Jangan Sendirian

Aku sudah berjalan menyusuri rak menuju asal suara. Suara itu terdengar sangat lirih berasal dari sisi ruang. Semakin dekat aku merasakan merinding, apalagi tidak ada satu pun pengunjung perputakaan di area ini.

“Hai, siapa disitu,” ucapku.

Tidak terdengar jawaban, aku pun menghentikan langkahku. Khawatir aku salah mendengar dan hendak kembali ke meja dimana buku dan tasku tertinggal. Menyadari tadi dalam panggilan telepon dengan Kaivan dimana ponsel masih dalam genggamanku.

“Eh, sudah dimatikan.”

Aku berbalik dan melangkah, tidak lama terdengar kembali suara itu.

“Yuraaa.” Dibarengi dengan bunyi sekelebatan dan beberapa buku jatuh dari rak.

Aku kembali berbalik dan menuju rak dimana buku-buku terjatuh, memungut dan mengembalikan buku-buku tersebut ke tempatnya.

Bulu kuduk berdiri dengan perasaan seperti sedang diawasi dari belakangku. Aku tidak berani menoleh, rasanya tubuhku semakin gemetaran. Ponselnya yang tadi kupegang semakin erat dalam cengkramanku.

“Yura, tolong ….”

“Tidak, aku tidak bisa menolongmu."

Srek, ada yang berjalan melewatiku dan saat ini berdiri tepat di depan dengan posisi memunggungiku. Rasanya aku ingin berteriak karena yakin dia bukan manusia. Mau lari pun rasanya sulit, kedua kakiku rasanya terpatri di lantai.

“Aaaaa,” teriakku saat dia berbalik. Dia sosok yang sama dengan yang sebelumnya menampakan diri, baik di kampus, di jalan dan tepat di depan mobilku.

“Yura!”

Aku mendengar namaku dipanggil dan jelas itu suara manusia, seperti suasa Kaivan. Tubuhku akhirnya melemas, segera aku berbalik dan ….

Bruk.

Sepertinya aku menabrak seseorang, tepatnya tubuh seseorang. Aku menengadahkan wajahku, “Kak Kai, aku ….”

“Ayo, kita keluar dari sini,” ujar Kaivan sambil menatap sekeliling seperti mencari sesuatu. Kaivan meraih tanganku agar segera berjalan.

“Nanti dulu, tasku.”

Aku menghampiri meja dimana tasku berada termasuk buku yang tadi sedang aku baca. Saat melewati petugas aku kembali mengajak Kaivan berhenti karena ingin meminjam buku tadi. Setelah dicatat, aku masukan ke dalam tas.

“Ayo,” ajak Kaivan.

“Ih, nggak sabar banget deh. udah kebelet ya?” canda Yura.

Wajah Kaivan tetap datar tidak merespon candaanku.

“Ih, dasar patung pancoran,” gumamku pelan.

“Aku dengar,” sahut Kaivan.

Saat ini aku dan Kaivan sudah berada di luar perpustakaan, tepatnya di pinggir lapangan. Duduk di salah satu kursi, Kaivan mengeluarkan botol air mineral dari dalam tasnya lalu mengulurkan kepadaku.

“Minum!” titahnya.

Ini cowok maksudnya apaan sih, dari tadi suruh-suruh terus. Nggak jelas banget, untung aja ganteng.

Aku menerima botol air tersebut, membuka segelnya lalu minum berapa tegukan. Entah memang sudah disiapkan atau bagaimana yang jelas tadi aku merasakan sangat-sangat haus ketika makhluk perpustakaan menampakan diri.

Melihat aku sudah lebih tenang, Kaivan akhirnya duduk di kursi tepat di sampingku. Aku enggan memulai bicara, walaupun sebenarnya aku rela bicara terus pada Kaivan sebagai alasan agar bisa memandangnya.

“Kak Kai.”

“Yura.”

Ucapku dan Kaivan berbarengan.

“Kakak dulu deh,” ujarku.

“Tidak, kamu dulu.”

Aku terkekeh karena sikap kami berdua tampak seperti pasangan jatuh cinta yang malu-malu. Ternyata tawaku membuat Kaivan menoleh dengan raut wajah yang tetap datar. Aku berdehem untuk menghentikan keinginanku tertawa.

“Kak Kai semalam hubungi aku, untuk ….”

“Kamu bisa lihat?”

Hahh, aku menghela nafas kasar agar didengar oleh Kaivan. Pertanyaan Kaivan benar-benar ambigu. Bisa lihat yang dia maksud mengandung dua makna. Bisa lihat dalam artian sebenarnya atau bisa lihat dalam konteks di luar nalar.

“Aku yakin kamu tahu maksudku, tidak perlu aku perjalan apa maksudku yang bisa dilihat.”

“Iya.”

“Bawaan lahir?” tanyanya lagi.

“Nggak, belum lama aja. Aku juga nggak ngerti kenapa bisa begini, sumpah rasanya takut banget Kak.”

“Waktu di rumah sakit, berarti kamu lihat ….”

“Cukup, tidak usah diperjelas. Penampakan pertama yang pernah aku lihat ya di rumah sakit, makanya aku sebenarnya trauma kalau ke rumah sakit.”

Aku menggeser posisi duduk hingga akhirnya menghadap Kaivan. “Kak Kai juga bisa lihat mereka ‘kan?”

Kaivan tidak menjawab hanya mengangguk pelan.

“Ah, benar saja dugaanku. Kak Kai memang bisa lihat juga, termasuk penampakan di kelas waktu itu?”

“Aura kamu kurang baik,” ujar Kaivan. "Ada yang aneh, mereka seperti ingin mendekat dan berkomunikasi denganmu," ujar Kaivan dan jujur itu membuatku bingung.

"Maksudnya gimana?" tanyaku lagi.

"Sepertinya ada sesuatu yang membuat kamu bisa lihat mereka dan itu membuat mereka ingin berkomunikasi juga denganmu. Jadi, bisa dikatakan mereka mengganggu, apa kamu merasa begitu?" 

Aku menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Kaivan. 

"Kak Kai, bisa melihat mereka saja sudah mengganggu banget aku apalagi mereka ingin berkomunikasi." 

Ponselku berdering, ternyata panggilan dari Nana. 

"Halo." 

"Kuliah nggak?" tanya Nana diujung telepon. 

"Kuliahlah, malah aku udah di kampus," jawabku. 

"Owh, aku baru mau otw. Mail dihubungi nggak aktif." ujar Nana lagi

 Akhirnya panggilan berakhir, aku kembali menatap Kaivan.

"Lalu aku harus bagaimana? Karena aku benar takut Kak. Kemana-mana sekarang jadi nggak tenang. Mana nggak tahu waktu, masa siang juga bisa nampak." 

Kaivan hanya diam, mendengar pertanyaanku. Dia memang benar kalau mahluk itu memang terlihat ingin berkomunikasi denganku, seperti suster Marni. Aku berharap ada solusi dari Kaivan yang sudah bisa melihat hal-hal tersebut sejak kecil. 

"Aku tidak tahu alasan mereka ingin berkomunikasi dan apa penyebab kamu bisa melihatnya. Usahakan tidak ke tempat tertentu sendirian.”

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Aku pasti Kaivan juga punya indera ke 6,Kaivan juga bisa liat kek Yura..

2024-02-28

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

kasihan jg Yura

2023-11-08

1

Park Kyung Na

Park Kyung Na

dag dig dug baca sendirian

2023-06-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!