Racun Rumah Tangga

Racun Rumah Tangga

Bab 1

Racun Rumah Tangga Bab 1

"Assalamualaikum." Prasetyo ternyata sudah ada di depan pintu rumah ku.

"Wa'alaikumasallam, masuk mas Tyo." jawabku, ada perasaan senang dan gugup juga.

Mas Prasetyo pacarku, sudah tiga tahun aku menjalani status pacaran dengan mas Prasetyo, sejak dua ribu sembilan belas lalu.

kemarin tepat tanggal jadian kami dua puluh delapan Maret, tiba-tiba mas Tyo mengirim pesan ke pada ku.

"Nafisa sayang, mas besok mau ke rumah ya dek mas mau bicara serius pada Nafisa, Nafisa tunggu mas ya, mas sayang banget sama kamu Naf." Naf, panggilan sayang mas Tyo buat ku.

"Hmm...iya mas Naf tunggu, tapi memang nya ada apa mas, kayak nya serius banget mas." balasku dengan rasa penasaran.

"Nafisa tunggu saja di rumah besok ya. jam sembilan pagi mas kesana Naf." balas mas Tyo lagi.

Hmmm aku semakin penasaran di buat nya, malam ini sulit sekali tidur rasa nya lama sekali menunggu pagi.

Akhir nya hari ini pun tiba dan mas Tyo sudah di rumah ku, aku menunggu di temani oleh sepupu ku Jihan.

"Duduk mas." kata ku, hari ini rasa nya gugup sekali.

"Makasih Naf, ini untuk kamu," mas Tyo memberikan bucket bunga mawar merah segar, kesukaaan ku. aku suka sekali mawar indah itu.

"Masyaallah mas, terimakasih mas."aku senang dan tersanjung sekali, memang mas Tyo ku ini jarang sekali berlaku romantis, tapi hari ini, aaaah entah apa yang akan dia sampai kan jantung ku rasa nya berdebar kencang.

"Jihan, sana tolong buat kan mas tyo teh ya dek," kata ku pada Jihan.

"Iya kak." Jihan pun ke dapur membuat teh dan mengambil kan cemilan untuk kami.

"Mas, katanya mas mau bicara serius, ada apa mas, ada masalah kah?." aku segera mencecar mas Tyo dengan perasaan penasaran ku.

"Tidak Naf sayang, tidak ada masalah, kamu tenag dulu sayang," mas Tyo menanggapi cecaranku santai, nampak senyum sumringah, merekah di bibir nya.

"Laaah terus apa sih mas," aku jadi makin penasaran, heran dengan tingkah mas Tyo.

"Sabar dulu Naf sayang, tenang dulu,mas minum dulu boleh heheheh." mas Tyo menanggapi ku dengan tawa nya, kebetulan Jihan sudah menyuguhkan teh nya.

"Hmmm ya udah mas minum dulu." aku sudah sangat tidak sabar, ingin mengetahui, apa yang akan mas Tyo sampaikan. Namun apalah daya, mas Tyo haus rupa nya.

Setelah beberapa menit akhir nya mas Tyo menyampaikan maksud nya, apa yang ingin ia katakan

"Mmmmm gini Naf, mas ingin menikah dengan mu Naf, kita kan sudah tiga tahun pacaran, Naf juga sudah lulus SMA walau belum bekerja, tapi kan Naf ndak perlu berkerja, biar mas yang berkerja, mas juga kan sudah berkerja, biar pun hanya gaji dua juta, insyaallah cukup untuk kita Naf, insyaallah mas akan bekerja lebih giat biar gaji mas cepat naik." panjang lebar Tanpa jeda mas Tyo mengungkap kan keinginan nya.

"Ttta-tapi mas aku". aku kebingungan untuk itu, sebenar tidak ada yang salah dari maksud baik mas Tyo, tapi aku masih bingung aku baru lulus SMA satu tahun lalu. mas Tyo memang sudah berkerja,dan memiliki gaji tetap, meski hanya dua juta, namun tetap saja aku masih bingung, aku masih sangat muda, aku baru Berusia dua puluh tahun, sedang kan mas tyo dua puluh lima tahun.

Aku tau keluarga mas tyo tidak menyukai ku, karna aku baru lulus SMA sedangkan mertua ku ngotot ingin punya mantu sarjana, setara dengan mas tyo, mas Tyo lima bersaudara tiga lelaki dan dua perempuan, mas Tyo anak ketiga, dua kakak lelaki nya sudah menikah.

"Aku tau Naf, aku tau ke khawatiran mu, aku tau kamu kepikiran ibu dan saudara ku kan, kamu takut mereka tidak menerima mu iya kan."cecar mas tyo.

Aku hanya menunduk diam,dada ku bergemuruh ada perasaan senang dan juga kepikiran,

"Mas janji sayang, mas janji semua keluarga ku akan menerima Nafisa dengan baik, mereka akan memperlakukan Nafisa dengan baik, Nafisa pilihan mas, dan mas hanya mau Nafisa, mas akan meyakinkan mereka bahwa Nafisa yang terbaik, kriteria mereka bukan urusan mas, mas janji Naf, mas akan menjaga dan membahagiakan kamu." sambung Tyo lagi meyakinkan Nafisa.

"Tapi mas, kita harus bilang ke mama papah Naf dulu,"aku pun luluh dengan janji mas Tyo.

"Iya sayang, bilang mama papa Naf, Minggu depan, mas kesini bawa orang tua mas Tyo ya. Nafisa mau kan jadi istri mas Tyo." mas Tyo pun menentukan hari pertemuaan keluarga.

Terlihat binar, bahagia di mata nya, sebesar itu kah cinta nya pada ku?

(meminta izin keluarga)

Akhir nya jam 12 siang, prasetyo meninggalkan rumah ayu,Tyo mengendarai motor biru nya dengan perasaan riang gembira menuju rumah nya,Tyo berencana akan menyampai kan kabar ini kepada orang tua dan adik adik nya, sekalian meminta kesediaan orang tua nya, Bu rona, dan pak Mardi.

Setiba di rumah Tyo pun tak sabar menemui orang tua nya.

"Assalamualaikum pak, Bu." Aryo masuk ke rumah,l angsung mencari orang tua nya.

"Wa'alaikumasallam, eh Tyo udah pulang ya." jawab ibu rona, mereka sedang bersantai di ruang keluarga, sambil menonton Tv.

"Siang bolong gini dari mana mas, dari rumah si Nafisa ya."kata Novi ketus,.dan sinis.

Novi adik bungsu Tyo, masih kelas tiga SMP, sama sombong dengan orang tua dan kakak nya yang lain, Tyo memang beda sendiri lebih sederhana dan apa ada nya, sifat Tyo menurun dari ayah nya yang sabar.

"Iya dari rumah Nafisa, kenapa sih dek kok sinis gitu, memang salah kalau aku menemui Nafisa, sebentar lagi dia jadi Kakak ipar mu, jadi jaga sikap mu." jawab Tyo santai.

"Apaaa?." Bu rona yang sedang asik ngemil gemblong, terperanjat,mata nya membelalak sebesar jengkol.

Bayangin guys biji jengkol.

"Apa apaan Tyo, Tyo, Dateng Dateng kok bawa berita buruk heh." sambung ibu rona lagi, dengan bibir di miring miring ke kiri kaya orang struk, astaghfirullah.

"Lah lah Bu, gimana sih buk, orang mau punya mantu kok di bilang kabar buruk, ora mudeng."kali ini bapak Mardi ikut bereaksi melihat sikap sinis istri nya.

"Tau nih pak, ibu aneh, orang bawa berita baik kok di bilang berita buruk."timpal Tyo.

"Yaa berita buruk lah yo, Tyo,gimana sih Yo, liat tuh dua Kakak ipar mu, lulusan S1 semua, mana ada yang cuma tamatan SMA kayak si Nafisa itu hiiih." timpal Bu rona ketus.

"Tau nih mas Tyo, kayak gak ada perempuan lagi aja, mas kan udah kerja udah punya penghasilan, mas juga sarjana, ngapain cari cewe kaya si Nafisa, orang tua nya juga kayak nya hidup nya biasa aja, gak ada yang wah."sahut Novi, sambil menatap Tyo sinis.

"Astaghfirullah buk, nov kalian ini." pak Mardi dan Tyo secara bersamaan, mata pak Mardi sampai mendelik ke arah Novi, dan Bu rona.

"Buk, walawpun Nafisa cuma lulus SMA,dia anak yang baik Bu, anak yang santun, dan terpenting, Tyo nyaman dan sayang Pada Nafisa Bu,dan nafisa pun juga begitu, Tyo yakin buk dia akan jadi istri dan menantu yang baik di rumah ini buk, dan lagi pula, Tyo gak mau istri Tyo kerja, biar Tyo yang kerja yang cari nafkah untuk istri Tyo." Tyo berusaha, mengetuk hati sang ibu, untuk menerima Nafisa, wanita idaman nya.

"Nah iya betul itu kata Tyo, lagian bapak lihat, Nafisa itu sopan santun, meski pun dia cuma tamatan SMA, bisa masa, toh kalau main kesini dia sering masakin ibu kan?." Sahut pak Mardi, memberikan dukungan untuk Tyo.

"Halah pak, bapak, kalau cuma masak ya ibuk juga bisa masak pak." timpal Bu rona tetap dengan nada ketus nya.

"ibuk cuma ingin, Tyo cari yang terbaik pak, seperti kakak ipar nya dua tuh, tamatan S1 bisa bekerja cari uang membahagiakan orang tua, kalo bisa masak mah pembantu juga bisa, ooh atau mungkin Tyo memang mau cari pembantu geratisan."cecar Bu rona lagi.

"Astaghfirullah ibuk,Tyo mohon Bu,terima Nafisa untuk istri Tyo, suatu saat ibu akan tau bagai mana baik nya Nafisa, Tyo sayang sama dia buk, lagian kewajiban cari uang dan cari nafkah, itu kewajiban Tyo Bu, Tyo gak mau istri Tyo jadi sibuk kerja dan gak punya waktu untuk keluarga, untuk apa uang banyak kalau tidak fokus mengurus suami mengurus keluarga, tidak fokus untuk anak, untuk apa Bu, Tyo yakin, Nafisa akan jadi istri dan menantu yang baik untuk keluarga ini."Tyo memohon pada ibu nya.

"yaa sudah lah bu, restui aja, toh kalau istri mas Tyo gak kerja juga gak apa, bisa jadi babu gratisan di rumah ini hahaha." Novi menanggapi dengan terkekeh Tampa rasa bersalah.

"Novi!!!!!."bentak pak Mardi berang, wajah nya sangat marah.

"Sekarang bapak yang ambil keputusan, dan ibu Ndak perlu lagi bicara ,bapak merestui Tyo dan Nafisa, kapan kita akan ke rumah Nafisa, bertemu orang tua nya."pak Mardi memberikan keputusan.

"aa-apa." Bu rona,dan Novi tergagap mereka terkejut mendengar keputusan kepala keluarga nya itu.

"Pak, ibu harap bapak fikir kan lagi pak, Nafisa itu bukan apa-apa, bukan siapa- siapa, anak teman bapak yang orang kaya kan ada."cecar Bu rona lagi, seperti nya belum menyerah.

"Pokok nya keputusan bapak sudah bulat, tidak bisa di ganggu gugat oleh siapa pun." tegas pak Mardi.

Bu rona dan Novi pun terdiam. sementara Bagas Prasetyo pun nampak sumringah.

"Alhamdulilah,terimakasih ya pak, buk." Tyo, mengecup punggung tangan, kedua orang tua nya.

Sebenar nya orang tua Tyo bukan lah orang kaya, mereka hanya orang sederhana,yang punya beberapa bidang tanah,yang di urus oleh tetangga tetangga mereka yang hidup nya kurang mampu, dengan sistem bagi hasil, ibu rona menjadi besar kepala semenjak tiga anak nya, Rio, Ady, dan Tyo, sudah jadi sarjana, terlebih lagi Rio,dan Ady, mempunyai istri sarjana dan memiliki pekerjaan, dan sering memberi nya uang tentu nya, sedangkan dua anak perempuan nya,Novi baru kelas 1 SMA, dan Noni baru lulus SMA.

"Yaa sudah lah Tyo kalau kamu keras kepala, ini aja dua kakak mu belum tau rencana mu, jangan marah kalau mereka mentertawa kan pilihan mu."cecar Bu rona lagi.

"dan jangan sampai kamu iri nanti, kalau orang orang membanding kan istri mu, dengan istri dua kakak mu yang hebat dan bergelimang uang itu." lagi dan lagi cercaan itu keluar dari mulut Bu rona, sambil mencibir keputusan suami dan anak nya itu.

Tyo hanya mengangguk kan kepala, dalam hati sebenar nya ia sangat sedih mendapatkan cercaan dari ibu, dan adik adik nya, tapi dia juga senang, bapak nya tetap mendukung nya, dan akhir nya dia akan meminang gadis dambaan hati nya itu.

malam hari nya Tyo beristirahat di kamar nya,dengan semangat meraih handpone nya,untuk menghubungi Nafisa.

Nafisa yang baru duduk di sisi ranjang nya menoleh ke arah nakas ,melihat aplikasi hijau ada panggilan suara.

mas Tyo, begitu nama yang tertulis.

"Assalamualaikum mas." Nafisa mengangkat panggilan sambil menggigit bibir bawah nya, dia sangat gugup karna pasti Tyo akan menyampaikan waktu orang tua mereka bertemu.

"Wa'alaikumasallam Naf."Tyo menyahuti, dia pun sama merasa amat gugup, haaah, seperti pertama pacaran saja, padahal ini sudah tahun ketiga.

"Naf kamu sudah sampai kan ke papa mama mu, tentang apa yang mas katakan tadi siang?." Tyo mulai membuka pembicaraan serius ini, duuuh jadi deg degan nih, hehehe

"mmmm iya mas, aku udah sampai kan ke mama papa, papa bilang, kapan tepat nya mas," Timpal Nafisa.

"apakah Mama papa tidak menentang Naf?." tanya Tyo, dengan menahan nafas, takut jika jawaban nya tidak sesuai expetasi.

"mmmm, iya mas, insyaallah, mama papa setuju, apalagi mama papa, sudah lihat sendiri keseriusan mas,dan kedewasaan mas." jawab Nafisa malu- malu.

tyo pun akhir nya menghembus nafas lega,Tyo ingin melanjutkan pembicaraan nya.

"tapi mas..."tiba tiba Nafisa menyela, bahkan sebelum Tyo mengeluarkan suara.

deg!!

"Apalagi ini, jangan sampai ada kendala Yaallah, aku sudah berusah membujuk ibu dan saudara ku, hamba mohon pertolongan mu Yaallah." batin Tyo, sambil menahan nafas.

"Tapi apa sayang." Tyo memberanikan diri juga untuk bertanya apa yang mengganjal.

"Tapi mas janji kan, akan jadi suami yang selalu menyayangi Nafisa, menerima Nafisa dan keluarga Nafisa, mas janji kan tidak akan menyakiti Nafisa, dan lebih utama lagi mas, keluarga mas menerima Nafisa kan sebagai menantu, Nafisa tidak mau mas suatu saat nanti ada penyesalan, karna Nafisa tidak menanyakan ini semua ke mas Tyo." Urai Nafisa panjang lebar sekaligus mengutarakan keinginan nya.

huuuuftttt, lagi-lagi Tyo menghembuskan, nafas lega, tersengal-sengal Tyo menahan nafas, takut ada yang menghalangi niat baik nya.

"Insyaallah sayang, insyaallah mas akan jadi suami yang penyayang untuk Nafisa, mas menerima Nafisa, dengan segala kekurangan Nafisa,dan mas juga berharap sebalik nya, Naf menerima mas dan keluarga mas, kita akan menjadi satu Naf, kita akan berjalan bersama, akan menjadi satu keluarga, semoga semua niat kita berjalan lancar ya Naf." Tyo menjawab dan memberi kan janji manis nya kepada Nafisa.

Sehingga, mengembang lah senyum indah, di bibir mungil milik Nafisa.

Hati Nafisa sangat berbunga kala itu.

"O, iya Naf, jadi begini Naf, insyaallah, Minggu depan mas jadi ke rumah Nafis,dengan orang tua mas, dan kerabat dekat mas ya Naf." Tyo memberi tau rencana nya.

"Iya mas, nanti Nafisa sampaikan ke mama, papa." timpal nafisa. senyuman selalu mengembang di bibir nya.

(pertemuan keluarga)

selama seminggu akhir nya waktu yang di nanti kan Tyo dan Nafisa datang, ini lamaran ya guys.

"Assalamualaikum." Tyo sudah di depan rumah Nafisa.

"wa'alaikumasallam, masuk mas, pak Bu." Nafisa menyambut Tyo dan keluarga sangat ramah dan santun, mencium punggung tangan kedua orang tua Tyo.

"eeeh silah kan masuk nak Tyo, pak Bu."orang tua Nafisa menyambut tamu nya, ada beberapa kerabat Nafisa juga sudah berkumpul.

"Iya pak, terimakasih pak,"sahut pak mardi dan Tyo.

mereka pun masuk ke ruangan tamu yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil.

setelah beberapa saat pak Mardi menyampaikan niat datang ke rumah Nafisa, dan papah menerima dengan baik.

dan mereka menentukan tanggal pernikahan sekaligus resepsi.

keluarga Nafisa dan mas Tyo sengaja tidak berlama lama mengigat kami pacaran sudah lumaian lama.

Akhir nya tanggal pernikahan di tentu kan.

Ya Minggu depan lah waktu nya.

Terbilang sangat terburu-buru, namun menurut papa Nafisa ini lebih baik, dari pada menimbulkan fitnah, dan lagi toh kedua belah pihak sudah siap dan setuju.

Sedangkan mamah nafisa sejak tadi memperhatikan, Bu rona, Novi, Noni dan istri istri calon kakak ipar nafisa, Rara dan Nuri.

"Nafisa, itu kenapa ya Bu rona, dan calon ipar ipar mu, kaya nya gak suka gitu, mereka bisik bisik mulut nya monyong monyong gitu." mama Nafisa akhir nya buka suara, meski dengan nada lirih.

"Tidak tau Bu, mereka emang akrab banget." Nafisa menahan tawa, sebab ucapan sang mama.

"Alhamdulillah, tanggal sudah di tentukan ya pak Bu, itu ada sedikit seserahan untuk nak Nafisa, dan ini untuk biaya nya pak Bu, ini hasil tabungan Tyo dan di tolong oleh kakak kakak nya." pak Mardi memberi kan amplop coklat.

Yaaa acara nya di ada kan di rumah Nafisa, nanti acara ngunduh mantu nya di rumah Tyo.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!