Suster Marni (1)

 “Dia ....” Yura menunjuk ke arah pintu yang mana sudah tidak ada lagi Suster Marni yang sedang melayang.

“Yura, kamu kenapa Nak?” Ibu panik melihat wajahku yang pucat dan nafas terengah bahkan tubuhku bergetar masih menunjuk ke arah pintu. Suster Rena menurunkan pelan tanganku dan berusaha menenangkanku.

“Yura, tenanglah. Terkadang kita bisa berhalusinasi melihat sesuatu yang orang lain tidak bisa melihatnya.”

Aku menoleh. “Ini bukan pertama kali dia menampakkan diri.  Anda tahu kalau aku bisa melihatnya, ini bukan halusinasi.”

Suster Rena hanya tersenyum, “Kamu baru melewati masa kritis karena demam tinggi, bisa jadi hal itu memicu otak kita untuk berhalusinasi dan melihat atau membayangkan sesuatu yang tidak biasa.” 

“Tidak mungkin, aku ....” Aku menarik nafas dan berusaha menelan saliva karena leherku rasanya tercekat. Dia muncul lagi, suster Marni muncul kembali di kamar. Bahkan saat ini berada tepat di belakang tubuh suster Rena.

Aku membuang pandangan dan memejamkan mata.

“Bisa tinggalkan aku! Aku ingin istirahat.”

Kedua perawat itu pun pamit meninggalkan kamarku. Ibu terus bertanya mengenai apa yang aku rasakan dan apa yang aku lihat karena khawatir dengan kondisiku. Perlahan aku membuka mataku menatap sekeliling dan tidak melihat siapapun kecuali Ibu.

“Aku nggak apa-apa Bu.”

“Yakin? Kamu tadi ....”

“Sangat yakin Bu, aku nggak apa-apa.”  Aku berusaha untuk meyakinkan Ibu bahwa aku baik-baik saja, padahal kejadian tadi benar-benar mengejutkanku.

Ibu menghela nafasnya. Terdengar suara perut yang aku yakin itu berasal dari perut Ibu.

“Ibu belum makan?”

“Belum, tadinya Ibu mau ke kantin untuk beli makan tapi melihat kamu histeris begitu ibu jadi ragu untuk pergi.”

“Lebih baik Ibu makan dulu, aku nggak akan kemana-mana,” titahku sambil mengangkat tangan yang masih tersambung pada infusan.

“Ibu tinggal sebentar ya.”

Aku memilih fokus pada ponsel setelah Ibu pergi, berusaha mengalihkan perhatianku. Di saat-saat begini aku merasa baiknya memilih kamar perawatan yang bergabung dengan pasien lain dari pada sendiri begini, agak takut juga.

Srek.

Aku menoleh ke arah pintu yang terbuka lebih lebar, sepertinya Ibu tidak menutup pintu terlalu rapat dan akhirnya terbuka lebih lebar karena hembusan angin. Konyolnya lagi, aku malah mendapatkan panggilan alam membuat mulutku memaki pelan.

Ingin menekan tombol darurat untuk memanggil perawat agar membantuku ke toilet tapi urung aku lakukan karena khawatir jika yang datang malah Suster Marni. Akhirnya aku putuskan untuk ke toilet tanpa bantuan siapapun. Pelan-pelan menuruni hospital bed dan berjalan sambil mendorong tiang infusan.

Menghela nafas lega saat berhasil membuang hajat dan tidak lupa mencuci tangan sebelum keluar dari toilet. Tanganku sudah menyentuh handle pintu saat terdengar suara.

“To-long.”

Deg.

Aku memasang benar-benar pendengaranku dan berusaha berpikir jernih kalau yang aku dengar adalah suara yang berasal dari luar ruangan.

Tapi ....

“To-long.”

Suara itu jelas berasal dari dalam ruangan, tepatnya dari arah belakangku. Bulu kuduk terasa berdiri tegak dan tengkuk rasanya merinding, tiba-tiba suasana toilet terasa begitu dingin. Aku perlahan menolehkan kepalaku karena suara itu lagi-lagi terdengar lirih dan menyayat hati.

“To-long.”

Rasanya jantungku melorot ke perut dan kedua mataku akan loncat keluar saat melihat sosok yang berdiri tidak jauh dari tubuhku. Dia ... suster Marni. Berdiri dengan kaki tidak menapak dan salah satu tangannya terjulur seakan meminta untuk digapai.

Mulutku ternganga melihat penampakannya, sangat menyeramkan setelah tahu kalau sosok itu bukan manusia.  Aku ingin berteriak tapi lidahku rasanya kelu, bahkan aku sulit mengatupkan mulutku. Perlahan sosok itu mendekat, melayang ke arahku. Saat semakin dekat aku memejamkan mata masih sulit berteriak. Belum pernah ada manusia yang meninggal karena dimakan oleh setan, setahuku. Tapi dalam kondisi begini tetap saja aku ketakutan setengah hidup.

Ibu, maafkan aku. Sepertinya aku harus pergi lebih dulu. Tunggu, rasanya aneh. Kenapa aku harus mati karena ketakutan.

Aku pun membuka mataku.

“Aaaaaa.” Akhirnya aku bisa berteriak. “Pergi, aku belum mau mati.”

“Tolong aku.” Sosok itu tidak membuka mulutnya tapi suara itu jelas terdengar.

“Aku tidak bisa ikut denganmu.”

“Tolong sampaikan pesan untuk keluargaku.”

“Hahh.” Aku mulai mengatur nafasku yang sejak tadi rasanya sulit untuk menarik nafasku.

“Tolong aku, agar aku bisa pergi dengan tenang.”

Aku menelan saliva mendengar permintaan sosok di hadapanku. Walaupun dia terlihat tidak semenyeramkan tadi tapi tetap saja dia hantu, setan atau demit. 

“Apa yang harus aku lakukan untuk menolongmu?"

Aku diam mendengarkan suara itu tanpa menatap sosok dihadapanku. Tubuhku masih gemetar dan bulu kudukku masih berdiri tegak walaupun tidak setegang tadi saat pertama melihatnya. Sosok itu menghilang setelah aku menganggukkan kepalaku tanda mengerti dengan apa yang dia sampaikan. Mendadak tubuhku melorot ke lantai dan aku jatuh terduduk.

Brak Brak

“Yura, kamu di dalam. Buka pintunya Nak!” Terdengar teriakan Ibu.

Aku masih memegang dadaku sambil mengatur nafas agar kembali normal lalu berusaha meraih handle pintu dan membukanya.

“Yura, kamu kenapa Nak?” tanya Ibu sambil memelukku.

Tubuhku sangat lemas, rasanya seperti lelah beraktivitas dan tanpa makan berhari-hari. Padahal aku belum pernah merasakan tidak makan berhari-hari. Ya, semacam itulah rasanya. Dua orang perawat membantuku kembali ke hospital bed, termasuk mengkondisikan jarum dan selang infusan yang sempat keluar darah saat tubuhku tremor. Aku memandang langit-langit kamar dan tidak lama terlihat gelap, sepertinya aku tidak sadarkan diri. 

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

menegangkan tapi seru...

2024-05-02

0

Yani Sopiyani

Yani Sopiyani

seru dan menegangkan

2024-04-03

0

Matthias Von Herhardt

Matthias Von Herhardt

Marni mati knpa yaaa...😁😁😁

2024-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!