"Hai Erolds, senang melihat mu, perkenalkan nama ku Cletik, Cletik Tessarion" sahutnya lembut.
"Nama yang bagus" ucap Erolds.
"Kau terlihat tampan."
Mendengar apa yang barusaja di ucapkan oleh Cletik, hal itu membuat Erolds menjadi salah tingkah.
"Arghh dia menyebut ku tampan, aku?" ungkap Erolds dengan ekspresi senang sembari menjauh dari sana dan kembali berdiri di samping ku.
Aku dan Leyra tertawa lepas saat melihat tingkah lakunya yang seperti itu. Namun, sesuatu membuat ku cukup terkejut karena, tanpa himbauan aba aba, tiba tiba saja Erolds pingsan di tempat.
"EROLDS KAMU BAIK BAIK SAJA?" tanyaku yang langsung menghampiri dan mencoba menepuk nepuk area wajahnya dengan pelan.
"Dia hanya pingsan Zuka, tenangkan dirimu, Erolds baik baik saja" ucap Leyra sembari menenangkan ku.
"Ngomong ngomong apa kamu ingin ikut denganku?".
"Kemana?" sahutku sambil menatap kearahnya yang sudah berada disamping ku.
"Kamu akan tahu setelah melihatnya."
"Ya baiklah" sebenarnya aku tidak ingin meninggalkan Erolds di sini apa lagi dengan keadaannya yang sekarang sedang pingsan namun saat Leyra mengatakan bahwa Cletik akan menemani dan menunggu Erolds di sini, aku merasa sedikit tenang.
****
Setelah berjalan cukup jauh, sampailah kami di suatu tempat yang menurut ku ini sangat indah dengan pemandangannya yang benar benar bagus, kunang-kunang yang terlihat begitu indah dengan gemerlap kelap kelip cahayanya hingga membuatku begitu terpikat akan pesonanya.
Bahkan di depan aku yang sekarang sedang berdiri, terdapat sebuah danau yang terbentang cukup luas dan terlihat sangat menenangkan hati, saat aku mulai mencelupkan kaki kiriku di danau itu, aku merasakan hangatnya sesuatu yang sudah lama tidak aku rasakan. Airnya juga terlihat begitu jernih namun tidak terlalu tembus pandang.
"Hangat" lirihku sembari menatap kearah Leyra.
"Iya kamu benar, air disini hangat dan seperti yang kamu lihat, air ini cukup jernih lalu yang aku tahu tempat ini juga belum pernah di kunjungi oleh manusia lain, Oh ngomong ngomong Zuka bisakah kamu menutup jalan masuk itu dengan batu di sebelah sana, aku tidak ingin sesuatu terjadi jika membiarkan akses jalan satu satunya itu juga di ketahui oleh orang lain selain kita" pintanya sembari menunjuk sebuah bongkahan batu yang cukup besar.
"Hah? Apa kamu bercanda? Batu sebesar itu? Bagaimana mungkin aku bisa memindahkan nya" teriakku kaget.
"Dasar lemah" sahutnya sembari berjalan menghampiri batu itu.
Leyra kemudian mulai menggeser batu itu dengan kedua tangannya hingga menutupi pintu masuk kami tadi hingga tertutup rapat.
"BAGAIMANA BISA!! APA KAMU BENAR BENAR MANUSIA!!".
Aku benar benar cukup terkejut saat melihatnya langsung, batu yang terlihat cukup besar itu mampu dia geser semudah itu, sungguh sulit untuk di percaya.
"Sudah aman" ucapnya lalu mulai melepas bajunya sendiri.
"APA? HEI LEYRA APA YANG KAMU LAKUKAN, PAKAI BAJUMU SEKARANG" teriakku padanya.
"Dasar bodoh, aku hanya ingin mandi!!" sahutnya diiringi dengan langkah kakinya yang mulai masuk kedalam air.
"Zuka kemari lah, apa kamu tidak ingin mandi?" tanyanya sembari asik berendam di sana.
"Hey apa kamu bercanda!! Aku ini laki laki."
"Lalu apa masalahnya? Lagipula aku juga masih memakai pakaian dalam ku" jelasnya dengan wajah cemberut.
Aku hanya menatapnya yang sedang asik merendam kan dirinya yang terlihat mulai merasakan rasa nyaman di dalam air itu.
"Apa kamu juga akan mandi atau hanya duduk di sana melihatku sepanjang waktu?".
"Iya kalau boleh" sahutku bercanda.
"Aku akan membunuhmu" ucapnya sembari berenang kearah ku yang sedang duduk di pinggir danau itu.
"Hahahah wow wow wow rileks, santai!!" aku terkejut hingga langsung berdiri saat Leyra semakin berenang mendekat kearah ku.
"Baiklah aku juga ingin mandi" lirih ku pelan.
Sejujurnya aku juga merasa kurang nyaman jika tidak mandi.
"Hey Zuka!! Kamu mau kemana?" teriaknya namun tidak terlalu nyaring.
Aku memutuskan untuk memilih tempat yang cukup jauh dari Leyra dan mulai masuk kedalam air itu, dan yeah ini benar benar sangat nyaman dan begitu menyegarkan. Aku mandi dengan melepas pakaian ku dan meletakkan nya tak jauh dari sana.
Perasaan yang sangat nyaman ini membuatku mulai mengantuk dan tanpa sadar ternyata aku mulai terlelap di sana, bersandar dengan santainya di tepi danau ini. Posisi bersandar seperti ini sungguh posisi yang benar benar pas untuk tidur.
Di sisi lain Erolds yang pingsan kemudian bangun dan terkejut karena di saat itu juga ia melihat Cletik tepat berada di samping dirinya.
"Cletik? A—Apa yang kau lakukan disini?" tanya Erolds sembari mulai berdiri dan sedikit mengibas ngibaskan badannya agar tidak kotor.
"Leyra meminta ku untuk menjagamu Erolds".
"Leyra? Oh dimana Zuka dan Leyra sekarang?" tanya Erolds sambil melihat sekeliling.
"Aku tidak tahu tapi dari yang aku lihat sepertinya mereka pergi ke arah utara."
"Apa kau mau menyusul mereka?" tanya Erolds pada Cletik.
"Emm sepertinya tidak, aku ingin menunggu disini saja bersama mu" jawaban Cletik membuat Erolds mulai tersipu.
Hingga tidak lama setelah berbincang satu sama lain, Erolds pun kembali pingsan.
****
Setelah cukup lama akhirnya aku mulai terbangun dari tidur ku dan langsung menatap sekeliling. Aku bergegas naik dan memakai/mengenakan kembali baju ku lalu berjalan menuju ketempat Leyra berada.
Namun, tiba tiba saja hal yang membuat ku cukup terkejut adalah, Leyra sama sekali tidak terlihat di sana, aku mencoba mencari hampir sekeliling dari danau ini dan terus mencoba mencarinya, bahkan tepat di tempat ia berendam tadi tapi nihil, aku sama sekali tidak bisa menemukan nya.
Leyra sekarang benar-benar menghilang dan aku tidak tahu kemana perginya. Baju yang ia lepaskan di awal tadi juga sudah tidak terlihat. Semua ini membuat ku semakin panik dan khawatir, satu hal yang terpikir kan olehku adalah kembali ke tempat Erolds dan Cletik berada. Untungnya aku masih mengingat jalannya.
Namun setelah aku sampai di sana, aku terkejut karena mereka juga tidak ada di tempat.
Perasaan ku mulai tidak karuan memikir kan kemana mereka semua pergi hingga tidak memberitahu aku terlebih dahulu. Hingga kemudian aku memutuskan untuk pergi ke istana, walau cukup rumit bagi ku untuk menemukan jalannya namun akhirnya aku sampai juga di istana.
Sesampainya di istana aku sangat amat terkejut dengan apa yang aku lihat, aku melihat Raja sedang di kepung oleh tentara Orc yang terlihat memegang sebuah kapak dan pedang kecil mereka masing masing. Pemandangan yang aku lihat sekarang persis seperti sebuah video game.
Aku panik hingga dengan spontan aku berjalan menuju kearah Raja lalu menyerang tentara tentara itu dengan tangan kosong. Aku cukup mengandalkan kaki ku untuk menendang mereka satu per satu.
Tetapi di saat sedang mencoba bertarung melawan mereka, tiba tiba saja ada seekor Orc yang berhasil memanah ku hingga meninggal kan bekas sayatan kecil di bahu ku, aku sangat amat bersyukur karena berhasil menghindar dari panah itu agar benar benar tidak mengenai tubuh ku.
Saat kembali melihat panah itu aku menjadi merinding, aku tidak bisa membayangkan jika panah tadi berhasil mengenai tubuh ku. Beberapa menit kemudian sayatan kecil yang ada di bahu ku ini mulai bisa aku rasakan, rasa perih dan sakit ini sampai tidak bisa aku tahan lagi.
Aku merasa lemah dan seketika tidak berdaya, dengan badan yang sempoyongan aku mencoba untuk berdiri dengan benar. Hingga salah satu Orc itu tiba tiba menendang ku dan membuat ku terlempar namun tidak terlalu jauh yaitu tepat di depan kursi singgasana Raja.
"Sial aku tidak mungkin bisa mengalahkan mereka semua kalau hanya dengan tangan kosong apa yang harus ku lakukan" ucapku.
Raja yang pada saat itu melihat ku tergeletak di sana, menatap ku dengan penuh kecemasan.
“KELUAR KAN PEDANG MU ZUKA!! PEDANG DARI DALAM BATU MU ITU DAN RASAKAN KALAU PEDANG ITU AKAN KELUAR DARI BATU MU" teriaknya yang terdengar mendadak itu membuatku tertegun sejenak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Dayat
ujung ujungnya pingsan wkwk
2024-05-12
1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
attacknya ngena sampai sini, saltingnya buat diri sendiri
2024-03-26
0