“Jika hanya itu yang Papah perintahkan, mungkin Luca bisa mengerti! Karena seperti yang Papah katakan bahwa klan BlackSky bukan hanya tentang Luca seorang, tapi melibatkan banyak orang. Namun, perintah Papah selanjutnya yang sama sekali tidak bisa Luca terima!”
Luca buka suara, dia tidak ingin adik kesayangannya menjadi salah paham hanya karena mendengar penjelasan Rayden secara sepihak. Bahkan bukan hanya penjelasannya yang secara sepihak, perintahnya pun juga sama.
“Sebenarnya apa yang terjadi? Memang apa yang Papah perintahkan kepada Kak Luca?”
Lucia terlihat bingung, karena baik Rayden dan Luca sama-sama tidak menjelaskan secara terperinci apa yang sedang mereka bahas saat itu. Levi yang sedari tadi diam memperhatikan pun juga ikut bingung dengan topik pembahasan ayah dan anak itu.
“Papah hanya memerintahkan dia menyelesaikan masalah perusahaan sesuai posisinya sebagai Direktur Utama,” jawab Rayden yang tidak berani membahas tentang dia menempatkan Max dan Matt sebagai pengawal pribadi Luca.
“Tapi sepertinya bukan itu saja! Kayaknya Papah masih menyembunyikan sesuatu.” Perkataan Levi seolah mendukung Luca dan mendesak Rayden untuk berkata jujur.
“Ouh, … Tepat sekali! Asal kalian berdua tahu, Papah dengan sengaja menempatkan dua orang yang paling aku benci sebagai pengawal pribadiku!” ujar Luca dengan penuh antusias seakan dia mendapat dukungan luar biasa dari Levi untuk membalik menyerang Papahnya.
“Apakah yang Kakak Maksud itu, Matt dan Max?” tanya Lucia memastikan.
“Benar sekali!” Luca dengan cepat membenarkan pertanyaan dari sang adik kesayangan.
“Papah, _....”
“Papah punya alasan sendiri melakukan itu, Lucia!” potong Rayden sebelum Lucia menceramahinya.
“Luca juga punya alasan tersendiri untuk menolaknya, tapi kenapa Papah masih tetap memaksa!” tukas Luca.
“Papah lakukan ini demi kebaikanmu, Luca!” seru Rayden menekankan.
Luca membalas, “Kebaikan yang mana, Pah?”
“Cukup! Hentikan perdebatan kalian berdua!” Lucia mencoba menengahi keduanya.
“Lihatlah, Luci! Bagaimana sikap Kakakmu sekarang? Berani melawan perkataan orang tua dan tidak mau menerima nasehat dari Papah,” ujar Rayden dengan emosi yang menggebu-gebu.
“Luca tidak akan seperti ini, kalau Papah tidak ikut campur dengan kehidupan pribadi Luca!” Luca masih saja membalas perkataan Papahnya.
“Papah juga tidak akan pernah ikut campur dengan kehidupan pribadimu. Jika saja kau bisa mengatasi perasaanmu sendiri terhadap cinta sepihak mu itu yang sudah mati!”
“Papah sungguh keterlaluan!”
“Luca, _....”
Saking terbawa emosinya Rayden sampai tidak menyadari bahwa apa yang baru saja dia ucapkan sangatlah tidak tepat. Namun, ketika Rayden menyadarinya dan berniat untuk meminta maaf. Luca sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan ruangan itu.
“Papah memang keterlaluan!” ujar Lucia yang berlalu pergi untuk mengejar Kakaknya.
“Ish, … Anda sungguh keterlaluan, Pah!”
Levi pun ikut menyalahkan Rayden dan berniat untuk mengejar istrinya. Akan tetapi, Rayden dengan cepat menghentikannya. Sebab dia memiliki beberapa hal yang perlu di bicarakan secara pribadi dengan Levi.
“Hay, … Kau mau kemana?” Pertanyaan Rayden seketika menghentikan langkah Levi.
“Mengejar Luca dan Lucia, memangnya apalagi?” sahut Levi dengan santainya.
“Biarkan saja mereka! Kau ikutlah ke ruanganku, ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan denganmu!”
Perintah Rayden yang berjalan keluar dari ruang pertemuan dan menuju ke ruangannya. Levi mau tidak mau tetap mengikuti Papah mertuanya itu.
Bahkan Rayden juga menyuruh Will untuk segera datang ke ruangannya.
Sementara itu, Lucia yang tengah hamil besar berusaha mengejar Luca.
Awalnya Luca mengabaikan panggilan Lucia yang memintanya untuk berhenti dan terus melangkah menuju ke mobilnya yang sudah berada di depan lobi perusahaan.
“Kak Luca, tolong berhenti sebentar!” panggil Lucia, tapi Luca dengan kemarahannya tak menghiraukannya sedikitpun.
“Aakh, …”
Tiba-tiba terdengar rintihan kesakitan dari Lucia yang membuat Luca segera menghentikan langkahnya, dia segera berbalik menghampiri Lucia yang terlihat sedang memegangi perutnya.
Seketika kemarahan Luca tergantikan dengan ketakutan akan keadaan Lucia dan bayi kembar yang masih berada di dalam perut ibunya itu.
“Luci, kau tidak apa-apa? Ayo, kita ke rumah sakit saja sekarang!” ujar Luca yang kini menopang tubuh Lucia.
“Yakh, … Kenapa Kakak tidak mau berhenti saat Luci panggil tadi! Kenapa baru mau berhenti ketika perutku menjadi sakit!” seru Lucia sembari memukul pelan dada dan lengan Luca.
“Maaf, sebaiknya kita ke rumah sakit saja ‘yah?” ucap Luca yang sangat menyesali perbuatannya itu, tapi meski demikian Luca masih mengutamakan keadaan Lucia dan bayi yang masih berada di dalam perut adiknya itu.
“Tidak perlu, mungkin ini hanya kram saja karena terlalu memaksakan untuk berjalan saat berusaha mengejar Kakak tadi!” tolak Lucia yang membuat Luca menjadi semakin merasa bersalah.
“Maafkan Kakak, Luci!” Hanya pemintaan maaf yang bisa Luca ucapkan.
“Sudahlah, Ayo kita pulang saja! Sepertinya istirahat sebentar akan baik-baik saja,” pinta Lucia sembari menahan sakit di perutnya.
“Baiklah, Kakak bantu ke mobil ‘yah!” ujar Luca yang membantu Lucia berjalan masuk ke dalam mobilnya.
Setelah itu, Luca mulai menyalakan mesin dan melajukan mobilnya. Suasana di dalam mobil, awalnya memang hening hanya terdengar suara Lucia yang masih merintih menahan sakit pada perutnya.
“Kita ke rumah sakit saja ‘yah?” Karena merasa khawatir dengan kondisi adiknya, Luca kembali mengajak Lucia untuk memeriksakan keadaannya di rumah sakit.
Lucia menggelengkan kepalanya sebagai tanda penolakan. Lalu dia berkata, “Tidak usah! Kita pulang saja!”
“Tapi kau terlihat sangat kesakitan, Luci!” Luca masih memperhatikan adiknya yang terlihat menahan sakit.
“Tidak apa-apa!” sahut Lucia lirih.
Beberapa detik keduanya terdiam, hingga Lucia kembali berkata, “Benarkah Kakak selama ini hanya berpura-pura baik-baik saja? Kakak membohongi Luci, _....”
“Kakak tidak pernah membohongimu, Luci! Karena memang benar Kakak akan merasa baik-baik saja setiap melihatmu,” potong Luca yang tidak ingin Lucia menjadi salah paham.
“Haruskah Luci tetap tinggal di sini?” ujar Lucia yang semakin menantang Luca.
“Kau memiliki keluargamu sendiri! Kakak bisa mengatasi masalah Kakak sendiri.” Luca mencoba menyakinkan adik kembarnya itu.
“Benarkah? Kalau begitu terima saja Matt dan Max sebagai pengawal Kakak, maka Luci akan percaya bahwa Kakak bisa mengatasi masalah Kakak sendiri. Dan Luci juga akan percaya bahwa selama ini Kakak tidak membohongi Luci dengan bersikap seolah baik-baik saja!”
Lucia tahu bahwa Luca saat ini sedang kembali membohonginya, karena itulah Lucia secara langsung menantang Luca untuk menerima Matt dan Max sebagai pengawal pribadinya.
Dimana Matt dan Max adalah orang yang sangat Luca benci, karena Luca berpikir bahwa mereka berdua ikut terlibat dalam kematian Axlyn.
“Kakak tidak bisa membiarkan mereka berada di sekitarku, Lucia! Tolong jangan bersikap seperti Papah!” Benar sekali, Luca tetap menolaknya tapi kali ini menolaknya secara halus.
“Jadi, benar selama ini Kakak membohongi Luci?” desak Lucia dengan mata berkaca-kaca.
^^^Bersambung, ....^^^
...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...
...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari pukul 08.00 am....
...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...
...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...
...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....
...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...
...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...
...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...
...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
LENY
LUCA TERLALU LEBAY BERSEDIH BOLEH TAPI GAK BEGITU AMAT MASAK SEORANG MAFIA LEMAH BEGITU EGOIS CUMA KRN PEREMPUAN. CINTA SIH CINTA TAPI HRS IKHLAS SDH TAKDIR TUHAN. DAN HRS BANGKIT MSH ADA KELUARGA YG MENYAYANGI & PERHATIAN🙏
2024-10-08
0
Ramlah Kuku
sakit knp tdk tlp levi klw ada apa" dngn kandunganya gimana
2024-02-01
0
neng ade
duuhh .. semoga tak terjadi apa2 pada kandungan Lucia.. harus nya di bawa ke RS aja dan telpon Levi .. ini malah msh berdebat .. Luca lm memang egois dan keras kepala .. !!
2023-06-16
0