"Gila Trivela! Kau terlihat mahir dalam menggunakan umpan itu Bang Dimas." Doni sangat menganggumi umpan trivela yang dilakukan oleh Dimas. Terlihat dari matanya dia sangat ingin untuk melakukan umpan trivela seperti yang dilakukan Dimas.
Trivela merupakan teknik menendang bola menggunakan kaki luar. Teknik ini sangat spesial karena hasil tendangannya bisa menghasilkan lengkungan yang sulit ditebak oleh lawan. Selain menjadi opsi umpan, Trivela juga bisa menjadi opsi shootingan bola untuk mengecoh kiper lawan.
"Latihan pertamamu hari ini adalah menguasai teknik trivela. Dengan teknik ini kau tidak hanya bisa melakukan umpan kepada rekanmu, tetapi juga bisa melakukan shootingan buat mengecoh kiper lawan." Dimas memberikan latihan pertamanya kepada Doni.
"Bolehkah aku melihat tendangamu itu lagi?" Doni meminta Dimas agar mempraktekan kembali tendangan trivela miliknya.
"Oke liat ya." Mengabulkan permintaan Doni, Dimas menendang bola itu menggunakan kaki luarnya kembali dan menghasilkan lengkungan yang sangat bagus dari hasil tendangannya.
"Aku mau coba." Doni mencoba mempraktekan yang di lakukan oleh Dimas. Dia berhasil menendang bola itu menggunakan kaki luarnya hanya saja seperti tendangan mendatar biasa, tidak terangkat apalagi menghasilkan lengkungan seperti yang di lakukan Dimas.
"Ah susah kali." Doni mengacak-acak rambutnya sebagai pelampiasan karena gagal melakukan tendangan trivela.
"Kenapa gagal? Padahal mudah kek gini." Dimas kembali memperlihatkan teknik trivela miliknya.
"Ya ya aku tau seperti itu hanya saja bisa gak di jelasin jangan cuma praktek doang." Dengan ekspresi cemberutnya Doni kesal dengan metode latihan Dimas yang hanya mempraktekan tapi tidak menjelaskan apa yang harus dilakukan saat menendang bola.
"Harus dijelasin padahal mudah tinggal tendang dengan kaki luar angkat dah." Sahut Dimas dengan nada datar.
"Aneh bener ini orang. Aku yakin pasti si Dendy gak tahan dengan sifat abangnya ini." Gumam Doni pelan, tidak terdengar oleh seorang pun.
"Ya kau benar aku gak tahan pas dia yang ngelatih tim." Celetuk Dendy santai, yang tiba-tiba saja sudah berada di sebelah Doni.
Sontak Doni kaget dengan itu.
"Woi bikin kaget aja asem dari mana kau datang?"
"Aku mungut-mungut bolalah. Soal Dimas, aku akui dia hebat. Hanya saja dia tidak pantas menjadi seorang pelatih." Dendy memberikan pendapatnya tentang Dimas yang menjadi seorang pelatih Trisatya saat ini.
"Kenapa gitu? Dia abang mu kan kenapa gak kau dukung."
"Karena bagiku pelatih yang baik tidak hanya tau tentang sepak bola saja. Tetapi bisa memanipulasi asuhannya."
"Manipulasi... Maksudnya?" Doni yang bingung menanyakan maksud perkataan Dimas.
"Ya seperti memotivasi pemain. Jangankan motivasi pemain, abangku aja gak pandai ngomong bahkan memotivasi dirinya sendiri aja gabisa." Dendy mencoba bercanda dengan sedikit merendahkan abangnya.
"Wkwk tapi gitu-gitu dia pelatihmu kan?" Doni hanya tertawa mendengar ocehan dari Dendy.
"Ya, gak cuma itu. Saat mencontohi teknik main bola dia hanya menunjukannya dengan permainan dirinya saja. Tapi dia gak tau gimana cara jelasin bagaimana cara melakukan suatu teknik itu. Ya contohnya macam trivela tadi dia gatau kan gimana cara jelasinnya."
"Kali ini aku setuju denganmu." Ucap Doni dengan wajah datar.
"Kalian berdua meremehkan aku ya?" Dimas tiba-tiba saja nongol dari belakang mereka berdua.
Asem jantungku hampir copot nih. Kalian berdua ini keturunan hantu ya. Nongol tiba-tiba terus.
Batin Doni setelah dikagetkan oleh dua adik kakak penggila bola.
"Kau meremehkan ku ya Den. Kalo misalnya aku bisa ngejelasin cara melakukan tendangan trivela kepada Doni gimana? Uang jajan mu selama 5 bulan untuk ku ya.
"Oke deal tapi kalo gak bisa kau habis makan minum kopi tapi gak isap sebat selama 1 minggu."
"Cih kau mau nyiksa aku ya."
"Kok nyiksa. Harusnya bersyukur masih ada adek yang baik ingatin kau tentang bahaya rokok."
"Kau gak tau ya kalo makan gak ngerokok itu gak afdol."
"Bisa gak kalian berhenti gelud ha." Doni berteriak meminta agar mereka berhenti bertengkar dan melanjuti latihan.
"Diam! Ini urusan kakak beradik." Sontak kedua kakak beradik ini menjawab bersama.
Wilson Al dan Alfian yang berlatih di sisi lain lapngan melihat latihan Doni dari jauh.
"Lihat Bang Wilson tampaknya mereka bersenang-senang dengan latihannya." Al menghela nafasnya sembari mengelap keringat di dahinya.
"Ya kita juga jangan kalah Duo Al." Sahut Wilson sembari mengelap keringat di mulutnya menggunakan kerah baju bagian depan.
Setelah sekian lama berdebat akhirnya kedua adik kakak ini selesai juga dalam perdebatan mereka. Doni hanya bisa terduduk diam melihat tingkah laku mereka berdua.
"Ok Doni aku jelasin ya caranya sangat gampang pertama berikan jarak kaki tumpuan ke bola seperti ini." Ucap Dimas sembari memperlihatkan posisi kakinya.
Doni hanya menganggukan kepalanya saja menandakan bahwa dia paham dengan maksud dari Dimas.
"Yang kedua kau harus mengunci kaki bagian luar mu. Ingat tendang menggunakan kaki bagian luar dan kau harus menendang bola itu tepat pada bagian tengah bola." Dimas mengambil bola dari kakinya lalu menunjukan bagian bola mana yang harus ditendang oleh Doni.
"Terakhir saat bola di lepaskan, kaki yang kau pakai buat menendang bisa di ayunkan sedikit lebih ke atas agar menghasilkan lengkungan. Paham kan? Hasilnya akan seperti ini." Dimas memperlihatkan kembali teknik trivela miliknya kepada Doni.
"Baiklah sekarang coba lakukan."
Ok pertama beri jarak kepada bola, tendang pakai kaki luar dan menendang di sisi tengah bola. Lalu ayunkan kaki ke atas agar menghasilkan lengkungan.
Batin Doni. Dia melakukan apa yang di contohi oleh Dimas walaupun hasilnya tendangan Doni sama seperti operan mendatar biasa.
"Coba terus Don sampai bisa." Dimas menyemangati Doni.
"Tumben bisa ngejelasin kesurupan siapa kau bang?" Dendy mencoba meledek Dimas.
"Diam. Intinya siapin aja uang jajan mu 5 bulan untukku."
"Gamau. Aku lakuin itu agar kau termotivasi untuk ngejelasin teknik trivela kepadanya bukan hanya mencontohi saja."
"Alah banyak omong sesuai janji kau harus berikan uang jajanmu samaku."
"Oke tapi aku kasih tau mamak kalo kau hilangin tuperware pas latihan."
"Woi jangan mati aku nanti kena repet."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments