Ashlyn, Bukan Cinta Pengganti
Satu minggu setelah pemakaman Axlyn, ….
Setelah kepulangan Luca dari Paris dan dalam keadaan Luca yang masih berduka. Will, Felix dan Jaydon yang membereskan sisa anak buah Luke tiba-tiba mendatangi Luca dan meminta hal yang membuat seketika Luca menjadi marah besar.
“Luca kapan kau kembali dari Paris?” tanya Will sebagai basa basi.
“Kemarin!” Luca menjawabnya dengan singkat, padat dan jelas.
“Bagaimana dengan sisa anak buah bajingan itu?”
Kemudian, Luca lanjut menanyakan tentang hasil pekerjaan Will yang dia berikan sebelum pergi ke Paris.
“Semuanya sudah beres! Polisi setempat sudah menjatuhi hukuman kepada mereka dengan hukuman mati, karena bukti-bukti kejahatan mereka yang kau dapatkan.” Will menjelaskan hasil laporan yang dia kerjakan.
“Kerja bagus! Kalian boleh pergi sekarang,” ujar Luca masih dengan raut wajah dinginnya.
Meskipun sudah mendapat perintah untuk membubarkan diri, tapi Will, Felix dan Jaydon masih saja berdiri di hadapannya dengan raut wajah tang terlihat gugup dan kebingungan.
Luca yang memang sejak kecil sangat peka langsung menyadari bahwa ketiga Pamannya ingin mengatakan sesuatu kepadanya. Namun, ketiganya terlihat ragu dan malah saling menunjuk satu sama lain.
Awalnya Will melaporkan hasil dari tugasnya membereskan sisa anak buah Luke yang masih hidup, tapi berakhir dengan hukuman mati dari pihak yang berwajib.
Mendengar laporan itu, Luca terlihat sangat puas meskipun lebih terlihat raut kesedihan dan kehilangan di wajahnya. Hingga laporan tambahan yang di katakan oleh Will dan di dukung oleh Felix dan Jaydon membuat Luca naik pitam.
“Ada apa? Apakah ada hal lain yang Paman ingin katakan padaku?” tanya Luca merasa tidak nyaman dengan tingkah ketiga Pamannya.
“Begini Luca, memang ada hal lain yang belum Paman laporkan kepadamu,” jawab Will yang akhirnya memberanikan diri untuk bicara.
“Apa itu?”
Tanpa ingin buang waktu, Luca langsung mendesak Will untuk segera mengatakannya. Raut wajahnya masih terlihat layaknya gunung es, tapi tatapan matanya setajam pedang yang baru di asah sama persis seperti Rayden ketika sedang kondisi hati yang tidak baik.
“Begini sebenarnya tidak semua anak buah Luke yang kami masukkan ke dalam penjara dan mendapat hukuman mati. Ada dua orang yang kami kecualikan, karena dia sangat memohon untuk, …”
Will menggantung ucapannya, karena dia sudah bisa menebak bagaimana reaksi Luca ketika mendengar perkataannya yang selanjutnya.
“Apa? Cepat lanjutkan!” desak Luca ucapannya penuh penekanan.
“Mereka memohon agar kita mau menerima mereka sebagai anggota.”
Felix yang tidak tahan dengan suasana yang mencekam itu langsung saja melanjutkan perkataan Will yang tadi belum selesai.
“APA!”
Luca tampak terkejut, dari nada bicaranya yang sedikit meninggi sudah pasti Luca akan langsung menolak kedua orang tersebut.
Namun, Felix mengabaikan reaksi Luca tersebut dan tetap memanggil kedua orang yang mereka bicarakan untuk masuk menemui Luca.
“Kalian berdua masuklah!” Felix menyuruh kedua untuk tetap masuk.
Dan begitu melihat orangnya, seketika itu juga raut wajah kemarahan langsung di tunjukan oleh Luca.
Ternyata dua anak buah Luke yang di maksud oleh ketiga pamannya itu adalah Max dan Matt, mantan orang kepercayaan Leona, wanita yang telah menusuk tepat jantung Axlyn hingga membuatnya meninggal dunia.
“Apa maksud Paman melakukan ini?”
Untuk pertama kalinya Luca berani membentak kepada ketiga pamannya itu. baik Will, Felix maupun Jaydon pun terkejut melihat kemarahan Luca yang di luar dari perkiraan mereka.
Mereka memang sudah menduga bahwa Luca akan marah dengan ide mereka yang ingin menjadikan Matt dan Max menjadi salah satu anggota klan BlackSky.
“Kami tidak bermaksud apapun, Luca! Kami hanya menyayangkan pemuda berbakat seperti mereka berdua harus mati hanya karena Tuannya telah mati. Lagi pula mereka sudah menyadari kesalahannya,” jelas Felix berusaha membujuk Luca agar bisa mengerti tujuan mereka melakukan perekrutan Matt dan Max.
“Luca, kau mungkin sudah tahu bahwa Felix dan Jaydon dulunya juga adalah musuh kita. Jadi, kami bertiga berharap Matt dan Max juga mendapat kesempatan yang sama seperti mereka.” Will menambahkan.
“Kita juga masih kekurangan anggota yang bisa di andalkan seperti mereka, _....”
“Cukup!”
Belum selesai Jaydon bicara, Luca dengan tegas langsung memotongnya. Tatapan matanya semakin tajam, raut wajahnya yang layaknya gunung es menampakan kemarahan yang sudah sangat memuncak.
Satu kata lagi keluar dari mulut ketiga pamannya, maka saat itu juga Luca tidak bisa lagi menahan kemarahan.
“Luca mereka tidak ada, _....”
“AKU BILANG CUKUP!”
Kali ini bukan lagi bentak yang di tunjukan Luca, tapi di sertai dengan teriakan yang sampai memenuhi seisi ruangan.
Seketika Will dan yang lainnya terdiam, sedangkan Rayden yang datang bersama Levi dan Lucia segera memasuki ruangan itu begitu mendengar suara Luca.
“Luca, ada apa?” tanya Rayden begitu masuk dengan tatapan penuh khawatir.
“Ada apa, Kak? Kakak baik-baik saja?”
Begitu juga Lucia yang segera menghampiri Kakaknya dengan di bantu oleh Levi, karena kondisi Lucia memang belum pulih sepenuhnya.
Sedangkan Levi hanya diam sembari menunggu salah satu dari banyaknya orang di dalam sana bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
“Tanyakan saja sendiri pada ketiga orang ini!”
Perkataan yang di ucapkan Luca terdengar sangat dingin, tatapan tajamnya tak teralihkan sedikitpun dari ketiga. Sontak saja, Rayden, Levi dan Lucia langsung menatap ke arah Will dan yang lainnya untuk menuntut penjelasan.
Namun, tidak ada satu pun dari ketiganya yang mau bersuara. Hingga Rayden terpaksa menunjuk salah satunya dengan berkata, “Will, apa yang terjadi di sini?”
Namun, Felix yang menjawab, “Tuan muda, kami bertiga hanya ingin merekrut kedua orang ini untuk menjadi salah satu anggota klan kita. Kami ingin memberikan kesempatan yang sama seperti yang kami dapatkan dari anda kepada mereka.”
“Aku tidak akan pernah mengijinkannya!” tukas Luca.
“Cobalah untuk tenang, Kak!” Lucia mencoba menenangkan Kakaknya sembari menepuk-nepuk pundaknya.
“Apa alasannya Luca?” tanya Rayden yang kini mengalihkan pandangannya pada Luca.
“Karena mereka termasuk orang yang telah membuat Axlyn-ku terbunuh,” jawab Luca tanpa peduli dengan pemikiran orang lainnya.
“Luca, _....”
“Pah, jika Papah memang menyayangi Luca dan keluarga Papah. Maka Luca mohon dengan sangat, Papah bubarkan klan mafia ini. Sehingga tidak akan ada orang yang kita cintai lagi yang mati.”
Semua orang pun terkejut dengan permohonan dari Luca. Mereka sungguh tidak percaya hanya karena ingin merekrut dua orang itu saja, Luca sampai ingin membubarkan klan yang sudah ada bahkan sebelum ada Luca di dunia ini.
“Kak, _....” Lucia ingin mengatakan sesuatu, tapi ucapannya segera di potong oleh Papahnya.
“Luca, tetaplah berpikir rasional!” seru Rayden sedikit membentak.
^^^Bersambung, ....^^^
...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...
...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari pukul 08.00 am....
...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...
...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...
...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....
...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...
...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...
...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...
...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
baru mampir kesini.. awal yg menarik 😊
2024-07-09
0
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
seson 3
2024-04-12
0
Ramlah Kuku
luca benar benar marah
2024-01-31
1