Bab 9

KEDIAMAN MERTUA Nafisa.

Mobil Tyo berhenti di depan rumah orang tua nya ,rumah yang cukup luas dengan halaman luas dan garasi yang memang cukup untuk dua mobil, ternyata mobil ipar ipar Nafisa sudah tidak ada arti nya mereka sudah pulang ke rumah masing masing.

Tiiin

Tiin

Tyo membunyikan klakson mobil nya,sambil memarkir mobilnya dalam garasi.

Novi yang penasaran keluar dari kamar nya,

"Siapa sih berisik banget, " Novi terburu buru melongok mengintip garasi dari ruang tamu.

"Apa,?, RUB**ON?, mobil siapa itu kok masuk garasi, apa hadiah dari bapak untuk ku?," ujar Novi, mulut nya menganga tak percaya.

Novi berlari ke ruang keluarga, mencari bapak dan ibu Mardi.

"Bu, ibu, bapak, itu mobil siapa Rub**on itu untukku kan ya." teriak Novi girang.

" haaa?, RUB**ON?," Noni menganga tak percaya, ponsel yang sedari tadi ia main kan terjatuh menimpa wajah nya.

"Mana bisa begini, kenapa malah Novi yang di kasih mobil, emang bapak ibuk dapet uang dari mana ," sembur Noni pada bapak dan ibu nya, mata nya berkilat kilat marah, meski belum tau yang sebenar nya, tapi sikap ke GR an Novi tadi sudah menyulut emosi noni.

"kalian ini apa apa an sih, dari mana bapak sama ibu mu uang untuk beli mobil, apalagi RUB**ON, Mungkin jual Rumah sama kebun kita dulu baru bisa." ujar pak Mardi,

"Terus itu mobil siapa dong kok masuk garasi kita." kata Noni dan Novi,

"Yang mana sih, ayo coba kita liat ibu jadi penasaran, dari tadi ibu gak denger apa apa." kata Bu rona penasaran, ia bangkit dari tempat duduk nya menuju garasi.

Novi Noni dan pak Mardi mengekor dari belakang,

"Masa gak denger sih, terus kalo mobil kita di bawa orang gimana," sungut Novi,

"Huus gak boleh ngomong gitu, ingat ucapan doa." timpal pak mardi setengah menghardik Novi.

Nafisa dan Tyo yang baru selesai bicara di dalam mobil akhir nya turun dari mobil, berbarengan dengan keluarga nya sampai di garasi.

"Assalamualaikum." ucap Nafisa dan Tyo berbarengan.

"Eh ini udah kumpul aja di Garasi, ngapain sih pak Bu." ujar Tyo, ia merasa malu kepada Nafisa, dengan tingkah keluarga nya.

Sedangkan Bu Mardi, Noni dan Novi masih ternganga melihat warna putih Ru**con dan siapa yang keluar dari mobil itu.

"Oh ini Tyo, si Novi lihat mobil masuk garasi, dia fikir itu mobil bapak yang beli." tutur pak Mardi.

"Tapi kok kalian Bawak mobil,nini mobil siapa Tyo, terus motor mu mana nak, ini mobil siapa," sambung pak Mardi terheran-heran,

"Ini mobil hadiah dari orang tua Nafisa, untuk nya pak." jawab Tyo sambil tersenyum.

"aaa-apa? " Bu Mardi, Noni dan Novi berbarengan, mereka saling pandang satu sama lain dengan tatapan tidak percaya.

"Iya Bu, emang ini dari orang tua Nafisa, udah lah Bu kita masuk dulu, masa mau berdiri di sini terus sih." timpal Tyo,Tyo benar benar merasa malu dengan istri nya hari ini.

"Novi Noni, tolong bantuin kak Nafisa bawa belanjaan nya," sambung Tyo lagi.

"iii-iya mas." Novi dan Noni tergagap dan buru buru mengambil belanjaan yang di pegang Nafisa.

Mereka pun masuk ke dalam rumah dan menuju ruang keluarga.

"kalian sudah makan belum nak Nafisa" tanya Bu Mardi, dengan nada yang ramah dan senyum terkembang di wajah nya kepada Nafisa,

Eh?apa?

'Apa gak salah denger aku' ucap Nafisa dalam hati, ia tidak mau langsung mengutarakan.

"Eeh udah Bu, tadi makan di luar sama mas Tyo, itu Nafisa bawa makanan di paper bag itu." jawab Nafisa dengan lembut.

"Iua nih Bu,vmas Tyo abis gajian kayak nya, belanja banyak gini, makanan enak enak lagi," ucap Novi, sambil mengeluarkan makanan dari paper bag.

"Mas belum gajian kok." timpal tyo.

"loh terus beli ini gimana, jangan boros-boros mas, kaya istri bantu cari duit aja." timpal Noni ketus.

"Huuus, Noni jangan gitu kamu." ujar Bu mardi sambil melotot ke arah Noni.

gak salah nih?!!

Mertua Nafisa seperti habis kesambet tiba tiba baik kepada Nafisa.

"Hm, ini dari orang tua mba mu nov," kata Tyo menengahi mereka.

"haaa?, sebanyak ini mas?, dari orang tua mbak Nafisa semua?" Novi kelihatan sangat terkejut.

'Bagai mana mungkin' batin Novi,

'Dari mana orang tua nya bisa kasih sebanyak ini, mana kasih mobil lagi,' Novi masih menggerutu di dalam hati tentu nya.

"lah iya, emang kenapa nov?," timpal Tyo santai.

"Bu-bukan nya gitu mas, tapi kan kita tau orang tua Nafisa sekolahin anak aja cuma mampu sampai SMA kok." jawab Novi enteng, meski sedikit gugup.

"Astaghfirullah nov nov, kamu sudah buat mas malu di depan Nafisa, kamu pasti malu kalau tahu siapa Nafisa, sama seperti mas," Tyo terlihat sangat kesal dengan ucapan adik nya itu.

"lihat ini, mobil dan belanjaan ini semua dari orang tua Nafisa, dan juga surat rumah dan berkas perusahaan ini, ini semua dari orang tua Nafisa, untuk Nafisa, sebenar nya aku mau cerita nanti, setelah makan dan sambil santai santai, tapi mas udah terlanjur malu pada nafisa, dengan kelakuan kalian, kamu, Noni ,ibu mba Nuri dan mba Rara,bcoba sini nov kamu sekolah kan kamu liat map ini," Tyo melempar map yang sedari tadi ia pegang ke atas meja.

Nafisa dan pak Mardi hanya menonton pertunjukan itu sambil tersenyum santai, yaa pak Mardi sebenar nya terkejut dan tidak menyangka, tetapi akhir nya juga ia lega, bahwa setelah ini mungkin saja tidak akan ada yang berani lagi menghina Nafisa.

Pak Mardi, Bu rona Noni dan Novi, melihat kearah map di atas meja, Novi buru buru mendekat, hendak mengambil salah satu map.

sreet!!!

Ternyata sudah lebih dulu di sambar Noni, Noni membuka map dan melihat isi map,

"Aa-paa?' berkas berkas, NANGGOM BATIK GRUP," pekik Noni tak percaya,

"Apaan emang itu Noni," kata ibu mertua Nafisa penasaran.

Ya biar pun Bu rona merasa kaya, tapi sebenar nya hidup mereka biasa saja, belanja barang di pasar biasa, ke mall mungkin kalau mau hari raya saja, jelas dia tidak begitu paham dengan brand dan ***** bengek nya.

"Iya mbak, apaan itu" sahut Novi,

"Mas mau kerja di sini mas." tanya Noni menatap Tyo, tidak menanggapi pertanyaan Novi dan ibu nya.

"I-itu perusahaan papa Nafisa, dia minta aku dan Nafisa yang mengelola nya." jawab Tyo gugup, Tyo sebenar nya merasa malu pada istrinya, malu dengan perkataan saudari dan ibu nya.

"Haaaa?, serius mas" kata Noni Novi dan Bu rona bersamaan, Noni menutup mulut nya dengan tangan, karna merasa tak percaya.

'Waaah kalau gini, aku harus baik baik pada Nafisa, siapa tau di kasih duit juga dia' batin Bu rona sambil senyum senyum sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!