"Gadis itu." desis pria baruh baya yang melihat Naila dan Samar datang.
"Heh kenapa dia datang bersama tuan muda Adelard dan para bodyguard, aku harus waspada dan bersikap baik terhadapnya." gumam kaka dari Arman Kurana itu alias paman dari Alana Kurana(lala).
Siapa yang tidak tau dengan Samar Prince Adelard seorang anak pembisnis yang ternama se-asia sama seperti Panraj Albirru. Kekayaan keluarga Adelard dan Albirru tidak ada tandingan nya dibanding kan keluarga Kurana. Kakak dari Arman Kurana yang bernama Marko Kurana yang kemarin memerintah kan orang untuk menculik Lala dari Naila, Marko tidak tahu bahwa Naila anak dari Panraj Albirru, jika dia tau mana mungkin dia mau berurusan dengan keluarga Albirru, cari mati saja pikir Marko. Marko hanya tau bahwa Lala dirawat oleh seorang gadis yang dulu tinggal dipanti tersebut dan sekarang mengontrak karena sudah bekerja.
Marko mengira Naila hanya gadis miskin jadi untuk menebus Lala dengan uang mudah saja tapi marko tidak mau mengeluarkan uang hanya untuk anak dari adiknya itu maka Dia memerintah kan orang untuk menculik hanya dengan bayaran sedikit kalau menebus dari Naila kan akan banyak duit yang keluar begitulah pikiran Marko.
Saat ini Marko tengah was was karena rumor nya tuan muda Adelard itu kejam jika ada yang mengusik nya tapi Marko tidak merasa mengusik tuan muda itu.
"Apa jangan jangan gadis miskin itu kekasihnya, kalau iya gadis itu kekasih nya maka aku akan berusaha untuk berdamai lagian bayi itu kan keponakan ku jadi sudah hakku merawatnya," gumam Marko.
Marko berjalan keluar dan akan menyapa Naila dan Samar.
"Wahh ada apa gerangan tuan muda adelard datang kesini." sapaa Marko saat sudah berada di depan Naila dan Samar.
"Jangan pura-pura tidak tau." desis Naila.
"Santai dong, kita masuk kedalam dan bicaran baik baik oke." Marko berusaha bernegosiasi.
Naila melihat kearah Samar dan Samar mengangguk pertanda setuju untuk bicara secara baik-baik karena Samar juga tidak ingin Naila kenapa napa jika menggunakan kekerasan. Samar memberi isyarat pada para bodyguard untuk berada diluar saja dan hanya Jack yang ikut masuk.
"Baiklah." ujar Naila. Marko tersenyum lalu mengajak mereka masuk kedalam. Kini mereka sedang diruang tamu, Naila dan Samar duduk berhadapan dengan Marko dan Jack berada di belakang Naila dan Samar berdiri
"Saya ingin mengambil Lala," ujar Naila dingin.
"Saya pamannya nona, jadi sudah hak saya untuk merawat nya." ucap Marko.
"Anda merawat nya dengan kasih sayang tidak? " tanya Naila.
Samar membiarkan saja gadisnya itu berbicara, dia akan bergerak jika akan terjadi perseteruan.
"Tentu, saya kan pamannya!" sahut Marko.
"Tapi kenapa anda menculik nya dari saya dan tidak meminta baik-baik ke saya," marah Naila.
"Saya ingin memintanya tapi karena nona tidak ada jadi saya langsung mengambil nya." ucap Marko tidak tahu diri.
"Kau," geram Naila akan jawaban dari Marko.
"Biarkan saya yang merawat Alana nona, saya paman nya Dia akan aman jika bersama saya." ucap marko.
"bulshitt." desis Naila, Naila ingin sekali menonjok wajah Marko itu tapi Samar menahan nya agar tenang.
Naila manatap Marko tajam dan dibalas tajam juga oleh Marko, saat Marko akan bicara lagi tiba-tiba pelayan yang menemani Lala tidur itu datang menghampiri dengan wajah khawatir.
"Tuan hah maaf saya menganggu waktu anda dengan tamu anda, tapi nona muda sakit karena terus menangis dan tidak minum susu." beritahu pelayan wanita itu dengan nafas terengah karena berlari. Marko yang mendengar itu menjadi was was, bukan was was akan keadaan Lala tapi was was akan berhadapan dengan tuan muda Adelard itu.
Naila sangat marah mendengar itu dan dia langsung memegang kerah baju Marko dengan kuat, Samar sendiri kaget dengan gerakan tiba-tiba Naila.
"DASAR BRENGSEK, KAU MEMBUAT ANAKKU SAKIT BEDEBAHH." teriak Naila didepan wajah Marko dan Naila langsung menonjok nya.
Bughh
Marko meringis karena tonjokan Naila sangat kuat, Samar yang melihat itu langsung memerintah kan Jack untuk memberitahu para bodyguard menahan bawahan Marko agar tidak membantu Marko.
"Dia bukan anak mu nona," ucap Marko yang tidak takut dengan Naila.
Naila sangat marah ketika mendengar ucapan Marko tersebut. Dia memukuli marko tanpa memperdulikan Samar yang berusaha membuatnya tenang.
Bugh
Bugh
Bugh
Krekk
Suara tulang patah, Naila membuat lengan Marko patah, Marko sudah lemes.
"Jika anda tidak bisa merawat Lala biar saya yang akan merawatnya, anda ingin hartanya? Silakan ambil tapi tidak untuk Lala yang anda ambil." desis Naila.
"Tapi saya pamannya, saya berhak atasnya." Marko masih bisa menjawab.
"Kau masih bisa menjawab hah!!" Naila kembali memukul Marko sampai marko tidak berdaya lagi.
Bugh
Bugh
Bugh
Bugh
Samar menjadi ngeri betapa kejamnya Naila menghajar Marko, karena tidak ingin gadisnya menjadi kriminal Samar langsung menghampiri dan menyuruh Naila untuk berhenti.
"Sayang berhenti, kita harus membawa Lala kerumah sakit." ucap Samar.
Naila berhenti karena mendengar perkataan samar, benar dia harus cepat membawa Lala kerumah sakit.
"Anda tuan, serahkan diri ke penjara, karena saya tau anda yang telah membunuh adek anda sendiri." ucap Samar dan Marko terkejut mendengar itu dia menjadi takut.
"Mati atau penjara," dingin Naila.
Marko menjadi makin ketakutan karena aura yang keluar dari Naila cukup seram dan mencekam.
"P-penjara." ucap Marko terbata,Dia tidak ingin mati sekarang Dia masih ingin menikmati kekayaan dari adeknya itu.
"Saya beri waktu anda seminggu untuk menyerah kan diri, jika dalam waktu seminggu anda tidak menyerahkan diri maka saya akan menghilangkan nyawamu itu. " ancam Samar. Samar memberikan kesempatan karena Dia tidak terlalu menyukai membunuh orang, benar dia kejam tapi dia bukan mafia yang akan membunuh Orang tanpa ampun, dia hanya seorang pengusaha muda.
"Dimana Lala?" tanya naila Dingin.
Pelayan yang sedari tadi hanya melihat saja langsung menghampiri naila dan mengajak naila kekamar Lala.
"Mari nona ikuti saya." ajak pelayan itu.
Mereka berjalan menaiki tangga karena kamar Lala di lantai dua, pelayan itu sangat bersyukur karena akan terbebas dari kejam nya tuan nya itu.
"Terimakasih sudah datang nona, sebenarnya saya kasian dengan nona muda tapi saya tidak berani berbuat apa apa." ucap pelayan itu.
Naila hanya berdehem, dia masih diliputi amarah karena Marko sudah membuat anaknya sakit.
Ceklek
Pelayan itu membuka kamar Lala, dan Naila langsung menghampiri anaknya yang masih menangis dengan suara parau. Karena keseringan menangis membuat suara bayi itu agak serak dan parau. Naila menggendong Lala dan langsung menciumi anak angkatnya itu. Naila merasakan panas dibibir nya karena Lala sedang demam.
"Sayang maafkan mama baru menjemput mu. " ucap Naila dan dia duduk di tepi ranjang lalu menyusui Lala, karena Naila tau anaknya itu pasti sedang kelaparan.
Pelayan itu melihat saja Naila sedang menyusui Lala, pelayan tersebut bersyukur karena Lala yang masih membutuhkan asi itu bisa meminum asi dari sumbernya langsung. Lala berhenti menangis dan dia mengisi perutnya yang kosong karena semalaman tidak minum susu.
Setengah jam Lala menyusu akhirnya anak itu melepaskan emutannya. Naila langsung merapikan pakaiannya lalu turun kebawah tanpa menghiraukan pelayan itu. Naila turun kebawah dia melihat Samar sudah menunggunya di sofa dengan Marko yang masih lemah.
"Sayang ayo cepat kerumah sakit, badan Lala sangat panas." ajak Naila. Mereka langsung menuju mobil dan akan kerumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments