Levi pun sedikit terkejut melihat seorang Luca yang dia kenal sebagai pria dingin, tiba-tiba saja menangis tersedu-sedu di hadapannya setelah mendengar perkataannya.
Ada sedikit perasaan bersalah dan kasihan dalam hati Levi ketika melihat keadaan Luca yang seolah dunianya sudah hancur tak tersisa.
“Tidak apa-apa, semua rasa sakit dan kehilanganmu pasti akan berlalu seiring dengan berjalannya waktu.”
Levi pun memeluk dan menepuk-nepuk Pundak Luca untuk menenangkan. Setelah itu, Luca tidak pernah bersikap egois lagi dan memperhatikan perasaan orang-orang di sekitarnya.
Namun, sejak saat itu pula kegiatan klan BlackSky resmi di non aktifkan sementara waktu oleh Lucia dan di sahkan oleh Rayden.
Siapa yang tidak mengenal perusahaan BLOUSHZE Group, perusahaan terbesar di negara A yang di miliki dan di kelola oleh keluarga Xavier.
Saat ini perusahaan tersebut masih di pimpin oleh Rayden Cano Xavier yang di bantu oleh Will dan putra sulungnya yang bernama Luca Cano Xavier.
Di salah satu ruangan Executive, terlihat seorang pria tampan yang sedang serius menatap dokumen dan layar computer yang ada di hadapannya.
Padahal waktu sudah menunjukan jam istirahat, tapi pria itu masih saja serius mengerjakan pekerjaannya.
Benar, dia ‘lah Luca Cano Xavier. Direktur utama BLOUSHZE Group dan putra sulung Rayden dan Zhia yang sejak kecil di kenal dengan kegeniusannya. 6 Bulan setelah meninggalnya Axlyn, Luca tidak pernah sedikitpun melupakan tentangnya.
Meskipun begitu, Luca berhasil menjalani hari-harinya seperti biasanya. Walaupun sosok Luca yang sekarang lebih dingin dan hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja. Hal itu dia lakukan karena ingin menutupi kekosongan hatinya, karena kehilangan Axlyn.
Tok, … Tokk, … Tokk, ….
Ketika sedang serius mencocokkan dokumen yang ada di meja dengan dokumen yang ada di layar komputernya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.
Di susul suara yang tidak asing lagi di telinga Luca yaitu suara Will yang berkata, “Luca, sudah waktunya makan siang! Papahmu meminta Paman untuk datang membawamu ke ruangannya sekarang!”
“Paman duluan saja! aku harus menyelesaikan dokumen ini sebelum jam makan siang selesai,” balas Luca sembari menunjukan dokumen yang ada di tangannya.
“Bukankah hari ini tidak ada pertemuan dengan siapapun? Lalu dokumen apa yang kau maksud?” cecar Will dengan tatapan penuh curiga.
“Dokumen tentang proyek baru kita yang akan di lakukan di Negara H! Aku akan menyelesaikannya sedikit lagi, jadi Paman Will pergi duluan saja nanti aku pasti akan menyusul,” jelas Luca dengan ekspresi datarnya.
“Tinggalkan saja dulu! Jika Paman datang sendirian ke ruangannya, maka Papahmu pasti akan marah!” ujar Will yang menyuruh Luca untuk menghentikan pekerjaannya sejenak.
“Tidak akan! Sebentar lagi juga ini akan selesai,” sahut Luca menyakinkan.
“Ya sudah, pastikan kau segera menyusul sebelum Papahmu marah!” Lagi-lagi Will kembali mengalah pada Luca.
“Iya, Paman! Aku pasti akan segera menyusul!” sahut Luca.
Bahkan sebelum Will meninggalkan ruangan itu, Luca langsung kembali focus dengan pekerjaannya. Kemudian, Will pun meninggalkan ruangan Luca sembari merasa kasihan dengan perubahan sikap Luca yang sekarang.
Lain hal dengan ruangan Ceo, dimana Rayden dan Will sedang menikmati makan siang mereka sembari membicarakan tentang Luca.
Selain bergosip dua sejoli itu bahkan sering menjadwalkan kencan buta untuk Luca. Hal itu mereka berdua lakukan agar Luca bisa segera melupakan cintanya kepada Axlyn dan menemukan cinta yang baru.
“Will, kenapa kau datang sendirian ke sini? dimana Luca?” tanya Rayden ketika melihat Will datang sendirian ke ruangannya.
Will lalu menggelengkan kepalanya, kemudian berkata, “Aku sudah mengajaknya untuk makan siang bersama di sini! Tapi seperti biasa, dia menyuruhku untuk pergi duluan ke sini. Katanya ada dokumen penting yang harus dia selesaikan sebelum selesai jam makan siang.”
“Anak itu, dokumen mana yang dia maksud! Bahkan berkat kegilaannya dalam berkerja aku seperti pengangguran di sini,” gerutu Rayden yang sudah kehabisan akal untuk membuat putra sulungnya kembali seperti Luca yang dulu.
“Saya juga tidak menyangka, Tuan! Bahwa kepergian Axlyn membuat dampak yang sangat besar dalam kehidupan Luca,” ujar Will.
“Maklum saja! Karena bagi Luca, Axlyn adalah cinta pertamanya. Jika cinta pertamanya gagal, apalagi karena maut yang memisahkan maka akan sangat sulit bagi yang di tinggalkan untuk menemukan cinta yang lain,” jelas Rayden yang bisa mengerti perasaan putra sulungnya saat ini.
“Tapi tetap saja! Dia tidak boleh menyiksa dirinya seperti ini! Setidaknya dia harus menghargai kehidupannya dan orang-orang di sekitarnya yang selalu merasa khawatir,” imbuh Rayden yang seketika menyanggah ucapannya sendiri yang sebelumnya.
“Sial! Jika Zhia mengetahui Luca melewatkan makan siangnya lagi, maka aku yang menjadi pelampiasan kemarahannya,” lanjut Rayden sembari memainkan ponsel pribadi miliknya.
Will sepertinya sudah terbiasa melihat kelakuan Rayden yang takut kepada istrinya. Sebelum menikah dia memang menganggap bahwa ketakutan Rayden kepada Zhia terasa sangat konyol. Akan tetapi, setelah menikah dia pun mengalami dan merasakan sendiri akan ketakutan itu.
“Hallo, Luca! Cepat ke ruangan Papah sekarang juga!” perintah Rayden ketika Luca menerima panggilan telepon darinya.
“Tapi Pah, _....”
“Cepat datang ke ruangan Papah atau kau ingin Mamah yang datang ke ruanganmu?” Rayden pun menggunakan Zhia untuk mengancam Luca, kerena memang hanya Zhia yang bisa membuat semua anak-anaknya tunduk.
“Iya, Pah! Luca pergi ke ruangan Papah sekarang,” sahut Luca yang sudah tidak bisa berkutik lagi, jika mamahnya sudah di bawa-bawa.
“Cepatlah, Papah sudah menunggumu dari tadi,” ujar Rayden yang menyuruh Luca untuk bergegas.
“Iya, Pah!” sahut Luca pasrah.
Setelah mendapat jawaban dari Luca, Rayden pun segera memutuskan sambungan teleponnya. Kemudian, dia pun membuka bekal makanan buatan istrinya beserta bekal yang di titipkan untuk Luca.
Sebab Zhia sudah menduganya Luca akan mengabaikan waktu makan siangnya, maka dari itu dia selalu menitipkannya pada Rayden agar dia bisa mengawasinya.
“Tuan, saya dengar putri dari keluarga De Etrama saat ini sedang berada di negara ini. Apakah anda juga mengatur jadwal kencan buta untuk Luca dengannya?” tanya Will sembari dia juga menyiapkan bekal buatan Alea.
“Benarkah? Aku bahkan baru mendengarnya darimu. Tapi sepertinya itu ide yang cukup bagus, aku akan mengaturnya nanti,” jawab Rayden yang masih sibuk menata bekalnya.
Hingga kemudian, Luca pun tiba di ruangan itu. Menyadari kedatangan putranya Rayden pun berkata, “Tunggu apalagi? Duduklah!”
Luca pun langsung duduk berhadapan dengan Papahnya. Kemudian dia bertanya, “Papah hanya menyuruhku untuk makan?”
“Untuk apalagi memangnya? Karena berkat dirimu, tugas Papah di kantor hanya memastikan mu makan tepat waktu. Benar tidak, Will?” ujar Rayden yang meminta pendapat Will.
^^^Bersambung, ....^^^
...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...
...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari pukul 08.00 am....
...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...
...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...
...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....
...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...
...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...
...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...
...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Ramlah Kuku
rayden jdi ga punya kerja 😁😁
2024-01-31
0
leni
enak skrg rayden.. jd pengangguran bergajih🤣🤣
2023-07-13
0
Mary my
cuman jd babysisster buat luca
2023-06-19
0