“Benar, Tuan muda! Dia Ashlyn, wanita kurir yang kita temui tadi siang,” jawab Matt membenarkan.
Luca pun kembali terdiam dan menatap wanita itu. Entah apa yang Luca pikirkan pada saat itu, Max dan Matt sama sekali tidak bisa menebaknya.
Terlebih lagi wajah dingin Luca membuat keduanya tidak berani untuk menanyakan apapun. Sudah cukup beruntung Luca mau menerima mereka berdua sebagai pengawalnya, itulah yang Matt dan Max pikirkan selama ini.
“Permisi, Tuan! Ini pesanan anda,” ujar seorang pelayan yang datang membawa makanan pesanan mereka.
“Ouhya, … Terima kasih!” ucap Matt.
Sedangkan Luca tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari wanita bernama Ashlyn itu yang sedang sibuk melayani para pelanggan yang semakin malam semakin ramai. Bahkan Luca sampai tidak bisa focus menyantap makanannya, karena terus melihat dan memperhatikan Ashlyn.
...****************...
Sepanjang perjalanan menuju ke hotel, pikiran Luca juga di penuhi tentang wanita itu. namun, di tengah lamunannya, tiba-tiba ponselnya kembali bergetar menampilkan nama Papahnya dalam daftar panggilan masuk.
“Iya, Pah!” ujar Luca begitu menerima panggilan tersebut.
“Bagaimana pekerjaanmu? Apakah kau berhasil bertemu dengan Robert dan Henry?”
Rayden tahu bahwa saat ini putra sulungnya sedang dalam mode tidak ingin basa basi, sehingga dia langsung saja menanyakan pada intinya.
“Mereka menghindari perwakilan dari perusahaan kita, Pah! Namun, Papah tenang saja, Luca sudah memiliki beberapa rencana untuk menyelesaikannya,” jelas Luca.
“Baiklah, Papah akan percayakan proyek ini padamu! Tapi ingatlah, jangan lupa makan! Selalu hubungi Papah dan Mamah dan jangan membuat masalah yang tidak bia kamu tangani sendiri. Mengerti ‘kan maksud Papah?” Rayden memberikan beberapa nasehat layaknya seorang ayah.
“Iya, Pah! Luca mengerti,” jawab Luca.
“Baguslah, Nak! Sekarang istirahatlah, jika kau tidak nyaman tinggal di hotel yang telah Papah persiapan kau boleh pindah ke Apartemen ataupun Villa Papah yang ada di sana,” ujar Rayden yang benar-benar memperhatikan fasilitas selama Luca di sana.
“Iya, Pah! Luca tidak ada masalah dengan yang lainnya,” sahut Luca.
“Okay, Papah tutup teleponnya sekarang! Berhati-hatilah di sana,” pamit Rayden.
“Iya, Pah!”
Setelah mendengar jawaban dari Luca, sambungan telepon itu pun terputus. Ketika pandangan Luca menatap keluar jendela, lagi dan lagi dia melihat sosok Ashlyn yang sepertinya sedang perjalanan kembali ke rumahnya.
“Wanita itu lagi?” batin Luca dengan tatapan yang terus tertuju pada Ashlyn yang tengah berjalan sendirian di tengah malam.
“Dalam sehari setiba diriku di negara ini, sudah berapa kali aku melihatnya? Apakah ini yang di namakan sebagai sebuah takdir? Ataukah Tuhan memang mengirimnya kepadaku sebagai pengganti Axlyn?” Hati dan pikiran Luca kembali berdebat.
“Tidak! Ini tidak ‘lah benar, seseorang yang hidup di dunia tidak akan pernah menjadi pengganti apapun. Sebab sejak dilahirkan mereka akan menjadi diri mereka masing-masing. Lagi pula Axlyn tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun di hatiku, meskipun mereka memiliki kemiripan.”
Namun, ternyata pikirannya mengalahkan hatinya. Luca sadar bahwa Axlyn dan Ashlyn sudah adalah dua wanita yang berbeda.
Kali ini Luca hanya diam dan memperhatikan sampai mobilnya melewati wanita yang sangat mirip dengan Axlyn itu. Tanpa berniat memberitahu Matt dan Max yang sepertinya tidak melihatnya.
“Aaah, … Benar, beberapa orang pernah mengatakan bahwa Axlyn berasal dari Asia. Apakah wanita itu salah satu keluarganya? Jika memang benar, maka sudah seharusnya aku meminta maaf kepada mereka karena menjadi penyebab meninggalnya Axlyn,” batin Luca lagi yang teringat dengan kemungkinan bahwa masih ada keluarga Axlyn.
“Max, cari tahu tentang identitas Ashlyn secara lengkap!” perintah Luca yang membuat Matt dan Max sedikit merasa terkejut.
“Ouh, … B-baik, Tuan muda!” sahut Max sampai tergagap.
“Dan Matt, kau cari tahu apa saja jadwal kegiatan Robert dan Henry untuk besok dan beberapa hari ke depan. Kalau perlu tempatkan beberapa orang untuk selalu mengawasinya, sebab aku mereka mereka pasti akan mencari berbagai alasan untuk menghindari pertemuan denganku!”
Tidak hanya Max, Luca pun memberikan tugas yang sama kepada Matt tapi dengan target yang berbeda.
“Siap, Tuan muda!” sahut Matt.
“Satu hal lagi! Jangan pernah kalian berdua memberitahu kepada siapapun dengan Ashlyn, terutama pada Papah dan Mamahku! Dan satu lagi, Lucia!” ujar Luca menegaskan pada Max dan Matt untuk tutup mulut tentang keberadaan Ashlyn yang sangat mirip dengan mendiang Axlyn itu.
“Baik, Tuan muda!” sahut Max dan Matt bersamaan.
“Aku ingin semua informasi itu sudah ada sebelum kita mengunjungi HK Group lagi. Apa kalian berdua mengerti?” desak Luca.
“Kami mengerti, Tuan muda!” sahut keduanya.
Pembicaraan itu pun selesai bertepatan dengan sampainya mereka di sebuah hotel mewah, tempat yang akan di jadikan rumah sementara untuk mereka.
Seperti biasa Max segera turun untuk membukakan pintu mobil untuk Luca, begitu Matt menghentikan mobilnya.
Luca pun segera berjalan masuk ke dalam hotel, dimana dia langsung di sambut beberapa staff hotel di sana.
Namun, Luca hanya menerima kunci kamarnya tanpa memperdulikan penyambutan yang sudah di siapkan untuknya.
...****************...
Keesokan paginya, sesuai apa yang di perintahkan Luca tadi malam. Max dan Matt menghadap Luca dengan informasi yang mereka dapatkan dengan susah payah dalam waktu satu malam.
Pagi itu terlihat Luca yang baru saja menyelesaikan aktivitas mandi paginya terlihat dari rambutnya yang masih basah.
Menambah kesan seksi dan ketampanan yang tiada tara, terlebih pada bagian roti sobeknya yang bikin lapar dan sepertinya sangat nikmat untuk di jadikan sarapan para readers pagi itu.
“Selamat pagi, Tuan muda!” sapa Max dan Matt seraya membungkuk memberi hormat.
“Hmmm, … Apa kalian mendapatkan informasinya?” Luca langsung menanyakan apa yang ingin dia dengar.
“Tentu, Tuan muda! Dan saya menemukan fakta yang sangat mengejutkan tentang Ashlyn.”
Max yang terlebih dahulu menyerahkan hasil kerjanya dalam semalam. Luca menerima berkas informasi yang berisi tentang identitas Aslyn itu.
Wajahnya terlihat sangat terkejut ketika dia membaca halaman demi halaman informasi yang ada di dalamnya.
“Tuan muda, sepertinya keluarga mendiang Axlyn menyembunyikan dirinya di negara ini!” ujar Max, Matt pun terkejut tanpa harus bertanya dia sudah tahu bahwa keluarga yang di bicarakan Max adalah Ashlyn.
“Sebab dari informasi yang berhasil saya temukan, mereka tinggal di negara ini bersamaan dengan kejadian dimana Levi menyelamatkan mendiang Axlyn dulu,” imbuh Max yang terdengar ragu-ragu ketika membahas tentang Axlyn yang berkaitan dengan masa lalu mereka.
“Zhavera Kayvara Axlyn! Zhavera Kayvara Ashlyn! Zhavera Kayvara Alicia!”
Luca membaca tiga nama yang hampir sama pada kartu keluarga tersebut.
“Axlyn! Ashlyn dan Alicia!”
Luca kembali mengulang nama belakang ketiganya sembari memikirkan sesuatu yang tidak bisa Max dan Matt tebak sama sekali.
^^^Bersambung, ....^^^
...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...
...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari....
...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...
...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...
...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....
...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...
...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...
...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...
...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Triplets
2024-02-21
0
═ NISA ═
axlyn yg meninggal ashlyn yg ada skrg Alicia...?... apakah dia wanita yg ada di klan musuh waktu sama axlin dulu ya...
2024-02-03
0
Ramlah Kuku
sudah kuduga pasti kembarannya
2024-02-01
0