangan trivela untuk melakukan umpan kepada pemain terdepan untuk mencetak gol.
Gila setelah lakukan trivela buat shooting sekarang juga lakukan trivela buat umpan anak ini emang penggila trivela.
Batin Doni.
"Jangan anggap remeh striker kelas 3 kami SMA 70 bahkan tanpa trivelaku pun mereka lolos 8 besar Kota ini tahun lalu." Ucap Tibo.
Bola tersebut didapatkan oleh pemain SMK Merah Putih iapun melakukan shooting dengan tendangan volley.
*push...
Namun Al berhasil melakukan penyelamatan gemilang saat itu.
"Dan juga jangan meanggap remeh aku. Walaupun baru bermain bola selama 4 bulan tetapi aku pernah mengalahkan Chandra sekali!" Ucap Al dengan menarik sudut bibirnya sembari memeluk bola yang berhasil ia tangkap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments