BAB 19. PERMINTAAN NEERA

Sajani mendengar samar percakapan antara dokter dan Sheraz. Entah apa yang dia rasakan kini dalam hati, ketika membuka mata dirinya melihat Sheraz tengah menciumi telapak tangannya dan menundukkan kepala di sana.

"Mas," panggil Jani lirih.

Sheraz menengadah. "Ya? kamu mau apa? minum? atau bangun? masih pusing?" tanya lelaki itu beruntun.

"Mama?" Membuka mata nyatanya kian membuat Jani tak tega melihat Sheraz. Lelaki itu nampak sumringah.

"Di bawah, nanti aku temui. Kamu mau nitip pesan untuknya?" tanyanya lembut, masih menggenggam erat jemari Jani.

"Mama sakit, mungkin sudah parah tapi aku gak tahu apa penyakitnya. Mana mungkin uang sebanyak itu dia gunakan hanya untuk membeli barang haram kan?" lirih Jani, memijit pangkal alis, kepalanya mulai berdenyut.

"Mana yang sakit?" kata Sheraz tak memedulikan kalimat istrinya. Dia hanya fokus pada kesehatan Jani.

"Hanya pusing. Aku kenapa?" rasa mual kembali mendera.

"Nanti sore kita ke rumah sakit. Istirahat dulu ya, aku ke bawah ingin mendengarkan keinginan Neera," ucap Sheraz bangkit, namun jemarinya kini justru di genggam Sajani.

"Nares," gumam tuan muda, melihat ke arah tautan jemari mereka.

"Bisa gak, nanyain Mama dari sini? jangan pergi," kata Jani. Sesungguhnya dia tak ingin lelaki itu berdiam lama di kamarnya tetapi lisan berkata lain. Putri Surawijaya terheran akan diri sendiri.

"Bisa. Kau mau aku tinggal di sini?" tanya Sheraz memastikan keinginan Sajani.

Tak ada sahutan, Sajani hanya menggeser posisinya berbaring. Sheraz tersenyum samar, dia lalu perlahan naik ke atas pembaringan, berjaga bila istrinya menolak akan tetapi Sajani hanya diam.

"Call dari sini?" tanya Jani seraya mendekat, dia menyentuh lengan Sheraz beberapa kali dengan ujung telunjuk.

"Iya," jawab Sheraz, dia membuka lengan kirinya. Masih meraba apakah ini memang keinginan Sajani.

Putri tiri Neera, masuk ke pelukan lelakinya kala lengan kiri Sheraz terangkat. "Hm, aku dengarkan," bisiknya. Kepala Jani mencoba mencari tempat ternyaman untuk berbaring.

"Gak salah nih?" batin Sheraz melihat perubahan sikap yang tak biasa.

"Ayo, Mas," rengekan manjanya terdengar.

Sheraz berdehem, beberapa kali. Entah mengapa dia gugup siang itu mendapat perlakuan manis istrinya. "I-iya, Sayang.

Tuut. Tuut. Dering panggilan untuk Mimo.

"Ya, Bos." Suara Mimo.

"Ubah ke video call, Mimo. Nares ingin melihat Neera," pinta Sheraz pada asistennya.

"Eh, ada Nyonya. Baik, sebentar, Tuan," kata Mimo lagi, lalu mode tampilan video memperlihatkan Neera yang masih duduk di lantai memegangi dadanya.

"Mama, kesakitan," lirih Jani melihat ibu tirinya sangat kuyu.

"Apa yang dia inginkan?" tanya Sheraz langsung.

Mimo lalu menyenggol paha Neera agar wanita itu bicara. "Heh! tujuanmu ke sini mau apa dari Nyonya Jani? cepat bilang," sentak Mimo tak sabar.

"Jangan dibentak, Mama sedang sakit," kata Jani, memukul dada suaminya.

"Awh. Sakit, Nares. Aku gak nyuruh Mimo begitu," elak sang tuan muda. Tangan kirinya mengusap kepala Jani.

"Mimo, sopan sedikit. Bagaimanapun dia adalah mertua tiriku," kekeh Sheraz membubuhkan kata tiri pada kalimatnya.

"Oh, maaf Tuan muda," sahut Mimo, meralat sikapnya.

"Lekas, bilang. Lama-lama aku ikutan mual," sergah sang asisten lagi.

"Aku dan putriku ingin tinggal di sini dengan Jani," pintanya menatap penuh harap.

"Gak bisa. Kan dia masih punya rumah atas penjualan asset terkahir ayah Nares. Lagipula aku yang membiayai kebutuhan mereka selama ini di sana setelah melarikan diri dari pekerjaan lama sebagai penjaga warung nasi itu," ungkap Sheraz membuat Sajani membola.

"Dia melakukan itu? untuk Mama?"

"Aku melakukan itu untuk kamu, Nares. Bukan dia," bisik Sheraz mengecup dahi Jani.

Terdengar penjelasan Mimo atas kalimat Sheraz untuk Neera bahwa majikannya keberatan terhadap permintaan itu.

"Selain tinggal dengan Nares, dia mau apa?" desak Sheraz, semata dia lakukan agar Sajani bahagia.

"Dengar tidak pertanyaan Tuan Muda, kau mau apa?" kali ini Mimo berjongkok di dekat Neera.

"Aku minta dijamin pasokan untuk itu, tanpa bekerja juga untuk pengobatan aku," ucapan Neera kemudian.

"Pasokan apa? Mama, bukan itu obat yang dibutuhkan, Mama sakit apa?" ucap Jani kali ini, tak sabar.

"Kau gak perlu tahu, Jani. Penuhi saja keinginanku dan aku tak akan mengusikmu lagi," jawab Neera mendengar suara putrinya.

"Seenaknya saja, kau pikir Nyonya punya belas kasih untukmu? gak inget, dulu kamu kan yang menjual putrimu itu? tidak tahu malu, dasar!" maki Mimo atas keteguhan Neera meminta bantuan.

Sajani menengadah, menatap wajah suaminya. Sheraz lalu menutup panggilan yang berlangsung.

"Mas! kok di tutup, Mama bagaimana?" protes Jani, memukul dada Sheraz lagi.

Tangan kanan sang tuan muda, menahan pemberontakan atas sikapnya tadi. Dia menggenggam kepalan tangan kiri Sajani. "Denger Mas bicara dulu," pinta Sheraz lembut.

"Neera gak boleh di manja, Sayang. Aku akan melihat kondisi kesehatannya setelah Mimo membawanya ke rumah sakit. Mor-pin itu dilarang digunakan sembarangan tanpa dosis sesuai petunjuk dokter. Neera harus tetap bekerja, terutama Nalini," tegasnya kali ini.

"Mama sakit! sakit! kasihani Mama sekali ini," mohon Jani untuk Neera.

"Iya, dia sakit. Tapi jika aku memberikan semua yang dia mau, pasti akan terus menerus ketergantungan padamu nanti. Kamu kapan sadar sih, Neera selalu memanfaatkan kondisimu?" kesal Sheraz, istrinya bebal. Antara bodoh dan polos memang sangat tipis perbedaannya.

"Terus gimana?"

"Neera pecandu kronis, dia akan sulit jika terus menerus seperti ini. Akan aku pikirkan, kamu gak boleh stres. Ingat dia ya, ingat aku," bisik Sheraz memeluk erat wanita dalam dekapannya.

"Aku kenapa?"

"Nanti sore kamu tahu. Tidur dulu," bisik Sheraz, mengusap lembut kepala Sajani yang masih mengenakan hijab.

"Kenapa?" desak Sajani tak sabar.

"Kata dokter, kamu hamil. Tapi harus dipastikan dahulu, makanya nanti sore kita ke rumah sakit," ungkap Sheraz.

"Ha-hamil? aku?" Sajani menengadah kembali, melihat wajah suaminya.

"Iya, anak kita. Kau tahu, aku sangat bahagia," Sheraz kian memeluk erat, mengusap punggung Sajani lembut.

"Hamil, anaknya? sedangkan dia kan masih make...."

"Apa kau juga happy?" tanya Sheraz lagi, mencoba memancing reaksi Sajani.

Sajani memilih memejam, tak menjawab pertanyaan Sheraz. Dia bingung, akan menjawab apa, kiranya ekspresi wajah saat ini dapat melukiskan kondisi hati Sajani. Mungkin tersirat jawaban di sana. Namun, tuan muda Qadri tak dapat melihat itu semua.

"Nares?" panggilnya lembut.

"Tidur ya? cepet amat, tadi masih ngoceh. Semua wanita gitu kali ya, apalagi bumil. Tenang Sayang, aku akan sabar dan belajar menghadapi mood kamu nanti," celoteh Sheraz tak mendapat respon Sajani meski wanita itu mendengar.

"Mimpi apa ya aku. Ada kamu di sini. Kamu tahu gak, Sayang. Aku sudah menaruh suka pada Nareswari Sajani sejak pertama kali melihatmu saat menolong Neera. Calon istriku di sakiti akan tetapi dia masih bersikap sangat baik. Apakah sebegitu besar baktimu pada dia? ataukah ada hal lainnya?" gumam Sheraz, mencoba jujur akan isi hati, entah Jani mendengar atau tidak.

"Ada, Mas. Al jannatu takhta aqdamil ummahati, meski Neera jauh bertolak belakang dari arti kata Ibu."

.

.

...___________________...

Terpopuler

Comments

fa_zhra

fa_zhra

sheras,nares,neera...hampir sama nama2 nya,

2023-12-23

1

Ersa

Ersa

gawan bayi kuwi Raz

2023-05-13

1

Devvi Natalia

Devvi Natalia

menunggu update... ada apakah knapa papa nya sampai kasih amanh harus jga... mungkin ada jasa yg harus di bls?😊😊

2023-02-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. AMANAH
2 BAB 2. GEJOLAK BATIN
3 BAB 3. NYONYA RAZ
4 BAB 4. UPAYA KABUR
5 BAB 5. HUKUMAN
6 BAB 6. PENYESALAN
7 BAB 7. ANTARA IKHLAS DAN TIDAK
8 BAB 8. LIHAT AKU
9 BAB 9. MEMBUJUK
10 BAB 10. JABIR
11 BAB 11. KENANGAN
12 BAB 12. MENYUSUP
13 BAB 13. PAGI YANG BERBEDA
14 BAB 14. MANISNYA SIANG
15 BAB 15. UPAYA SEHAT
16 BAB 16. KEPEDULIAN
17 BAB 17. KENCAN
18 BAB 18. SURPRISE
19 BAB 19. PERMINTAAN NEERA
20 BAB 20. MISTERI
21 BAB 21. OCEHAN
22 BAB 22. OVER PROTEKTIF
23 BAB 23. KECEWA
24 BAB 24. APATIS
25 BAB 25. BENCI
26 BAB 26. PERLAHAN SAJA
27 BAB 27. ASAL MUASAL KLAN QADRI
28 BAB 28. PETUNJUK MASA LALU
29 BAB 29. POSESIF
30 BAB 30. BUJUKAN MANIS SHERAZ
31 BAB 31. DIA YANG MISTERIUS
32 BAB 32. LULUH
33 BAB 33. ANCAMAN SHERAZ
34 BAB 34. KISAH MASA LALU
35 BAB 35. TERUNGKAP
36 BAB 36. RAHASIA LAIN
37 BAB 37. MELAWAN JABIR
38 BAB 38. GAMANG
39 BAB 39. BATTLE
40 BAB 40. DI UJUNG RASA
41 BAB 41. TERANCAM MATI
42 BAB 42. BAR-BAR
43 BAB 43. KEJUJURAN
44 BAB 44. SORRRY
45 BAB 45. MUSUH BESAR
46 BAB 46. NEW LIFE
47 BAB 47. STATUS NALINI
48 BAB 48. MY KING
49 BAB 49. SISA KEMELUT
50 BAB 50. PERMINTAAN TERPENDAM NEERA
51 BAB 51. RAJ BUN'S
52 BAB 52. BABY KING
53 BAB 53. ABSURD
54 BAB 54. DIBALIK HISTERISNYA NEERA
55 BAB 55. FAKTA
56 BAB 56. ALASAN TAK OPLAS
57 BAB 57. TUAN TAKUR
58 BAB 58. TERKUAK
59 BAB 59. TERBEBAS
60 BAB 60. GABUT
61 BAB 61. MICHELLE ZOEY
62 BAB 62. RICO KECEWA
63 BAB 63. THE ONLY ONE, NARES
64 BAB 64. KEBIMBANGAN SHERAZ
65 BAB 65. SETIMPAL
66 BAB 66. FREEZE
67 BAB 67. GOAL
68 BAB 68. KANDIDAT
69 BAB 69. AKRAB
70 BAB 70. BATTLE AKHIR
71 BAB 71. GENTING
72 BAB 72. PEMBALASAN
73 BAB 73. SUMBER DAYA JABIR
74 BAB 74. KETOK PALU
75 BAB 75. KEJUTAN
76 BAB 76. JUMPA
77 BAB 77. PENCARIAN
78 BAB 78. PULANG
79 BAB 79. TERLAKSANA
80 BAB 80. END OF STORY
81 FAREWELL
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1. AMANAH
2
BAB 2. GEJOLAK BATIN
3
BAB 3. NYONYA RAZ
4
BAB 4. UPAYA KABUR
5
BAB 5. HUKUMAN
6
BAB 6. PENYESALAN
7
BAB 7. ANTARA IKHLAS DAN TIDAK
8
BAB 8. LIHAT AKU
9
BAB 9. MEMBUJUK
10
BAB 10. JABIR
11
BAB 11. KENANGAN
12
BAB 12. MENYUSUP
13
BAB 13. PAGI YANG BERBEDA
14
BAB 14. MANISNYA SIANG
15
BAB 15. UPAYA SEHAT
16
BAB 16. KEPEDULIAN
17
BAB 17. KENCAN
18
BAB 18. SURPRISE
19
BAB 19. PERMINTAAN NEERA
20
BAB 20. MISTERI
21
BAB 21. OCEHAN
22
BAB 22. OVER PROTEKTIF
23
BAB 23. KECEWA
24
BAB 24. APATIS
25
BAB 25. BENCI
26
BAB 26. PERLAHAN SAJA
27
BAB 27. ASAL MUASAL KLAN QADRI
28
BAB 28. PETUNJUK MASA LALU
29
BAB 29. POSESIF
30
BAB 30. BUJUKAN MANIS SHERAZ
31
BAB 31. DIA YANG MISTERIUS
32
BAB 32. LULUH
33
BAB 33. ANCAMAN SHERAZ
34
BAB 34. KISAH MASA LALU
35
BAB 35. TERUNGKAP
36
BAB 36. RAHASIA LAIN
37
BAB 37. MELAWAN JABIR
38
BAB 38. GAMANG
39
BAB 39. BATTLE
40
BAB 40. DI UJUNG RASA
41
BAB 41. TERANCAM MATI
42
BAB 42. BAR-BAR
43
BAB 43. KEJUJURAN
44
BAB 44. SORRRY
45
BAB 45. MUSUH BESAR
46
BAB 46. NEW LIFE
47
BAB 47. STATUS NALINI
48
BAB 48. MY KING
49
BAB 49. SISA KEMELUT
50
BAB 50. PERMINTAAN TERPENDAM NEERA
51
BAB 51. RAJ BUN'S
52
BAB 52. BABY KING
53
BAB 53. ABSURD
54
BAB 54. DIBALIK HISTERISNYA NEERA
55
BAB 55. FAKTA
56
BAB 56. ALASAN TAK OPLAS
57
BAB 57. TUAN TAKUR
58
BAB 58. TERKUAK
59
BAB 59. TERBEBAS
60
BAB 60. GABUT
61
BAB 61. MICHELLE ZOEY
62
BAB 62. RICO KECEWA
63
BAB 63. THE ONLY ONE, NARES
64
BAB 64. KEBIMBANGAN SHERAZ
65
BAB 65. SETIMPAL
66
BAB 66. FREEZE
67
BAB 67. GOAL
68
BAB 68. KANDIDAT
69
BAB 69. AKRAB
70
BAB 70. BATTLE AKHIR
71
BAB 71. GENTING
72
BAB 72. PEMBALASAN
73
BAB 73. SUMBER DAYA JABIR
74
BAB 74. KETOK PALU
75
BAB 75. KEJUTAN
76
BAB 76. JUMPA
77
BAB 77. PENCARIAN
78
BAB 78. PULANG
79
BAB 79. TERLAKSANA
80
BAB 80. END OF STORY
81
FAREWELL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!