Bab 18.

Malam itu, Mastany masih terdiam lemas dengan hanya bertutup kan sehelai selimut saja.

Ia tak menyangka akan bertindak sejauh itu dengan Yekka.

Otak nya terus mengingat pergulatan panas antara ia dan Yekka beberapa saat lalu.

"Apa kau menyesal Mastany?," tanya Yekka sembari merangkul wanita pujaan nya itu.

Bagi Yekka, malam itu adalah malam terindah bagi nya.

Dalam hati nya, ia juga berharap jangan sampai momen itu berakhir dengan begitu cepat.

"La," ucap Mastany sembari menampakkan senyum manis nya.

Namun raut wajah nya masih tak bisa menyembunyikan kegelisahan nya yang begitu besar dalam hati nya saat itu.

"Lalu kenapa kau begitu murung?, wajah cantik mu bisa kehilangan kecantikan nya nanti" ucap Yekka mencoba membuat Mastany senyaman mungkin berada di dekapan nya.

"Tolong jangan sampai orang tua ku mengetahui kejadian malam ini, orang tua ku adalah segala nya bagi ku, aku tak mau mereka kecewa," ucap Mastany sembari mengecup tangan Yekka dengan mesra nya.

Ia begitu yakin Yekka akan bisa menuruti permintaan sederhana nya itu.

"Dengar Mastany!, mulai sekarang, aku tak akan bertindak bodoh lagi. Dan ya, jika itu membuat mu lega, aku akan berjanji orang tua mu tidak akan tahu tentang semua ini," ucap Yekka sembari mengacungkan jari kelingking nya seperti seorang anak yang memberi kan janji kepada teman nya.

"Syukhron Yekka," ucap Mastany segera di bungkam dengan sebuah kecupan hangat yang tiba tiba mendarat di bibir nya.

"Jangan katakan itu, aku masih banyak berhutang maaf pada mu," ucap Yekka begitu membuat hati Mastany berdegup kencang.

Sekeras apapun ia menolak hidup dengan cinta, ia tetap akan menemukan nya jika sang pencipta sudah berkehendak.

Sekeras apapun ia mencoba menciptakan alur hidup nya sendiri, masih ada takdir Allah yang akan ikut campur di dalam nya.

"Setelah ini aku harap kau akan membantu ku lagi, aku mohon," ucap Mastany dengan nada memohon.

"Meskipun kau tak meminta nya Mastany," sahut Yekka sembari mengeluarkan sebuah dokumen dari laci nya.

"Apa itu?," tanya Mastany sembari memeluk Yekka dari arah belakang.

Kebersamaan mereka saat itu seperti sepasang suami istri yang masih hangat terasa.

"Sebenar nya dokumen ini sudah aku buat sejak lama untuk mu, hampir saja aku merobek nya tadi karna emosi," ucap Yekka memberikan dokumen itu pada Mastany.

Mastany yang membaca sampul dokumen nya saja langsung beranjak bangun dari tidur nya dan dengan seksama membaca isi dokumen itu sampai habis.

"Kau senang?," tanya Yekka sembari menyibak rambut Mastany yang sedikit menghalangi bagian wajah cantik Mastany.

"Kau bercanda?, ini begitu membuatku senang Yekka!," seru Mastany begitu kegirangan sembari memeluk Yekka dengan erat nya.

"Kini aku akan membantu mu sampai kau bisa mendapat kan cap jari dari Albert, dengan begitu, Kastil itu akan langsung menjadi milik mu," ucap Yekka hampir membuat Mastany menangis haru.

Ia tak menyangka perjuangan nya tinggal beberapa langkah lagi.

"Syukhron Yekka, kau tak akan tahu begitu berarti nya ini untuk ku," ucap Mastany sembari mendaratkan kecupan mesra di pipi Yekka sekali lagi lalu bergegas memungut pakaian nya yang berserakan tak karuan di lantai.

"Ets!, tunggu!," seru Yekka menarik tangan Mastany hingga tubuh Mastany langsung menghantam lembut dada kekar Yekka.

Sekali lagi tubuh mereka bersentuhan, dan tatapan mereka kembali beradu.

"Apa ini Yekka?, aku harus pulang, orang tua ku akan cemas nanti nya jika putri mereka ini tak kunjung pulang," ucap Mastany dengan pipi yang langsung bersemu merah.

"Apa tak ada hadiah untuk ku sebelum kau pergi?, hem," bisik Yekka tepat di daun telinga Mastany, hingga nafas nya yang hangat kembali membangkitkan gairah terlarang Mastany.

"T- tapi aku harus pulang Yekka," ucap Mastany namun dengan mata yang mulai terpejam mengontrol gairah nya yang mulai bangkit.

"Aku akan mengantar mu pulang, orang tua mu tak akan marah jika aku yang mengantar mu pulang, kau bilang mereka menyukai ku bukan?," ucap Yekka dengan tangan yang mulai meraba mesra lengan dan leher Mastany.

"Kau memang pintar sekali merayu, hingga orang tua ku saja bisa suka pada mu, padahal kalian belum pernah berbincang sama sekali," ucap Mastany mulai reflek meraba dada Yekka yang masih basah karna pergulatan mereka di atas ranjang beberapa saat yang lalu.

"Jika saja ambisi mu itu tak ada Mastany, mungkin aku sudah melamar mu sejak lama," ucap Yekka membuat senyum Mastany sedikit memudar, hati nya kembali mengingat rasa sakit yang di torehkan Yossep hingga di kehidupan nya kini, yang membuat nya harus hidup beriringan dengan dendam membara di dalam hati nya di masa kini.

Melihat perkataan nya yang membuat Mastany mulai bersedih kembali.

Yekka mulai melanjutkan gerakan tangan nya tanpa berucap apapun lagi.

Dengan beberapa kecupan di leher dan pelukan yang hangat, Mastany mulai teralihkan dengan permainan yang Yekka mainkan.

"Ah!," lenguh Mastany saat Yekka mulai mempercepat irama gerakan nya.

Melihat gairah Mastany yang mulai bangkit, Yekka kembali ******* bibir ranum di hadapan nya sembari menggiring tubuh Mastany kembali ke atas ranjang.

Pakaian yang sempat Mastany pungut dari lantai, kembali di hempaskan oleh tangan kekar Yekka yang tak ingin ada gangguan di momen indah nya itu.

"Kau begitu cantik Mastany," bisik Yekka sembari mulai ******* bagian gundukan dada Mastany sekali lagi.

Beruntung nya aku menjadi lelaki pertama yang menyentuh nya Mastany, semoga aku bisa membawa mu ke depan penghulu nanti nya, batin Yekka terus mempercepat pergerakan nya.

Pergerakan Yekka terus turun ke bawah hingga sampai ke bagian inti Mastany.

Kini permainan Yekka semakin brutal dan cepat, berbeda sekali dengan pergulatan mereka yang pertama dimana Yekka masih bermain perlahan dan lemah lembut dalam memainkan irama gerakan nya.

Namun nyata nya permainan brutal itu juga begitu di nikmati Mastany hingga lenguhan nya tak berhenti terdengar melengking di telinga.

Hingga tak butuh waktu lama untuk mereka sampai ke puncak kenikmatan tuk yang kedua kali nya di malam itu.

Inikah kenikmatan yang kita dapatkan jika kita berhasil menemukan pasangan yang tepat?, batin Mastany tersenyum lemas di bawah tubuh Yekka yang kembali basah oleh keringat.

----

Pagi itu, Mastany berusaha bersiap dengan gaun terbaik nya.

Sesekali ia mencuri pandang ke arah dokumen pemberian Yekka malam itu.

"Aku harus berhasil merayu Albert hari ini, dan jika aku sudah mendapatkan cap itu, aku akan membatalkan pernikahan itu segera," ucap Mastany sembari memoles wajah nya dengan begitu cantik nya namun tetap dalam jalur natural seperti riasan favorit nya.

"Sayang, sarapan sudah siap," seru Serril tiba tiba telah berdiri di depan pintu kamar Mastany.

"Ummi?, Ummi sudah lama berada di situ?," tanya Mastany begitu terkejut nya.

"La, Ummi baru saja tiba," sahut Serril sembari menatap tampilan Mastany pagi itu dengan tatapan yang sedikit terlihat tak suka.

"Tunggu Ummi!, apa Ummi tak bertanya aku mau kemana seperti kebiasaan Ummi setiap pagi?," seru Mastany seketika membuat Serril berkacak pinggang.

"Dulu Ummi suka sekali bertanya itu setiap kau berdandan, tapi sekarang. Ummi sudah tahu jawaban mu," sahut Serril sembari berjalan kembali menuju ke ruang makan.

Ummi tahu, aku juga muak terus berdandan hanya untuk lelaki macam Albert, batin Mastany sembari berjalan mengikuti sang Ummi.

 

"Sabah Albert," sapa Mastany saat telah sampai di depan pintu ruang kerja Albert di sisi lain Kastil.

Menatap Mastany yang berdandan dengan cantik nya, reaksi Albert tidak menyenangkan seperti biasa nya.

Seperti nya Albert masih kesal dengan tingkah Yekka yang berani memukul nya kemarin, batin Mastany memberanikan diri mendekati Albert dan memeluk nya dari belakang.

Bahkan luka lebam yang di perbuat Yekka masih terlihat di beberapa bagian tubuh Albert.

"Kenapa kau sama sekali tak menemui ku semalam?, bahkan pelayan ku yang harus menggantikan tugas mu menyeka luka memar ku ini!," keluh Albert meluapkan kekesalan nya.

Kenapa aku harus melakukan nya?, tubuh ku saja begitu remuk di hujam terus terusan oleh Yekka, bahkan dia mengantarkan ku ke rumah tepat tengah malam, batin Mastany sembari mengelus luka memar di lengan Albert.

"Efwan Albert, ku kira kau tak mau ku ganggu semalam," sahut Mastany memasang wajah penuh penyesalan.

"Baiklah, aku maafkan kau untuk kali ini. Oh ya, kita ada janji dengan penjual gaun pengantin siang nanti, kau tak berubah pikiran bukan?. Bahkan setelah pelayan sialan itu mengutarakan cinta nya pada mu di hadapan semua orang?," seru Albert menatap curiga ke arah Mastany.

"La Albert!, aku tidak akan meninggalkan mu hanya karna pelayan seperti dia, tapi..," ucap Mastany membuat Albert mengeryitkan kening nya.

"Tapi apa?," tanya Albert tak sabar.

"Aku ingin meminta sesuatu kepada mu sebelum menikah," ucap Mastany memulai rencana nya.

"Apa itu?, berlian?, rumah mewah?, kau akan mendapatkan semua nya," seru Albert dengan sombong nya.

"Bukan, bukan itu yang ku mau, aku hanya meminta Kastil tua ini menjadi atas nama ku," seru Mastany membuat Albert begitu tercengang di buat nya.

"Kastil?, kastil ini?," tanya Albert tak percaya.

"Ya, aku begitu menyukai Kastil ini," sahut Mastany bersemangat.

"Semua yang ku punya, bahkan Kastil leluhur ku ini akan menjadi milik mu dan anak kita!, kenapa kau harus meminta itu?," seru Albert merasa aneh dengan permintaan Mastany.

"Tapi aku ingin nama ku tertulis nyata di kepemilikan Kastil ini Albert, aku akan begitu bahagia saat kau melakukan itu untuk ku," seru Mastany terus berusaha merayu Albert yang seakan enggan menuruti permintaan nya.

"La!, aku akan memberikan Kastil ini setelah kita resmi menikah dan melakukan malam pertama, sebelum itu terjadi jangan harap aku membubuhkan nama mu di surat kepemilikan Kastil ini, paham! Jika kau tak paham, lebih baik kau mundur dari pernikahan ini, aku tak apa, berarti kau tak sungguh sungguh mencintai ku," seru Albert berjalan pergi begitu saja meninggalkan Mastany yang masih diam terpaku menatap Albert.

Sial!, rencana ku gagal!, batin Mastany sembari mengepal kedua tangan nya.

Aku bukan orang bodoh Mastany, terlebih ada lelaki lain yang secara gamblang mengutarakan cinta nya pada mu, batin Albert tersenyum dengan licik nya sembari menyalakan rokok di tangan nya dan menghisap nya dengan begitu rileks seakan tanpa beban apapun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!