Aku sungguh tidak mengerti padahal jelas jelas aku bisa merasakan itu dan ku pikir itu bukanlah sebuah ilusi semata.
Selang beberapa menit kemudian, Raja sibuk dengan urusannya lalu Leyra yang awalnya hanya diam mulai mengajak ku untuk berjalan berkeliling istana.
Leyra mengatakan bahwa harusnya pada saat aku pertama kali datang kesini ia ingin mengajak ku untuk berkeliling istana.
"Zuka kamu baik baik saja?" tanyanya sembari melihat kearah ku dengan tatapan serius.
Sepertinya aku berjalan sambil melamun hingga tidak menyadari ternyata kami sudah berkeliling sejauh ini dari tempat singgasana Raja tadi.
"Aku baik baik saja."
"Sungguh?".
"Aku hanya terbawa pikiran mengenai kejadian tadi malam" sahutku.
"Kalau kamu begitu kepikiran haruskah kita ke perpustakaan sekarang?".
Leyra menarik tangan ku dan meminta ku untuk mengikutinya.
"Perpustakaan?".
"Iya, jika kamu memang kepikiran tentang hal itu bukankah akan lebih baik jika kita bisa langsung mengeceknya di sana" jelas Leyra.
Leyra benar, karena terbawa pikiran pikiran ini aku bahkan sebelumnya tidak kepikiran sama sekali untuk langsung mengeceknya ke perpustakaan.
Di perpustakaan.
Sesampainya di perpustakaan, aku hanya melihat keadaan perpustakaan yang terlihat sama dan tidak ada yang berubah.
"Sepertinya ini sudah di rapikan oleh pelayan" ucap Leyra sembari menyusuri area perpustakaan di antara rak rak buku itu.
Jika memang sudah di rapikan lalu apa yang harus aku lakukan, ini tidak ada gunanya.
Untuk beberapa menit kami berdua menghabiskan waktu di sana.
"Zuka sepertinya tidak ada sesuatu di sini, apa yang akan kamu lakukan?".
"Tidak ada, aku tidak akan melakukan apapun Leyra."
Saat aku mengatakan hal itu Leyra tampak terdiam sejenak.
"Zuka zuka!!".
"Iya Leyra?" sahut ku.
"Ayo kita pergi keluar" usulnya.
"Keluar?".
"Iya kamu akan tahu setelah melihatnya, ayo!!" ucapnya lalu mulai berjalan keluar dari perpustakaan.
Di depan istana.
Leyra memintaku untuk memanggil Erolds. Kami ingin minta bantuan Erolds untuk mengantarkan kami ke tempat yang ingin di maksud kan oleh Leyra.
Di karenakan keadaan Cletik yang masih dalam tahap penyembuhan, Leyra tidak tega untuk terus terusan memanggil Cletik.
...🥏🥏🥏🥏...
Selang beberapa menit setelah itu, tibalah kami di sebuah pemukiman penduduk yang terlihat begitu ramai dan padat ini.
Terlihat beberapa orang yang sedang berjualan berjejer di tepi sebuah tempat yang terlihat begitu sederhana.
Mereka mengobrol satu sama lain dan sesekali melempar kan senyuman dan tertawa bersama.
"Apa ini pasar?" tanya ku pada Leyra yang sekarang sedang berjalan di samping ku.
Aku dan Leyra berjalan bersama melewati keramaian ini sedangkan Erolds menunggu kami tak jauh dari tempat kami turun tadi.
"Apa kamu menyukainya?".
"Yang benar saja, tentu" sahut ku sembari melihat sekeliling.
Sudah cukup lama aku tidak merasakan keramaian seperti ini. Aku pikir tidak ada sebuah tempat yang di penuhi oleh orang orang seperti ini karena baik Leyra maupun Erolds tidak pernah membawa ku ke sini.
Namun, kenyataannya adalah yang namanya kerajaan atau istana pasti memiliki rakyat yang mana dari mereka pasti juga tinggal di sana, di wilayah yang sama.
"Zuka, lihat!!" Leyra memperlihatkan sebuah benda yang tampak unik itu pada ku.
Aku mencoba memperhatikan wajah Leyra yang terlihat begitu senang dan benar benar menikmati suasana ini.
Beberapa menit sudah berlalu, di sela sela jalan jalan kami di sana, tiba tiba saja pandangan ku terfokus kan pada sebuah tempat yang terlihat begitu tertutup dan hanya ada beberapa orang yang terlihat juga berada di sana.
Aku menjadi cukup penasaran tentang hal itu.
"Leyra" panggil ku.
"Iya Zuka?".
"Apa aku bisa pergi ke sana?".
"Kemana Zuka?" tanyanya dengan ekspresi bingung.
"Di sana" ucap ku sembari menunjuk.
"Oh itu tempat peramal Zuka, di mana orang orang datang ke sana hanya untuk mencari tahu atau bahkan ingin mencari tahu sesuatu, ya kamu pasti tahu sendiri trik trik seorang peramal ya memang seperti itu.. Mungkin aku tidak bisa menyebutnya dengan kata trik tapi dengan sebutan pekerjaan" jelas Leyra.
"Peramal? Oh Jadi begitu aku pikir ada apa, karena yang aku lihat hanya ada beberapa orang yang pergi ke sana sedangkan beberapa tempat penjual penjual yang lain terlihat begitu ramai, jadi aku penasaran saja makanya aku bertanya pada mu."
"Iya intinya seperti itu lah, jadi kau penasaran?" tanya Leyra tiba tiba.
"Apa? Aku? Tidak lagi" sahut ku.
Lagi pula sebenarnya aku tidak terlalu tertarik pada hal hal seperti itu apa lagi di tambah dengan seorang peramal yang aku pikir, aku tidak mengetahui dia seorang peramal sungguhan atau tidak. Bukankah itu hanya akan membuang buang waktu saja.
"Jika kamu begitu penasaran ayo, ikut dengan ku" Leyra kembali menarik tangan ku dan membawa ku berjalan mendekat ke tempat peramal itu.
Dari dekat ternyata tempat ini tidak terlalu buruk, hanya saja kondisinya yang cukup gelap membuat kami berdua tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di sana.
Saat aku dan Leyra berdiri tepat di depan tempat itu. Terlihat sebuah kain yang menutupi jalan yang ingin kami lalui ini, aku pikir sepertinya kain ini memang di pasang agar orang orang yang ingin masuk tidak langsung masuk begitu saja.
Karena kemungkinan yang masuk akal adalah bahwa masih ada orang di dalam dan kita tidak bisa asal masuk begitu saja.
"Leyra tunggu, kita tidak perlu kesini" ucap ku di depan Leyra.
"Tidak Zuka, sekarang aku ingin sekali bertemu dengan peramal itu, aku sangat penasaran" sahutnya.
Aku tidak mengerti sepertinya sekarang yang sedang merasakan rasa penasaran itu adalah Leyra bukan aku.
Mau tidak mau ya aku harus menuruti apa yang di katakan oleh Leyra, jadi kami berdua menunggu di sana sembari duduk di sebuah kursi yang sepertinya memang di sediakan untuk orang orang yang datang kemari.
Hingga tidak lama kemudian.
Seseorang tiba-tiba saja keluar dari sana, aku dan Leyra yang melihat hal itu langsung berdiri dari tempat kami duduk sekarang dan kami berdua memutuskan untuk langsung masuk ke dalam sebelum ada orang lain yang masuk selain kami berdua lagi.
Leyra berjalan di depan ku dengan tatapan yang terlihat begitu antusias.
Untuk sesaat mata ku terpaku pada seorang wanita paruh baya yang sedang duduk bersimpuh pada sebuah kain sederhana dengan sebuah meja panjang di depannya.
Leyra menatap kearah ku dan mulai berjalan mendekat ke sana dan aku sendiri juga mengikutinya dari samping.
Tempat ini benar benar begitu tertutup namun masih ada sedikit celah untuk cahaya bisa masuk ke tempat ini yang membuat tempat ini tidak segelap itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments