Bab 20 PoV Author.
Nafisa melihat noda lipstik di punggung kemeja suami nya itu, sangat - sangat tau, bahwa itu bukan lah lipstik Nafisa, karna mana pernah dia memakai lipstik merah menyala tersebut.
Huftt!!
Nafisa menari nafas dalam.
'Tenang, tunggu mas Tyo selesai makan dulu.'
Sementara Tyo dengan melahap makanan nya dengan sangat lahap, karna dia memang belum makan siang, ingin membuat semua pekerjaan nya sempurna.
Meskipun Tyo merasa tak nyaman karna ada Dea, tetapi lama lama suasana itu mencair, karna Dea yang berusaha mendekati Tyo terus.
Dan itu sukses membuat Tyo kadang mengingat sekelebat bayangan saat mereka masih bersama.
Beberapa menit kemudian Tyo selesai dengan makanan nya, dia memutar kursi kerja nya itu, untuk menghadap Nafisa yang sedari tadi berdiri di belakang nya.
"Naf, kenapa kok gitu banget?, Ada yang salah?," Tyo memegang tengkuk nya, merasa merinding dengan tatapan Nafisa, seolah menghujam nya dengan ujung tombak dan tepat sasaran.
"Hmmmm, jadi kamu sampai lupa makan ya mas, terlalu asik rupa nya," sindir Nafisa dengan tatapan sinis.
'Hari ini kenapa apes banget aku, berkali kali kesabaran ku di uji, dan yang menguji kakak beradik juga' keluh Nafisa dalam hati nya.
'Astagfirullah, Yaallah, ampuni hamba, tetapi hamba tidak tahan jika tidak segera meluruskan.' batin Nafisa lagi.
"Hmmm iya, Sayang, aku ingin semua Perfect, dan jangan sampai papa kecewa dengan kinerja ku, Naf, aku sangat takut mengecewakan beliau," timpal Tyo dengan serius, tetapi tetap saja hati nya berdegup kencang, manakala istri nya masih dengan tatapan yang menghunus hati nya.
"Oooh, bukan karna terlalu seru bernostalgia dengan mantan, yang baru beberapa bulan putus, mungkin masih banyak rasa yang tersisa," cecar Nafisa pada suami nya, hal itu sukses membuat Tyo tersentak kaget.
'Bagai mana Nafisa bisa tau, kenapa juga Nafisa lagi lagi mempersalahkan masalah seperti ini akhhh.' batin Tyo kacau.
"Maksud mu apa, Naf, maksud mu gimana, apa karna lihat aku berdekatan sama Dea tadi, itu tidak sengaja, Naf, itu enggak seperti yang kamu lihat, aku dan Dea itu tidak ada apa apa, kami hanya masa lalu, ingat, Naf, jangan membawa masa lalu itu ke dalam rumah tangga kita," jelas Tyo pada sang istri, aah dasar Tyo, umur belum terlalu tua tetapi sudah pikun, bukan kah seharus nya dia ingat bahwa Nafisa usia nya baru saja menginjak 21 tahun, mungkin fikiran nya tak se dewasa itu.
"Apa jarak di antara kalian hanya sebatas itu saja mas,?, Hanya duduk berdekatan saja tidak ada yang lain nya, mas, seharus nya mas sadar, bahwa dari awal mas tidak jujur ke aku," tanya Nafisa penuh selidik dengan tatapan mengintimidasi, tangan nya bersedekap dada.
'kalau kamu berbohong, akan ku katakan semua yang ku tahu mas.' kecam Nafisa di dalam hati nya.
Sementara tyo tersentak kaget dengan pertanyaan istri nya.
'kenapa Nafisa bertanya seperti itu, seolah dia tau apa yang terjadi tadi, atau ada yang bercerita?, Tapi enggak mungkin, setau ku semua yang melihat kejadian tadi belum ada yang keluar ruangan itu, mana mungkin mereka bisa menyampaikan ke pada nafisa.' monolog Tyo dalam hati.
"Mas!!!!!!, Kenapa malah bengong hah, kaget ya, dapat pertanyaan seperti itu, sudah tidak bisa mengelak lagi?, Iya kan." Bentak Nafisa nada bicara nya naik satu oktaf, Nafisa geram sekali melihat raut wajah Tyo.
'dasar pembohong' batin Nafisa, dada nya terasa amat nyeri.
'ooh tuhan, belum satu tahun saja sudah sangat menyakiti' teriak Nafisa dalam hati, dia tidak mungkin melontar kan kata kata itu, dia tau itu akan menyakiti Tyo.
'Tetapi, apa aku masih pantas memikir kan itu semua.' Nafisameracau di dalam batin nya.
"Eee-eh, enggak, Naf, engga, kamu percaya sama aku, tidak ada yang lebih dari itu, aku duduk bersama Riska dan Desky meninjau pemotretan itu, sampai sebelum kamu datang, itu baru saja istirahat, dan karna merasa kenal, jadi Dea berusaha untuk akrab dengan ku, tapi percayalah, tidak lebih dari itu, bahkan aku merasa sangat canggung untuk dekat dekat, aku tidak mau dekat lagi dengan dia." Ujar Tyo pada istri nya, mata nya sendu menatap istri nya penuh permohonan, dia takut Nafisa akan meledak lebih dari ini.
'maaf kan aku, Naf, kalau aku harus berbohong, pelukan itu, itu bukan kesengajaan, dan bukan keinginan ku'
"Bohong mas,!." Bentak Nafisa pada suami nya dengan menunjuk wajah suami nya.
"Maksud mu apa, Naf?, kamu kenapa hah, jaga sikap mu, aku suami mu," Tyo sangat terkejut dengan sikap Nafisa.
"Kamu berbohong mas, masih berapa banyak kebohongan yang kamu simpan dari ku mas, mulai dari hubungan mu dengan Dea di belakang ku, kalian hampir saja bertunangan, dan gagal, karna Dea berselingkuh, lalu kamu menjadikan aku cadangan untuk hubungan mu dengan Dea mas, kamu berhianat di belakang ku, aku menolak banyak orang dalam tiga tahun mas, sementara kamu, kamu malah menjalin hubungan mesra hubungan erat , dan hampir saja menikah dengan Dea!!." Nafisa terus mencecar suami nya dengan kalimat kalimat yang selama ini ia pendam.
Jika di fikir, memang hubungan Tyo dan Dea sudah berlalu, tak perlu membawa nya sampai ke masa depan, tak perlu sampai membawa nya ke dalam pernikahan.
Namun ya begitu lah, bahwa racun dalam rumah tangga, bukan hanya orang luar saja, bahwa ego yang menguasai diri pun bisa menjadi racun dalam rumah tangga (riset membuktikan) hehehe.
"Aaaay!." Tyo membentak istri nya dan berdiri, hendak meraih kedua bahu Nafisa.
Tetapi Nafisa perlahan mundur mata nya mulai berembun, lama ke lamaan air mata menetes di sudut mata nya.
"Kamu pembohong mas, terlalu banyak kebohongan, bahkan kejadian yang baru terjadi hari ini saja kamu tidak bisa jujur sama aku mas, aku sangat kecewa." Ucap Nafisa Ter Isak Isak. Sambil memegangi dada nya.
"Kejadian yang mana, Naf, aku sudah cerita semua ke kamu, kenapa, Naf, kenapa kamu berubah seperti ini, selama hampir sebulan kita di sini, mas melihat perubahan amat besar dalam diri mu, mas merasa kamu semakin tidak menghargai mas," Tyo mulai melunak kan suara nya, bicara lirih sambil menatap sendu kepada istri nya.
"Sudah mas, mas jangan membolak balik keadaan, membuat seolah ini semua adalah salah ku, ini semua karna kebohongan mu mas, kamu terlalu banyak berbohong." Ujar Nafisa masih memandang suami nya nanar.
"Soal apa, Naf, coba katakan, soal apa." Tyo bertanya pada istri nya.
"Soal lipstik di kemeja mu itu mas, apakah memang kamu membeli kemeja dengan noda lipstik di belakang nya." Ucap Nafisa, sinis, memandang tajam ke arah suami nya.
Degh!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments