Tak terasa sudah satu bulan Bara menjadi penjual siomay.Bara pun sangat menikmati pekerjaannya saat ini.Walaupun hanya penjual siomay tapi Bara tak pernah kekurangan,karena dirinya tetap mendapatkan uang dari perusahaan.Jadi selama ini uang hasil penjualan siomay di serahkan semuanya kepada Mang Ujang.Mang Ujang sangat berterima kasih kepada Bara karena sudah banyak membantunya.
Hari ini Bara tidak berjualan dulu karena ada rapat penting di kantornya yang harus di hadiri olehnya.Jadi untuk hari ini Mang Ujang yang menjaga lapak.Karena sayang kalau tidak berjualan.Bara pun tak menjanjikan kalau hari ini dirinya bisa ikut berdagang di Taman.
"Mang,nanti kalau saya sudah selesai nanti saya langsung ke taman yaa tapi gak tahu selesainya jam berapa."
"Gak apa-apa atuh Kang Bara kalau gak bisa jualan hari ini,biar saya saja nanti yang jualan di taman.Gak usah nyusul ke taman."
"Kalau saya gak nyusul ke taman nanti saya gak bisa..."Bara tak melanjutkan kata-katanya,dia malah menggaruk-garuk kepalanya.
"Oohh..Mang Ujang paham kalau gak ke taman nanti gak bisa ketemu sama neng Sha yaa."Tebak Mang Ujang.
"Ya gitulah Mang,"Bara nyengir.
"Pepet terus Kang jangan sampai lepas."
"Iya Mang, sepertinya agak susah ini dekati Shanum.Jadi perlu usaha yang lebih."
"Tapi nanti lama-lama juga mau Kang,asal sabar dan jangan buru-buru yang penting kasih terus perhatian pasti nanti luluh."
"Mang Ujang memang lebih pengalaman di banding saya."
"Iya atuh,kalau gak begitu mana mau Bi Santi sama Mamang."Bara dan Mang Ujang pun tertawa.
"Ya sudah kalau begitu saya ke kantor duluan ya Mang."Mang Ujang mengangguk.
Bara sampai di kantor,dia langsung naik ke lift menuju ruangannya.Semalam dia sudah mempelajari apa yang akan di bahas nanti.Sesampainya di ruangan Bara langsung mengganti bajunya dengan kemeja dan juga memakai jas nya.
Kenan pun masuk ke ruangan Bara tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu karena Kenan mengira Bara belum datang.
"Masuk ruangan ketuk pintu dulu bos."Sindir Bara.
"Sorry,gue kira loe belum datang,ini gue sudah print yang semalam gue kirim.Loe udah mempelajarinya kan?"
"Sudah,jam berapa rapat di mulai?"Ucap Bara sambil mulai membuka berkas yang di berikan Kenan.
"Jam sembilan,masih ada waktu buat loe baca-baca lagi.Kalau gitu gue keluar nanti gue panggil lagi kalau sudah mau ke ruang rapat."Bara mengangguk.
...----------------...
Di tempat lain, Shanum sudah sampai di sekolah Pelita Bangsa.Shanum mulai mengeluarkan Sempol dan juga menuangkan minyak ke dalam penggorengan.Lalu Shanum mulai menggoreng sempolnya.Shanum selesai menggoreng Sempol untuk stok anak-anak yang sebentar lagi datang membeli.
Sambil menunggu anak-anak datang membeli Sempol Shanum terbayang kejadian semalam.Semalam dirinya dan Bara bertelepon ria,Shanum semakin membuka hati untuk Bara.Shanum tak lagi membalas pesan dengan singkat dan menanyakan balik ke Bara.
Kejadian semalam,Bara menelpon Shanum setelah Shanum selesai membuat Sempol.Sebelumnya Bara mengirim pesan terlebih dahulu,jadi setelah selesai Shanum pun mengabarinya.
"Sudah selesai buat sempolnya?"Tanya Bara di awal percakapan mereka.
"Sudah mas,kalau belum pasti ya belum bisa angkat telpon dari mas."Ucap Shanum lembut.Suara Shanum memang lembut membuat Bara yang mendengarnya jadi blingsatan sendiri.
"Iya yaa.Kalau buat Sempol pasti selesai malam yaa?"
"Iya mas,pasti malam soalnya kan buatnya banyak.Ini juga Alhamdulillah pakai dua kompor jadi lebih cepat selesainya.Mas Bara gak buat Siomay?"
"Gak Sha,yang buat kan Bi Santi istrinya Mang Ujang.Boleh gak sih kalau aku video call?"Sha diam tak langsung menjawab.
"Halo Sha,tapi kalau gak boleh juga gak ap__"
"Boleh kok mas."Potong Sha cepat.
Akhirnya mereka pun video call,berbicara apapun terkadang ucapan Bara membuat Shanum tertawa walaupun masih malu-malu.Mereka video call hingga pukul sebelas malam, karena Shanum yang tanpa sadar malah terlelap tidur.Bara memandangi wajah Shanum yang tertidur dengan tenang.Wajahnya yang polos tanpa makeup membuat Bara semakin di buat terpesona.
"Kamu perempuan tangguh yang baru aku temui Sha,yang mau bekerja keras demi keluarga disaat yang lain seusiamu masih meminta orang tua justru kamu malah memberi ibumu...Aku salut sama kamu, kerja keras kamu, sepertinya aku juga sudah mulai jatuh cinta denganmu.Selamat malam perempuan tangguhku.."Setelah berkata begitu Bara pun menutup telponnya,tanpa Bara sadari rupanya Shanum terbangun kembali,tapi Shanum tidak membuka matanya, Shanum hanya mendengarkan apa yang di katakan Bara.Bibir Shanum tertarik membentuk senyuman,tak menyangka Bara berbicara seperti itu kepadanya.Shanum pun akhirnya melanjutkan tidurnya.
Tanpa sadar Shanum masih tersenyum mengingat kejadian semalam,hingga panggilan anak-anak yang mau membeli membuyarkan lamunan Shanum.
"Kak Sha...."Mereka teriak bersamaan.
"Iya mas."Jawab Shanum refleks,membuat anak-anak di depan Shanum tertawa.
"Kak Sha lagi ngelamun yaa,kok panggil kita mas."Ucap salah satu dari mereka.
"Hayooo,mas siapa tuh."Shanum tersenyum malu.
"Kalian mau beli berapa?"Shanum mengalihkan pembicaraan.
Kembali ke kantor Adyasta Group, setelah kepergian Kenan,Bara yang awalnya fokus membaca berkas kini menghentikan kegiatannya.Bara tersenyum mengingat kejadian semalam karena dirinya video call dengan shanum.Tangan Bara membuka tiap halaman tapi matanya tak fokus pada bacaan di depannya.
Pintu di ketuk berkali-kali,tapi yang di dalam tidak menyahut.Kenan pun masuk ke dalam ruangan Bara dengan kesal.
"Bar,ayo ke ruang rapat,bentar lagi rapat di mulai."Ucap Kenan,tapi Bara hanya diam.
"Baraa,woy ayoo."Kenan melihat Bara justru tersenyum tak jelas,membuat Kenan merinding melihatnya.
"Baraa.."Kenan menggebrak meja kerja Bara.Bara yang kaget melempar pena yang di pegang dan mengenai kening Kenan.
"Sialan loe,sakit tahu."Kenan mengusap-usap kening yang terkena pena.
"Loe yang sialan ngagetin gue aja."
"Lagian ya,gue panggil berkali-kali gak respon malah senyum-senyum gak jelas kayak ODGJ."
"Sialan loe yaa ngatain gue ODGJ,ada apa sih?"
"Tuh kan,loe juga jadi budeg gue ngomong gak dengar,ayo ke ruang rapat sebentar lagi rapat di mulai."
"Ayoo."Bara pun bangun lalu membawa berkas yang tadi di pegang tanpa di baca itu.
"Lho pasti lagi ngelamun jorok yaa."
"Enak aja,emangnya loe."Bara memukul bahu Kenan membuat Kenan mengaduh sakit.
"Lebay gitu doang sakit."
"Gue tahu pasti loe habis mikirin si manis penjual Sempol yaa,ngaku loe."
"Kenapa sebutnya si manis penjual Sempol,udah kayak si manis jembatan Ancol aja."Kenan tertawa.
"Benarkan apa yang gue bilang tadi? kayaknya ada kemajuan nih."
"Ya begitulah, pokoknya deketin cewek yang butuh perjuangan bro."Setelah itu mereka masuk ke ruang meeting dan melakukan meeting.
Shanum kini sudah keluar dari sekolah dan sekarang mengantarkan pesanan ke tiga alamat yang tidak jauh dari taman.Setelah selesai mengantar pesanan Shanum pulang ke rumah untuk mengambil Sempol,membawa makan dan istirahat sebentar.Setelah itu kembali ke taman,sampai di taman Shanum langsung menuju ke lapaknya, kini Shanum lebih sering membawa bekal karena mengejar waktu agar saat jam istirahat dirinya sudah sampai di taman.
Saat melewati lapak Siomay Mang Ujang,Bara tak terlihat disana.
"Mas Bara kemana yaa?Kok Mang Ujang lagi yang dagang yaa."Tanya Shanum pada diri sendiri.
Sesampainya di lapak,Shanum mengirim pesan kepada Bara.
"Mas Bara,hari ini gak ikut jualan siomay sama Mang Ujang?"Pesan terkirim,hingga di tunggu beberapa saat Bara belum membalas pesannya.Shanum pun menyimpan ponselnya ke dalam tas.
Saat sedang duduk santai menunggu pembeli, datang seseorang menghampiri Shanum.
"Shanum....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
lestari saja💕
efek kejatuhAn cinta😂😂😂
2023-10-21
0
lestari saja💕
siapa itu????
2023-10-21
0