Harus bertemu lagi

"Ditolak? Gak usah bercanda deh, ya kali modelan incaran cewek-cewek ditolak Fania, lebih percaya Madara jadi hokage sih." Al tertawa lepas mendengar hal itu. Tidak terpikirkan olehnya bahwa pria setampan Chandra bisa ditolak oleh Fania. Padahal mereka terlihat dekat, nyaris seperti pasangan sempurna. Tapi Al tetap tidak percaya bahwa Chandra benar-benar ditolak Fania.

"Ketawa si sialan ini! emang ditolak aku, tanya aja sama orangnya langsung." Chandra melirik ke arah Fania.

Baik Al, maupun Chandra sama-sama memfokuskan pandangan ke arah Fania, membuat gadis yang ditatap sedikit gugup.

"Fan beneran?" Al menurunkan nada bicaranya saat berbicara dengan Fania.

"Iya benar Al." Sahut Fania dengan suara yang pelan, dia agak menunduk.

"Wah kalian bertiga lagi ngomongin apa kayaknya seru, join dong." Ica kembali, dia menatap ketiganya satu persatu, anehnya suasana mendadak canggung.

"Eh, apa aku ganggu? Kok pada diem?" Ica sedikit merasa bersalah, bukan maksudnya mengacaukan percakapan orang lain, dia hanya mencoba bersikap hangat kepada orang-orang yang dikenalnya.

"Gada apa-apa ko. Mmm... Ayo kita pulang Ca." Ajak Fania dengan buru-buru.

"Eh sekarang?" Sahut Ica.

"Ih iya ayo." Fania menarik tangan Ica untuk pulang.

"Eh jangan tarik-tarik sakit. Thea mana? Ayo ajak Thea dulu!" Ica melirik ke kanan kiri, tidak menemukan keberadaan sahabat baiknya itu. Mereka berdua sepakat mencari Thea lalu pulang, meninggalkan Al dan Chandra yang hanya tinggal berdua.

"Kalo gitu aku juga mau pergi Chan." Al berbalik bersiap pergi.

"Kau suka sama Fania ya?"

Pertanyaan Chandra yang itu sukses menghentikan langkah Al, Al yang ingin pergi langkahnya tertahan.

Al terdiam, dia tidak menatap mata Chandra sedikit pun, tidak pula berbalik. Dia hanya memandang lurus kedepan. Al menarik napasnya dalam-dalam, berusaha menyembunyikan kegugupan sekaligus perasaannya.

"Gak, kami cuma temen." jawab Al sekenanya, tanpa berbalik. Padahal jawaban sebenernya tertahan sempurna di ujung lidah. Dia masih menyukainya, gadis itu.

"Yah, kita anggap aja begitu." Dan sialnya Chandra juga peka, pemuda di depannya yang tidak ingin berbalik saat menjawab pertanyaan sensitif itu, ternyata juga menaruh rasa pada gadis yang ia sukai.

Meski Al mengatakan tidak, tapi sebagai pria, Chandra bisa tau, pemuda yang ia anggap rival dalam bola ternyata juga rivalnya dalam hal asmara.

" Kau diajak Ferza buat setim dengannya bukan?" Awalnya Chandra hanya menebaknya. Saat dia melihat Ferza dan Al berbicara.

"Dari mana kau tau?" Tanya Al, kali ini dia berbalik dengan sempurna menatap Chandra. Ah, tebakan Chandra benar dengan sempurna.

"Aku juga pernah diajaknya dulu saat kalah di final. Tadi kau menanyakan soal Ferza berarti kau sudah bertemu dengannya, sudah pasti dia tertarik padamu." Sahut Chandra.

Al hanya terdiam, sebenarnya Al juga bingung mau berbuat apa. Kesempatan besar untuk meraih lebih banyak tropy terbuka lebar ketika dia satu tim dengan Ferza, tapi dia tidak ingin meninggalkan teman-teman seperjuangannya di SMA 70.

Hening

Angin berhembus menerpa wajah Al, rambutnya kembali acak. Dia diam, kegundahan ini kembali berlanjut, Ferza dan timnya cukup menarik, tapi sekolah dan rekan seperjuangannya terlalu berharga untuk ditinggalkan.

"Lupakan soal Ferza, kali ini kita imbang 1 sama kan?" Melihat Al yang terdiam Chandra mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya. Skor itu akan berubah menjadi 2-1 saat aku mengalahkanmu di turnamen Kota nanti." Al tersenyum tipis.

"Itupun jika kalian bisa lanjut terus hingga bertemu, banyak sekolah yang hebat di Kota ini jadi jangan sampai kalah sebelum bertemu dengan kami." Chandra mengulurkan kepalan tangannya. Dia bukan orang ramah yang suka mengajak orang lain mengobrol, tapi dengan Al rasanya berbeda.

Sejak awal pertemuan mereka, Chandra sudah merasakan ada yang berbeda dari Al. Sikapnya, kemampuannya, ekspresi dan ketengilannya yang membuat Chandra semakin haus untuk menjebol gawang yang dijaga pemuda itu. Chandra memang suka gol, tapi gol yang tercipta dengan Al sebagai kipernya benar-benar berbeda rasanya.

"Yah tampaknya kau tidak puas sekali ku kalahkan." Al membalas kepalan tangan itu.

Sebuah tos tercipta, tos pertama antara Chandra sang playmaker dan Alfein sang kiper. Dua orang yang berkenalan di lapangan, bertekad untuk terus bertanding di lapangan, yang mereka tidak tau apa yang akan terjadi dimasa depan.

"Aku pergi dulu dah ditunggu yang lain." Al pergi meninggalkan Chandra. Setidaknya perasaannya sedikit lebih baik.

Baru beberapa langkah Chandra langsung berteriak sesuatu kepada Al.

"Oh iya drawing turnamen Kota akan dilaksanakan besok jangan sampai pulang duluan kau siapapun lawannya." Ucap Chandra.

"Dibanding bilang itu sama ku, mending ngaca terus bilang sama diri sendiri. Aku bakal menang siapapun lawannya!" Al tersenyum mengejek, begitu juga dengan Chandra.

Keduanya berbalik, saling memunggungi, berjalan berlawanan arah, dengan senyum yang masing-masing terlukis di wajah mereka. Dengan tekad akan bertemu lagi di lapangan nanti, harus menjadi lebih hebat dan kuat, mengalahkan tim kuat atau lemah yang akan datang nanti, dan puncaknya mereka harus bertemu lagi dengan kemampuan dan tekad untuk menang yang lebih tinggi.

*****

Kebesokan harinya saat pulang sekolah.

"Berhubung hari ini ada undian drawing turnamen bola maka hari ini kita libur ekskul." Ucap Pak Danang saat memberi pengumuman untuk libur ekskul.

"Libur yey..." sontak seluruh pemain tampak senang dengan pemberitahuan ini.

"Yah istirahat lah kalian. Bapak akan pergi dengan Ridwan sebagai kapten tim untuk melihat siapa lawan pertama kita." Sambung Pak Danang.

"Semoga lawan kita langsung SMA 48 akan ku kalahkan kau Ferza." Ucap Eril dengan semangatnya.

"Weh jangan dong aku gamau pulang duluan." Leo tampaknya tidak setuju dengan harapan Eril yang ingin bertemu dengan Ferza langsung.

"Haha kau gemetaran Leo. Tenang saja senpai mu ini akan mencetal hatrick ketika menghadapi SMA 48." Ucap Eril dengan tengil sembari merangkul pundak Leo.

"Yah siapapun lawannya kalian harus kasih yang terbaik. Kalo gitu beristirahatlah." Pak Danang dan Ridwan meninggalkan pemain lainnya dan menuju ke lokasi Drawing.

"Kira-kira siapa lawan kita ya."

*****

Di malam harinya tidak ada tugas dari sekolah. Al menyempatan waktu itu untuk rebahan sembari memainkan ponselnya. Tidak lupa dia mengecek grub WA ekskul sepak bola.

^^^@Bang Ridwan kapten siapa^^^

^^^ lawan kita nanti?^^^

^^^18.52^^^

Ridwan

Undiannya sudah keluar

Besok ku kasih tau siapa

Lawannya.

18.55

Eril

Kenapa gak sekarang

Aja sih. Kepo nih😒

18.57

Ridwan

Pak Danang suruh rahasiain dulu.

19.00

Eril

Gak asik.

19.01

Riski

Yang numpang menang

gabisa cetak gol

gosah sok²an.

19.03

Eril

Asem kau Ki.

Read

*****

Keesokan harinya saat jam istirahat Pak Danang mengumpulkan pemain ekskul sepak bola di aula.

"Baiklah anak-anak bapak akan memberitahukan hasil undian drawing kemarin. Bapak kirim ke grub ya." Ucap Pak Danang mengirim foto undiannya ke grub WA ekskul sepak bola.

"Lawan pertama kita adalah SMK Merah Putih. Mereka adalah tim yang lolos 8 besar tahun lalu." Tambah Pak Danang memberitahukam lawan pertama SMA 70 di turnamen Kota nanti.

"Weh liat kita berada di satu bagan dengan SMA 48." Mata Eril terfokus mencari SMA 48.

"Ah masih jauh itu kemungkinan kita berhadapan dengan mereka di semi final. Itupun kalo kita bisa ngalahin SMA Al Baqila yang merupakan peringkat 4 tahun lalu di babak 8 besar." Sahut Ilham.

"Wismaraja dan Trisatya berada di bagan yang berbeda." Ucap Doni.

"Seperti yang kalian lihat semi finalis tahun lalu dipisahkan menjadi tim unggulan. Mereka tidak akan bertemu sebelum di partai semi final. Dan kita dapat di bagan kanan yang merupakan bagannya peringkat 1 dan peringkat 4. Jika mulus kalian akan berhadapan dengan SMA Al Baqila di babak 8 besar dan bertemu SMA 48 di Semi Final, dan kalian akan bertemu perwakilan bagan kiri yang menurut saya Wismaraja dan Trisatya yang unggulan disana. Tapi itu masih prediksi bola itu bulat apapun bisa terjadi, yang penting kita kalahin dulu SMK Merah Putih di ronde pertama ini." Ucap Pak Danang memperjelas tentang undian itu.

Undian sudah keluar Chandra. Jangan sampai kalah kita akan bertemu di Final. Lawan peringkat 4 di 8 besar serta lawan juara bertahan di semi final. Membuat semakin tidak sabar.

Batin Al menggebu gebu saking tidak sabarnya untuk bermain diturnamen kota perdananya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!