Setelah berbicara kepada keluarga Mang Ujang,kini Bara di temani Adi mendatangi pemilik kos kosan yang berada di samping rumahnya.
"Assalamualaikum,Pak Burhan."Ucap Adi sambil mengetuk pintu.
"Wa'alaikumsalam,Adi ada apa?"Tanya Pak Burhan sambil membukakan pintu.
"Masuk dulu masuk, silahkan duduk."
"Ada apa Adi?"Tanya Pak Burhan lagi.
"Mau tanya kost kosan yang di sebelah rumah saya itu masih ada yang kosong gak ya Pak?"Tanya Adi.
"Ada,masih ada dua kamar yang kosong,siapa yang mau ngekost?"Tanya Pak Burhan.
"Ini Pak, saudara dari Bapak saya mau ngekost.Kalau ada yang kosong besok mau langsung masuk Pak."
"Iya Pak,saya saudaranya Mang Ujang mau ngekos di kost an Bapak."
"Iya,siapa namanya mas?"
"Saya Bara Pak."
"Harga kost nya satu bulan Rp.500.000 mas,Mau lihat dulu kamar kos nya?"Tanya Pak Burhan.
"Boleh Pak,"Lalu Bara,Adi dan Pak Burhan pun ke kosan untuk melihat kamar kost nya.
"Ini Mas Bara,ada dua Yang kosong,satunya beda tiga kamar dari sini."Ucap Pak Burhan saat mereka sudah sampai di depan kamar kos.
"Lihat sebelah sana boleh Pak?"Tanya Bara.
"Boleh,mari."
Bara pun memilih kamar kost yang ada di ujung, karena dekat dengan rumah Mang Ujang.
"Ini Pak,Saya bayar untuk satu bulan dulu ya Pak.Mulai besok saya akan tempati kosannya."Bara sambil menyerahkan uang kepada Pak Burhan.
"Terima kasih ya Mas Bara, semoga betah besok pagi-pagi sekali nanti di bersihkan."
Setelah itu Pak Burhan pun pulang, sementara Adi dan Bara kembali ke rumah Mang Ujang.
"Bapak yakin mau tinggal di kost an begini?"Tanya Adi yang tak habis pikir dengan rencana bos nya itu.
"Yakin dong,tapi ingat ini rahasia jadi jangan sampai teman-temanmu tahu."
"Siap Pak,"
"Dan ingat jika sedang ada yang lain kamu panggil saya Kang atau Mas juga boleh asal jangan panggil saya Bapak."
"Baik Pak."
Mereka pun sampai di rumah Mang Ujang.
"Mang,ini saya sudah dapat kamar kost nya,mulai besok saya akan tinggal disana.Oya Bi ini aku kasih uang untuk modal buat siomaynya.Mulai besok aku sudah mulai jualan siomay."Ucap Bara sambil menyerahkan uang Rp.1.000.000 kepada Bi Santi.
"Ini teh kebanyakan atuh Kang Bara,Buat siomay Rp.300.000 juga cukup."Bi Santi menyerahkan sisa uangnya kepada Bara.
"Sudah gak apa-apa Bi,untuk sementara waktu aku minta makan sama Bi Santi yaa,jadi itu untuk uang makan aku saja."
"Ya sudah kalau begitu,saya terima yaa,besok saya ke pasar beli keperluan buat siomay nya."Bara mengangguk.
"Masaknya seperti yang Bi Santi masak saja yaa jangan yang beda-beda,aku makan apa saja kok."
"Biasanya Mang Ujang mulai dagang jam berapa?"Tanya Bara.
"Mulai jam 10 pagi Kang saya sudah mulai keluar rumah buat dagang.Tapi biasanya saya dorong gerobaknya dari rumah ke Taman.Memangnya gak apa-apa kalau Kang Bara dorong gerobaknya dari rumah ke Taman?"
"Gak apa-apa Mang, sudah santai saja.Nanti kalau saya tidak kuat dorong ya saya telpon Mang Ujang buat antar saya pakai motor."Ucapnya sambil tertawa.
Sementara itu Shanum saat ini sedang mengantar pesanan Sempol ayam, setelah dari sekolah tadi Shanum langsung pulang untuk mengambil stok Sempol ayamnya lagi.Lalu setelah itu Shanum langsung menuju Taman Kota.Shanum menggoreng sempolnya di Taman saja sambil berjualan.
Sore hari yang begitu melelahkan terbayar dengan Sempol ayamnya yang habis tak tersisa.Shanum mengucapkan rasa syukur dan berterima kasih karena Tuhan melancarkan usahanya.
Menjelang senja Shanum baru saja sampai di rumah, karena dari tadi dirinya mengantarkan pesanan Sempol ke rumah-rumah.Sampai di rumah Shanum langsung masuk ke kamarnya, merebahkan badannya ke ranjang yang sudah tak empuk lagi itu.
"Sudah pulang nak?"Tanya Bu Sarah menghampiri Shanum.
"Sudah Bu."
"Ibu lihat box Sempol yang di bawah kosong,berarti Sempol ayamnya habis."
"Iya Bu, Alhamdulillah habis.Sepertinya besok buat adonannya di tambah ya Bu,ini saja sudah ada beberapa pesanan yang masuk Bu."Ucapnya sambil memejamkan matanya.
"Alhamdulillah usaha kamu lancar ya nak,semoga seterusnya seperti ini ya nak.Ya sudah kamu istirahat dulu.Ibu mau meneruskan masak untuk makan malam kita."Shanum mengangguk.
Begitu pula Bara,kini dia sedang di jalan menuju rumahnya,Hatinya semakin mantap untuk memulai kehidupan baru.Ya walaupun tetap mendapatkan uang dari Papanya tapi Bara ingin mencoba kehidupan yang sederhana yang belum pernah dia alami sebelumnya.
Sesampainya di rumah, Bara bergegas masuk ke dalam kamar lalu masuk ke kamar mandi agar lebih segar.Selesai mandi Bara mengambil kopernya lalu mengeluarkan baju bajunya dari dalam lemari.Saat sedang asyik menyusun baju di koper,pintu kamar Bara di ketuk.
"Den Bara,di tunggu Nyonya dan Tuan di ruang makan."Ucap salah satu pelayan.
"Iya Bi,nanti Bara Menyusul."
Setelah selesai memasukkan baju bajunya ke dalam koper Bara pun turun ke bawah untuk makan malam.
"Kak Bara lama banget sih,aku sudah lapar tahu."
"Ya maaf sih cantik,kakak kan baru pulang."Sambil mengacak rambut cantik,membuat cantik mendelik marah.
Selesai makan malam Bara menghampiri Papanya ke ruang kerja.
"Pa, mulai besok aku sudah mulai berdagang Siomay."Ucapnya setelah duduk di ruang kerja Papanya.
"Tapi paginya kamu sempatkan ke kantor dulu Bara,ada meeting yang harus kamu pimpin."
"Iya Pa, Papa tenang saja,nanti Bara setiap pagi ke kantor dulu.Jam setengah sepuluh Bara keluar kantor untuk datang ke rumah Mang Ujang untuk mengambil gerobaknya."
"Semoga berhasil yaa misinya."Bara tersenyum mengangguk lalu keluar dari ruangan itu.
Di ruang tengah rupanya ada Mama Puspa sedang menemani Cantik belajar.
"Bara, Mama mau bicara sama kamu."Bara pun duduk di samping Mama nya.
"Ada apa Ma?"
"Mama dengar dari Papa kalau kamu nanti bakalan jarang pulang karena harus bolak balik ke luar kota?"Tanya Mama nya.
Kenapa Papa gak bilang ke aku yaa yang di ucapkan ke Mama...
"Iya Ma,ada proyek di luar kota yang harus aku pantau langsung,jadi aku lebih sering di sana."
"Ya sudah kamu hati-hati di sana ya, semoga proyeknya berjalan dengan lancar.Kalau ada waktu sering-sering pulang yaa."
"Iya Ma,kalau begitu Bara mau langsung istirahat ya Ma."
Keesokan harinya, seperti yang di ucapkan Bara,bahwa Bara pagi ini akan ke kantor lebih dulu,tapi sebelum itu dia akan menitipkan kopernya di rumah Mang Ujang.Bara juga akan menukar motornya dengan motor penjaga rumahnya.
"Pak Eko,aku pinjam motornya Pak Eko yaa.Bapak Bawa bawa motor aku saja."
"Serius ini Den Bara? Motor Bapak kan butut begini."Ucap Pak Eko yang heran dengan anak majikannya.
"Saya serius Pak,untuk sementara waktu saja.Mana kunci motornya sama surat-suratnya."Pak Eko pun menyerahkan kunci motor dan juga surat motornya.
"Nah ini kunci motor aku sama surat-suratnya,di pake aja kalau bapak mau kemana-mana."
Bara pun mengendarai motor Pak Eko,motor jadul tapi walaupun jadul tapi mesinnya masih bagus karena rajin di rawat.Sesampainya di rumah Mang Ujang, Bara segera memasukkan kopernya lalu kembali pergi untuk pergi ke kantor.
Sampai kantor lagi-lagi karyawan di buat heran sekaligus kagum dengan sikap Bara.Bukan lagi membawa mobil dan juga motor matic yang bagus.Tapi kali ini Bara membawa motor keluaran lama,ya bisa dibilang butut.
"Pak Bara makin kesini makin kesana ya tingkahnya,dia gak malu apa yaa pakai motor butut begitu."Ucap karyawan yang ada di parkiran.
"Tapi mau Pak Bara pakai apapun tetap tampan tahu, justru dia tambah keren walaupun naik motor butut begitu."Tim fans CEO tetap memuji.
Selesai memimpin rapat Bara bergegas keluar kantor untuk menuju rumah Mang Ujang.Tapi Sebelum itu dia berbicara kepada asistennya.
"Ken,gue titip kantor yaa,kalau butuh tanda tangan gue loe bisa datang ke Taman kota atau ke kost an gue."
"Loe mah bikin gue tambah repot aja."Kenan mendengus, karena pasti dirinya yang akan lebih repot lagi.
Sesampainya di rumah Mang Ujang,Bara mengambil kopernya lalu membawanya ke kost an miliknya.
"Nyusun bajunya nanti saja selesai dagang."Ucapnya setelah mengganti baju kaos dan celana lalu kembali keluar dari kamar kost nya.
Bara pun kembali ke rumah Mang Ujang.
"Mang ini sudah siap semua siomaynya?"Tanya Bara.
"Sudah Kang,itu semuanya sudah di susun sama Istri Mang Ujang,tinggal berangkat saja."
"Oke siap,doain saya semoga dagangannya laris manis.Sudah cocok belum ini jadi penjual siomay."Tanya Bara, karena kini penampilannya terlihat sederhana,tak lupa dia juga memakai topi juga handuk kecil yang di kalungkan di lehernya
"Kang Bara mah penjual siomay modern, penampilannya keren begini."Membuat Bara tertawa.
"Saya berangkat ya Mang."
"Jangan lupa itu kentongannya sambil jalan di ketok ketok biar tahu kalau ada pedagang lewat.Kan lumayan dari rumah ke taman kalau ada yang beli."
"Siaap Mang."
Bara pun mulai mendorong gerobak siomaynya.Baru beberapa langkah, dirinya terasa berat sekali mendorong gerobak siomaynya.Bara pun berhenti,lalu menoleh kebelakang dan tersenyum tipis.
"Mang kayaknya mending mang Ujang antar aku ke Taman deh,aku belum biasa dorong gerobaknya sampai ke Taman."Ucapnya sambil menyengir.Mang Ujang pun tertawa lalu mengambil motornya untuk mengantar Bara.
Di ujung jalan,sudah ada yang memanggil untuk membeli siomay.
"Lho mang Ujang ini siapa ganteng banget."Ucap ibu-ibu yang langganan siomay mang Ujang.
"Ini keponakan saya dari kampung Bu, sementara menggantikan saya jualan siomay."
"Ganteng banget,kalau gitu aku mau beli siomaynya Rp.50.000 deh,tapi kamu ya ganteng yang melayani."
"Siap Bu,"Bara pun dengan semangat melayani pembeli pertamanya.Tentu sambil di ajari oleh Mang Ujang.
"Wah Alhamdulillah ya Mang,belum sampai Taman saja sudah ada yang beli."
"Iya Alhamdulillah Kang, sepertinya nanti saya temani Kang Bara dagang dulu yaa sampai jam makan siang,soalnya jam segitu ramai nanti Kang Bara keteteran lagi."
"Iya boleh Mang."
Bara dan Mang Ujang pun sampai Taman,lalu berjalan sambil mendorong gerobak menuju lapaknya dan siap untuk berjualan siomay.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
lestari saja💕
jadi ank kos nih si bos
2023-10-19
0