menjemput Lala

Sinar matahari menerangi kamar sepasang kekasih yang masih tertidur nyenyak diatas ranjang. Si pria bangun lebih awal dan melihat kesamping nya ternyata kekasih nya itu masih tidur.

"Sayang udah siang" bisiknya ke telinga sang kekasih sambil membelai pelan pipi kekasih nya.

"Enghhhh" lenguh wanita itu dan dia membuka mata secara perlahan, dia mengerjap ngerjapkan matanya lucu membuat di pria terkekeh gemes.

"Bangun sayang" ucapnya lagi saat kekasihnya itu sudah membuka mata.

"Samar" cicit nya lalu menggeliat.

"Kenapa hm, tidak mau bangun sekarang? " tanya samar.

Naila yang mendengar itu langsung bangun dan duduk, mana mungkin dia akan menunda untuk bertemu dengan lala.

"Aku sudah bangun, ayo kita berangkat sekarang" semangat naila.

"Mandi dan sarapan dulu sayang" ujar samar.

"Tidak kau, pokoknya harus sekarang" tekan naila.

"Nanti tenaga kamu tidak ada, aku takut akan terjadi perkelahian" khawatir samar.

Naila diam dan membenarkan apa yang dikatakan samar. "Baiklah, kita mandi tapi sarapan di mobil yah" pinta naila.

"Baiklah, ayo mandi" ajak samar.

"Kamu saja dulu atau aku mandi dikamar mandi yang lain"

"Tidak ingin mandi bersama? "

"Dihh gak yah, belum nikah juga"

"Nanti juga bakal nikah syang"

"Gak yah, mandi sana"

"Hufftt, kamu mandi disini, biar aku mandi dikamar mandi yang lain".

"Baiklah" naila beranjak dari duduk nya dan langsung menuju kamar mandi.sedangkan samar keluar kamar dan akan kekamar sebelah untuk mandi agar menghemat waktu.

30 menit kemudian naila selesai mandi tapi dia masih menggunakan handuk yang agak kecil itu karena handuknya hanya menutupi dada sampai paha atas saja. Naila berdiam di walk in closet dia bingung mau pake baju apa karena tidak ada baju wanita.

Samar yang juga sudah selesai mandi langsung menuju kamar nya untuk berpakaian saat ini dia hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggang nya.

Saat samar masuk kamar nya dia melihat sekeliling kamar dia tidak melihat siapa pun.

"Mungkin dia masih mandi" gumam samar lalu berjalan menuju walk in closet nya. Setelah masuk betapa terkejutnya dia melihat kekasihnya itu hanya menggunakan handuk. Naila yang juga melihat samar masuk menggunakan handuk ikut terkejut.

"A-aku tidak punya baju" gugup naila akan keadaan mereka yang sekarang ini.

Samar mendekat kearah lemarinya dan mengambil kan hodie untuk naila.

"Pakai ini saja" samar menyodorkan hodie nya kepada naila, sejujurnya jiwa kejantanan samar sedang meronta karena melihat penampilan kekasihnya itu tapi dia harus tahan karena mereka Belum menikah.

Naila mengambil pakaian itu, "terimakasih" ucap naila tersenyum manis.

"Cepat pake" titah samar.

"Kamu keluar dulu dong, masa aku pake baju kamu nya ada sih"

"Tidak apa apa"

Naila menatap sinis samar. "Enak saja, kamu gak boleh liat" sinis naila.

"Kan udah sering liat kamu tanpa atasan" ucap samar.

"Tetap saja tidak boleh, sana keluarr" naila mendorong pelan samar agar keluar.

"Aku jadi pengin deh"

"Pengin apa"naila was was, takutnya samar pengin nen lagi.

" nen"

Daebakk, benar kan dugaan naila.

"Gak, apaan sih kamu, kita harus cepat jemput lala" tolak naila sambil terus mendorong tubuh samar.

"Tapi aku haus sayang" rengek samar dan dia berhenti dengan kuat berdiri agar naila tidak berhasil mendorong nya.

"Jemput naila dulu syang" ucap naila lembut agar samar tidak merengek.

"Setelah jemput lala aku nen yah" ucap samar senang.

"Hem" deham naila.

"Janji" samar menunjukkan jari kelingking nya untuk membuat perjanjian pada zaman dulu.

Naila menghela nafas "iya janji" ucap naila dan menautkan kelingking mereka.

Samar pun keluar dengan hati senangnya karena naila sudah berjanji padanya untuk menyusui nya. Samar memilih berpakaian dikamar mandi nya.

****

"Apakah kamu sudah siap akan beberapa orang jack? Takutnya nanti terjadi perkelahian disana? " tanya samar saat mereka sudah didalam mobil, naila saat ini sedang sarapan bersama samar dan yang mengendarai mobil adalah jack.

"Tuan panraj yang menyiapkan nya tuan muda" beritahu jack.

Naila berhenti mengunyah saat mendengar perkataan jack.

"Papa" beo naila.

"Benar nona" sahut jack.

"Papa membantuku? " tanya naila memastikan.

"Iya sayang papa mu" sahut samar.

"Tapi kenapa? Bukan kah papa marah padaku, apakah papa sudah memaafkan ku saat aku tidak sengaja curhat kepada nya tentang lala? " heran naila. Naila tidak tahu jika ayah nya begitu menyayangi nya.

"Papa tidak marah padamu sayang" jelas samar.

"Benarkah? Tapi kenapa papa mengusirku" tanya naila.

"Papa ada alasan tertentu"

Naila menatap samar, "kamu kok kelihatan seakan sudah lama mengenal papa" bingung naila.

"Ya kami sudah lama kenal, bahkan kedua orang tua kita dulu sahabat" beritahu samar.

"Really? " tanya naila terkejut, naila benar-benar baru tau tentang hal itu.

"Iya sayang, bahkan orang tua kita berencana ingin menjodohkan kita"

Naila kembali terkejut mendengar perkataan samar.

"Dan kamu menyetujui nya? " tanya naila. Jika itu naila maka naila akan langsung menolak perjodohan yang dia tidak tau.

"Awal nya sih aku belum setuju, tapi karena papamu memintaku untuk menjagamu saat kamu bekerja di showroom aku mengiyakan maka dari itu aku sering bekerja di showroom saja dan suka menyuruh mu membuat kan minum sebagai bentuk keisengan ku, aku jadi mencintai mu karena terbiasa bersama". Jelas samar terkekeh mengingat naila yang sering menggerutu karena kerjaannya tidak sesuai prosedur.

"Kamu baru memberi tahu ku akan hal ini? " kesal naila. Kenapa samar tidak memberitahu nya sejak awal sih.

Samar mencoba menjelaskan kenapa dia baru memberitahu, samar bercerita mulai dia bertemu ayah naila saat naila pertama kali masuk kerja, samar juga menceritakan kalau dia sering bertemu dengan ayah naila hanya untuk membahas naila, dan alasan kenapa baru memberi tahu karena ayah naila yang meminta. Naila yang mendengar itu mendadak sedih.

"Ternyata papa menyayangi ku" lirih naila.

"Sudah ku bilang, tidak ada orang tua yang membenci anaknya sayang"

"Papa mengusir ku wajar saja aku berpikiran papa tidak sayang padaku dan dia benci karena aku nakal"

"Papa ingin kamu berubah sayang dan sekarang kamu sudah jauh lebih baik, papa menanti mu pulang"

"Apakah papa tidak masalah aku pulang bersama lala nanti? "

"Jika papa mempermasalahkan itu terus kenapa beliau menyuruh beberapa Orang untuk ikut kita? "

"Benar, papa tidak masalah" naila tersenyum karena dia dan sang ayah akan berbaikan dan sang ayah bisa menerima naila.

Samar ikut tersenyum karena melihat naila tersenyum.

"Sayang tepati janjimu setelah kita menjemput lala, aku mau berlama-lama meminum ini" samar tersenyum menyeringai sambil menunjuk dada naila.

Naila menghela nafas mendengar perkataan samar itu, kenapa juga naila harus mmenyetujui untuk menyusui bayi gede itu. Dapat naila pastikan jika sudah selesai urusan lala maka samar akan terus merengek meminta susu itu.

"Hem" naila hanya berdehan menjawab perkataan samar itu. Dan samar tersenyum bahagia karena naila mengiyakan untuk berlama-lama menyusu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!