Langkah kaki Mastany seketika berhenti tepat di ujung lorong.
Mata nya kian basah menatap pintu kayu di hadapan nya.
Kenangan itu, masih jelas terlihat, kau keterlaluan Yossep!, aku sudah memberikan hati dan hidup ku pada mu, tapi kau!, ah, sial!, tak akan lagi aku menjadi barang permainan seorang lelaki, batin Mastany seakan mengutuk kebodohan nya sendiri.
Memori saat diri nya di seret dan di tarik bak hewan masuk ke dalam ruangan itu begitu terasa sampai kini.
Kebengisan dan kebiadaban Yossep serta Kristani masih tergambar jelas di benak nya.
Tak terasa air mata Mastany mulai menetes.
Berderai tiada henti.
Diri nya seakan kembali ke masa lalu menyaksikan langsung diri nya di bantai oleh sang suami serta wanita gelap nya.
Di balik pintu itu, terbujur jasad Mastany sebagai Queensany di masa silam.
Yang pasti nya, jasad Queensany sudah tak bisa di kenali dan hanya tersisa sedikit tulang belulang yang masih nampak utuh terlihat.
Aku sendirian di sana, dingin, sendirian, bahkan saat itu tidak ada yang tahu jikalau aku sudah tiada, semua orang malah dengan mudah nya percaya dengan kabar angin yang di sebarkan oleh Yossep serta Kristani tentang diri ku, tanpa merasa berdosa sedikitpun, mereka dengan enteng nya menghancurkan citra ku di masyarakat!," keluh Mastany dalam hati sembari memukul tembok kastil dengan keras nya.
Hingga tangan nya nampak merah karna darah yang menetes dari luka yang ia buat sendiri.
"Hei you!," seru sebuah suara seketika mengejutkan Mastany.
Ia segera berbalik badan, seketika mata nya kembali membulat sempurna saat melihat siapa yang tengah memergoki nya di sana.
Namun Mastany tampak diam tak berbicara sepatah kata pun.
Dengan langkah pasti, ia mencoba pergi dari sana begitu saja.
"Berhenti!, siapa kau bisa sampai ke sini?," seru lelaki itu menghadang jalan Mastany.
"Saya hanya pengunjung," ucap singkat Mastany tanpa menatap wajah lelaki itu.
Hati nya begitu bergejolak antara marah, benci dan dendam saat bertemu dengan nya.
Ingin sekali ia segera pergi dari sana saat itu.
"Tunggu!, pengunjung harus nya tahu bahwa bagian ini tidak di peruntukkan untuk umum," keluh lelaki itu mencoba memancing kata maaf dari Mastany.
Namun nyata nya kata itu sulit sekali di ucapkan dari bibir wanita di hadapan nya.
"Saya seorang arsitek, wajar bagi saya yang begitu tertarik dengan seluk beluk Kastil yang indah ini," ucap Mastany mencoba kembali berjalan pergi meninggalkan lelaki itu.
"Tunggu!, kau seorang arsitek?," tanya lelaki itu seketika menarik tangan Mastany.
Sontak waktu seketika berhenti saat itu juga bagi Mastany.
Ia merasa sedih, bahagia bercampur marah saat tangan lelaki itu berani memegang tangan nya.
Antara cinta dan benci terus saja bergejolak dalam hati nya.
"Lepaskan!, jaga batasan mu!," ketus Mastany menepis tangan lelaki itu.
Membuat lelaki itu terdiam dan merasa terpesona dengan sosok wanita cantik, tegas dan berpendirian kuat seperti Mastany.
"Sorry. Nama ku Albert, Albert Kristos, pemilik Kastil ini," ucap Albert mencoba memperkenalkan diri nya.
"Aku sudah tahu," ucap Mastany singkat.
"Kalau boleh tahu, siapa nama mu?," tanya Albert begitu penasaran.
"Mastany", sahut Mastany singkat sembari bergegas pergi dari sana meninggalkan rasa penasaran Albert yang masih begitu besar pada nya.
"Sungguh wanita yang unik," ucap Albert kembali ke rutinitas harian nya di dalam Kastil.
"Mastany!, nak!, ada telfon untuk mu!," seru Serril pagi itu begitu kencang nya.
Mendengar seruan sang Ummi, Mastany segera bergegas menuruni tangga dan menjawab panggilan telfon pagi itu.
"Assalammualaikum, dengan Mastany sendiri," ucap Mastany menyapa sang penelepon dengan ramah nya serta senyum yang mengambang di bibir nya.
📱"Walaikumsalam," sahut sebuah suara membuat raut wajah Mastany berubah drastis.
"Apa ada yang bisa saya bantu?," ucap Mastany dengan tegas nya.
Meskipun diri nya sedang bimbang dan masih takut menghadapi Albert secara langsung, dengan paras Albert yang begitu mirip dengan sosok Yossep, namun Mastany terus mencoba berani demi tujuan awal nya.
📱"Bisa ke Kastil hari ini, aku membutuhkan jasa mu di sini," seru Albert membuat Mastany seakan mendapatkan sebuah kesempatan bagus untuk memulai rencana nya.
"Baiklah, aku akan kesana siang nanti, assalammualaikum," ucap Mastany dengan cepat menutup panggilan telfon itu tanpa memberi kesempatan untuk Albert membalas salam nya.
"Aku kembali lagi," ucap Mastany sembari menarik nafas panjang serta mulai melangkahkan kaki nya memasuki pintu masuk Kastil.
Hari itu, Kastil itu nampak begitu ramai pengunjung seperti biasa nya.
Ada rasa bangga tersendiri dalam hati Mastany karna Kastil rancangan nya itu masih terus di kagumi semua orang sampai kini.
"Selamat datang Mastany," sapa Albert seketika dari arah belakang.
"Apa yang kau butuhkan dari ku?," tanya Mastany langsung ke inti nya.
Membuat Albert tersenyum seketika menatap nya.
Namun Mastany malah sedikit memalingkan wajah nya saat senyum itu mengarah pada nya.
Jangan senyum itu!, aku benci senyum itu!, batin Mastany antara benci dan cinta masih terus saja bergejolak tak bisa ia kedalikan.
"Kau wanita yang penuh semangat Mastany. Jadi aku katakan saja langsung, aku membutuhkan jasa mu untuk merenovasi Kastil ku ini, sayang jika Kastil berhargaku ini runtuh," ucap Albert membuat Mastany langsung setuju dan merasa tertantang.
Sambil menyelam minum air, aku bisa sedikit terhibur dengan kesibukan itu sembari mencoba menggait nya demi keberhasilan balas dendam ku, batin Mastany menatap tembok Kastil yang ia bangun lebih dari 300 tahun silam.
Sejak saat itu, Mastany dan Albert mulai bekerja sama merenovasi Kastil.
Aneh nya, ide ide pembaruan Kastil dari Mastany sejalur dengan pemikiran dan keinginan Albert.
Jadi tanpa bersusah payah mendekati Albert, Albert dan Mastany sudah semakin dekat dan akrab sepanjang hari nya.
Pertemuan nya dan kebersamaan nya dengan Albert malah membuat nya terjebak akan perasaan cinta yang semakin besar.
Cinta yang pernah ia rasakan saat mengenal Yossep di masa lalu.
Namun kenangan pahit itu kembali menguatkan niat awal nya untuk membalas kan dendam nya di masa lalu.
Bersamaan dengan itu, ia tak sengaja bertemu dengan seorang lelaki bernama Yekka Marrow, yang merupakan salah satu tangan kanan dari Albert.
"Tuan menyuruh ku untuk memberikan ini pada mu," ucap Yekka menyodorkan sebuah sketsa baru untuk interior tambahan di dalam Kastil.
Tanpa memperhatikan Yekka, Mastany segera mengambil sketsa itu dan mengamati nya dengan wajah yang nampak begitu senang.
Selera nya kenapa bisa persis dengan ku?, batin Mastany heran, sembari terus melanjutkan pekerjaan nya.
Yekka yang melihat wajah dan senyum Mastany tuk pertama kali nya itu mulai tertarik akan sosok Mastany.
Dengan tatapan yang tak berkedip, Yekka begitu terpesona dengan sosok wanita pekerja keras di hadapan nya.
Sejak itu, Yekka sering sekali datang ke Kastil hanya untuk menatap dari jauh wanita yang berhasil mengambil hati nya itu.
Dan pada akhir nya, Yekka mulai menyapa Mastany serta mendekati nya secara perlahan.
Awal nya tak ada respon baik dari Mastany, namun Yekka ternyata bukan tipe lelaki yang
mudah menyerah.
Hingga pertemuan mereka yang kesekian kali menjadi awal pertemanan mereka.
Terlebih, sosok Yekka begitu tulus di mata Mastany, sosok yang nampak begitu berbeda dari lelaki kebanyakan.
Dan nanti nya, di masa depan Yekka ikut berperan dalam alur pembalasan dendam yang di rencanakan oleh Mastany terhadap Albert.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Noviyanti
apakah alber akan seperti yosep..
2023-03-02
1