Meskipun saat itu Yekka sedang marah besar kepada Mastany.
Tapi Mastany tak berniat sedikitpun untuk mundur dari rencana nya.
Bahkan rencana pernikahan antara ia dan Albert pun mulai di rencanakan.
Kebahagiaan begitu terpancar di raut wajah mereka.
Namun kebahagiaan yang di tunjukkan oleh Mastany tidak lebih hanyalah sebuah kebohongan belaka.
Bersamaan dengan itu, keberatan Yekka akan rencana itu pun mulai ia lontarkan.
"Mastany!, kau begitu keterlaluan!," seru Yekka tiba tiba dengan cepat menarik tangan Mastany hingga tubuh nya dengan cepat mendarat di pelukan Yekka.
Nafas menggebu karna amarah pun begitu terasa di dada Yekka saat itu.
"Dengarkan aku dulu Yekka!, aku melakukan ini demi keberhasilan rencana ku, bahkan aku tak sungguh sungguh berniat menikah dengan nya," seru Mastany mencoba meredam amarah Yekka yang sudah nampak lepas kendali.
"Arrrrrgh!, kau jahat Mastany!, sampai detik ini pun kau masih saja mau membodohi aku!," teriak Yekka sembari menghancurkan barang barang yang ada di sekitar nya.
"Hentikan Yekka!, kau bisa membuat orang orang mendengar perdebatan kita!, ingatlah kita sedang berada di mana," seru Mastany segera menutup pintu bilik Kastil yang beruntung nya masih berjarak cukup jauh dari keramaian pengunjung.
"Aku tak peduli!, sekarang biarkan mereka semua tahu, aku mencintai mu!, terutama taun Albert, dia harus tahu semua ini!," sahut Yekka tetap bersikeras tak rela jika Mastany benar benar jatuh di pelukan orang seperti tuan Albert.
"Itu arti nya kau mau semua kerja keras ku dan pengorbanan ku selama ini sia sia, apakah itu yang kau mau?, semua rencana ku hancur Yekka?," seru Mastany dengan mata yang mulai basah.
"Tapi ini melenceng jauh dari rencana kita Mastany, apa kau sadar itu?, hah!," keluh Yekka merasa begitu hancur sembari memukul dinding Kastil dengan kedua tangan nya.
"Maafkan aku Yekka, tapi aku tidak bisa mundur dari semua ini," ucap Mastany semakin membuat Yekka geram.
"Oh, jadi begitu," ucap Yekka sembari bergegas keluar dari bilik itu dengan wajah yang begitu menakutkan, seakan ada rencana buruk dalam niat Yekka saat itu.
Ya Allah, apa yang akan dia lakukan?, baru kali ini aku melihat nya begitu marah seperti itu, batin Mastany sembari bergegas mengikuti kemana Yekka pergi.
"Astaga!, dia akan pergi ke aula Kastil," ucap Mastany begitu takut kalau Yekka akan berbuat nekat kepada Albert dan akan membahayakan keselamatan nya sendiri.
Kau harus di beri pelajaran tuan Albert yang terhormat, batin Yekka sembari mengepalkan kedua tangan nya yang sudah penuh darah akibat bertindak konyol dengan meninju tembok Kastil secara brutal.
"Yekka, tunggu!, hentikan Yekka!," teriak Mastany terus berusaha mengejar Yekka yang sudah kalap saat itu.
Jangan hancurkan masa depan mu hanya karna aku Yekka, batin Mastany terus berlari dengan perasaan yang semakin tak karuan.
"Albert!," sentak Yekka saat diri nya telah sampai di aula Kastil.
Membuat semua mata pengunjung langsung terfokus menatap ke arah nya.
Bahkan membuat Albert langsung merasa terhina dan marah karna kelancangan Yekka saat itu.
Dia tak memanggil ku tuan!, pembantu kurang aj*r!, apa dia tak sadar kalau hidup enak nya itu karna kemurahan dari ku, batin Albert merasa Yekka dengan sengaja memang ingin mempermalukan nya.
Bahkan ia melakukan nya di saat para pengunjung Kastil masih begitu ramai sore itu.
"Aku tak terima kalau kau mau menikahi wanita yang ku cintai, aku tak sudi ia menikah dengan lelaki penuh tipu daya seperti mu!," seru Yekka membuat sebagian pengunjung memilih berlari keluar dari Kastil, dan sebagian lagi memilih untuk menyaksikan dan merekam momen langka itu.
Karna mereka tahu, pertengkaran yang melibatkan orang ternama seperti Albert Kristos akan meledak dan menjadi halaman utama dalam surat kabar.
Sementara para pengawal Albert yang ikut geram karna sang tuan di hina.
Segera melipat lengan baju nya dan bersiap untuk memberi pelajaran kepada Yekka.
"Hentikan!," ucap Albert malah menghadang niat para body guard nya.
Bersamaan dengan itu, Mastany telah sampai di sisi Yekka meskipun dengan nafas yang terengah engah.
"Albert tolong jangan dengarkan dia!, dia tak serius dengan ucapan nya," seru Mastany membuat Albert langsung tertawa dengan kencang nya.
"Wah, wah, wah!, good, apa kau juga mencintai nya sayang?," ucap Albert seketika berubah ekspresi menjadi begitu menakutkan.
"Katakan Mastany!, katakan!," seru Yekka sembari mengguncang tubuh Mastany yang masih terdiam menatap nya.
"La Albert, aku tidak pernah mencintai nya, dia lah yang begitu terobsesi pada ku," ucap Mastany sembari memalingkan wajah nya dari Yekka.
Dan saat itu juga, Mastany berjalan mendekati Albert dan menggenggam tangan nya.
Membuat Yekka begitu hancur saat itu.
"Kau dengar kan apa kata calon istri ku ini," ucap Albert sembari mengecup mesra bibir Mastany di hadapan Yekka.
"Jangan sentuh dia!," teriak Yekka seketika meskipun dari mulut Mastany sendirilah ia di rendahkan.
Ia bahkan menghajar Albert demi melepas rasa sakit hati nya.
Sebelum para body guard berhasil mengatasi Yekka, dua pukulan tinju Yekka sudah berhasil mendarat di wajah dan perut Albert.
Membuat nya mengerang kesakitan sembari mengeluarkan berbagai macam sumpah serapah yang di arah kan kepada Yekka.
"Cepat kalian urus dia dasar bodoh!. Dan untuk kau!, jangan harap ada yang mempekerjakan kamu lagi di kota ini, dan mulai sekarang, jangan berani berani nya kau muncul di hadapan ku!," sentak Albert sembari mengusap darah yang keluar dari sisi bibir nya.
Karna kenekatan nya itu, Yekka harus menghadapi kemarahan para body guard Albert dan harus pulang dengan badan penuh memar.
"Kau tak apa sayang?," tanya Mastany mencoba berpura pura menunjukkan rasa perhatian nya pada sang calon suami.
"Hentikan!, lebih baik kau pulang, aku akan urus luka ku sendiri," ucap Albert berjalan dengan perasaan kesal menuju ke kamar nya.
Sebaik nya aku temui Yekka, aku begitu merasa bersalah dan berhutang banyak kata maaf pada nya, batin Mastany bergegas meninggalkan Kastil.
-------
"Ahh!," rintih Yekka saat mengobati luka nya hanya dengan menggunakan sebuah handuk dan air hangat.
Aku tak mengira Mastany yang kucintai ternyata seorang pembohong besar, batin Yekka begitu kecewa saat mengingat ucapan Mastany sore itu di aula Kastil.
Aku melakukan semua nya agar kau tidak menderita dengan pilihan mu Mastany, tapi kau, hari ini membuktikan bahwa kau tidak ada beda nya dengan para wanita di luaran sana, batin Yekka sembari menatap wajah malang nya di depan cermin.
Tiba tiba fokus nya ter buyarkan saat mendengar suara pintu rumah nya di ketuk.
Yekka sempat heran mendengar pintu rumah nya di ketuk, pasal nya selama ini ia tak pernah kedatangan tamu siapapun ke rumah nya. Sekali ia mendapatkan tamu, itu ialah seorang pengantar surat pajak rumah hanya di setiap penghujung tahun.
Bahkan Yekka sudah lama hidup sendiri di dalam rumah berukurang sedang nya itu.
Orang tua nya sudah meninggal beberapa tahun silam, dan jika bukan karna ayah dari Albert yang memberi nya pekerjaan dan gaji yang cukup untuk mencukupi hidup nya, ia tak akan memiliki tempat dan makanan yang layak untuk nya sampai detik ini.
"Tunggu sebentar!," seru Yekka sembari memakai kemeja nya kembali dan segera bergegas menuju ke pintu depan.
Kemeja itu ialah kemeja yang sama yang ia pakai saat tangan tangan kekar itu memukuli nya beberapa saat yang lalu, dan itu bisa di lihat pada bercak darah segar yang ada di kemeja nya
Mata nya seketika membulat sempurna saat melihat siapa yang tengah berdiri di depan pintu rumah nya.
"Aku membawa obat untuk mu," ucap Mastany sembari masih tak bernyali untuk menatap langsung wajah Yekka, setelah apa yang telah ia perbuat kepada nya.
Dengan cepat nya, Yekka segera menarik tubuh Mastany masuk ke dalam rumah nya dan langsung mengunci jalan keluar Mastany satu satu nya.
Dengan tatapan tajam dan penuh kekecewaan, Yekka mencoba menekan tubuh Mastany ke pintu.
"Kenapa kau bisa tahu rumah ku?. Ah, lupakan itu!, kenapa kau bisa sampai ke sini?, belum puas kau menyakiti ku hem!," ucap Yekka sembari menatap tajam dengan muka datar ke arah Mastany.
Tatapan itu sudah cukup membuktikan bahwa harga diri Yekka sebagai lelaki sudah terluka begitu dalam karna ulah nya.
"Aku hanya ingin meminta maaf," ucap Mastany sembari mencoba kembali memberanikan diri hanya untuk menatap mata Yekka.
Ia berharap masih menemukan tatapan lembut dari pria yang begitu mencintai nya.
"Maaf!, apa itu masih berguna Mastany?, saat kau memutuskan untuk menikahi tuan Albert dan tak menganggap ku di hadapan semua orang sore ini?, kata maaf sudah tak berguna lagi!," sentak Yekka melepaskan cengkraman nya lalu duduk bersimpuh menangis di lantai.
"Maafkan aku Yekka, jika aku mengakui perasaan ini kita akan celaka!, Albert tak akan melepaskan kita begitu saja, dan rencana ku untuk memiliki Kastil itu juga tak akan bisa terwujud," seru Mastany mencoba menenangkan Yekka sembari memeluk nya dengan begitu erat.
"Lupakan Mastany, lupakan, sebaik nya kau pergi dari sini," ucap Yekka beranjak bangkit dan berjalan menuju kamar nya.
"Apa yang harus ku lakukan untuk menebus semua kesalahan ku?, katakan!, agar kepercayaan mu pada ku kembali lagi seperti dulu," seru Mastany seketika membuat langkah kaki Yekka terhenti.
"Semua sudah berakhir, anggap saja kita tak pernah saling mengenal," ucap Yekka seakan tak bisa kembali mempercayai wanita yang begitu ia cintai itu.
"Apa dengan raga ku ini cukup untuk mendapatkan mu kembali Yekka?," seru Mastany seketika membuat Yekka langsung berbalik badan.
"Apa maksud mu Mastany?," seru Yekka tak percaya dengan apa yang ia dengar.
Tanpa berucap apapun, Mastany berjalan perlahan mendekati Yekka.
Perlahan pula ia mulai mengusap dada kekar Yekka dan melepaskan kancing kemeja milik Yekka satu persatu.
"Kesucian seorang wanita itu begitu berharga bagi kami Yekka, dan apa kau masih akan meragukan kejujuran ku saat aku menyerahkan nya pada mu?," ucap Mastany sembari mulai melucuti kemeja dan celana yang di kenakan oleh Yekka.
"Mastany, apa yang kau..," seru Yekka namun ucapan nya langsung di hentikan oleh tangan lembut Mastany.
"Diam lah, malam ini aku milik mu," bisik Mastany sembari menuntun tangan Yekka menuju resleting gaun milik nya.
Sejenak, Yekka sempat bingung dengan tingkah Mastany saat itu, namun tak bisa di pungkiri, hal itu juga merupakan keinginan terbesar dalam diri Yekka.
Yaitu bisa memiliki Mastany seutuh nya.
Perlahan tapi pasti, Yekka mulai menuruti alur permainan Mastany.
Tangan nya mulai bergerak mengikuti feeling nya dan hasrat yang semakin menggebu dan memanas dalam diri nya.
Dengan cepat, kecupan hangat langsung beradu mengawali pergulatan mereka di sore yang dingin itu.
Kini Mastany sudah berada di bawah tubuh kekar Yekka dan mulai merasakan ketegangan senjata Yekka di bawah sana.
"Apa kau yakin?," ucap Yekka masih sadar dengan apa yang ia lakukan.
"Jika kau benar benar mencintai ku," bisik Mastany sembari ******* daun telinga Yekka dengan ganas nya.
Membuat andrenalin Yekka semakin memuncak dan membuat nya semakin bermain gila.
Ia terus menikmati tubuh Mastany tanpa tertinggal satu bagian pun.
Dan seperti nya Yekka tak mau menunggu lama.
Ia segera bersiap dengan kuda kuda nya dan langsung mengoyak inti Mastany dengan sekali hentakan.
Hingga lenguhan Mastany begitu keras terdengar di telinga Yekka.
Saat Yekka menatap ke bawah, darah segar menetes di ranjang nya.
Membuat Yekka merasa bersalah akan tuduhan buruk nya selama ini pada Mastany.
"Maafkan aku, mulai sekarang aku akan percaya sepenuh nya pada mu," ucap Yekka sembari kembali mengatur irama naik turun tubuh nya dan membuat Mastany kembali terlihat tenang dan menikmati setiap gerakan yang ia buat.
Hingga di penghujung kenikmatan, mereka saling mengerang dan melemas bersama saat itu juga.
Dengan cara itu, Yekka akhir nya percaya sepenuh nya pada Mastany kembali.
Dan mulai membantu Mastany kembali dalam upaya pembalasan dendam nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments