Dengan wajah yang begitu serius aku mencoba memperhatikan Raja dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk mendengarkan setiap kata yang akan beliau ucapkan.
Dari ekspresi wajah, gestur tubuh, gerakan bibir, semuanya tidak luput dari perhatian ku.
Hingga pada akhirnya sampailah kami pada inti topik ini. Raja mengatakan bahwa Putrinya Leyra sedang berusaha mencari tahu tentang kematian Ibunya, Leyra yang terdidik dari kecil ternyata memiliki tujuan sendiri yaitu untuk menuntaskan kasus mengenai kematian Ibunya.
Leyra yang diam diam keluar dari istana dan mencari tahu serta berusaha untuk menyelidiki sendiri kasus tentang Ibunya, membuat Raja sangat mengkhawatirkan dirinya. Aku terkejut karena aku tidak menyangka Leyra yang aku lihat sangat santai itu sebenarnya memiliki usahanya tersendiri.
...🥨🥨🥨🥨...
Carson Charlie, seorang Raja dari kerajaan Victoria mempunyai seorang istri yang bernama Juliana Eva Charlie, mereka berhasil di karunia seorang Putri yang mereka beri nama dengan Leyra Caroline Charlie, yang merupakan satu satunya anak semata wayang yang mereka miliki.
Victoria sendiri merupakan sebuah kerajaan yang berdiri dengan kokohnya di Kota Victoria ini.
Dengan alamnya yang begitu melimpah, mempunyai rakyat yang begitu mendukung dirinya membuat Carson Charlie selaku Raja di sana berusaha memberikan kekuatan dan menciptakan ke damai an serta keselamatan untuk rakyat rakyatnya.
Keluarga yang terlihat begitu harmonis, damai, bahagia dan begitu makmur tiba tiba saja dalam satu malam mengalami perubahan yang begitu signifikan dari sebelumnya.
Ratu Caroline Charlie meninggal di saat Leyra masih berusia 11 tahun, pernyataan yang ada mengenai kepergian Ibunya di katakan bahwa beliau mengalami sakit yang berkepanjangan yang akhirnya harus merenggut nyawa nya sendiri.
Namun, berbeda dengan pernyataan yang ada di dalam benak seorang anak yang masih berusia 11 tahun itu. Leyra merasakan banyaknya kejanggalan yang terkait dengan kematian Ibunya, dari sang Ayah yang pada saat itu kebetulan sedang sibuk berperang dengan kerajaan tetangga dan beberapa pelayannya yang sangat terlihat aneh pada saat itu.
Ya Leyra begitu pintar dan karena itu di saat pemakaman Ibunya selesai, ia memberitahukan hal hal yang menurutnya janggal ke pada Carson Charlie selaku Ayahnya. Namun, sang Ayah hanya mendengarkan nya tanpa berbicara sedikit pun pada dirinya.
Yang membuat pertanyaan demi pertanyaan muncul di benak seorang anak yang berusia 11 tahun itu, tentang apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa semua orang seakan menutup mulut dari dirinya.
****
"Apa kamu bersedia Zuka dengan hal yang barusaja aku katakan itu?".
"Tentu aku bersedia Raja, jika itu perintah mu" sahut ku dengan pasti.
"Terima kasih Zuka."
"Tidak masalah Raja."
"Apa kamu tahu Zuka, awalnya tugas ini aku berikan pada Noah namun setelah adanya diri mu di istana ini aku begitu yakin bahwa kamu sangat cocok untuk tugas ini, walau sebenarnya ini tidak cocok untuk di katakan sebagai tugas melainkan keinginan atau harapan semata. Namun, aku benar benar berharap bahwa kamu bisa menjaga Putriku Leyra dengan baik."
"Besar harapan ku ketika suatu hari nanti dia akan mengerti dengan sendirinya atau mungkin saat ia sudah lebih dewasa lagi."
Melihat Raja yang begitu berusaha untuk menguat kan dirinya sendiri, aku benar benar merasa terharu bahkan air mata ku hampir saja menetes begitu saja.
Di sana aku melihat kekhawatiran seorang Ayah kepada anaknya begitu terasa, rasa sayang dan perhatian yang sebenarnya ada namun tidak terlihat itu ternyata bisa di rasakan di saat kita berusaha untuk mengerti dan menyadarinya.
"Aku akan keluar sekarang" ucap Raja saat beranjak dari kursi yang dari tadi ia duduki dengan nyaman.
Aku langsung berdiri dan membungkuk kan sedikit badan ku. Raja hanya tersenyum dan berlalu pergi dari perpustakaan itu.
Saat Raja barusaja keluar dari sana, aku tidak langsung ikut keluar dari sana melainkan aku berusaha untuk merapikan sedikit buku buku yang ada di dekat ku ini dan meletakkan nya di rak rak yang tak jauh dari tempat ku berdiri sekarang. Setelah itu baru aku berjalan keluar dari sana.
Baru saja keluar, tiba tiba.
"Apa ini?".
Saat aku berjalan tak jauh dari pintu perpustakaan, kaki ku tidak sengaja menginjak sesuatu dan aku berusaha untuk mengambil serta melihatnya dengan seksama.
"Kalung?".
Aku mencoba melihat sekitar namun tidak ada siapapun di sini. Aku terus berjalan kembali ke kamar ku sembari membawanya di tangan kiri ku.
Setelah sampai di kamar aku meletakkan kalung leher tersebut di atas sebuah meja yang di atas meja tersebut terdapat plastik hitam yang sebelumnya sudah pernah aku letakkan di sana.
Ini seperti kalung biasa, aku mencoba memperhatikan kalung itu lagi dan mulai bertanya tanya tentang siapa pemilik dari kalung ini.
"Apa ini milik Raja? Sepertinya tidak mungkin tapi mungkin saja itu juga benar, karena beliau lah yang sebelumnya keluar sebelum aku" gumam ku sembari memandangi kalung tersebut.
Karena hari juga sudah mulai malam, aku mencoba mengistirahatkan badan ku dengan berbaring di atas kasur dan mulai menutup mata ku secara perlahan secara alami. Hingga tiba tiba saja.
KRUSS.
KRESS.
KRUKK.
Terdengar gemuruh yang tidak bisa aku jelaskan dengan pasti namun suaranya terdengar seperti nafas serta rintihan besar.
Aku yang mendengar itu langsung terbangun dari tidur ku, aku mencoba duduk dan mendengarkan nya lagi untuk memastikan tentang apa yang barusaja aku dengar itu.
"Apa ada orang di luar?".
Aku mulai berjalan mendekat hingga sampailah aku di depan pintu kamar ini, aku mencoba mendekatkan telinga ku di sana, menempel kan nya pada pintu ini dan mencoba mendengarkan serta menangkap suara yang aku dengar dari balik pintu.
Dua menit sampai empat menit aku berdiri di sana dengan posisi yang sama namun tidak ada apapun yang aku dengar, rasa penasaran ku bergejolak sembari mengingat suara yang beberapa menit lalu telah ku dengar, yang membuat aku terbangun dari tidur ku.
Dan itu bukan lah hal yang bisa aku abaikan begitu saja seakan akan tidak terjadi apa apa.
Aku mencoba memberanikan diri ku, aku sendiri tidak tahu ini jam berapa namun sepertinya ini masih tengah malam. Aku berusaha memegang gagang pintu itu dan dengan perlahan aku mulai membukanya, sedikit demi sedikit.
Pintu yang mulai terbuka ini juga mulai menyadarkan diri ku tentang apa yang sebenarnya ingin aku pastikan. Di tengah malam seperti ini.
"Halo?" aku hanya bersuara dengan pelan, bisa di bilang badan ku masih berada di kamar karena pintu ini harus di tarik jadi aku hanya perlu menariknya saja tanpa harus berjalan keluar dari sini, melewati pintu ini.
Sebenernya aku sendiri juga takut, aku tidak terlalu suka berkeliaran di tengah malam, itu terlalu ekstrim untuk aku yang masih muda ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments