"Selamat datang" ucapnya dengan suara yang agak serak.
Sorot mata serta aura yang terlihat di tubuh wanita itu seakan akan benar benar bisa aku rasakan.
"Bisakah aku meminta mu untuk meramal diri ku?" ucap Leyra dengan pasti.
Aku duduk di samping Leyra sembari memperhatikan apa yang peramal itu lakukan dengan barang barang yang ada di depannya.
Aku pikir peramal peramal pada umumnya hanya menggunakan sebuah bola sakti yang sering aku lihat di televisi namun ternyata juga ada barang lain yang bisa di gunakan untuk proses ramalan yang mereka lakukan, salah satunya adalah sebuah tungku kecil.
"Semua orang memiliki keinginan dan rasa percaya diri yang tinggi, namun terkadang mereka lupa siapa lawan mereka yang sedang mereka hadapi" ucap peramal sembari memainkan tungkunya.
Aku dan Leyra hanya bisa menatap satu sama lain, kami tidak bisa mengerti apa yang barusaja kami dengar secara langsung itu.
"Apa maksudnya itu?" tanya Leyra dengan hati hati.
"Yang ku lihat disini, ada seseorang yang ingin mencoba mendapatkan perhatian mu, dengan cara yang sangat tidak elok untuk di lakukan. Dan akan ada masalah yang timbul di kehidupan mu beberapa hari lagi, jadi bersiap lah untuk itu."
"Masalah? Masalah mengenai hal apa yang kamu lihat" tanya ku.
Peramal itu hanya diam saja dan tidak berkeinginan untuk mengatakan bahkan menjelaskan nya pada aku dan Leyra.
"Omong kosong apa ini, peramal seperti apa yang ada di depan ku sekarang, yang bahkan tidak bisa menjelaskan dengan benar apa yang sedang ia sendiri bicarakan, ayo Leyra kita keluar dari sini."
Aku mengajak Leyra pergi dari sana, kami mulai berjalan menjauh dari tempat itu, aku melihat wajah Leyra yang masih tampak bingung, sepertinya ia masih memikirkan apa yang peramal itu katakan.
"Tidak perlu terlalu di pikirkan, sepertinya peramal itu hanya mengatakan omong kosong saja, dan Leyra, aku beritahu padamu bahwa tidak semua peramal itu benar benar bisa meramal, namanya saja yang peramal tapi mereka tidak memiliki keahlian apapun dalam hal itu" ucap ku mencoba untuk menjelaskan pada Leyra yang tampak kebingungan.
Beberapa menit kemudian, Aku, Leyra serta Erolds kembali ke istana bersama.
"Noah?" panggil Leyra sembari memastikan dari kejauhan.
Aku sendiri juga mencoba untuk memastikan seseorang yang Leyra lihat dari kejauhan itu. Ternyata Noah sudah kembali, terlihat beberapa pasukan yang lainnya juga berdiri di sana, mengobrol satu sama lain. Leyra berlari menghampiri Noah dan aku mengikutinya dari belakang.
"Leyra? Kamu di sini?" ucap Noah memperhatikan.
"Kami baru kembali dari luar" sahut ku.
Noah memperlihatkan wajah gembiranya di depan Leyra, mereka mengobrol beberapa menit dan aku hanya diam saja mendengarkan. Aku senang melihat Leyra yang mulai kembali bersemangat.
****
Saat makan malam selesai.
"Zuka kamu pasti sudah tahu kabar tentang kedatangan Noah" ucap Raja menatap kearah ku.
"Iya Raja."
"Besok kembali lah berlatih bersamanya."
Aku mengerti apa yang ingin di sampaikan oleh Raja, Raja hanya meminta ku untuk kembali berlatih bersama dengan Noah, dan aku sendiri juga tidak sabar akan hal itu.
"Zuka, dua hari lagi aku akan ada urusan penting di luar istana, aku meminta mu untuk menjaga Leyra dan yang lainnya, apa kamu bisa melakukannya" tanya Raja pada ku.
"Baik akan ku lakukan dengan senang hati Raja" sahut ku.
Beberapa menit kemudian, dari ruang makan istana aku berjalan ke kamar ku, tampak suasana istana yang terlihat begitu sepi. Sepertinya kerajaan ini tidak memerlukan orang tambahan.
Dua hari kemudian.
Dini hari, aku dan beberapa orang di istana tampak berdiri di depan istana, mengantarkan kepergian sang Raja yang akan melakukan urusan penting di luar sana.
Leyra tampak berpamitan dengan sang Ayah dan meminta sang Ayah untuk kembali secepatnya saat urusannya sudah selesai.
Aku hanya melihat dari kejauhan sembari tersenyum memperhatikan kedekatan seorang Ayah dan Putrinya itu. Orang orang mulai bersorak saat Raja mulai menaiki kereta kudanya, mereka juga tampak melambaikan tangan mengarah ke kereta kuda tersebut.
Saat kereta kuda itu semakin menjauh dari istana aku menghampiri Leyra yang tampak masih berdiri memperhatikan kereta kuda yang membawa ayahnya itu.
"Leyra, Zuka" panggil Noah dari arah belakang.
Aku dan Leyra memalingkan badan dan melihat sosok Noah yang sekarang sedang berpakaian rapi layaknya seorang kesatria kesatria pada umumnya. Aku sendiri mulai bertanya tanya tentang apa yang ingin ia lakukan.
"Noah? Dengan pakaian itu, kamu mau kemana? Apa kamu juga ada urusan di luar istana?" tanya Leyra penasaran.
Pakaian yang Noah dan beberapa pasukannya kenakan begitu terlihat keren di mataku sekarang, ternyata pakaian seperti itu lah yang sering seorang kesatria kenakan di situasi seperti ini.
"Tidak Leyra, aku dan pasukan yang lainnya sementara ini akan berjaga ketat di seluruh istana, untuk keamanan saat Raja tidak ada di istana."
Aku dan Leyra hanya mengiyakan apa yang barusaja di katakan oleh Noah dan kami berdua sama sama mengerti dan memahami apa yang ingin di lakukannya.
"Baiklah jika memang seperti itu, sampai jumpa Noah" ucap Leyra.
"Zuka ayo ikut dengan ku" ajak Leyra sembari tersenyum padaku.
Aku mulai mengikuti Leyra dan berjalan di sampingnya. Noah yang melihat itu hanya bisa tersenyum sembari melambaikan tangannya.
"Kemana kita akan pergi?".
Hari mulai menjelang pagi dan matahari mulai menampakkan wujudnya, padahal beberapa menit yang lalu hari masih dini dan matahari masih belum tampak.
"Ikut lah dengan ku ke museum istana" ucap Leyra.
"Museum?".
Sesampainya di museum, "Apa yang kita lakukan di sini?" tanya ku sembari memperhatikan sekeliling.
"Ada barang yang ingin aku ambil, tunggu lah di sini aku akan mengambilnya sendiri" ucapnya lalu mulai berlari kecil menjauh dan meninggalkan ku di tengah tengah museum ini.
"Barang? Barang apa?" lirih ku pelan.
Aku mencoba menunggu Leyra di sana sembari berjalan pelan dan mulai berkeliling sedikit. Aku mencoba memperhatikan beberapa hal yang ada di museum yang sebelumnya juga pernah aku lihat. Dengan rasa kagum aku melihat satu per satu.
"Zuka" panggil Leyra yang mulai menghampiri ku.
"Itu?" Aku menunjuk sebuah barang yang ia pegang di tangannya.
"Ini pedang kecil yang sebelumnya Ayah minta untuk aku simpan di kamar ku."
"Tunggu apa? Raja meminta mu untuk menyimpan itu? Untuk apa?" tanya ku.
"Entahlah aku sendiri juga tidak tahu" sahut Leyra sambil menggelengkan kepalanya.
Mengapa Raja meminta Leyra untuk mengambil dan menyimpan pedang kecil seperti itu, dan lagi pedang itu ternyata berada di dalam museum tidak seperti pedang pedang yang lainnya. Aku mulai bertanya-tanya tentang apa yang sedang di pikirkan oleh Raja, apa ada sesuatu yang sedang Raja pikiran atau bahkan rencanakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments