"Erolds?".
"Iya Zuka?".
"Aku berharap semuanya akan baik baik saja."
"Ya kau benar" sahut Erolds.
"Aku harap kemampuan ku juga mulai berkembang Erolds, hingga suatu saat nanti aku bisa mengalahkan Putra Raja terdahulu sesuai ucapan ku dulu."
"Kau pasti bisa melakukan nya."
"Ada apa ini Erolds? Apakah sekarang kamu sedang berusaha untuk menghibur ku" rayu ku padanya.
"Aku tidak ada niatan untuk menghibur orang seperti mu, aku hanya berusaha untuk meyakinkan diri mu sendiri" sahutnya.
Hembusan angin yang menenangkan ini membuat ku merasa nyaman sekarang.
"Tunggu kemana kita akan pergi Erolds?".
"Ada tempat yang ingin aku kunjungi" sahutnya sembari menambahkan kecepatannya.
Hingga beberapa menit kemudian, sampai lah kami di sebuah sungai yang memiliki air terjun kecil yang terlihat begitu indah di pandang mata.
"Wah tempat ini bagus, dari mana kamu tahu ada tempat seperti ini Erolds?" tanyaku sembari melihat kearahnya.
Erolds terlihat memainkan air di sana dan membasahi sedikit demi sedikit tubuhnya.
"Aku hanya pernah melihatnya beberapa kali" sahutnya.
Aku dan Erolds mandi di sana dengan tenangnya.
Sementara itu, di istana Leyra berusaha mencari kami berdua dan mulai bertanya pada Noah yang saat itu kebetulan tidak sengaja bertemu dengannya.
"Noah, apa kamu melihat Zuka? Karena dari tadi aku tidak melihatnya?".
"Terakhir aku lihat ia masih berada di sana" ucapnya sembari menunjuk tempat terakhir mereka berdiri tadi.
"Sepertinya Zuka sedang bersama Erolds" lirih Leyra dengan pasti.
"Leyra?" panggil Noah dengan lembut.
"Iyaa?".
"Kenapa kamu mencari Zuka? Apa ada sesuatu?".
"Tidak ada."
"Begitu? Apa kamu mau berkeliling bersama?" ajak Noah sembari mempersilahkan Leyra untuk berjalan di sampingnya.
"Tentu."
****
"Akhirnya sampai juga" ucap ku sembari berusaha turun dari punggung Erolds.
"Hey Erolds!! Kamu mau kemana?" teriak ku padanya yang sudah mulai berjalan mengarah ke luar istana.
"Aku ingin mencari sesuatu untuk di makan" sahutnya. Sungguh ada ada saja.
Aku membiarkan Erolds pergi karena sepertinya ia benar benar begitu lapar, aku sendiri juga mulai berjalan masuk ke dalam istana, berjalan melewati lorong yang tampak begitu besar ini.
Sulit untuk di prediksi jika memikirkan seberapa tingginya dari lantai istana sampai ke langit langit istana ini.
"ZUKA" teriak Leyra dari arah belakang.
"Leyra?".
"Ayo ikut dengan ku" ucapnya sembari menarik pelan tangan ku, di sampingnya ada Noah yang juga ikut berjalan bersama.
"Kemana?".
"Nanti kamu juga akan melihatnya."
Hingga beberapa menit kemudian, tidak jauh dari tempat kami bertemu tadi, sampailah kami di suatu tempat yang mereka sebut sebagai museum istana.
"Lihatlah Zuka, ini adalah museum istana."
"Menakjubkan, bahkan istana saja punya museum sendiri" gumamku pelan
Di sana kami mulai berkeliling, melihat lihat dan memperhatikan dengan seksama tentang semua hal yang kami lihat di sana. Hingga sampailah kami di depan sebuah patung yang membuat ku cukup terdiam sejenak.
"Ada apa Zuka?" tanya Leyra yang juga ikut berhenti berjalan.
"Apa ini Naga sungguhan?" ucap ku dengan bercanda.
"Iya kamu benar" sahutnya.
"APA?".
Aku tidak menyangka Leyra akan mengiyakan apa yang baru saja aku ucapkan itu.
"Apa maksudmu? Bagaimana mungkin?".
"Aku pernah di ceritakan oleh Ayah ku bahwa Naga ini pernah menghancurkan sebuah desa dan membinasakan semua warga yang tinggal di sana, lalu karena khawatir Naga ini akan melakukan hal yang sama pada desa lain, Raja Raja pada zaman dulu memanggil seorang penyihir agung yang cukup terkenal untuk membantu mereka mengalahkan Naga tersebut."
"Mereka berhasil mengalahkannya namun masalahnya adalah Naga ini tidak bisa mati, karena tidak ada cara lain, mereka meminta penyihir agung itu untuk menyegel Naga ini, karena Naga ini memiliki ukuran yang sangat besar, penyihir agung juga membuatnya mengecil dengan menggunakan sihirnya" jelas Leyra panjang lebar.
Aku cukup terkejut mendengar penjelasan Leyra dan mulai kembali memandangi patung Naga ini.
"Apa Noah juga tahu tentang ini?" tanya Leyra sembari menatap kearah Noah yang juga fokus melihat kearah patung Naga tersebut.
"Aku tidak tahu" sahutnya.
"Awalnya aku pikir Ayah hanya bercanda seperti membacakan dongeng tidur untuk ku namun saat Ayah memberikan ku sebuah buku mengenai sejarah tentang Naga ini, aku baru mempercayai ceritanya" sambung Leyra.
"Jika sejarahnya saja sampai di bukukan seperti itu, ini pasti Naga yang cukup berbahaya" sahut ku.
"Iya kamu benar Zuka, dia sangat berbahaya" sahut Leyra mengiyakan.
"Drake Obsidian itu adalah namanya, Naga yang memiliki sisik tajam yang berjejer rapi di atas tubuhnya, kuku yang begitu panjang, gigi yang terlihat seperti duri dengan tanduk berwarna perak yang berada di atas kepalanya, membuatnya terlihat seperti Naga yang sangat berbahaya dan amat liar. Selain itu, kekuatan yang ia miliki juga tidak kalah berbahaya dengan penampilannya" ucap Leyra.
"Kekuatan? Kekuatan apa yang ia miliki?" tanya Noah.
"Ia mempunyai Controlling Power atau yang bisa di sebut sebagai kekuatan pengendali, aura penghasut dan kemampuannya yang begitu kuat tertanam pada dirinya, dan untuk yang lainnya aku tidak terlalu ingat, aku juga belum selesai membaca bukunya" sahut Leyra.
"Sudah malam?" ucap Leyra sembari melihat sekeliling museum.
"Ada apa?" tanya ku.
"Tidak, aku pikir ada pelayan atau penjaga di tempat ini?".
"Pelayan dan penjaga? Sepertinya tidak ada?" sahut ku yang juga ikut melihat sekeliling.
"Apa kita sebaiknya keluar dari sini sekarang" ucap ku.
"Iya lagi pula ini sudah hampir malam dan waktunya makan malam juga hampir tiba" sahut Leyra.
"Noah?".
"Iyaa?".
"Apa kamu baik baik saja? Mengapa kamu diam saja?" tanya Leyra dengan ekspresi bingung.
"Iya aku baik baik saja, ayo kita harus keluar dari sini" sahut Noah.
Di depan pintu museum, "Noah!!" panggil seseorang dari kejauhan.
"Ada apa?".
Seseorang itu berbisik pada Noah hingga membuat aku dan Leyra hanya menatap bingung satu sama lain.
"Leyra, maafkan aku sepertinya aku harus izin pergi dulu, ada sesuatu yang harus kami urus, sampai jumpa."
"Oh iyaa" sahut Leyra. Noah mulai berjalan pergi dengan orang yang tadi memanggilnya, sekarang hanya ada aku dan Leyra yang masih berdiri di sana.
"Ayo kita juga harus pergi Zuka" ucap Leyra. Kami berdua berjalan bersama keruang makan istana.
Sekitar satu jam kemudian, setelah makan bersama dan mengobrol sedikit dengan Raja dan Leyra, aku kembali ke kamar ku, mencoba mengistirahat kan tubuh ku dan berdiam diri di sana. Entah kenapa hari ini terasa begitu melelahkan, mungkin karena ini hari pertama aku berlatih pedang dan tubuh ku masih belum terbiasa karenanya. Rasa lelah yang begitu terasa ini membuat ku perlahan mulai menutup mata ku, membiarkan hawa malam sesekali mengenai tubuh ku dan membuat ku merasakan kenyamanannya yang mulai menghilang kan kesadaran ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
piyo lika pelicia
hii ngeri
2024-05-06
1