Bab 11 Perkenalan

Bara kini sudah siap dengan profesinya yang baru yaitu sebagai penjual siomay.Penampilan Bara sebenarnya sudah sesederhana mungkin,tapi tetap saja Bara terlihat berbeda dengan penjual yang lain.

"Kang Bara,saya tinggal dulu yaa jam segini masih sepi pembelinya nanti Sebelum makan siang saya kesini lagi sekalian bawa makan siang buat Kang Bara."Bara mengangguk.

"Lho itu Mang Ujang kok pulang mas?"Tanya pedagang sebelah Bara.

"Iya kang,untuk sementara waktu saya yang gantikan Mang Ujang jualan siomay."

"Bukannya mas itu yang langganan siomay Mang Ujang kan yaa."

"Iya Mang."Bara menggaruk tengkuknya.

"Di pecat dari Kerjaannya ya mas."

"Ya begitulah lah Kang.Jadi sambil nunggu Panggilan kerja saya jualan siomay dulu."Pedagang tersebut mengangguk.

Shanum saat ini sudah keluar dari sekolah tempat biasa dia berjualan.Sekarang setelah jam istirahat sekolah selesai, Shanum langsung bergegas pergi.Karena dia ingin mengantar pesanan Sempol ayam di beberapa tempat.Tak hanya dari media sosial milik Shanum yang ada orderan,media sosial Adi pun ada orderan juga.Orderan yang masuk melalui Adi,jika minta di antar pagi atau di jam sekolah Shanum yang mengantar.Tapi jika minta di antar sore atau malam Adi yang mengantar langsung.

Jam setengah sebelas,Shanum sudah membawa enam kantung Sempol ayam yang harus ia antar ke alamat pembeli.Bersyukur kali ini enam alamat tersebut satu arah jadi Shanum hanya sekali jalan.

Shanum sampai di rumah pertama, Sebelumnya Shanum sudah mengabari jika akan mengantar Sempol ayam.Orang pertama membeli Rp.50.000.Lanjut alamat ke dua sampai ke enam.Alamat yang ke enam ini orderan yang masuk melalui Adi,ia memesan Rp.100.000 Sempol ayam.

Setelah selesai mengantar semua pesanan, Shanum pulang ke rumah dahulu untuk istirahat,makan siang dan mengambil kembali stok Sempol ayam.

Shanum tak berlama-lama di rumahnya, karena dirinya tidak mau pelanggan yang di Taman kecewa karena Shanum terlambat datang di Taman dan mereka tidak bisa membeli sempolnya.

Shanum sampai di Taman bertepatan dengan Mang Ujang juga sampai.Mereka pun mengobrol di atas motor masing-masing.

"Baru sampai neng Sha?"Tanya Mang Ujang.

"Iya nih Mang,biasa pulang ke rumah dulu ambil stok Sempol."

"Laris manis nih kayaknya Sempol ayamnya."

"Alhamdulillah Mang,lho Mang Ujang kok baru datang?yang jaga di lapak siapa Mang?"

"Itu ada saudara Mang Ujang yang sementara gantikan dagang,udah beberapa hari Mang Ujang gak dagang neng Sha,karena sakit typus."

"Istirahat atuh Mang jangan jualan dulu."

"Iya neng Sha,ini juga Mang Ujang cuma mau bantu dia sebentar saja takut di keteteran biasanya kan sebentar lagi ramai."Shanum mengangguk.

"Sha duluan ya Mang."Shanum pun menjalankan motornya masuk ke dalam taman.

Shanum menuju ke lapaknya dan melewati lapak siomay Mang Ujang di saat yang bersamaan Bara melihat sekilas ke arah Shanum yang lewat.

"Wiiihhh..Keren juga tuh cewek, jualan di taman mana masih muda lagi."Gumam Bara sambil terus memperhatikan Shanum yang semakin menjauh,Bara bahkan berdiri agar tetap bisa melihat Shanum.

"Dia dagang dagang Sempol ayam rupanya.Apa itu Sempol ayam yang sering di beli Cantik yaa."Gumamnya lagi.

"Bara liat apa?"Mang Ujang menepuk pundak Bara hingga Bara terlonjak kaget.

"Mang Ujang bikin kaget aja."Mang Ujang tertawa.

"Habisnya serius banget,emang liat apaan?"

"Itu tadi saya lihat cewek,mana masih muda,jualan Sempol ayam disini juga kayaknya."

"Oya itu namanya Shanum ,biasa orang-orang disini panggilnya Sha.Dia memang paling muda di antara pedagang lainnya Kang.Umurnya saja masih 21."Bara manggut-manggut.

"Masih muda banget ya Mang,tapi hebat yaa dia masih muda gak malu buat dagang.Tapi emang dia gak kuliah?"Tanya Bara semakin kepo.

"Dia lebih memilih membantu ibunya untuk mencari uang di bandingkan melanjutkan pendidikannya.Shanum lebih memprioritaskan keluarganya.Dia bilang Uangnya lebih baik di tabung untuk biaya pendidikan adik-adiknya daripada dirinya melanjutkan kuliah."Bara di buat kagum dengan sikap Shanum.

"Mang, titip sebentar yaa,aku mau coba sempolnya."

"Bisa aja Kang Bara ini, bilang aja mau kenalan."Goda Mang Ujang,Bara hanya tertawa.

Bara pun menghampiri jualan Shanum.

"Mau sempolnya dong Rp.20.000."Ucap Bara setelah berada di depan Shanum.

"Di tunggu sebentar ya Kak."Ucap Shanum sambil mendongak melihat orang yang membeli sempolnya.

Ganteng bangeet,baru kali ini aku lihat dia disini...Batin Shanum

Shanum kembali Menunduk dan menggoreng sempolnya.

Ternyata dia cantik juga benar kata Cantik kalau penjual sempolnya memang cantik...Batin Bara

"Ini Kak sempolnya,"Ucap Shanum sambil menyerahkan sempol,tapi Bara masih bengong tak mengambil Sempol yang di berikan Shanum.

"Kakak,ini sempolnya."Ucap Shanum suaranya agak keras dan menempelkan bungkusan Sempol ke tangan Bara,membuat Bara tersentak kaget.

"Eehhh..iya maaf.Ini uangnya,"Ucap nya malu,lalu segera berlalu meninggalkan Shanum.

"Lho Kak,ini kembaliannya belum."Shanum berdiri mengejar mengejar Bara.

"Kak,ini kembaliannya."Ucap Shanum saat sudah berhasil mengejar Bara.Bara sudah sampai di lapak siomay Mang Ujang.

"Eehhh..Iya lupa."Bara menyengir.

"Lho Neng Sha,mau beli siomay?"

"Gak Mang,ini mau kasih kembalian Kakak ini."Shanum Menunjuk Bara.

"Iya Mang,tadi Bara beli Sempol uang kembaliannya belum."Bara lagi-lagi hanya nyengir.

"Neng Sha,kenalin ini Bara saudara Mang Ujang yang sementara gantikan Mang Ujang jualan siomay."

"Bara."Tersenyum lalu langsung mengulurkan tangannya ke Shanum.

"Shanum Kak,"Shanum tersenyum juga.

Senyum begitu makin cantik aja,hati Abang meleleh dek...

"Panggilannya Sha yaa?"Tanya Bara.

"Iya Kak."

"Shaa,ada yang beli Sempol."Teriak salah satu pedagang di dekat lapak Shanum.Shanum pun menjawab teriakan penjual itu.

"Permisi ya Kak, Mang."Shanum berlalu dari hadapan Bara.

"Cantik ya Mang."Ucap Bara tapi pandangannya masih terarah ke Shanum.

"Emang cantik,Kang.Dia kan primadona disini karena dia sendiri yang cantik.Semua orang melindungi Shanum apalagi kalau ada preman yang ganggu dia, kita semua disini pasang badan Kang."

"Wah,kalian keren bangeet."

"Iya Kang,disini kekeluargaannya kuat, walaupun awalnya kita tidak saling kenal pada akhirnya kita saling membantu satu sama lain."

"Mang Ujang,mau beli siomaynya dong...Eehh kok ada karyawan."Ucap salah satu pembeli yang datang.

"Iya,nanti sementara saya yang dagang menggantikan Mang Ujang."

"Waahh,bisa sekalian cuci mata dong."Ucap yang lainnya lagi sambil tertawa.

"Kalau gitu aku mau beli siomay tiap hari deh."Ucapnya dengan penuh semangat.

Pembeli pun semakin banyak yang datang di lapaknya Mang Ujang,mereka bahkan rela antri yang penting mereka bisa melihat wajah tampan orang baru di lapak Mang Ujang.

"Alhamdulillah sisa sedikit lagi Mang."Ucap Bara setelah dari tadi pembeli datang terus menerus, mereka sampai tidak bisa duduk.

"Iya,ini semua karena Kang Bara yang jadi penjualnya,jadi ramai pada datang kesini."

"Mang Ujang gak jadi pulang deh."

"Gak apa-apa, kayaknya hari ini gak akan sampai malam jualannya,ini saja tinggal sedikit.Sudah Kang Bara makan dulu itu,sudah dingin pasti."

"Iya Mang,"Bara makan dengan lahapnya dia lapar karena jam makan siangnya sudah lewat.

"Maaf cuma ada lauk seadanya ya Kang."Ucap Mang Ujang tak enak hati.

"Gak apa-apa Mang, justru ini tuh nikmat banget."Bara menghabiskan makanannya.

Sementara itu Shanum masih terbayang wajah Bara.

Tuch cowok kok kayak orang kota yaa, penampilannya sederhana tapi tetap kelihatan cool gitu,eehhh aku kenapa sih...

Terpopuler

Comments

lestari saja💕

lestari saja💕

hemmm berawal dari saling mengagumi....

2023-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!