"Terima kasih banyak Leyra" ucap ku sehabis melihatnya selesai mengobati luka ku. Leyra mengobati ku dengan sangat baik dan penuh hati hati.
"Sama sama Zuka."
Untuk sesaat aku terpaku dengan tatapan Leyra pada ku, "Apa kamu lapar?" tanyanya yang kembali menyadarkan ku.
"Tuan Putri, Raja sudah menunggu Putri di ruang makan istana."
Seorang pelayan menghampiri kami berdua dan meminta kami untuk pergi keruang makan istana.
"Ayo Zuka, hati hati."
Leyra berjalan perlahan mengiringi langkah kaki ku sembari sesekali melihat kearah ku.
Lorong istana ini selalu membuat ku takjub sekaligus terpesona dengan semua desain dan interior nya yang terlihat begitu mewah dan enak di pandang mata.
"Leyra, Zuka ayo kemari, duduk lah."
Raja yang sudah terlihat duduk di sebuah kursi mewah itu memperlihatkan senyum bahagianya dan terlihat begitu bersemangat.
"Bagaimana dengan luka mu Zuka? Apa sudah mulai membaik?".
"Sudah mulai membaik Raja" sahutku sembari mengikuti leyra yang juga mulai duduk di kursi meja makan ini.
Sungguh begitu sulit untuk mendeskripsikan tempat ini, kata istana sangat begitu familiar di telinga sebagian orang.
Aku benar-benar tidak menyangka bisa melihat sebuah istana yang aku pikir hanya ada di sebuah novel, buku dongeng atau pun film saja namun ajaib nya adalah bahwa sekarang bukan hanya melihatnya aku bahkan berada di dalamnya.
Sungguh sesuatu yang sulit di percaya.
"Zuka, silahkan makan lah semua hidangan menu di istana kami ini" ucap Raja sembari menatap kearah ku.
Hidangan yang sekarang terlihat tepat di depan mata ku ini begitu menggugah selera, sangat sayang jika di lewatkan begitu saja.
Sudah cukup lama aku tidak merasakan suasana seperti ini atau bahkan mungkin aku memang tidak pernah merasakan nya, makan bersama di satu meja yang sama sungguh hal yang tidak pernah terbayangkan oleh ku sebelumnya.
Rasanya seperti ini aku baru pertama kalinya aku bisa melihat pemandangan seperti ini.
"Zuka? Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak menyukai makanan nya?" tanya Leyra yang dari tadi sudah memperhatikan ku.
"Emm tidak Leyra, aku menyukainya" sahut ku cepat lalu mulai memakan beberapa hidangan yang ada.
Waktu berjalan dengan semestinya, bagaikan udara yang meniup dahan pada ranting yang layu tak tertahan kan, menciptakan gumpalan awan yang datang tanpa undangan.
Sekarang hari mulai malam, aku merasa istana ini masih begitu aktif bahkan pada saat malam hari. Raja pergi lebih dulu karena ada beberapa hal yang harus beliau kerjakan dan Raja juga meminta Leyra untuk mengantarkan ku ke kamar yang akan aku tempati.
Beberapa menit kemudian.
"Ini kamar mu" ucapnya sembari perlahan membuka pintu.
Aku kagum dengan kamar ini karena ia bahkan memiliki pintu yang begitu besar, "Beristirahat lah dengan baik di sini" ucapnya.
Aku mengucapkan terima kasih pada Leyra lalu Leyra mulai berjalan keluar dari kamar ini dan tak lupa aku juga mulai mencoba menutup pintunya. Aku berusaha mengistirahatkan badan ku di atas kasur yang terlihat begitu nyaman ini dan mulai mencoba menutup mata ku perlahan.
****
Keesokan harinya.
Mentari pagi yang tampak masuk melalui jendela yang tertutup oleh tirai di samping tempat tidur ku ini perlahan mulai perlahan membuat ku terbangun.
Aku mulai terbangun dari tidur ku, aku tidak menyangka ternyata aku berhasil tidur dengan baik tadi malam.
Padahal yang aku tahu, aku adalah orang yang susah untuk beradaptasi untuk tidur di tempat yang baru seperti ini.
Aku melihat kearah luar jendela. Matahari juga sudah tampak mulai tinggi aku harus keluar dari kamar ini. Namun tiba tiba saja yang terlintas di pikiran ku adalah, bagaimana bisa aku pergi keluar begitu saja dengan penampilan seperti ini.
Apakah ada pakaian yang bisa aku kenakan untuk sementara karena sepertinya pakaian ku tidak terlihat cukup baik jika di pakai di tempat ini.
"Wah sepertinya rambut ku sudah harus di potong, ini sudah cukup panjang" gumam ku sembari melihat kearah cermin dan memperhatikan diri ku sendiri di sana.
Aku berjalan mengarah ke lemari pakaian yang ada di samping cermin ini dengan harapan mungkin saja ada sesuatu di dalamnya dan aku pun perlahan mulai membukanya, aku cukup terkejut karena saat membuka lemari itu aku melihat berbagai pakaian tersusun rapi di sana.
Pakaian seorang laki laki, apakah ini di siapkan untuk ku atau semacamnya. Aku tidak mengerti mengapa terdapat pakaian laki laki yang seumuran dengan ku ada di dalam lemari ini, atau mungkin sebelumnya kamar ini pernah di tempati oleh seseorang. Entahlah.
...🍪🍪🍪🍪...
Di depan Istana.
"Zuka!!" teriak Leyra dari kejauhan.
"Leyra? Di mana Raja?" tanya ku.
"Ayah? Ayah tidak ada, Ayah baru saja pergi."
"Eh pergi?".
"Iya seperti biasa, pengurusan masalah antar wilayah kekuasaan" sahutnya.
"Hahaha benarkah? Wah ternyata sama seperti di buku buku dan film yang sering aku lihat di televisi ya, seperti seorang Raja yang mempertahankan wilayah kekuasaan nya" ucap ku sembari menahan tawa.
"Apa kamu ingin di pukul?".
Tawa ku kian tak tertahankan setelah mendengar Leyra mengucapkan itu pada ku.
"Zuka, bagaimana keadaan mu?" tanya Cletik.
Bagaimana bisa aku tidak menyadari bahwa ada Cletik yang berada tepat di samping Leyra.
"Cletik? Keadaan ku baik baik saja, tidak apa."
"Syukurlah" ucap Cletik.
Aku tersenyum sembari melihat kearah Cletik lalu tak lupa aku juga menolehkan pandangan ku pada Leyra yang sekarang sudah tampak memainkan pedangnya.
"Aku penasaran bagaimana bisa seorang Putri seperti mu, bisa belajar pedang, Apakah memang harus belajar?".
"Entahlah Zuka, aku juga tidak menyadarinya, sepertinya itu di mulai saat 3 tahun yang lalu" sahut Leyra dengan mengubah ekspresi wajahnya.
"Saat aku kehilangan Ibu ku dan untuk pertama kalinya aku bertekad untuk belajar menggunakan pedang bersama Ayah ku, tunggu hey aku tidak sadar, kamu mengganti pakaian mu?" ucapnya dengan nada terkejut.
"Iya aku sengaja menggantinya karena untuk beberapa waktu yang lalu ku pikir pakaian ku yang sebelumnya akan sedikit terlihat aneh jika aku kenakan di tempat ini."
"Iya itu bagus untuk mu Zuka" sahutnya setelah melihat beberapa kali kearah ku.
"Ngomong ngomong apa yang akan kita lakukan hari ini?".
"Hari ini kamu akan belajar beberapa tehnik pedang Zuka dan Ayah meminta ku untuk memberitahukan nya pada mu."
"Belajar pedang?".
"Ya Ayah meminta Noah untuk mengajari mu di sini, Noah adalah seorang kesatria istana di sini dan itu cukup bagus untuk mu agar bisa belajar bertarung sebaik dirinya" jelas Leyra dengan penuh semangat.
"B—Begitukah?".
Kesatria istana, bagaimanakah sosoknya, aku sendiri juga penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Dayat
berani taruhan pasti penampilannya gak mirip sama tukang cat dinding dirumah ku
2024-05-21
1