20. Kepergian Dilara

Malam ini Dafa sengaja tidak pulang ke rumah dan memilih menemani Dilara di rumah sakit. Berkali-kali Dilara menyuruhnya pergi tapi Dafa tidak mau mendengar, dia ingin berada di samping istrinya dan merawatnya sampai sembuh.

Karena Dafa terlalu ngotot, mau tidak mau Dilara terpaksa membiarkannya tetap di sana dan meminta Dirgantara pulang untuk istirahat. Dia ingin menghabiskan waktu bersama Dafa malam ini.

Sebenarnya Dirgantara sangsi meninggalkan Dilara bersama menantu sialannya itu, tapi demi Dilara dia terpaksa mengalah dan menurunkan egonya. Dia tidak ingin penolakannya membuat Dilara drop, dia tau kondisi putrinya masih lemah pasca kuret tadi siang.

"Mas, bolehkah aku tidur di pelukanmu malam ini?" tanya Dilara meminta izin.

Mendengar itu Dafa sontak mengukir senyum. "Boleh, kenapa harus bertanya?" jawab Dafa dengan pertanyaan pula.

"Tidak apa-apa," sahut Dilara, lalu sedikit beringsut dari posisinya. "Tidurlah di sini!" pinta Dilara setelah memberi ruang kosong untuk Dafa.

"Hmm..." gumam Dafa, dia pun naik ke brankar dan merebahkan diri di samping Dilara.

Setelah Dafa berbaring, Dilara langsung masuk ke dalam dekapannya dan menenggelamkan wajahnya di dada suaminya itu lalu memeluknya erat.

Merasakan hangatnya suhu tubuh Dafa, Dilara sontak mengulas senyum. Akhirnya dia bisa menikmati rasa nyaman berada di pelukan pria yang sangat dia cintai itu. Tidak lama, Dilara pun tertidur dengan pulas.

"Dila..." panggil Dafa, sayang tidak ada sahutan yang terdengar dari mulut Dilara. Dafa pun menurunkan pandangannya dan tersenyum melihat Dilara yang sudah terlelap.

"Hehehe... Cepat sekali tidurnya," gumam Dafa seraya tersenyum lebar, lalu mengusap pucuk kepala Dilara dengan sayang dan mengecupnya lembut.

Tidak berbilang betapa bahagianya dia bisa memeluk Dilara seperti saat ini. Akhirnya dia menemukan cinta pertama yang sudah lama dia cari.

Meski harus kehilangan buah hatinya, setidaknya dia masih bisa bersama Dilara. Mungkin anak itu bukan rejeki mereka.

Lama termangu dalam pemikirannya sendiri, Dafa pun ikut tertidur menyusul Dilara yang sudah lebih dulu menggapai mimpi indah.

...****************...

"Pak, Pak Dafa, bangun!" ucap seorang suster yang hendak membersihkan ruangan.

Dafa pun tersentak saat suster itu mengguncang lengannya. Dia membuka mata perlahan dan mengernyit menangkap keberadaan seorang suster yang tengah berdiri di samping brankar.

Lalu Dafa menoleh ke samping, matanya tiba-tiba membulat saat tak menemukan Dilara di sana.

"Istri saya mana, Sus?" tanya Dafa mencari tau, sedikit kekhawatiran mulai muncul di benaknya.

"Maaf Pak, pagi-pagi sekali istri Bapak sudah keluar dari rumah sakit. Ini, dia menitipkan surat ini untuk Bapak." suster itu menyodorkan sebuah kertas ke tangan Dafa.

"Deg..."

Tiba-tiba jantung Dafa bergemuruh kencang seperti diterpa gempa berkekuatan besar, matanya terbelalak memelototi suster itu lalu mengambil kertas itu dengan kasar.

"Maaf Pak, Bapak silahkan tunggu di luar! Saya mau membersihkan ruangan ini, ada pasien lain yang hendak masuk." ucap suster itu.

Mau tidak mau, Dafa terpaksa meninggalkan ruangan itu. Dadanya mendadak ngilu mengingat ucapan suster barusan.

Apa maksud dari semua ini? Kenapa Dilara pergi tanpa sepengetahuan dirinya? Apa Dilara belum memaafkannya? Tapi semalam Dilara nampak begitu bahagia bersama dirinya. Apa itu hanyalah sandiwara Dilara semata?

Sesampainya di luar, Dafa memilih duduk di kursi tunggu. Dia pun membuka lipatan kertas itu dengan tangan gemetaran.

"Pagi Mas, bagaimana tidurnya semalam? Aku harap Mas tidak mimpi buruk karena harus tidur bersamaku."

"Sebelumnya aku ingin berterima kasih karena Mas sudah mau tidur di sampingku dan memelukku di dada Mas semalaman. Aku bahagia, sangat bahagia. Akhirnya aku bisa merasakan bagaimana nyamannya pelukan seorang suami. Aku tidak akan pernah melupakan momen bahagia itu."

"Akan tetapi, aku juga ingin minta maaf karena harus pergi pagi-pagi sekali, aku harap Mas tidak keberatan. Tidak usah mencariku karena sekarang jalan kita sudah berbeda. Aku akan pergi sejauh mungkin dan membawa kenangan indah semalam bersamaku, maaf karena pagi ini aku juga lancang mencuri ciuman dari Mas. Mas jangan marah ya, aku sayang sama Mas tapi hubungan ini tidak bisa lagi dilanjutkan. Aku harap Mas bahagia bersama Mbak Mega dan tolong sampaikan ucapan selamat dariku atas kehamilannya. Aku pergi, Dilara."

"Braak..."

Dafa meremas kertas itu hingga remuk dan melayangkan tinjunya di kursi yang dia duduki. Air matanya jatuh berderai setelah membaca sepucuk surat yang ditinggalkan Dilara untuknya.

Ini tidak adil, kenapa Dilara harus pergi meninggalkan dirinya? Dia baru saja ingin memperbaiki hubungan mereka dan mencurahkan rasa cintanya untuk Dilara.

"Dila... Apa yang kamu lakukan? Kenapa meninggalkan aku sekali lagi? Apa yang kamu pikirkan? Bahkan setelah tau siapa aku, kamu tidak mau bertahan memberiku kesempatan. Kenapa Dila? Apa aku sejahat itu sehingga tidak ada kesempatan lagi untukku?" teriak Dafa yang tiba-tiba kehilangan kendali. Dia sama sekali tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang tengah mengarah padanya.

Tanpa pikir panjang, Dafa lekas berlari menuju bagian administrasi. Dia harus tau dimana alamat Dilara dan menyusulnya sekarang juga.

Setelah mendapatkan apa yang dia minta, Dafa mengayunkan langkah besar meninggalkan rumah sakit. Kali ini dia tidak akan melepaskan Dilara begitu saja, dia harus mendapatkan istrinya kembali bagaimanapun caranya.

Setibanya di gerbang rumah sakit, Dafa memanggil ojek yang mangkal di pinggir jalan dan meminta kang ojek mengantarnya ke alamat yang baru saja dia dapat dari seorang suster.

Tidak terlalu jauh, hanya dua puluh lima menit saja, ojek itu sudah berhenti tepat di depan sebuah gerbang rumah mewah. Dafa turun terburu-buru dan lekas membayar ongkos. "Terima kasih," ucap Dafa dengan suara gemetaran.

Setelah ojek itu pergi, Dafa menggedor pagar besi setinggi kurang lebih dua meter. Seorang penjaga keluar dari pos dan berdiri di hadapan Dafa.

"Pak, tolong buka gerbangnya!" pinta Dafa dengan air muka memelas.

"Maaf, Anda siapa ya?" tanya penjaga itu bingung.

"Saya Dafa Pak, saya suaminya Dilara. Tolong buka pintunya, saya ingin bertemu dengan istri saya!" pinta Dafa lagi dengan penuh harap.

"Aduh, Anda telat lima belas menit saja. Non Dila baru saja berangkat ke bandara." jelas penjaga itu.

"Bandara?" seketika mata Dafa terbelalak mengulangi kata itu.

"Iya, Non Dila mau pindah ke Singapura. Mungkin sekarang sudah terbang, Pak Dirga sengaja memesan jet pribadi mengingat kondisi Non Dilara yang masih lemah." ungkap penjaga itu.

Mendengar penuturan penjaga itu, tiba-tiba tubuh Dafa merosot di depan pagar. Dia tidak menyangka Dilara benar-benar pergi meninggalkannya.

"Tidak Dila, tolong jangan tinggalkan aku! Aku membutuhkanmu, aku mencintaimu Dila. Kenapa kamu tega meninggalkan aku sendirian?" lirih Dafa berlinangan air mata. Ini benar-benar menyakitkan untuknya, Dilara cinta yang sudah sejak lama dia tunggu tapi kenapa cinta itu harus dibatasi oleh jarak seperti ini.

Dafa tidak sanggup kehilangan Dilara untuk yang kedua kalinya, dia tidak bisa hidup tanpa Dilara. Kenapa takdir ini begitu kejam padanya?

"Maaf Pak, sebaiknya Anda pulang saja. Tidak enak dilihat orang, nanti dikiranya keluarga Dirgantara menjahati Anda." ucap penjaga itu.

Dengan kaki bergetar, Dafa bangkit dari duduknya dan berjalan dengan langkah terhuyung. Separuh jiwanya terasa mati seiring kepergian Dilara. Kenapa semua ini harus terjadi diantara mereka? Kenapa tidak sejak awal Dafa tau tentang kenyataan yang sebenarnya?

Bahkan menyesal pun sudah tidak ada gunanya lagi. Dilara sudah pergi, Dafa rasanya ingin mati saja setelah ini.

Terpopuler

Comments

MIKU CHANNEL

MIKU CHANNEL

percuma Dafa tidak usah disesali, inilah harga yang harus kau bayar dari semua yang kau lakukan, kau harus menata hidupmu jafilah org yang sukses, jika kalia berjodoh kalian pasti bertemu kembali

2023-02-12

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!