Di sebuah kamar seorang bayi terus menangis karena lapar, pelayan itu bingung harus memberi apa karena dia sudah membuatkan bubur khusus bayi tapi tersebut tidak mau memakan nya.
"Nona diam ya'puk puk puk'" ujar pelayan itu mencoba menenangkan si bayi dengan menepuk-nepuk pelan pantat di bayi, tapi si bayi terus menangis.
"Apa saya menemui tuan saja ya untuk meminta uang agar bisa membeli susu bayi" gumam pelayan itu. Pelayan itu pun menaruh si bayi yang masih menangis itu dan berjalan keluar untuk menemui tuannya.
*****
Seorang pria baruh baya sedang bergulat dengan ****** yang dia bawa ke Mansion. Saat akan memulai penyatuan seseorang mengetuk pintu kamar itu.
Tok tok tok
"Shitt" umpat pria itu.
"Siapa? " tanya wanita muda yang berada dibawah kungkungan pria paruh baya itu.
Pria itu tidak menjawab dan mengambil handuk untuk menutupi pusaka nya yang tegak dan membuka pintu kamar.
Ceklek
Pintu terbuka dan terlihat seorang pelayan paruh baya yang menunduk takut dimarahi tuannya karena sudah mengganggu kegiatan tuannya.
"Ada apa" tanya pria itu.
"I-itu tuan n-nona muda menangis terus karena lapar" ucap pelayan perempuan itu.
"Beri dia makan kenapa harus menemuiku" sentak pria itu. Pria itu sangat kesal karena kegiatan panas nya diganggu.
"Tapi kita belum membeli susu untuknya tuan"
"Berikan apa saja, ini sudah malam jangan merusak ketenangan ku" bentak pria itu dan sang pelayan hanya bisa menunduk takut.
"T-tapi tu-tuan bayi ti-tidak boleh memakan makanan s-sembarangan" gagap pelayan itu.
"AKU TIDAK PERDULI, CEPAT PERGILAH" bentak pria itu dan langsung menutup pintu dengan keras.
Brakkkk
Sang pelayan terkejut dan langsung pergi dari kamar tuannya itu, sang pelayan bingung mau diberi makan apa bayi tersebut, ingin memberi susu biasa takut kalau bayi yang beberapa bulan itu belum boleh mengumsumsinya.
Pria paruh baya itu menutup pintu dengan kesal dan langsung membuka handuk yang melilit dipinggang itu, lalu menghampiri wanita muda yang masih setia menunggu nya di atas ranjang.
"Kenapa om" tanya wanita itu.
"Hanya masalah bayi sialan itu sayang"
"Bayi dari adikmu itu om? "
"Benar, aku harus merawatnya hingga besar agar bisa mengambil alih semua kekayaaan adikku ini"
"Om membesarkan nya dengan kasih sayang? "
"Untuk apa? Aku akan merawat nya tapi tidak untuk dijadikan tuan putri dirumahnya sendiri"
"Oo begitu, sudahlah sekarang kita lanjutkan sesuatu yang tertunda tadi" ucap wanita itu dan membelai wajah pria baruh baya itu, sebenarnya sang wanita itu melakukan kegiatan panas ini hanya demi uang.
"Baiklah sayang, bersiaplah" ujar pria itu menyaringai. Dan pergulatan panas itu pun terjadi.
******
"LALA" teriak naila disela tidurnya. Samar yang sudah terlelap dengan memeluk naila terbangun karena terkejut. Samar membuka matanya dan melihat kesamping, naila masih menutup matanya tapi dia berteriak itu berarti naila sedang bermimpi dan itu memimpikan anak angkat nya itu.
"Sayang, heyy bangun" Samar menepuk-nepuk pelan pipi naila agar terbangun.
Naila perlahan membuka matanya dan melihat kearah Samar yang tampak khawatir. Naila langsung memeluk Samar dan menangis, Samar berusaha menenangkan kekasihnya itu.
"Mimpi hm" tanya Samar lembut sambil mencium puncak kepala naila dan naila mengangguk.
"Lala Samar hiksss" tangis naila.
"Lala akan baik sayang, kamu jangan khawatir" Samar terus menenangkan gadisanya, Samar melirik jam diatas nakas sekarang jam 3 dini hari dan mereka baru tidur beberapa jam saja.
"Tidak, mereka tidak bisa menenangkan lala yang sedang menangis karena haus Samar" lirih naila dan dia terus menangis mengingat mimpi yang baru dia alami itu, lala menangis karena haus tapi orang-orang tidak ada yang memberinya susu bayi itu membuat naila sakit melihat nya.
"Itu tidak benar sayang"
"Itu benar Samar, aku melihat itu dimimpi ku hikss, aku khawatir lala akan hikss sakit jika tidak minum susu" tangis naila.
"Itu cuma mimpi sayang"
"Tapi mimpi itu seakan nyata Samar"
"Tenang sayang, tidak mungkin pamannya akan sekejam itu pada bayi"
"KAMU TIDAK TAHU SAMAR, LALA MENANGIS DISANA DIA BUTUH AKU" teriak naila dan langsung melepaskan pelukannya pada samar dan dia hendak beranjak pada kasur itu tapi samar menahannya.
"Kamu mau kemana" tanya samar.
"Aku harus menemui putriku samar, dia butuh aku"
"Besok saja ya, tunggu sebentar lagi akan siang" bujuk samar.
"Aku tidak bisa menunggu lala sangat kelaparan disana"
"Kamu mau pergi? Kamu tau dimana alamatnya" tanya samar dan naila menggeleng, naila merosot ke lantai dan terduduk, naila kembali menangis dia gagal, gagal menjaga lala, gagal menepati janji untuk tidak meninggalkan lala. Samar turun dari ranjang dan membawa naila dalam dekapannya.
"Besok pagi pagi kita kesana ya, kamu harus tidur dan perbanyak tenaga untuk menjemput lala" sebisa mungkin samar membujuk naila agar dia mau tidur kembali karena jika naila terus terusan menangis nanti naila akan sakit, samar tidak mau gadisnya sakit.
"Lala samar, dia membutuhkan ku" racau naila.
Samar mengangkat naila agar berbaring kembali diranjang, dan samar membaringkan dirinya di sebelah naila lalu memeluk naila.
"Aku ibu yang buruk samar, aku tidak pantas menjaga lala" racau naila lagi.
"Ssttt, kamu ibu yang baik sayang, kita akan menjemput lala besok ya, sekarang tidur" samar mengecup kening naila memberikan ketenangan pada gadisnya yang sedang bersedih itu.
"Besok harus berhasil menjemput lala samar" lirih naila.
"Iya sayang besok kita akan berhasil menjemput nya"
"Kamu janji" naila mendongak dan menatap samar dengan mata sembab nya.
"Iya sayang janji, tapi kamu harus banyak tenaga agar bisa memberi pelajaran pada orang yang sudah mengambil lala dari mu" ucap samar.
Naila diam, samar benar dia harus banyak tenaga agar bisa menghabisi orang yang sudah menculik anak angkat nya itu, dia kan pemberani dan kuat jadi jangan rapuh tapi naila tidak bisa berusaha kuat karena lala anaknya, sekuat apapun seorang ibu dia akan tetap rapuh kan jika itu menyangkut tentang keselamatan anaknya. Seakan tidak berguna gelar pemberani dan kuat yang dia dapat karena kehilangan anaknya.
"Kamu benar aku harus punya banyak tenaga, tapi aku tidak bisa berusaha kuat, aku rapuh tanpa lala samar" lirih naila.
"Kamu boleh rapuh didepan ku tapi jangan diperlihatkan di depan musuh, karena itu akan menjadi kelemahan mu dan musuh akan mudah mengalahkan mu" nasehat samar.
"Kamu benar, aku harus terlihat kuat didepan orang itu besok, sekarang ayo kita tidur" ajak naila dia akan terlihat kuat besok dan akan memberi orang-orang yang menculik lala itu pelajaran.
Samar tersenyum dan kembali mengecup kening naila. "Ayo kita tidur" ucap samar dan naila memeluk samar lalu memejamkan matanya. Samar yang melihat itu merasa tenang karena naila mau tidur, samar ikut memejamkan matanya dan ikut tidur.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments