BAB 17. KENCAN

"Makasih, Sayang." Sheraz menyibak selimut lalu menuju bathroom, meninggalkan istrinya di sana.

Sementara Jani, dia menarik selimut hingga menutupi semua bagian tubuhnya. Malu, itu yang dia rasakan meski Sheraz sangat bersikap lembut padanya selama aktivitas halal mereka.

Tak berapa lama.

"Aku pergi sebentar dengan Rico. Makan malam di rumah, kamu yang siapkan ya," bisik Sheraz mendekati sisi ranjang, mengusap kepala Sajani dan mengecup beberapa kali meski pemilik raga masih setia menutup diri rapat dengan selimut.

Terdengar langkah kaki menjauh juga suara khas lelaki itu kala berbicara dengan Tini agar tak mengganggunya di kamar.

"Nares masih tidur, jangan ganggu dia ya, Bu. Aku makan malam di bawah dengannya nanti," titah Sheraz, jelas didengar Jani.

"Oke. Sudah baikan, Den?" goda Tini seraya menutup kembali pintu kamar Jani.

"Sudah, berkat Nares. Aku pergi, Bu," balasnya seraya menyunggingkan senyuman penuh arti.

Setelah yakin pria itu pergi, Sajani membuka tabir lalu perlahan turun dari ranjang menuju bathroom. Lama dirinya menekuri nasib di bawah guyuran shower. Selintas air matanya ikut luruh. "Beginikah jalan hidupku?"

"Ingin keluar rumah melihat Mama dan Nalini, bagaimana kabar mereka? apa Mama mendapatkan pengobatan yang tepat untuk sakitnya itu?" gumam Sajani, teringat Neera.

"Aku bodoh? tapi wasiat ayah terngiang begitu jelas. Ingin membenci mereka sebagaimana perlakuan terhadapku. Namun, keadaanku baik saja," imbuhnya. Dia mematut diri di depan cermin, melihat pantulan tubuh polosnya di sana.

"Jejak lagi. Semakin sulit lepas dari nya." Netra cantik Jani memejam, sepenggal rasa hati gamang memilih menerima dan ikhlas atau apatis, membekukan hati dan sekedar menjalankan kewajiban seperti para istri lainnya.

Merasa hati gundah, Sajani keluar kamar setelah berjibaku dengan bisikan nurani. Dia menyusuri tangga lalu menuju teras samping.

"Taman bunga mawar, dia tahu aku suka ini." Jani melepas kaus kakinya, menjejakkan telapak tanpa alas menapaki butiran kerikil juga tanah basah. "Adem," senyumnya muncul. Lama dia berdiam di sana hingga menjelang maghrib, menikmati sajian hamparan bunga rose seraya berayun di kursi malas.

"Dia tahu cara membujukku," batin Jani, tak surut senyum menghiasi wajah.

Tepat setelah isya.

Sesuai keinginan Sheraz, Jani menyiapkan makan malam baginya. Dia lalu meninggalkan hidangan yang telah tertata rapi di atas meja, menunggu di dalam kamarnya. "Lama sekali, aku lapar."

Hingga hampir jam sembilan malam, tak jua kunjung hadir lelaki itu di dalam rumah. Sajani kian kesal. Dirinya menahan lapar demi Sheraz yang meminta makan malam dengannya tetapi semua cuma palsu.

"Aku makan sendiri saja lah." Jani melangkah keluar kamar. Namun dia dikejutkan oleh seseorang yang berdiri di depan pintu.

"Nungguin aku ya?" goda Sheraz melihat wajah istrinya terkejut.

"Si-siapa juga," elak Sajani, meninggalkan lelaki yang masih berdiri di sana.

Tak dia pedulikan kala Sheraz masuk ke kamarnya, Jani melanjutkan tujuannya menuju meja makan. Namun, dia melihat tiada satupun tersisa di sana.

"Ayo, kita keluar. Kamu belum makan bukan?" ujar Sheraz, menyampaikan jaket di bahu Sajani lalu meraih telapak tangan dan menariknya lembut.

"Ta-tadi, kan banyak. A-aku," ucap Jani terbata, bingung siapa yang menghabiskan semua itu.

"Aku makan tanpa nasi, jadi hanya lauk dan semuanya ku habiskan, nih," jawab Sheraz, menarik kemari Jani menyentuh perutnya yang kekenyangan.

"Se-semua?"

"Iya. Gimana ya, enak sih. Lagian kamu pasti bikin semua itu dengan cinta, ya kan?" goda Sheraz kala mereka telah di depan mobil. Rico hendak membukakan pintu bagi sang Nyonya tetapi di cegah Sheraz.

"Hah?"

"Biar aku. Gak perlu kawalan jarak dekat, aku dan Jani hanya akan keluar sebentar," pinta tuan muda pada Rico, seraya memegangi bagian atas kap agar kepala Jani tak terbentur.

"Baik, Tuan. Selamat malam, Nyonya," balas Rico, seraya membungkuk memberi salam pada Jani.

"Kamu mau kemana?" tanya putra Sein Qadri saat Honda Civic merah keluar kediaman.

"Hm, gak tahu. Mana saja," kata Jani melayangkan pandang ke jalanan yang masih ramai.

Saat menunggu rambu lalu lintas kembali hijau.

"Boleh ke sana?" tunjuk Jani pada alun-alun kota.

"Air mancur? ke sisi utaranya saja ya, pusat kuliner," saran Sheraz, tak lama mobil kembali bergerak dan memutar arah.

Jani keluar lebih dulu tepat saat mobil telah terparkir. Dia menyusuri banyak tenda yang menjajakan makanan.

"Ayo, aku tahu tempat enak dan suasana nyaman," ujar sang pria, menuntun langkah menuju satu tenda besar berwarna hijau.

"Den, seperti biasa?" tanya pemilik warung.

"Hem, aku enggak. Menu untuk istriku, tolong Mang," pintanya kemudian sambil lalu keluar tenda menuju halaman belakang.

"Eh, ini istrinya? oh, siap siap, bentar, Den. Silakan tunggu dulu," balas sang penjaja makanan.

"Nah, ini tempatku, lebih private," bisik Sheraz, menggeser posisinya ke belakang tubuh Jani.

"Air mancur nya lebih jelas terlihat di sini ya, dibanding tempat lain," kata Jani, takjub atas pilihan tempat sang suami.

"Suka?"

"Hmm, suka."

"Semoga kalau ke sini lagi sudah bertiga, ada dia di sini," bisik Sheraz memeluk Jani, menelusupkan telapak tangannya ke balik jaket, mengusap perut rata sang istri.

Blush. Wajah putri tiri Neera merona.

"Den, silakan."

Sheraz masih di posisinya. "Kamu pilih menu, atau jika tak cocok, kita pindah tempat," bisiknya mengecup pipi Jani yang mematung.

Lelaki itu lalu melepaskan dekapan, berlalu masuk ke dalam tenda sementara Jani memilih menu.

Tak lama, sang suami buruk rupa kembali datang dengan membawa seniman jalanan.

"Mas!"

"Mainkan sesuatu yang manis, untuk istriku," pinta Sheraz pada violist yang dia bawa. Jani menundukkan kepala saat alunan instrumen mulai menguar. Lagu ini, dia tahu. "Apakah itu isi hatimu, Sheraz Qadri?" batin Jani.

"Tujh mein rab dikhta hai."

Lelaki itu duduk menggeser posisinya lebih menjorok di bandingkan Jani. Mengusap kepalanya sayang, dari belakang. Meski dia sangat minder berada di keramaian namun demi Sajani agar tak bosan, Sheraz menepis rasa malunya.

"Syukron, Mas," lirih Jani seiring makanan datang ke meja mereka.

"Afwan, Sayang."

Malam berangsur-angsur sepi, keduanya masih setia menyusuri deretan pedagang di sana.

"Boleh beli itu?"

"Ikan?" tanya Sheraz memastikan.

"Bukan, cicak," cebik Jani kesal, sudah tahu wujud hewan yang di tunjuk adalah ikan tapi malah balik bertanya.

Sheraz tertawa renyah. "Semua, Pak. Berapa? tolong kemas yang baik juga sekalian makanannya," pinta Sheraz mengeluarkan dompet lalu membayar semua ikan dalam akuarium mini penjual.

"Kok semua?" heran Jani, dia hanya suka jenis ikan Sumatra yang giras dan lincah.

"Biar istriku ada teman. Maklum saja, dia masih nyaman berteman dengan mahluk hidup yang tak banyak bicara," kekeh Sheraz, menyindir sikap malu Sajani.

Sorot mata putri Surawaijaya berbinar kala apa yang dia mau, diloloskan Sheraz tanpa berdebat. Namun, Jani sungguh tak menduga bahwa lelaki itu meminta imbalan padanya lebih banyak malam ini.

Beberapa saat kemudian.

"Mas, kok di sini?" Jani terkejut kala Sheraz masuk ke kamarnya. Dia sudah menarik selimut.

"Kenapa? ini rumahku, bebas donk mau tidur dimana saja," kata Sheraz acuh, dia lalu bersiap naik ke ranjang.

Sajani mengerjapkan kedua mata bulatnya. "Mak-sudnya, semua yang tadi itu imbalan?"

Sheraz hanya tersenyum, menempelkan diri pada Jani. "Mau tidur atau terjaga bareng?" bisiknya.

"A-ku tidur." Sajani membelakangi Sheraz.

Tawa renyah itu kembali terdengar. "Selamat malam, Nares Sayang."

Sheraz baru menyadari segala obat untuk dirinya, tak lain adalah menempel ketat pada Sajani apabila malam tiba. Mimpi buruk itu perlahan menjauh.

.

.

...________________...

...Awas ya, awas pokoknya. ...

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

terapi malamnyaa Jani aja ya Raz

2023-05-13

1

🍊🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀͣ ғᴀᴊɪʀᴀ🅠🅛

🍊🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀͣ ғᴀᴊɪʀᴀ🅠🅛

wowwww makin uwuuu ajja tuhh pengantin 🤣🤣🤣
wahhh mommy kasih peringatan nihh ada apa yaaaa🤔🤔🤔🤔

2023-02-24

1

AlAzRa

AlAzRa

awas ada tikungan, trus emak2 berdaster sign kiri tapi belok kanan juga 😂😂😂

2023-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. AMANAH
2 BAB 2. GEJOLAK BATIN
3 BAB 3. NYONYA RAZ
4 BAB 4. UPAYA KABUR
5 BAB 5. HUKUMAN
6 BAB 6. PENYESALAN
7 BAB 7. ANTARA IKHLAS DAN TIDAK
8 BAB 8. LIHAT AKU
9 BAB 9. MEMBUJUK
10 BAB 10. JABIR
11 BAB 11. KENANGAN
12 BAB 12. MENYUSUP
13 BAB 13. PAGI YANG BERBEDA
14 BAB 14. MANISNYA SIANG
15 BAB 15. UPAYA SEHAT
16 BAB 16. KEPEDULIAN
17 BAB 17. KENCAN
18 BAB 18. SURPRISE
19 BAB 19. PERMINTAAN NEERA
20 BAB 20. MISTERI
21 BAB 21. OCEHAN
22 BAB 22. OVER PROTEKTIF
23 BAB 23. KECEWA
24 BAB 24. APATIS
25 BAB 25. BENCI
26 BAB 26. PERLAHAN SAJA
27 BAB 27. ASAL MUASAL KLAN QADRI
28 BAB 28. PETUNJUK MASA LALU
29 BAB 29. POSESIF
30 BAB 30. BUJUKAN MANIS SHERAZ
31 BAB 31. DIA YANG MISTERIUS
32 BAB 32. LULUH
33 BAB 33. ANCAMAN SHERAZ
34 BAB 34. KISAH MASA LALU
35 BAB 35. TERUNGKAP
36 BAB 36. RAHASIA LAIN
37 BAB 37. MELAWAN JABIR
38 BAB 38. GAMANG
39 BAB 39. BATTLE
40 BAB 40. DI UJUNG RASA
41 BAB 41. TERANCAM MATI
42 BAB 42. BAR-BAR
43 BAB 43. KEJUJURAN
44 BAB 44. SORRRY
45 BAB 45. MUSUH BESAR
46 BAB 46. NEW LIFE
47 BAB 47. STATUS NALINI
48 BAB 48. MY KING
49 BAB 49. SISA KEMELUT
50 BAB 50. PERMINTAAN TERPENDAM NEERA
51 BAB 51. RAJ BUN'S
52 BAB 52. BABY KING
53 BAB 53. ABSURD
54 BAB 54. DIBALIK HISTERISNYA NEERA
55 BAB 55. FAKTA
56 BAB 56. ALASAN TAK OPLAS
57 BAB 57. TUAN TAKUR
58 BAB 58. TERKUAK
59 BAB 59. TERBEBAS
60 BAB 60. GABUT
61 BAB 61. MICHELLE ZOEY
62 BAB 62. RICO KECEWA
63 BAB 63. THE ONLY ONE, NARES
64 BAB 64. KEBIMBANGAN SHERAZ
65 BAB 65. SETIMPAL
66 BAB 66. FREEZE
67 BAB 67. GOAL
68 BAB 68. KANDIDAT
69 BAB 69. AKRAB
70 BAB 70. BATTLE AKHIR
71 BAB 71. GENTING
72 BAB 72. PEMBALASAN
73 BAB 73. SUMBER DAYA JABIR
74 BAB 74. KETOK PALU
75 BAB 75. KEJUTAN
76 BAB 76. JUMPA
77 BAB 77. PENCARIAN
78 BAB 78. PULANG
79 BAB 79. TERLAKSANA
80 BAB 80. END OF STORY
81 FAREWELL
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1. AMANAH
2
BAB 2. GEJOLAK BATIN
3
BAB 3. NYONYA RAZ
4
BAB 4. UPAYA KABUR
5
BAB 5. HUKUMAN
6
BAB 6. PENYESALAN
7
BAB 7. ANTARA IKHLAS DAN TIDAK
8
BAB 8. LIHAT AKU
9
BAB 9. MEMBUJUK
10
BAB 10. JABIR
11
BAB 11. KENANGAN
12
BAB 12. MENYUSUP
13
BAB 13. PAGI YANG BERBEDA
14
BAB 14. MANISNYA SIANG
15
BAB 15. UPAYA SEHAT
16
BAB 16. KEPEDULIAN
17
BAB 17. KENCAN
18
BAB 18. SURPRISE
19
BAB 19. PERMINTAAN NEERA
20
BAB 20. MISTERI
21
BAB 21. OCEHAN
22
BAB 22. OVER PROTEKTIF
23
BAB 23. KECEWA
24
BAB 24. APATIS
25
BAB 25. BENCI
26
BAB 26. PERLAHAN SAJA
27
BAB 27. ASAL MUASAL KLAN QADRI
28
BAB 28. PETUNJUK MASA LALU
29
BAB 29. POSESIF
30
BAB 30. BUJUKAN MANIS SHERAZ
31
BAB 31. DIA YANG MISTERIUS
32
BAB 32. LULUH
33
BAB 33. ANCAMAN SHERAZ
34
BAB 34. KISAH MASA LALU
35
BAB 35. TERUNGKAP
36
BAB 36. RAHASIA LAIN
37
BAB 37. MELAWAN JABIR
38
BAB 38. GAMANG
39
BAB 39. BATTLE
40
BAB 40. DI UJUNG RASA
41
BAB 41. TERANCAM MATI
42
BAB 42. BAR-BAR
43
BAB 43. KEJUJURAN
44
BAB 44. SORRRY
45
BAB 45. MUSUH BESAR
46
BAB 46. NEW LIFE
47
BAB 47. STATUS NALINI
48
BAB 48. MY KING
49
BAB 49. SISA KEMELUT
50
BAB 50. PERMINTAAN TERPENDAM NEERA
51
BAB 51. RAJ BUN'S
52
BAB 52. BABY KING
53
BAB 53. ABSURD
54
BAB 54. DIBALIK HISTERISNYA NEERA
55
BAB 55. FAKTA
56
BAB 56. ALASAN TAK OPLAS
57
BAB 57. TUAN TAKUR
58
BAB 58. TERKUAK
59
BAB 59. TERBEBAS
60
BAB 60. GABUT
61
BAB 61. MICHELLE ZOEY
62
BAB 62. RICO KECEWA
63
BAB 63. THE ONLY ONE, NARES
64
BAB 64. KEBIMBANGAN SHERAZ
65
BAB 65. SETIMPAL
66
BAB 66. FREEZE
67
BAB 67. GOAL
68
BAB 68. KANDIDAT
69
BAB 69. AKRAB
70
BAB 70. BATTLE AKHIR
71
BAB 71. GENTING
72
BAB 72. PEMBALASAN
73
BAB 73. SUMBER DAYA JABIR
74
BAB 74. KETOK PALU
75
BAB 75. KEJUTAN
76
BAB 76. JUMPA
77
BAB 77. PENCARIAN
78
BAB 78. PULANG
79
BAB 79. TERLAKSANA
80
BAB 80. END OF STORY
81
FAREWELL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!