Bab 16

Kantor NBG

Tyo yang datang kesiangan dengan terburu buru memasuki kantor dan menuju ruangan nya. menaiki lift khusus menuju kantor nya yang ada di lantai tiga.

Ketika memasuki ruangan Tyo terperanjat karna ada seorang wanita sedang duduk di sofa ruangan nya, dengan tersenyum simpul wanita itu berdiri menghampiri Tyo dan membungkuk kan badan.

"Pagi pak, bapak pasti pak Tyo," sapa wanita itu sambil tersenyum.

"Kenal kan pak Desky, desky Eliana," sambung wanita itu sambil mengulur tangan.

Tyo yang masih terperanjat pun, berusaha menguasai diri dan mengatur ekspresi nya agar tidak begitu ketara.

"Ee-eh, iya saya Bagas Prasetyo, kamu siapa kenapa sudah ada di sini," timpal Tyo, menelan saliva nya.

Siapa yang tidak menelan saliva, melihat wajah mungil, kulit putih bersih hidung dan mata bulat, bibir sensual, tidak terlalu tinggi, tapi jadi nampak mungil, pakaian nya memang tidak terlalu ****, tapi menunjuk kan keindahan nya.

"Maaf pak, saya di perintah oleh bapak Rizal untuk menjadi sekertaris pak Tyo," ujar wanita itu dengan suara nya yang khas mendayu Dayu, dan senyuman yang begitu manis tak pernah lupa saat berbicara.

Tyo menarik nafas dalam, lalu melangkah ke meja kerja nya, menghempas kan diri ke kursi empuk milik nya, selintas kadang Tyo sendiri tak percaya dia bisa menduduki posisi seperti saat ini, ini semua karna ia menikah dengan Nafisa.

'aaah, Nafisa yang di hina ibu, ternyata adalah wanita luar biasa,' batin Tyo.

Tampa sadar dia telah mengabaikan Desky yang sedari tadi berdiri di seberang meja nya.

"Pak, saya permisi ke luar kalau begitu," ucap desky sembari memutar badan nya.

Tyo pun tersadar dari lamunan nya menatap punggung yang hampir meninggal kan ruangan nya.

"Eeh Des, tinggi dulu," Tyo memanggil sekertaris nya.

"Iya pak ada apa?," Desky yang sudah melangkah menghentikan langkahnya, membalikkan badan.

"Ya, bukan nya ruangan mu, itu," ucap Tyo sambil menunjuk salah satu pintu yang ada ruangan nya, Tyo tau itu ruangan sekertaris nya, sudah pernah di jelaskan oleh Riska.

"Ooooh iya pak, maksud saya, saya mau ke ruangan saya," sambut desky kikuk, dia sampai bingung mau kemana, karna melihat bos nya malah melamun.

"Apa jadwal hari ini," Tyo bertanya pada sang sekretaris, untuk mengetes kinerja sekertaris nya, karna seingat nya seharusnya hari ini ada pemotretan untuk barang baru.

"Aah iya pak, saya hampir lupa, hari ini bapak hampir terlambat meninjau pemotretan, pemotretan sudah mau di mulai, biasa nya pemotretan berlangsung seharian, tapi hari ini hanya lima jam, karna hanya beberapa model dan corak baru yang harus segera launching, tapi seperti nya bapak harus lembur, karna setelah ini bapak harus mengecek beberapa laporan." Timpal Desky dengan sangat lihai, dari cara bicara nya nampak nya desky memang terbiasa untuk ini.

"Hmmm, jadi kita kemana sekarang," tanya Tyo pada Desky.

"Kita ke lantai atas pak, untuk pemotretan ada di lantai atas, model nya juga sudah di sana," tutur Desky.

Tyo menganggukkan kepala nya, laku melangkah keluar, dan Desky mengekor di belakang nya, Tyo menuju lift untuk ke lantai empat di mana di sana ada ruangan untuk meeting dan pemotretan.

Tyo melirik ke arah sekertaris yang terlihat canggung dan hanya menunduk saja, karna merasa tak mau di anggap sombong, Tyo mencoba berbasa-basi kepada sekretaris nya.

"Kamu udah sering jadi sekertaris atau baru kerja," tanya Tyo basa basi.

Desky sedikit kaget tak percaya, bahwa Tyo akan mengajak nya mengobrol, pasal nya dia melihat Tyo seperti pria kaku, walau pun wajah nya tampan.

"Saya sebelum nya adalah sekertaris pak Rizal," timpal Desky masih menunduk.

'aakh sayang udah punya istri,' begitu kira kira isi hati Desky.

"Ooooh ya, pasti kamu tahu banyak soal perusahaan ini, jadi kalau aku tidak tau bisa bertanya ke kamu," timpal Tyo lagi dengan sangat excited.

"Aah tidak juga pak, tapi kalau bapak mau bertanya silahkan saja, saya akan jelas kan sesuai yang saya mengerti," tutur Desky dengan suara mendayu Dayu.

Beberapa kemudian mereka sampai ke lantai empat.

Tyo melangkah dengan Desky yang mengekor di belakang nya, dia melihat kerumuan kru, dan melangkah ke sana, ketika sampai di tengah keramaian itu, tiba tiba saja ada yang melingkar kan tangan nya ke pinggang Tyo dari belakang

"Mas aku kangen," ucap suara itu.

Deg!

Tyo spontan melepaskan tangan yang melingkar di pinggang nya, Tyo membalik kan badan melihat siapa yang melakukan itu.

Dan ya, tidak lain dan tidak bukan.

"De-dea," ujar Tyo tergagap dan mendorong tubuh Dea untuk menjauh dari nya.

Dea tersentak dengan perlakuan Tyo.

"Kamu kenapa sih mas, kaya ngeliat setan aja," ketus Dea sambil bersungut-sungut.

Sementara banyak pasang mata memperhatikan adegan singkat itu.

Siska dan Desky yang melihat itu pun menjadi terkejut tidak menyangka bahwa pemimpin baru perusahaan mereka punya hubungan yang nampak dekat dengan model yang nama nya baru saja mulai naik itu.

"Apa apaan kamu Dea, sikap yang enggak terpuji sama sekali," bentak Tyo pada mantan kekasih nya itu, Tyo tak habis fikir dengan perilaku Dea.

'Gimana kalau Desky ngadu ke papa, bisa runyam karna salah paham,' batin Tyo.

"Engga terpuji gimana sih, cuma peluk biasa cuma kangen, dan kebetulan kita ketemu di sini,"

"Aah kamu mas, hanya karna sedikit kesalahan ku kamu memilih bocah ingusan, yang jangan kan berkarir, bahkan kuliah saja pun tidak, kamu menyedihkan mas," sambung Dea penuh kesombongan dan juga, rasa kecewa tentu nya.

"Perbuatan mu tidak terpuji Dea, pertama aku ini suami orang, kedua aku pemimpin perusahaan ini, yang akan meninjau pemotretan mu," ucap Tyo , sambil memandang tajam ke arah Dea.

"Aapa?," Dea nampak terkejut dengan poin kedua yang keluar dari mulut Tyo.

"Ya Miss Dea itu benar, pak Tyo adalah menantu dari bapak Arizal nanggom, dan sekarang dia memimpin menggantikan pak Rizal," akhir nya Desky menengahi perdebatan antara Tyo dan Dea.

Eheem!

"Jadi pak Tyo, maaf kan untuk perbuatan Miss Dea tadi, terlepas dari sedekat apa pun hubungan kalian, tapi saat ini di kantor, dan kita akan segera melakukan pemotretan, " akhir nya Riska ikut bicara menengahi keadaan yang membuat semua orang orang terperangah tidak menyangka.

"Yaa baik lah, silahkan di mulai pemotretan nya," ujar Tyo datar.

Tampa Tyo sadari ada seringai licik di sudut bibir sang model.

'awas kamu mas,'

Seperti nya, ia berniat buruk pada Tyo.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!