Bab 2. Suriah di tahun 1800

"Ummi, kenapa kau begitu pulang cepat hari ini?," tanya seorang lelaki yang familiar di panggil dengan nama William.

Ia begitu heran melihat kepulangan sang istri saat jam sekolah sang putri mungkin baru saja di mulai pagi itu.

Terlebih saat melihat raut wajah sang istri yang nampak begitu marah.

"Aku harus berkata apa lagi Abi," keluh sang istri yang di kenal dengan nama Serril terduduk lesu di samping suami nya yang masih menikmati secangkir kopi pagi nya lengkap dengan sebuah bacaan koran pagi.

"Dia di keluarkan lagi dari sekolah?," tanya William menutup koran pagi nya saat melihat sang putri yang tak kunjung masuk ke dalam rumah dan malah memilih bersembunyi di balik pintu.

William tak terkejut sama sekali jika tebakan nya itu benar.

Sudah banyak sekolah yang sudah menyerah dengan sang putri yang memiliki kemauan sendiri untuk diri nya dalam segala hal.

Terlebih untuk apa yang ingin ia pelajari ataupun tidak.

"Yap!, guru nya berkata, putri mu itu tak pernah tertarik dengan pelajaran apapun di sekolah, setiap waktu ia hanya mencoret coret buku gambar nya saja!," keluh Serril meneguk habis jus jambu yang ia keluarkan dari dalam lemari, ia merasa panas dan kesal akan tingkah putri nya itu.

Tatapan William langsung tertuju ke arah seorang gadis kecil yang sedari tadi nampak ketakutan untuk masuk ke dalam rumah.

"Kemarilah sayang," seru William mencoba meraih tangan mungil itu dari balik pintu.

"Mastany suka menggambar," sahut nya saat sang Abi terpaksa menggendong nya untuk masuk ke dalam rumah.

"Kau dengar itu!, tak ada perkataan lain selain menggambar dan menggambar," keluh Serril mulai sibuk dengan aktivitas dapur nya.

Saat ia marah dan kesal ia akan mulai sibuk mengeluarkan isi kulkas dan mulai memasak semua hidangan bahkan sebelum waktu nya makan kembali.

Seorang ibu yang marah pada anak nya tetap tak akan membuat mereka terlantar ataupun kelaparan, itu lah yang ada di pikiran Serril saat itu.

"Sayang, Mastany. Menggambar itu bukan kejahatan, tapi kau juga butuh ilmu lain," ucap William mencoba menasehati sang putri sembari mengusap lembut kepala nya, sembari menatap lembut mata Mastany.

"Tapi aku tak suka hal lain, pelajaran di sekolah hanya membuat ku pusing," ucap Mastany dengan polos nya sembari memasang wajah yang cemberut.

"Bahkan semua orang tua murid menatap aneh ke arah putri kita," seru Serril sembari terus sibuk dengan peralatan dapur nya.

"Apa yang aneh dari putri kecil ku ini?," ucap William mencoba mengukir senyum di bibir sang putri, namun usaha nya kali itu masih nampak gagal.

"Mastany selalu bicara tak karuan, tentang bangunan dan lain sebagai nya, bahkan dia sering sekali menyebut nama Queen, Q-Queensany, ya!, Queensany, aku bahkan tak kenal siapa dia," keluh Serril terus sibuk mengiris sayur sayuran di dapur.

"Siapa dia Ummi!, apa Ummi tak pernah membaca sejarah tentang kearsitekan negara kita?," keluh Mastany membuat William tercengang di buat nya.

"Buku sejarah?, putri Abi membaca buku sejarah?," tanya William tak percaya.

"Yap!, itu lebih menarik dari buku buku di sekolah," seru Mastany mengeluarkan buku sekolah yang begitu membosankan di mata nya.

"Selalu itu saja jawaban dari nya. Apa kau tahu siapa Queensany Abi?," tanya Serril pada sang suami yang memang kebetulan seorang guru ahli sejarah.

"Dari yang ku tahu, nama Queensany sempat berjaya di era tahun 1500," sahut William mencoba mengingat jelas sejarah akan Queensany yang tercatat dalam sejarah.

"Lalu?, apa yang terjadi pada nya?," tanya Serril mulai meletakkan sebuah masakan yang sudah selesai ia buat dan kembali sibuk membuat masakan yang baru.

"Dia seorang arsitek handal di masa itu, tapi dia di kabarkan kabur di malam pernikahan nya dengan kekasih gelap nya saat itu, hingga kabar nya tak pernah lagi di dengar," ucap William membuat raut wajah Mastany berubah kesal.

Seakan diri nya lah yang saat itu di hina oleh perkataan Abi nya sendiri.

"Itu tak benar!," sentak Mastany seketika hingga membuat kedua orang tuanya begitu heran dengan sikap putri mereka sendiri.

"Sayang, bisa tidak kau tak membuat Ummi dan Abi khawatir, bersikaplah normal seperti anak anak yang lain," ucap Serril menghentikan aktivitas memasak nya dan mencoba memeluk sang putri untuk menenangkan nya serta menenangkan diri nya sendiri dari pikiran yang tidak tidak akan sang putri.

Namun seperti nya, nasehat dari Serril tak di dengarkan oleh Mastany sedikitpun.

Tragedi di masa lalu membuat nya begitu sakit hingga terbawa di masa sekarang.

"Bisa kah kalian hapus sejarah terakhir itu?, kasihan dia, itu cuma kabar angin, kita tak tahu yang sebenar nya terjadi seperti apa," keluh Mastany membuat William begitu tercengang di buat nya.

"Sayang, dengarkan Abi. Abi tak tahu alasan kenapa sikap mu begitu aneh seperti ini, tapi maaf Abi tidak bisa melakukan apa yang kau inginkan, menghapus sejarah itu mustahil!, hanya dengan membuktikan bahwa sejarah itu salah untuk menganti sebuah catatan sejarah, baik di pikiran semua orang bahkan di lembaran kertas sejarah," ucap William menasehati bahwa permintaan Mastany itu mustahil di lakukan.

Ia mencoba memberi pengertian kepada sang putri bahwa semua keinginan nya tidak selalu bisa ia dapatkan.

"Mastany mau belajar, asalkan Ummi dan Abi berjanji satu hal," seru Mastany nampak serius.

"Apa itu?," tanya Serril begitu penasaran dengan apa yang ada di pikiran putri nya saat itu.

Dalam benak Serril, ia begitu berharap bahwa tak ada hal aneh lagi yang di inginkan oleh sang putri kala itu.

"Jika aku telah lulus dari sekolah kanak kanak, masukkan aku ke sekolah di bidang arsitektur seperti anak anak dewasa di ujung kota," ucap Mastany membuat William dan Serril saling pandang.

"Untuk apa sayang!, Ummi sudah pilihkan sekolah dan jurusan terbaik untuk mu," sahut Serril tak setuju.

Dia putri ku satu satu nya, aku tak sanggup jauh dari nya, batin Serril merasa takut.

"Aku ingin menjadi arsitek wanita handal pengganti Queensany," seru Mastany membuat orang tua nya kembali terkejut.

Mereka begitu heran kenapa harus kearsitekan yang ia minati.

Padahal sudah banyak bidang yang coba mereka kenalkan pada sang putri, tapi Mastany tetap tak bergeming dari pilihan nya.

"T- tapi..," ucap Serril di hentikan oleh William.

"Baiklah, sesuai keinginan putri Abi," sahut William membuat Mastany begitu girang saat itu.

Sejak saat itu Mastany tak pernah berulah di sekolah baru nya.

Ia bahkan tak pernah membuat kesal Ummi nya lagi.

Tatapan aneh semua orang pada nya kian memudar dan terlupakan, terlebih saat Mastany telah membuktikan bahwa ia sebenar nya adalah anak cerdas dan normal.

"Syukhron Umma," ucap Serril saat guru dari Mastany memberikan sebuah penghargaan tuk kesekian kali nya pada keberhasilan dan nilai nilai Mastany yang Fantastis.

Semua mata di ruang kelas nya begitu takjub menatap sosok Mastany yang begitu cerdas, bahkan mereka sulit sekali hanya untuk mengimbangi nya saja.

Bahkan saat itu, semua guru merasa ilmu yang mereka pelajari selama hidup dengan mudah nya di serap Mastany dalam hitungan bulan saja.

"Ummi tak mau menawari ku hadiah?," tanya Mastany berharap sembari menatap manis ke arah sang Ummi.

"La, karna Ummi tahu, Mastany pasti meminta buku tentang ilmu arsitek bukan?, kenapa kau tak bosan dengan buku buku itu?," seru Serril sembari menggandeng Mastany menuju ke toko buku Favorit Mastany.

"Aku hanya menyukai nya Ummi, hanya menyukai nya," timpal Mastany terus bersemangat menuju toko buku Favorit nya.

"Assalammualaikum Ukhti," sapa pemilik toko saat melihat Serril datang bersama Mastany yang merupakan pelanggan tetap nya.

Dengan sigap tangan nya memilihkan buku buku yang akan di sukai oleh gadis kecil di hadapan nya itu.

"Walaikumsalam. Apa ada paman?," tanya Mastany langsung ke inti nya.

"Kebetulan," ucap pemilik toko sembari menyodorkan buku kearsitekan keluaran terbaru.

"Syukhron paman," sahut Mastany segera mengambil buku itu dengan begitu bersemangat, sembari langsung duduk diam di sofa toko dan mulai membaca buku baru nya dengan raut wajah yang begitu antusias.

"Dia benar benar!, efwan paman," ucap Serril merasa tak enak atas sikap anak nya.

"Kenapa harus minta maaf, dia itu anak yang cerdas, entah apa yang ia cita citakan di masa depan," ucap sang pemilik toko merasa kagum dengan sosok ceria dan cerdas seperti Mastany.

 

Mohon dukungan nya ya semua🙏

Semoga suka.

Syukhron(terima kasih)

Efwan(maaf).

Terpopuler

Comments

Noviyanti

Noviyanti

keren ceritanya. semangat terus masih nyicil dan nyimak

2023-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!