Bab 13.

"Coba jelaskan pada ku Mastany?, apa aku tak kau anggap sedikitpun?," tanya Yekka begitu putus asa nya saat mengingat bahwa beberapa menit yang lalu Mastany telah menerima lamaran dari Albert secara langsung.

Sembari menatap langit malam itu, Yekka berusaha mengusap mata nya yang mulai basah.

"Kenapa kau begitu tega Mastany?, aku begitu mencintaimu, bahkan melebihi cinta tuan Albert pada mu!," keluh Yekka sembari memukul tembok balkon rumah sakit berulang ulang kali.

"Tak apa kau tak menerima cinta ku ini, tapi aku tak rela jika kau jatuh pada pelukan lelaki seperti tuan Albert, kau belum tahu seluruh nya tentang sifat buruk nya Mastany!, kau dengar itu!," teriak Yekka dengan begitu kencang nya, ia mencoba meluapkan amarah nya di atas gedung rumah sakit malam itu.

"Efwan Yekka," seru Mastany tiba tiba sudah berdiri di belakang Yekka.

Tanpa Yekka sadari, Mastany sudah berada di sana dan mendengar semua keluh kesah yang baru saja ia luapkan.

"Mastany?, kenapa kau ada di sini?," ucap Yekka berusaha menutupi kesedihan nya di hadapan Mastany.

"Jangan pernah sekali kali kau berpura pura di hadapan ku Yekka, itu tak ada guna nya. Kau lelaki baik, jangan kau bersedih hanya karna wanita seperti ku," ucap Mastany tak terasa mata nya ikut basah setelah mendengar semua keluh kesah Yekka terhadap nya.

Baru kali ini ia mengenal lelaki yang begitu tulus mencintai nya tanpa menuntut apapun.

"Aku tak apa Mastany, aku cuma tak mau kau di sakiti oleh tuan Albert," ucap Yekka menatap binar ke arah wanita yang begitu ia cintai.

"Jika itu yang kau takutkan, kau harus berusaha lebih keras lagi melindungi ku," seru Mastany sembari meraih kedua tangan Yekka.

"Aku akan lakukan apapun untuk mu Mastany!," seru Yekka menempelkan kening nya tepat di kening Mastany.

Sesaat ia terpejam dan merasakan cinta nya sedikit tersalurkan di saat itu.

Angin menerpa tubuh kedua nya, membuat hati Yekka seakan sedikit terhibur dengan kebersamaan mereka yang terbilang begitu singkat nya.

"Kau berjanji?," tanya Mastany sembari menatap wajah Yekka yang kini begitu dekat dengan wajah nya, bahkan hembusan nafas Yekka begitu terasa saat itu.

"Aku berjanji!, yang terpenting bagi ku saat ini adalah kebahagian mu," sahut Yekka dengan yakin nya walaupun ia tak tahu apa yang sebenar nya di inginkan Mastany.

"Bantu aku menghancurkan Albert!, dan bantu aku merebut Kastil nya!," bisik Mastany mendekatkan bibir nya ke telinga Yekka.

Hingga membuat Yekka hampir kehilangan fokus nya pada saat itu.

Hasrat nya untuk memiliki Mastany begitu bergejolak hingga membuat nya hampir melupakan akal sehat nya.

"Apakah itu tujuan utama mu yang sebenar nya?," tanya Yekka saat lamunan kotor nya ter buyar kan.

"Ya Yekka!, kehancuran Albert lah yang aku incar sejak dulu, aku tidak akan hidup tenang jika aku belum bisa membuat nya hancur!," seru Mastany dengan dendam yang begitu membara di dalam hati nya.

"Apa yang membuat mu bisa begitu membenci tuan Albert?," tanya Yekka masih tak mengerti dengan semua itu.

"Terkadang semua hal tidak butuh sebuah penjelasan Yekka, kau percaya pada ku kan?," seru Mastany sembari memohon di hadapan Yekka untuk membantu nya sekali lagi.

"Baiklah Mastany, aku akan membantu mu," ucap Yekka begitu membuat Mastany bahagia.

"Syukhron," ucap Mastany sembari mengecup pipi Yekka dan segera bergegas pergi dari sana sebelum salah satu pengawal Albert memergoki nya di sana sedang bersama dengan Yekka.

Mastany meninggalkan Yekka yang masih tercengang bercampur bahagia di tempat nya berada saat itu, dengan salah satu tangan nya yang masih memegang bekas kecupan hangat dari Mastany.

------

Di tengah tengah upaya mereka menghancurkan Albert, Yekka harus menahan emosi saat melihat Mastany mendekati dan merayu Albert setiap hari nya.

"Apa harus dengan cara seperti itu?," keluh Yekka saat melihat Mastany mencoba merayu Albert di dalam saah satu ruangan di ujung Kastil dengan begitu ganas nya.

Namun, Yekka masih tetap berfikir positif dan kembali ke rencana nya semula untuk membantu keberhasilan rencana Mastany.

Namun kenyataan nya, Mastany juga tak bisa mengontrol gejolak dalam diri nya.

Pasal nya hati Mastany juga mulai hanyut dalam permainan nya sendiri.

Ia membayangkan Albert yang mirip sekali dengan Yossep bisa menyatu dengan nya seperti yang ia impikan dulu saat pernikahan mereka di masa lalu.

Mastany membayangkan jika Kristani saat itu tak ada untuk menghancurkan kebahagiaan nya.

Mungkin Yossep tidak akan pernah gelap mata dan mencoba membunuh nya pada saat itu.

"Astaga!," seru Mastany begitu terkejut saat lamunan nya ter buyar kan karna sebuah sentuhan hangat di atas dada nya.

Dengan spontan, Mastany dengan cepat menepis tangan Albert dari dada nya.

"Bukan kah ini yang kau inginkan sayang?," ucap Albert mencoba mendekap tubuh sexy Mastany yang begitu terlihat menggoda di hadapan nya.

Kini satu sifat buruk Albert terkuak di depan mata Mastany.

Sifat rakus dan selalu bergairah saat bersanding dengan seorang wanita.

"Jika kau begitu menginginkan ku, cepat tepati lah janji mu itu untuk menikahi ku," ucap Mastany sembari menarik dasi yang menggelantung di leher Albert dengan lembut nya.

"Bersabarlah sayang, aku akan urus pernikahan kita setelah aku selesai dengan urusan ku yang lain, aku tak mau urusan ku akan mengganggu acara pernikahan kita," ucap Albert sembari berfikir keras bagaimana cara nya ia menjauhkan sang kekasih dari Mastany.

Sudah berhari hari ia berhasil mengulur ngulur waktu untuk membuat kekasih nya tak datang menemui nya di Kastil.

Ia harus secepat nya mencari cara untuk mengirim kembali sang kekasih ke negara asal nya.

Aku tak akan meninggalkan salah satu dari kalian, tak akan!, batin Albert dengan egois nya.

"Hei!, kau kenapa?," seru Mastany membuyarkan lamunan Albert.

"La, sebaik nya aku antar kau pulang sekaligus aku ingin berkenalan dengan kedua orang tua mu," ucap Albert seketika membuat senyum Mastany sedikit memudar.

"Sebaik nya lain kali saja, oke!," ucap Mastany mencoba mencegah lelaki biadab itu untuk tak berdekatan dengan orang tua nya.

"Why?, kita akan segera menikah bukan?," tanya Albert begitu heran dengan sikap Mastany saat itu.

"Sebaik nya lain kali saja, oke. Aku begitu lelah hari ini," ucap Mastany mencoba mencari alasan atas penolakan nya itu.

"Apa kau ingin tidur di kamar ku ini?," bisik Albert kembali mencoba mengecup leher Mastany.

Namun seketika Yekka datang dan membuyarkan momen romantis itu.

"Maaf, hari sudah larut, apa Ukhti mau aku siapkan kereta untuk pulang?," tanya Yekka membuat Albert begitu kesal menatap nya.

"Aku belum memberi perintah itu pada mu!, lancang sekali!," sentak Albert tak membuat Yekka gemetar sedikitpun.

Yang ia tahu, ia harus terus melindungi Mastany dari jerat tuan Albert.

"Sudahlah Albert, dia benar, aku harus pulang sekarang. Assalammualaikum," ucap Mastany sembari bergegas keluar dari ruangan itu.

Sial!, pelayan itu sungguh ingin bersaing dengan ku!, batin Albert begitu geram.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!