Bab 14 Semakin tertarik

Pagi pun mulai menyapa, orang-orang yang bekerja bangun lebih awal agar mereka tidak datang terlambat sampai di tempat kerja.Begitupun Bara, dirinya yang sudah biasa bangun subuh pasti sudah terbangun.Setelah itu Bara masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi sekaligus mencuci bajunya.Kini Bara hidup mandiri,semua di lakukannya seorang diri.

Pukul setengah tujuh pintu kost Bara di ketuk.Bara membuka pintu rupanya Adit yang datang.

"Pak Bara di tunggu di rumah untuk sarapan bersama."Ucap Adit sopan.

"Iya Dit, sebentar lagi saya kesana kamu duluan saja."Adit mengangguk lalu pergi.

Saat akan meninggalkan kost an ponsel Bara berdering.Bara mengangkat telepon tersebut.

"Halo nak,kamu dimana? Kenapa semalam tidak pulang,Mama cemas.Papa bilang kamu di luar kota sekarang."Mama Puspa langsung berbicara panjang saat telponnya di angkat.

"Iya Ma,Bara sedang di luar kota, Bara saat ini meninjau langsung proyek yang sedang berjalan disini.Jadi Bara lebih sering berada di luar kota Ma."

"Kenapa kamu tidak bilang dulu sih sama Mama,main pergi gitu saja.Sudah tidak sayang sama Mama ya."Mama berucap dengan nada sedih.

"Bara lupa Ma,maaf ya.Mana mungkin Bara tidak sayang sama Mama.Nanti kalau ada waktu senggang Bara pasti pulang menemui Mama.Ya sudah Bara tutup dulu telponnya yaa, Bara sudah harus ke proyek ini."

"Ya sudah,kamu hati-hati disana yaa nak jaga kesehatan kamu dan jangan telat makan."

"Iya Ma, Assalamualaikum Ma."

Setelah itu Bara bergegas ke rumah Mang Ujang untuk sarapan.

"Sarapan dulu Kang Bara." Ucap Mang Ujang.

"Iya Mang."Bara sangat lahap, padahal hanya nasi goreng kampung dan telur ceplok.

Setelah selesai makan,Bara mengeluarkan uang lima lembar pecahan seratus ribu kepada Bi Santi.

"Bi ini tolong di terima yaa,untuk bantu-bantu uang dapur.Nanti kalau kurang bilang saja ya Bi sama Saya."Ucap Bara sambil menyerahkan uang tersebut.

"Eehhh.. Jangan atuh Kang, Kang Bara kan sudah banyak membantu kami,jadi ini tidak usah."Bi Santi menolak.

"Bi,saya kan makan disini terus,makan sehari tiga kali lagi.Jadi tidak apa-apa terima yaa,saya tidak mau ada penolakan."Ucap Bara tegas di akhir kalimatnya.Adit mengkode ibunya dengan menganggukkan kepalanya pertanda untuk terima saja.

"Ya sudah,ini Bibi terima ya.Sekali lagi terima kasih."Bara mengangguk dan tersenyum.

"Kalau begitu saya kembali ke kosan yaa,habis ini saya mau ke kantor dulu,nanti seperti biasa jam setengah sepuluh saya balik lagi kesini buat jualan siomay."

Sambil berjalan menuju kosannya Bara mengirimkan pesan kepada Shanum.

"Lagi apa Sha?sudah mulai berangkat jualan belum?"Pesan terkirim dan ceklis dua,sambil menunggu balasan dari Shanum Bara pun mengecek laporan yang di kirimkan Kenan semalam.Walaupun kini dirinya tidak sering berada di kantor tapi Bara tetap menjalankan tugasnya sebagai CEO.

Dari rumah, Bara hanya memakai kemeja lengan panjang dan juga celana dasar.Untuk jas nya dia taruh beberapa di ruangannya.Pakaian kerja Bara meminta Bi Santi untuk menyetrikanya.Bi Santi pun menawarkan untuk mencucinya juga tapi Bara tidak mau.

Di lain tempat,bunyi pesan masuk di ponsel Shanum pun terdengar.Shanum segera membuka pesan tersebut, Shanum tersenyum rupanya Bara yang mengirimkan pesan.Semalam setelah mereka selesai telponan Shanum menyimpan nomor Bara di ponselnya.Shanum langsung mengetik pesan untuk membalas pesan dari Bara.

"Aku masih di rumah mas,lagi siap-siap untuk pergi jualan."Tak ada pertanyaan balik dari Shanum, Shanum hanya membalas sekedarnya.

Bara saat tahu Shanum membalas pesannya dia pun senang, meskipun Shanum tak bertanya balik Bara tetap membalasnya.

"Semangat jualannya ya Sha."Balas Bara.

...----------------...

Hari berlalu berganti Minggu, tepatnya sudah dua Minggu Bara menjadi penjual siomay menggantikan Mang Ujang.Bara pun semakin gencar mendekati Shanum.Walaupun terkadang Shanum masih cuek kepadanya tak membuat Bara menyerah begitu saja.

Dia memang gadis yang berbeda dari wanita-wanita yang aku kenal selama ini, Gumam Bara.Di saat yang lainnya mengejar dirinya justru Shanum bersikap biasa saja bahkan acuh dan cuek.Membalas pesan Bara pun singkat saja.

Hari ini seperti biasa Bara berdagang Siomay di taman, mumpung keadaan lapaknya sedang sepi Bara pun datang ke lapak Shanum.Rupanya Shanum sedang beberapa orang yang membeli sempolnya.

"Sha,aku bantu goreng ya."Ucap Bara yang baru saja datang.

"Gak usah mas,Mas Bara juga kan jualan masa di tinggal tinggal dagangnya."

"Tempat aku lagi sepi Sha, makanya aku datang kesini,aku bantu yaa."Bara pun mulai memasukkan Sempol ke dalam plastik.

"Adiknya beli berapa?"Tanya Bara pada pembeli yang baru menginjak SMP

"Sepuluh ribu Kak, saosnya di pisah yaa."

"Oke siap."

"Kakak pacarnya Kak Sha yaa."Bara tersenyum mendengarnya, sedangkan Sha hanya diam saja.

"Belum jadi pacar,masih calon."Jawab Bara dengan percaya diri.

"Waahh,buruan di terima Kak Sha,masa Kakak nya ganteng gini di biarkan saja sih."Ucapnya lagi.

"Gak usah ngaco deh mas ngomongnya,"Ucap Shanum dengan cemberut.

"Becanda Sha,biar gak tegang."Shanum hanya menggeleng kepala.

Saat sedang membantu Shanum,ponsel Bara berdering.

"Sha,aku tinggal dulu ya ada yang telpon."Bara menjauhi Shanum, setelah di rasa cukup Bara pun mengangkat telepon nya yang rupanya dari Kenan.

"Ada apa Ken?"

"Loe masih lama gak sih main jual jualannya?"Bara tertawa mendengar istilah yang di ucapkan Kenan.

"Masih lama lah Ken,baru juga dua Minggu masih dua bulan setengah lagi.Emang kenapa sih?"

"Gue pusing banget semua kerjaan loe gue yang kerjain."Bara justru semakin tertawa.

"Loe kok malah tertawa gitu sih."Kenan kesal.

"Sorry sorry,kan gue sudah bilang,bawa kerjaan gue ke kosan gue,biar malam gue yang kerjain.Loe malah gak mau dan sok sok an di kerjain sendiri."

"Ya sudah,gue ntar malam ke kosan loe.Sediain Sempol ayam yaa yang waktu itu, kalau gak ada Sempol gue gak mau datang."

"Iya tenang aja,ntar gue siapin buat loe.Sudah dulu yaa siomay gue ada yang beli nih."Bata menghampiri lapaknya,sudah ada tiga orang yang menunggu Disana.

"Iya, sebentar yaa,mau makan disini apa di bungkus."

"Kalau sama mas nya di bungkus boleh lah."Ucap saah satu pembeli.

"Saya gak cukup dong mba,kalau ikut di bungkus,mba nya ada ada aja."Bara tertawa mendengar ucapan pembeli siomaynya.

"Makan di sini aja Mas tiga porsi ya mas."Bara mengangguk lalu mulai melayani.

Semenjak Bara yang berdagang Siomay, siomaynya selalu habis sebelum matahari terbenam.Jadi Bara tidak pernah jualan sampai malam,kecuali malam Minggu Bara meminta di buatkan siomaynya lebih banyak.

Setelah pembeli yang makan di tempat tadi pulang, Bara mengirim pesan kepada Shanum.

"Sha,aku pesan Sempol ayam untuk nanti malam Rp.50.000 untuk nanti malam bisa?"

"Bisa mas,di antar ke kosan yaa?"Shanum langsung membalasnya.

Giliran pesan Sempol saja langsung di balas,batin Bara.

"Iya Sha,antar ke kosan aku yaa."

"Oke siap Mas."

Kenapa susah banget sih deketin kamu Sha,aku jadi semakin tertantang dan tertarik denganmu...

Terpopuler

Comments

lestari saja💕

lestari saja💕

iya lah klo wa order yg masuk kan cuan bar,kalo wa nanya kabar kan angin😂😂😂😂

2023-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!