Berbagai macam cara di lakukan guru Salwa untuk membuat Petra dan Mastany menjadi dekat dan menghapus jarak di antara mereka.
Namun upaya guru Salwa malah membuat hubungan kedua nya semakin memanas.
Karna hubungan Petra dan Mastany nampak semakin tak sehat saja, guru Salwa yang
menyadari itu mencoba memperbaiki semua nya dengan cara lain.
Guru Salwa mencoba menyatukan kedua nya di satu waktu dan meminta mereka berbicara antara satu sama lain.
Tentang apa yang tidak mereka suka antara satu sama lain nya.
"Umma, kenapa harus ada dia di sini?," keluh Mastany saat masuk ke dalam kelas yang hanya ada Petra di sana, tanpa adanya murid yang lain.
"Umma?, bisa beritahu aku, kenapa aku di panggil ke sini?," tanya Petra tanpa memandang Mastany sedikitpun.
"Umma sengaja mempertemukan kalian di sini, kalian pasti tahu alasan Umma melakukan semua ini kan?," ucap guru Salwa
menatap lekat lekat kedua wajah polos kedua murid nya itu.
"Aku tak pernah merasa punya salah kepada nya Umma, jadi kita lupakan saja semua ini," seru Petra membuat Mastany seketika menatap tajam ke arah nya.
"Tak punya salah kau bilang!, hidup mu itu sudah salah di mata ku!," sentak Mastany lepas kendali.
"What!, Umma dengar itu!, apa dia tuhan yang bisa memutuskan semua nya!," sentak balik Petra merasa ucapan Mastany juga secara tak langsung mencela hubungan kedua orang tua nya.
"Sudah cukup!. Mastany, kendalikan diri mu!, dan Petra tetaplah tenang, oke," seru guru Salwa merasa permasalahan kedua murid nya itu bukan lingkup permasalahan anak anak lagi.
"Kau sudah menghancurkan hidup ku Petra!, jika kau ingat semua nya, kau akan malu dengan diri mu dan hidup mu sendiri," seru Mastany membuat Petra serta guru Salwa merasa bingung di buat nya.
"Aku tak pernah mengenal mu sebelum aku menginjakkan kaki di asrama ini Mastany!, dan aku yakin sekali itu!," seru Petra tak terima.
Seakan Mastany menuduhnya sebagai penyulut pertengkaran mereka.
"Dengar Mastany, jika kau tak berbicara terus terang tentang apapun alasan mu membenci Petra, Umma juga tak akan mengerti kesulitan yang kau rasakan, dan akui semua keburukan yang telah kau lakukan, Umma mohon" ucap guru Salwa mencoba membujuk Mastany agar berkata jujur akan alasan nya membenci Petra.
"Kau benar Umma, Umma selalu benar. Ya!, aku yang menyulut petasan sehingga membuat Petra masuk rumah sakit. Ya!, aku yang meletakkan ular ganas di kamar Petra. Dan Ya!, aku yang telah melakukan semua hal buruk pada Petra selama ini!, aku mengakui itu!, kalian puas!," teriak Mastany membuat guru Salwa serta Petra begitu syok dan tak bergeming sedikitpun dari tempat nya.
Lalu, Mastany berjalan menuju almari buku dan menumpahkan setiap buku di dalam almari.
Hingga tak berselang lama, tangan nya nampak memegang erat satu buku yang sudah familiar di mata seorang murid kearsitekan.
"Pasti kau mengenal wanita di sampul buku ini kan Petra?," seru Mastany membuat Petra menatap foto wanita berjilbab nan cantik yang tak lain ialah Queensany.
"Semua orang di dalam asrama pasti tahu siapa dia Mastany, pertanyaan macam apa itu?," seru guru Salwa sembari memandang Petra yang seakan lebih mengenal sosok Queensany di bandingkan orang lain.
Saat menatap foto Queensany, seakan Petra pernah bertemu langsung dengan nya.
Mustahil!, dia hidup 300 tahun yang lalu, bagaimana aku bisa merasa pernah menatap nya secara langsung?, batin Petra menepis perasaan itu.
"Dia wanita baik baik Umma, namun sejarah mencatat nya sebagai seorang wanita jal*ng yang pergi demi lelaki lain di malam pernikahan nya," seru Mastany membuat guru Salwa semakin bingung.
"Kita di sini untuk membahas antara kau dan Petra, kenapa kau harus membahas Queensany?," keluh guru Salwa tak mengerti arah bicara Mastany saat itu.
"Nasib nya terhubung dengan ku dan Petra Umma!, Umma tak akan menyangka apa yang terjadi!," seru Mastany membuat guru Salwa serta Petra begitu tercengang di buat nya.
"A- apa maksud mu?," tanya guru Salwa merasa ada misteri besar di balik ucapan Mastany.
Tiba tiba, Petra mendapat sekilas bayangan dari masa lalu nya secara samar.
Ia melihat wanita bergaun pengantin yang tergeletak lemas berlumur darah.
Jeritan terakhir nya begitu memilukan.
Hingga sebuah cakaran dari nya seakan menembus terasa sampai di leher Petra.
"Ahh!," ucap Petra sembari memegang tanda lahir di leher nya sembari merasa takut dengan bayangan yang muncul di otak nya.
"Ada apa Petra?," tanya guru Salwa khawatir.
"Rasa itu tidak akan hilang Petra, rasa itu juga membekas dalam nadi ku, rasa sakit yang kau tinggalkan," ucap Mastany membuat Petra terdiam sembari mengusap air mata nya.
Saat itu, ia tak tahu jelas apa yang di maksud Mastany, tapi diri nya merasa, antara Mastany dan diri nya, ialah yang bersalah dalam hal itu.
"M- maaf jika aku pernah berbuat salah pada mu, tapi aku tak tahu kesalahan ku," seru Petra masih nampak bingung sembari terus menangis tersedu sedu.
"Sebenar nya ada apa dengan kalian?," tanya guru Salwa semakin penasaran.
"Umma percaya kan akan reinkarnasi?, jadi berhentilah bertanya, cukup itu saja yang harus Umma tahu," ucap Mastany membuat raut wajah guru Salwa langsung berubah pucat pasi.
Mustahil, batin guru Salwa terduduk lemas di samping Petra yang menangis tanpa Petra sendiri tahu alasan kenapa ia menangis.
Hingga akhirnya terungkaplah sedikit alasan
di balik sikap buruk Mastany kepada Petra selama ini.
Kata Reinkarnasi berhasil membungkam mulut guru Salwa bahkan melunturkan niat nya untuk memperbaiki hubungan Mastany dan Petra.
Namun setelah alasan itu sedikit terungkap, guru Salwa dan Petra lah yang mundur dari permasalahan itu.
Petra merasa, ini saat nya ia pergi dari asrama itu, setidak nya semua itu bisa menebus kesalahan nya kepada Mastany, walaupun sampai saat itu, kesalahan itu masih begitu membingungkan bagi Petra, sekaligus menjadi sebuah tanda tanya besar dalam hidup nya kini.
Sedangkan Mastany tetap berada di asrama mengejar impian terbesar nya.
Tanpa terpengaruh akan semua yang telah terjadi.
Ia dengan mudah melupakan tentang Petra dan guru Salwa yang memutuskan untuk berhenti dari profesi nya.
Sedangkan Mastany terus berusaha meraih cita cita terbesarnya untuk menjadi seorang arsitek handal seperti di masa lalu.
Namun ada perubahan besar dalam citra nya di asrama.
Ia masih tetap pintar dan unggul, namun para teman nya berbalik semakin takut memandang nya kini.
Hingga ia benar benar sendirian tanpa kawan sampai ia lulus dari asrama itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments