Bab 19.

Hari ini tuk kedua kali nya aku menikahi mu.

Tapi bukan untuk menjadi orang bodoh seperti di masa lalu.

*Ingatlah Albert!, bagi ku kau tetap lah Yossep sang lelaki biada**b*!.

Entah kau ingat atau tidak, kau sendirilah yang membuat ku terlahir kembali menjadi maut mu.

Seperti itulah kira nya suara hati Mastany yang mengiringi dansa romantis nya malam itu.

Semua mata begitu tertuju pada kedua nya yang begitu serasi dan mempesona, mereka begitu berhasil menjadi pusat perhatian di pesta besar mereka malam itu.

Berbalutkan gaun putih yang di kenakan Mastany, begitu serasi terlihat jika di sandingkan dengan jas hitam yang di kenakan oleh Albert.

Salah satu tangan Albert melingkar erat memeluk tubuh **** Mastany sembari mata yang tak berpaling sedikitpun dari paras cantik Mastany.

Dansa mereka begitu membuat iri semua para tamu undangan malam itu.

"Very beautiful, my wife," bisik Albert tepat di telinga Mastany yang malam itu telah resmi menjadi istri nya di hadapan agama dan negara.

"Syukhron," ucap Mastany sembari menunjukkan senyum manis nya, namun sebenar nya perasaan muak lah yang ia rasakan saat menatap wajah tampan yang kini telah menjadi suami nya itu.

"Aku tak sabar lagi ingin menghabiskan malam ini bersama mu," bisik Albert sembari mendesah pelan di telinga Mastany.

Hasrat Albert seakan sudah tak sabar lagi menunggu acara pesta itu usai.

Tatapan nya seakan siap menerkam sang istri jika ada kesempatan.

Membuat Mastany dengan reflek nya sedikit mendorong tubuh Albert agar ia melepaskan dekapan nya tepat di penghujung lagu dansa pertama malam itu.

"Efwan Albert, aku haus, kita teruskan dansa kita di lagu kedua nanti, oke," ucap Mastany sembari bergegas menuju ke seorang pramusaji yang tengah membawa se nampan jus jambu favorit nya.

Ku harap Yekka telah selesai dengan persiapan nya, aku tak akan sudi melayani lelaki biadab itu, tak akan pernah!, batin Mastany sembari meneguk segelas jus jambu di tangan nya sampai habis hanya dengan sekali tegukan saja.

"Sayang," ucap Serril memeluk sang putri yang kini telah benar benar melangkah ke kehidupan baru nya.

"Ummi, Abi!," sahut Mastany segera memeluk kedua nya dengan begitu erat.

Sejak pesta hari itu di mulai, ia hanya melihat kedua orang tua nya sekali saat ijab kobul.

Albert begitu membuat Mastany sibuk hanya demi menemui para kolega nya yang tak satupun di kenal oleh Mastany.

"Kami turut bahagia untuk mu sayang, tak terasa anak Abi sudah dewasa," ucap William tersenyum binar menatap sang putri, walaupun dengan sedikit perasaan kecewa yang menyelimuti suasana hati nya.

Ada rasa bahagia juga kecewa di tatapan William saat itu.

Tapi dia sadar, dia bukan Allah yang bisa mengatur keinginan dan masa depan sang putri.

Kewajiban nya sudah ia laksanakan hingga ijab qobul itu berkumandang.

Kini nasib dan kebahagiaan sang putri ia pasrah kan hanya kepada Allah saja.

"Syukhron Abi, syukhron Ummi, terima kasih atas apa yang telah kalian perjuangkan untuk ku sampai detik ini, maaf aku belum bisa menjadi putri kebanggaan kalian," ucap Mastany dengan penuh penyesalan.

Ia begitu tak berdaya jika harus memilih keluarga atau rencana pembalasan dendam nya.

"Tak apa sayang, kami mengerti," ucap Serril sembari mengelus wajah cantik sang putri.

Biar bagaimana pun, Mastany adalah putri satu satu nya yang Allah anugrah kan pada nya.

Apapun keputusan Mastany, Serril sebagai orang tua harus menerima nya dan mendukung nya.

"Dan terima kasih untuk menu minuman pilihan Ummi ini, saat aku meminum nya, rasa lelah ku langsung hilang seketika," seru Mastany membuat Serril menatap heran ke arah sang putri.

"Ummi tidak mengatur apapun di pesta pernikahan mu ini sayang, semua sudah di atur oleh suami mu," ucap Serril sedikit merasa kecewa dengan semua sikap berlebihan Albert pada hari itu, bahkan Serril tak di biarkan bertemu sang putri beberapa hari sebelum pesta di mulai.

"Sebaik nya kami pergi, Abi sudah begitu lelah karna usia Abi yang sudah tak muda lagi, jaga dirimu baik baik sayang. Ingatlah satu hal!, kau masih punya rumah untuk pulang sayang, jadi jangan bimbang jika kau membutuhkan naungan dari orang tua mu ini," ucap William sembari sekali lagi memeluk Mastany dan segera bergegas pergi dari sana tanpa kembali menoleh ke belakang.

Tolong jaga mereka untuk ku ya Allah, batin Mastany menatap lekat lekat kedua orang tua nya yang sudah tak muda lagi.

Seketika pandangan nya tertuju pada seseorang yang tengah berdiri di teras Kastil.

Ia memakai pakaian tertutup dan hampir tak bisa ia kenali.

Perlahan Mastany berjalan menuju pintu keluar Kastil.

Namun langkah nya berhenti saat sosok itu mengangkat sebuah gelas berisi jus jambu kesukaan nya sembari sedikit menyibak penutup wajah nya.

Mastany langsung tersenyum bahagia saat itu juga.

Ternyata sosok itu bukan orang asing lagi bagi nya.

Kau selalu bisa membuatku senang Yekka, terima kasih atas semua nya, batin Mastany berjalan kembali ke aula pesta dengan tak lupa melambai kecil ke arah Yekka.

Yekka nyata nya juga ikut hadir dalam acara mereka, namun secara diam diam agar kehadiran nya tidak di ketahui oleh Albert.

Namun kini tak ada rasa curiga dan cemburu sedikitpun di hati Yekka seperti dulu.

Ia sepenuh nya yakin dengan wanita yang kini telah resmi menikah dengan Albert.

Pesanan mu sudah aku siapkan dengan baik Mastany. Tenanglah, aku juga tak ingin kau jatuh ke pelukan nya, batin Yekka sembari masuk ke dalam Kastil melewati pintu rahasia yang hanya di ketahui oleh Mastany dan diri nya.

 

Sembari menggendong mesra Mastany menuju kamar pengantin.

Tatapan Albert tak berpaling sedikitpun dari wajah Mastany.

"Kau pasti akan berkata, bahwa aku adalah wanita tercantik di dunia ini," ucap Mastany membuat Albert segera mengeryitkan kening nya.

"Bagaimana kau bisa tau itu?, apa di samping kau seorang arsitek terkenal, kau juga seorang peramal?," seru Albert sembari mencuri beberapa ciuman di pipi dan leher Mastany.

Karna itu yang kau pernah ucapkan dulu pada ku saat malam pernikahan kita Yossep, batin Mastany namun dengan senyum mengembang ke arah Albert.

Albert segera merebahkan Mastany ke atas ranjang pengantin mereka.

Namun pandangan Mastany terus saja mencuri pandang ke arah bilik kamar mandi.

Di masa silam, ini waktu di mana Kristani muncul dari bilik itu dan menghancurkan semua nya, batin Mastany begitu marah mengingat masa lalu nya.

Tanpa membuang buang waktu, Albert langsung melucuti kemeja nya tepat di hadapan Mastany.

"Tunggu Albert, aku ingin kita rayakan semua ini dengan sedikit minum, aku mohon," ucap Mastany membujuk.

"Ayolah hanny!, aku sudah tak sabar melakukan nya dengan mu," seru Albert langsung menindih tubuh Mastany saat itu juga.

"Apakah kau begitu keberatan hanya untuk memenuhi keinginan kecil ku itu?, ku dengar momen pertama di atas ranjang akan lebih nikmat dengan sedikit tegukan minuman," ucap Mastany terus berusaha agar rencana nya saat itu tak gagal.

"Baiklah," keluh Albert dengan ogah ogahan melepaskan Mastany dan duduk dengan tenang menunggu minuman yang di maksud oleh Mastany.

Minumlah sedikit dan kau akan menjadi boneka ku, batin Mastany sembari menuang segelas minuman keras yang telah ia masuki sebutir obat yang akan membuat Albert tak pingsan namun juga tak sepenuh nya sadar dengan apa yang telah terjadi.

"Bersulang," ucap Mastany sembari duduk di pangkuan Albert dan bersama sama meneguk minuman keras yang ia telah siapkan.

"Ku kira kau tidak minum minuman seperti ini," ucap Albert begitu heran dengan kebiasaan lain dari Mastany yang belum ia ketahui.

"Ini baru pertama kali nya aku meneguk nya," ucap Mastany sembari menahan mual.

Aku memang tak suka minuman ini, tapi kenapa rasa mual nya begitu terasa sekali, batin Mastany sembari menunggu obat nya bereaksi di tubuh Albert.

Perlahan, reaksi yang di tunggu tunggu Mastany mulai bekerja.

Albert yang kini mulai kehilangan kesadaran nya ternyata masih mengingat hasrat nya untuk menggauli Mastany saat itu.

"Tunggulah sebentar, aku akan bersiap untuk mu," ucap Mastany sembari meninggalkan Albert dan masuk ke bilik kamar mandi.

"Apakah berhasil?," tanya Yekka yang ternyata sudah ada di dalam bilik kamar mandi.

"Di mana pesanan ku?," tanya Mastany tak sabar, bahkan ia semakin gelisah saat mendengar seruan Albert yang terus saja memanggil manggil diri nya.

"Cih!, lelaki itu!," keluh Yekka begitu tak suka mendengar seruan seruan Albert yang terus saja memanggil nama Mastany.

"Cepatlah Yekka!, biarkan saja Albert meracau sendiri," seru Mastany mencari di mana Yekka menyembunyikan pesanan nya.

"Kau bisa keluar sekarang," seru Yekka seketika membuat seorang gadis perlahan keluar dari persembunyian nya.

"Bagus," ucap Mastany saat melihat apa yang dia inginkan sudah berada di hadapan nya.

Bahkan gadis itu terlihat hanya memakai sebuah handuk untuk membalut tubuh nya sesuai permintaan Mastany.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!