Pintu kamar Bara di ketuk dari luar,Mama Puspa masuk setelah Bara mengizinkan.
"Ada apa Ma?"Bara bersikap biasa lagi di hadapan Mama nya, padahal tadi dirinya sedang merasa bahagia.
"Proyek di luar kota belum selesai nak?"Tanyanya.
"Belum ma, sepertinya masih beberapa bulan lagi.Memangnya ada apa Ma?"
"Begini,kemarin Mama bertemu dengan teman lama Mama itu Tante Retta kamu masih ingat kan?"
"Iya Ma ingat."
"Nah kemarin Mama berbincang-bincang dengan Tante Retta dan Mama baru ingat rupanya Tante Retta itu punya anak gadis, umurnya di bawah kamu nak.Masih muda,cantik juga cerdas.Mama ingin mengenalkan kamu dengan anaknya Tante Retta nak."
"Kapan-kapan deh ya Ma,aku masih sibuk.Tapi Mama gak ada niat buat jodohkan aku kan?"Tanya Bara curiga.
"Ya siapa tahu kalian cocok ya gak apa-apa dong."
"Ma,aku gak mau di jodohkan begitu."
"Apa kamu masih dengan Felita?"
"Aku sudah putus sama Feli."
"Maka dari itu Mama ingin mengenalkan kamu dengan anaknya Tante Retta."
"Aku gak mau di jodohkan Ma,aku ingin mencari calon istri sendiri.Lebih baik Mama sekarang keluar deh dari kamar aku,aku mau tidur ngantuk."Bara langsung membalikkan badannya membelakangi Mama nya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Ya sudah kalau begitu Mama keluar yaa, selamat istirahat.Mama akan tunggu jika kamu berubah pikiran."Bara tak mau menanggapi.
Bisa-bisanya Mama mau jodohkan aku dengan anak temannya,aku gak akan mau dikiranya aku gak laku apa yaa.Bara mengomel.
Sang Mentari sudah menampakkan wujudnya,kini semua orang kembali memulai aktivitas mereka masing-masing.Di rumah sederhana milik keluarga Shanum,anggota keluarga di dalam rumah ini sedang sarapan bersama.Tak ada yang spesial hanya sarapan nasi goreng dan juga telur dadar buatan Ibu Sarah.
"Masakan Bu Sarah tuh emang selalu best bangeet.Ini nih yang aku kangenin kalau pulang kesini.Numpang makan di rumah Shanum."Membuat mereka tertawa.
"Dasar tukang numpang makan."Aulia hanya menyengir saja mendengar ucapan Shanum.
"Aku pulang dulu ya Sha,nanti siang aku ke taman temani kamu dagang Sempol.Aku mau lihat mas Bara mu itu."Bisik Aulia di akhir kalimatnya.Shanum memukul bahu Aulia pipinya memerah.
Sementara itu di kediaman Adyasta, Keluarga Adyasta pun sedang sarapan.Tak ada percakapan di antara mereka, mereka makan dengan tenang.
"Bara pagi ini kamu ke kantor dulu kan,sebelum pergi."Tanya Papa Gerald Papa Bara.
"Ya Pa seperti biasanya, setelah itu aku pergi."
"Kamu kapan ada waktu bertemu dengan anak teman Mama Bara?"Tanya Mama Puspa.
"Aku tidak akan pernah ada waktu jika itu tentang perjodohan Ma."
"Perjodohan?"Tanya Papanya bingung.
"Iya Pa,Mama berniat mau menjodohkan aku dengan anak temannya tapi aku tidak setuju."
"Kenapa Mama tidak membicarakan hal ini terlebih dahulu pada Papa?"
"Ya ini kan baru perkenalan saja Pa,siapa tahu mereka cocok dan berjodoh jadi Mama bisa berbesan dengan teman lama Mama."
"Ya itu sama saja Mama mau menjodohkan Bara tanpa persetujuan dari Papa.Papa tidak setuju biarkan Bara mencari jodohnya sendiri."Ucap Papa Gerald tegas,Mama Puspa tak lagi berbicara.
Mama Puspa bangun dari duduknya lalu meninggalkan suami dan anaknya yang masih berada di meja makan.Beruntung Cantik sudah pergi sekolah,jadi obrolan orang dewasa ini tidak di dengar oleh cantik.Papa Gerald hanya menggelengkan kepalanya.
"Sudah biarkan saja Mama mu itu, lanjutkan sarapannya."Bara mengangguk dan melanjutkan makannya.
"Oya,bagaimana misi mu apa sudah menemukan titik terang?"Bara tersenyum.
"Sudah Pa,dia gadis yang berbeda Pa.Aku bahkan sulit untuk mendekatinya."Bara bersemangat menceritakan tentang gadisnya.
"Apa dia pedagang yang berjualan di Taman juga?"
"Kok Papa tahu?Apa jangan-jangan Papa-"
"Ya Papa tahu dan Papa sudah mencari tahu informasi tentang gadismu itu."
"Berarti Papa tahu juga dimana rumahnya?"
"Tahu dong."Ucap Papa nya menyombongkan diri.
"Aku kalah start dong."Membuat Papa nya tertawa.
"Dia gadis yang baik Bara,jangan sampai kamu menyakitinya.Dia seharusnya kuliah saat ini karena mendapatkan beasiswa tetapi semua itu dia simpan rapat-rapat dan lebih memilih membantu ibunya mencari uang."
"Bahkan Papa juga sudah tahu soal ini,Papa aku baru saja ingin menyuruh Kenan untuk mencari informasi tentang Shanum kenapa justru Papa tahu lebih dulu.Ahh papa curang."
"Kamu lambat bertindak kalau soal begini Bara,makanya sebelum kamu melangkah lebih jauh Papa harus memastikan terlebih dahulu dia baik tidak dan pantas tidak untukmu."
"Lalu menurut Papa dia pantas tidak untukku?"
"Menurut mu?"
"Kalau menurut aku pantas sekali Pa,aku kan bertanya tentang pendapat Papa bagaimana dia."
"Papa akan selalu mendukungmu jika itu baik."
"Jadi Papa setuju?"Papanya mengangguk.
"Terima kasih Pa,Papa memang Papa terbaik di dunia."Bara memeluk Papanya.
"Ya yaa sudah sudah,buruan berangkat ke kantor,Papa juga akan berangkat,tapi Papa mau ke kamar dulu menemui Mama mu."
Dengan langkah yang riang Bara pergi ke kantor,tetap menggunakan motor milik satpam di rumahnya.
"Den Bara gak mau ganti motornya?saya gak enak ini pakai motor yang bagus terus."
"Pakai saja Pak,saya belum mau ganti motornya.Saya pergi dulu ya Pak."Pak satpam mengangguk.
Pagi pun berganti menjadi siang,Shanum sudah berada di Taman kota.Sejak tadi tak berhenti melayani pembeli,dalam hati Shanum sangat bersyukur selalu di berikan kemudahan dalam mencari rezeki.Tak lama Aulia sang sahabat muncul.
"Waaah pas bangeet dong aku datangnya,sini sini aku bantu Sha."Aulia semangat membantu Shanum melayani pembeli.
Di ujung sebelah sana Bara pun sudah datang dan juga sedang melayani pembeli.Bara semakin lihai melayani pembeli baik yang makan di tempat maupun yang di bungkus.
"Harusnya Mang Ujang itu di rumah saja istirahat,manja manjaan aja gitu sama Bi Santi biar aku yang dagang."Ucap Bara setengah menggoda Mang Ujang.
"Mang Ujang gak biasa diam gitu saja di rumah.Manja-manjaan sama istri mah bisa pulang dagang saja atuh."Mang Ujang malah menanggapi.
"Mang Ujang bikin iri saja deh."
"Makanya buruan di lamar terus di nikahin biar bisa manja-manjaan."Bara tertawa,Mang Ujang memang senang sekali menggodanya.
"Sha mana mas Bara mu,aku mau lihat."Kini lapak Shanum sudah sepi jadi mereka sedang bersantai.
"Gak usah kepo deh."
"Iihh..tujuan aku ke taman kan salah satunya mau lihat dia secara langsung Sha."
"Ya dia masih sibuk dagang lah."
"Memang lapaknya sebelah mana?"
"Itu siomay di ujung sana,yang lagi ada tiga orang pembeli."
"Okee,aku kesana deh sekalian beli siomay,kamu mau siomay juga gak?"
"Boleh kalau di beliin."Aulia pun berlalu dan menghampiri penjual siomay.
Wiihh..ternyata aslinya lebih ganteng dan lebih keren dari yang di foto..Batin Aulia setelah dirinya sampai di lapak siomay Mang Ujang.
"Mau siomay nya 2 bungkus ya mas."Ucap Aulia sambil terus memperhatikan Bara.
"Baik neng, tunggu sebentar yaa."Ucap Mang Ujang.
Kalau aku perhatikan wajahnya kok seperti gak asing yaa,tapi siapa yaa..Batin Aulia lagi.
Setelah membeli siomay Aulia kembali ke lapak Shanum.
"Sha kok mas ganteng itu mukanya kayak gak asing yaa,kayak siapa gitu tapi aku lupa."
"Perasaan kamu aja kali Aul,mana sini siomay aku."Langsung merebut salah satu bungkus Siomay dari tangan Aulia.
Saat asyik makan Siomay, Bara datang menghampiri.
"Lho jadi yang beli Siomay tadi temenmu Sha."Shanum kaget lalu tersenyum kikuk.
"Iya Kak,ini teman Yang semalam menginap di rumahku."
"Kenalkan saya Bara."
"Aku Aulia sahabatnya Shanum."
Tuh kan wajahnya tuh seperti gak asing,tapi siapa yaa..Ayo dong Aulia ingat ingat,Buntu banget nih otak....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
lestari saja💕
restu si papa sdh,semoga restu dari si mama ga susah ya bar.
2023-10-21
0