Semua siswa di akademi masih sibuk dengan pelatihannya masing-masing, mereka masih berusaha mempelajari apa yang telah tetua Nuwa ajarkan.
Begitupun seorang pemuda berusia lima belas tahun nampak sedang berusaha mengontrol api yang sudah berhasil ia kendalikan, namun berulang kali api yang sedang ia kontrol padam dengan sendirinya lagi dan lagi.
"Haiishh.... Kenapa susah sekali?!"
Pemuda itu tidak lain dan tidak bukan ialah Ming shu, ia kembali mencoba memfokuskan kembali pikirannya dan kembali mencoba mengendalikan api dengan energinya, peluh sudah membasahi seluruh tubuhnya namun api yang ia kendalikan kembali padam.
Ming Shu pun merasa kesal, sampai-sampai ia berpikir mungkinkah berlatih di dalam hutan ini adalah sebuah pilihan yang salah? namun ia masih juga tetap gigih dengan usahanya tanpa ada niatan untuk berhenti.
Ming Shu menyalurkan energi yang lebih besar untuk mengendalikan api, dan ternyata api yang berhasil ia kendalikan berukuran lebih besar dari yang sebelumnya.
Ming Shu sangat senang dengan pencapaiannya namun tiba-tiba sebuah angin yang cukup besar menyapu api yang Ming Shu kendalikan, api itu kembali padam namun sebelum itu api yang Ming Shu kendalikan sempat menyambar sesaat kearah wajahnya sendiri.
"Aa.aha.... haha..... haha......"
seketika sebuah tawa pecah dari seseorang yang sedang duduk santai di atas dahan pohon tepat di atas Ming Shu yang kini sedang mengusap wajahnya dengan kasar menggunakan ujung kain bagian lengannya.
Ming Shu sudah bisa menebak siapa pemilik dari suara tawa itu, "Sudah ku duga!" batin Ming Shu.
Si pemilik suara tawa itu pun melompat kebawah dan menapakkan kedua kakinya di atas tanah dengan sempurna, tepat di hadapan Ming Shu.
"Bagaimana rasanya, wajah yang sok kegantengan itu terpanggang oleh api yang kau kendalikan sendiri?!" tanya Guan Lin sambil menarik turunkan alisnya.
Ming Shu menggertakkan gigi sambil mengepalkan tangannya sekuat tenaga.
"G-U-A-N L ...I....I.....I.....N."
Ming Shu sudah tidak bisa lagi membendung rasa kesalnya pada Guan Lin yang selalu saja menjadi pengganggu hampir di setiap harinya.
Guan Lin segera mengeluarkan jurus andalannya sambil mengucapkan nama jurusnya dengan lantang.
"Jurus seribu langkah dalam satu tarikan nafas." Guan Lin menyalurkan energi pada kedua kakinya dan segera berlari dengan secepat kilat.
"Heh, nama jurus yang aneh, seaneh orangnya!" desis Ming shu.
Tanpa menunda waktu, Ming Shu ikut berlari mengejar Guan Lin dan terjadilah aksi kejar-kejaran, Ming Shu tidak menyangkal bahwa jurus andalan Guan Lin memang patut di acungi jempol. Ming Shu di buat hampir kehabisan nafas demi bisa mengejar Guan Lin, ingin rasanya Ming Shu menangkap Guan Lin dan menjewer telinganya.
Namun yang terjadi adalah Ming Shu berhenti berlari dengan nafas yang tidak beraturan, Guan Lin yang menyadari lawan yang mengejarnya sudah kelelahan ia berbalik dan menjulurkan lidahnya pada Ming Shu.
Hal itu sukses membuat amarah Ming Shu kembali memuncak.
"Awas kau ya, dasar bocah nakal, terima ini."
Ming Shu berusaha mengendalikan api dan mengarahkannya pada Guan Lin, namun Guan Lin berhasil mengelaknya alhasil api yang di kendalikan Ming Shu malah mengenai dahan pohon.
Guan Lin kembali mengejek Ming Shu yang tidak dapat mengenai sasarannya, sambil menjulurkan lidah nya Guan Lin berlari kembali sambil menghindari semua serangan api yang Ming Shu kerahkan ke arahnya.
Ming Shu kembali mengejar Guan Lin sambil berusaha menyerangnya dengan api yang ia kendalikan, namun sayangnya Guan Lin selalu berhasil mengelak dan kembali pepohonan di sekitarnya yang menjadi korban.
***
Beberapa siswa yang tidak sengaja lewat, melihat kondisi hutan yang kini sudah di lahap api di beberapa tempat, mereka pun langsung berteriak.
"Kebakaran, kebakaran."
Beberapa siswa lainnya berdatangan dan ikut berkumpul menyaksikan api yang membakar beberapa pohon dan mulai menjalar pada daun-daun kering yang berserakan di tanah. Mendengar suara kegaduhan, beberapa siswa senior datang dan langsung memberi perintah pada salah satu pemuda di sampingnya.
"Cepat laporkan pada guru pembimbing, terjadi kebakaran di hutan."
"Baik," pemuda itu segera berlari untuk melapor pada salah satu guru pembimbing di akademi.
***
"Hah, akhirnya."
Seorang pemuda berusia tiga belas tahun menyudahi latihannya, dia sangat senang karena pada akhirnya ia bisa mengendalikan air seperti yang tetua Nuwa ajarkan.
Namun saat ia sedang berjalan hendak kembali ke kediamannya, tiba-tiba seseorang berlari dengan sangat kencang dari arah belakang dan tidak sengaja menabraknya.
"Maaf, maafkan saya tuan muda Tian, saya sedang terburu-buru, mau melapor pada guru pembimbing bahwa sedang terjadi kebakaran di hutan sana!" ucap seorang pemuda dengan nafas yang masih tersendat.
"Mn, tidak masalah, pergilah!"
"Terima kasih tuan muda Tian."
Pemuda itupun melanjutkan larinya dan langsung mencari salah satu guru pembimbing untuk segera melapor.
Sementara Tian Zhi teringat akan teman baiknya yang tadi sempat pamit pergi kehutan saat Tian Zhi masih berlatih di danau, Tian Zhi pun segera berlari menuju hutan untuk mencari teman baiknya.
Saat tiba di depan hutan, sudah banyak berkumpul para siswa, dan juga ada beberapa siswa senior sedang berusaha memadamkan sebagian api dengan sihir airnya.
Tian Zhi sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu saat mendengar bahwa Guan Lin dan Ming Shu ada di dalam hutan sana.
Pada akhirnya Tian Zhi berusaha menerobos kedalam hutan yang masih dilahap api, Tian Zhi tidak menghiraukan teriakan para siswa yang melarang Tian Zhi untuk masuk kedalam hutan.
Tian Zhi berusaha mencari keberadaan dua sahabatnya yang beberapa siswa tadi bilang sempat melihat Guan Lin dan Ming Shu sedang kejar-kejaran di dalam hutan.
***
"Oy, hentikan serangan mu itu, kau telah membuat tempat kesayangan ku ini kebakaran!" Guan Lin berusaha mengingatkan Ming Shu.
Ming Shu pun seketika berhenti dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ming Shu baru tersadar dengan situasi di sekitarnya, api mulai menjalar kemana-mana dan asap hitam pun kian bertambah tebal menyelimuti hutan.
"Ini semua gara-gara kau!" hardik Ming Shu.
"Kenapa aku, memangnya siapa yang mengendalikan api?!"
Ming Shu terdiam, ia ingin menjawab namun memang dia sendiri yang telah mengeluarkan api.
"Nah, kau sendiri kan, jadi siapa yang salah?" ejek Guan Lin.
"Itu semua karena kau yang menggangguku,"
bela Ming Shu.
"Aku kan hanya mengganggu sedikit," ucap Guan Lin santai.
"Apa kau bilang, sedikit, akan ku perlihatkan padamu apa itu yang di sebut sedikit." Ming Shu kembali mengendalikan apinya dan mengarahkannya pada Guan Lin, namun apinya langsung padam karena seseorang memadamkannya dengan air.
"Tian Zhi, kau penyelamatku."
Guan Lin segera berlari ke arah Tian Zhi dan langsung merangkul lengannya.
"Kau hebat Tian Zhi, kau sudah bisa mengendalikan air dengan baik," puji Guan Lin.
"Kau terlalu berlebihan, saudara Ming Shu jauh lebih hebat dariku," jawab Tian Zhi.
"Tentu saja, lihat, bahkan aku sudah bisa membakar sebagian dari hutan ini!" ucap Ming Shu dengan bangga.
"Itu juga berkat bantuan ku, kau ingat api yang bisa kau kendalikan hanya seukuran biji teratai," timpal Guan Lin.
"Oh, jadi ini semua ulah kalian berdua?!"
Tetua Nuwa datang secara tiba-tiba dan langsung menjewer telinga Guan Lin dan juga Teling Ming Shu, keduanya diseret keluar dari dalam hutan secara paksa.
.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🔴ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐
terus jewer aja Guan Lin & Ming Shu, biar kapok punya kekuatan bukan di gunakan k jln baik2 , malah buat main2
akhirnya kebakaran hutan yg gk sengaja mereka lakukan
2023-10-04
0
🔴ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐
Guan Lin , batas kesabaran seseorang ada batas y
km terus2an berbuat sesuka hatimu menggangu Ming Shu, apa gk punya pekerjaan lain selain mengganggu orang lain😤
2023-10-04
0
🔴ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐
semangat lah Ming Shu💪💪💪 kegagalan adalah cara menuju kesuksesan
2023-10-04
0