Bab 2 Mendapat borongan

Cantik adiknya Bara benar-benar melaporkannya kepada sang Mama.Dan saat ini Bara sedang duduk di ruang tengah bersama Mama nya.

"Kamu gak ke kantor hari ini Bara?"Tanya Mamanya.

"Gak mah,capek aku kan baru pulang dari luar kota."

"Kamu ini selalu saja malas-malasan.Cantik bilang tadi Felita ke rumah, kenapa gak di suruh masuk?"

"Dia ngajakin shoping ma,aku capek bukannya tanyain keadaan aku malah ngajak ke mall."

"Ya gak apa-apa dong, Nyenengin pacar sendiri.Jangan sampai kamu kehilangan Felita,Bara."

"Ma,aku jenuh kalau sikap dia begini terus.Felita gak pernah mau ngertiin perasaan aku."

"Sudah sepatutnya kan kamu harus menjaganya dan membahagiakannya.Felita itu anak yang baik Bara,cantik,anggun, berpendidikan tinggi,anak pengusaha,kurang apalagi coba.Kalau Felita meninggalkan kamu kamu yang akan menyesal."

"Terserah Mama deh,aku mau tidur dulu."Bara meninggalkan Mama nya dan masuk ke dalam kamar.

Saat masuk ke dalam kamar,Bara melihat ada pesan di ponselnya ternyata dari Felita.

"Sayang,maafin aku yaa sudah buat kamu marah.Aku yang gak paham sama kondisi kamu,kamu benar kalau aku hanya mementingkan diri aku sendiri.Aku paham kalau kamu tadi marah sama aku,karena kelakuan aku yang begitu ke kamu.Sebenarnya aku begitu karena aku kangen sama kamu,karena akhir-akhir ini kamu selalu sibuk dengan urusan kantor gak ada waktu buat aku. Aku minta maaf ya sayang,aku janji gak begitu lagi.Love you Bara."

Bara pun tersenyum membacanya,dia yang tadinya marah seketika hilang setelah membaca pesan dari Felita.Bara pun membalas pesan tersebut.

"Iya sayang,maaf juga ya karena aku tadi marah-marah sama kamu.Love you to Felita."

Felita di sana tersenyum senang membaca balasan dari Bara,dia yakin kalau Bara benar-benar mencintai dirinya.

Sementara itu di tempat lain,Shanum sudah tiba di taman kota.Shanum langsung memarkirkan motornya.Jika di taman kota Shanum tidak menggoreng sempolnya menunggu ada pembeli baru di goreng.Biasanya sehabis jam makan siang begini banyak yang mampir ke taman kota untuk membeli jajanan sebelum kembali ke tempat kerja.

Ada beberapa orang yang menghampiri motor Shanum dan membeli sempolnya.

"Kak Sha,beli sempolnya dong 50.000,"Dandi pelanggan setia yang selalu membeli Sempol ayam Shanum.

"Siap Dandi, tumben beli banyak begini."Tanya Shanum sambil menggoreng Sempol.

"Iya mba,temen aku pada nitip Sempol,kata mereka Sempol mba Sha enak.Aku kesal mba Sha setiap aku beli Sempol selalu di serbu sama mereka makanya sekarang aku mintain mereka uang biar mereka beli juga."

"Alhamdulillah kalau pada suka,Ini agak lama gak apa-apa yaa soalnya belum ada stok yang matang."

"Tenang saja mba Sha,gak apa-apa kok.Aku akan setia menunggumu."

"Ea...ea...ea..."Shanum menimpali candaan Dandi.Dandi pun tertawa.

Setelah beberapa saat Sempol ayam untuk Dandi telah siap.

"Ini aku kasih bonus lima tusuk ya Dandi."Shanum menyerahkan Sempol ayam pada Dandi.

"Waahh..Mba Sha baik bangeet deh.Terima kasih yaa."

"Sama-sama,lain kali kalau pesannya lumayan banyak begini bisa kirim pesan dulu.Nanti datang tinggal ambil."

"Iya mba Sha,aku lupa tadi padahal aku udah save lama nomor mba Sha."Dandi nyengir.

Sebenarnya berjualan di taman kota juga hasilnya lumayan apalagi jika sampai malam.Tapi berhubung sorenya Shanum harus membuat Sempol jadi dia berjualan hanya sampai pukul tiga sore, kecuali malam minggu Shanum akan berjualan sampai malam hari dan biasanya di temani oleh Adi.

Pukul tiga sore Shanum sudah bersiap-siap akan pulang,tapi terhenti karena ada yang memanggilnya.

"Mba,sempolnya masih?"Tanya ibu-ibu.

"Masih Bu,mau berapa?"

"Masih banyak gak mba?"

"Lumayan Bu,sekitar 300 tusuk.Nanti saya hitung lagi."

"Saya borong deh mba semuanya,"Shanum kaget mendengarnya.

"Serius Bu mau di borong?"Shanum masih tak percaya.

"Saya serius mba,kebetulan nanti malam ada acara di rumah tapi belum ada makanan yang gurih semuanya manis,makanya saya mau beli Sempol ayamnya.Tapi mba nya bisa ke rumah saya gak yaa,jadi mulai di goreng di sana saja.Biar langsung di hidangkan di piring-piring."

"Alhamdulillah,bisa Bu saya bisa ke rumah ibu.Ini kebetulan juga saya lagi siap-siap juga mau pulang."

"Ya sudah saya tunggu di sana yaa,itu mobil saya yang warna putih,nanti mba...Mba Sha yaa nanti ikuti saya dari belakang."

"Iya Bu saya Shanum,tapi biasa di panggil Sha.Nanti saya ikuti ibu dari belakang."

"Saya Bu Dewi,saya duluan ya kalau begitu saya tunggu di mobil."

"Baik Bu."Shanum cepat-cepat merapihkan dagangannya setelah itu menghampiri mobil Bu Dewi.

Mobil pun melaju meninggalkan taman kota,Shanum di belakang mengikuti mobil Bu Dewi.Tak terlalu lama jarak yang di tempuh karena memang jarak dari rumah Bu Dewi dan taman tak jauh.Di depan pintu masuk perumahan Bu Dewi berhenti sebentar di pos penjaga.

"Biarkan penjual Sempol ayam itu masuk,saya yang menyuruhnya kesini."Ucapnya pada satpam.Shanum tersenyum ramah saat melewati satpam.

"Baik Nyonya."Jawab satpam.

Shanum berdecak kagum melihat sekeliling, Perumahan di Srikandi ini merupakan perumahan real estate,Perumahan mewah yang hanya orang-orang tertentu saja yang bisa tinggal disini.Bahkan sepertinya mau masuk kedalam perumahan pun tak sembarang orang bisa karena pintu masuk tadi di jaga ketat oleh satpam.

Mobil Bu Dewi berhenti, sepertinya ini rumah Bu Dewi.Motor Shanum pun ikut berhenti.Lagi-lagi Shanum di buat terkagum-kagum dengan rumah-rumah yang ada di perumahan ini.Pasti harganya sangat fantastis.Mobil Bu Dewi memasuki gerbang yang tinggi Shanum pun mengikuti.

Halaman yang luas tapi begitu asri karena banyaknya pohon-pohon yang mengelilingi.Ada juga air mancur di tengah-tengah halaman.Shanum turun dari motornya melihat-lihat sekeliling rumah ini.Begitu mewah dan luas tapi juga begitu asri.

"Shanum,kamu bisa memulai menggoreng sempolnya,nanti ada pekerja saya yang akan datang membawa piring-piring untuk Sempol ayamnya."Ucapan Bu Dewi membuyarkan perhatian Shanum.

Sebelumnya Shanum lebih dahulu mengganti minyaknya dengan yang baru.Shanum tidak mau di pandang jorok karena melihat minyaknya yang menghitam.Menuang minyak jelantah ke dalam botol yang sudah di sediakan,lalu membuka kemasan minyak yang baru.Penggorengan yang di gunakan Shanum berbentuk bulat dan agak dalam agar saat menggoreng semua permukaan Sempol terendam minyak.Setelah menuangkan minyak yang baru Shanum memulai menggoreng Sempol ayamnya.

"Sudah ada yang matang belum Shanum sempolnya?"Tanya Bu Dewi.

"Sudah Bu,tapi baru lima puluh."Jawab Shanum sopan.

"Saya mau coba dong,"Dengan sigap pelayan memberikan Sempol di piring dan juga Shanum menyiapkan saos di mangkok.

"Wah ternyata enak juga ya Sempol ayam kamu Sha,saya baru kali ini lho makan Sempol ayam,saos nya juga enak."Ucap Bu Dewi sambil terus memakan sempolnya.

"Alhamdulillah kalau Bu Dewi suka.Saosnya saya masak lagi Bu dan saya kasih bumbu sendiri."

"Pantas saja rasanya beda saosnya.Itu Id card Sekolah Pelita Bangsa kan?"Tanya Bu Dewi yang melihat id card.

"Iya Bu,ini id card Pelita Bangsa."

"Kamu berjualan di sana juga Sha?"Tanyanya penasaran.

"Iya Bu."

"Berarti sudah pasti terjamin ini rasa dan kualitasnya."

"Alhamdulillah Bu,"

"Saya tahu kalau yang berjualan di sekolah itu pasti harus melewati beberapa seleksi ,jadi tidka sembarangan pedagang bisa berjualan di sana."

"Iya Bu,pihak sekolah juga mengizinkan kami para pedagang Disana untuk tetap memakai id card ini agar pembeli tak ragu lagi membeli makanan yang kami jual."Bu Dewi manggut-manggut sambil terus mengunyah Sempol.

Sempol pun sudah selesai di goreng semua dan sudah di bawa masuk oleh para pelayan.

"Setelah saya hitung tadi semuanya ada 350 tusuk Bu."Ucap Shanum.

"Sebentar ya Shanum."Lalu mengeluarkan uang pecahan seratus ribuan empat lembar.

"Ini uangnya, sisanya buat kamu saja yaa."

"Gak usah Bu,ini ada kembaliannya kok."Buru-buru Shanum mengeluarkan uang kembalian.

"Gak apa-apa, hitung-hitung uang bensin kamu kesini tadi."

"Terima kasih ya Bu,saya jadi tidak enak ini."Tersenyum manis membuat Bu Dewi membalasnya.

"Sama-sama,ya sudah saya masuk dulu yaa."

"Baik Bu,sekali lagi terima kasih ya Bu Dewi."Menunduk hormat,Bu Dewi mengangguk.

Shanum siap-siap untuk pulang, Karena hari semakin sore.Saat akan keluar di depan gerbang bertepatan dengan mobil mewah hitam masuk.

Kenapa ada pedagang masuk sini,gumamnya.Ini pasti kerjaan Mama,eeh ternyata perempuan pedagangnya cantik juga yaa,gumamnya lagi sambil terus melewati Shanum.

Sampai di rumah hampir magrib, bersyukur di rumah mewah tadi dia izin sholat sebentar jadi sampai di rumah tak lagi memikirkannya.

Sampai rumah Shanum langsung masuk kamar dan merebahkan dirinya di ranjang.

Lelahnya...Tapi Alhamdulillah sempolnya habis,terima kasih ya Allah Engkau selalu melancarkan rezeki hamba..

Terpopuler

Comments

lestari saja💕

lestari saja💕

rejeki ga kemana ya...

2023-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!