BAB 16. KEPEDULIAN

Malam kian larut, Sheraz mulai merasa pencernaannya sangat tidak nyaman bahkan hingga lewat tengah malam, dia belum dapat menemukan posisi yang enak untuk memejam.

Mungkin ikatan batin perlahan tercipta di antara mereka berdua. Sajani pun tidak dapat memejamkan mata, dia berguling gelisah ke sana sini di atas pembaringan.

Tungkai tak terbalut kaos kaki itu turun dari ranjang, memakai sandal bulu juga meraih outer. Dia akan keluar kamar mencari sesuatu yang dingin guna meredam gejolak rasa tanpa sebab.

Saat akan menuruni tangga. Lamat terdengar suara rintihan menahan sakit dari kamar Sheraz. Sajani ragu, apakah dirinya masuk atau tidak.

"Jika masuk, nanti kayak waktu itu gak ya?" gumam Jani di depan pintu, teringat malam panas mereka.

Namun suara itu kian memilukan, keluhan kesakitan hingga membuat Sheraz menyebut sang Nyonya besar. Sajani tak tega, dia memberanikan diri memutar handle kamar pemilik mansion itu.

Karena beberapa kali berada dalam kamar ini, Jani mulai terbiasa dengan situasi gelap yang tercipta.

"Bu, sakit sekali. Maaaa, perutku nyeri," lirih tuan muda, bergelung dalam selimut.

Jani membiaskan netranya dengan cahaya gelap, dia lalu berjalan pelan menghampiri sisi ranjang.

Tangannya terulur tanpa ragu menyentuh dahi Sheraz. "Demam. Mas, aku kompres ya," lirih Jani, merasa iba.

Putra Sein Qadri terkejut, suara lembut yang dia inginkan terasa sangat dekat. Sheraz membuka mata, beringsut menjauh tak ingin Jani khawatir.

"Na-res? jangan mendekat, pergi. Aku tak apa," usirnya dengan suara lemah.

"Kamu demam," Sajani naik ke atas dipan, menahan tubuh lemah itu agar tak menjauh.

"Pergi, tidurlah kembali. Aku tak apa," bantah Sheraz lagi.

Jani menghela nafas. Dia meninggalkan Sheraz keluar kamar.

Brak. Suara pintu besar di tutup kasar oleh sang Nyonya.

Nareswari Sajani tergesa menuruni anak tangga menuju dapur. Mencari air-bag compres untuk di isi air hangat yang akan dia gunakan guna meredam demam atau nyeri pada tubuh suaminya.

"Cari apa Nyonya?" tanya maid yang masih terjaga.

"Kantong air panas, punya gak ya?" jawab Jani seraya memeragakan gerakan tangan membentuk kotak.

"Ada, untuk siapa?" imbuh maid, seraya mengeluarkan dua kantong dari rak penyimpanan.

"Suamiku," balas Jani cepat. Tak menyadari ucapannya telah membuat sebaris senyum di bibir maid.

"Saya siapkan dahulu. Mohon tunggu sebentar ya, Nyonya," pinta sang maid.

Beberapa menit kemudian. Nyonya muda sudah menaiki tangga kembali. Bahkan kali ini, dia meminta disiapkan handuk basah dan air hangat untuk menyeka tubuh suaminya yang berkeringat.

"Siapa?" lirih Sheraz kala mendengar pintu kamarnya kembali dibuka.

"Aku."

"Mbak, tolong simpan di sana ya. Terima kasih," balas Sajani pada dua orang maid yang ikut dengannya.

"Nares, ku bilang tidurlah. Jangan membantah!" kesal Sheraz, kali ini dia memaksakan diri bangkit.

Tanpa banyak cakap, Sajani naik ke pembaringan. Mendekati Sheraz. "Sini Mas, aku seka keringatnya. Lalu pakai ini, mungkin bisa meredakan nyeri," pintanya lembut, menunjukkan kantong

Sheraz sejenak terpana akan kalimat Sajani, dia tertegun. "Maksudnya?"

"Sini, sama aku. Aku bukan mengasihani, hanya menunaikan kewajiban sebab suamiku sakit," cicitnya malu seraya menunduk, meski sejatinya wajah Jani yang merona tak begitu kentara akibat gelap.

Sheraz tersenyum atas kata manis yang di sematkan Sajani, meski sambil menahan nyeri ulu hati. Dia pun mendekat.

"Demam tinggi, mana yang sakit?"

"Semua sendiku sakit. Rasanya mau lepas," keluh Sheraz.

Sajani menopang kepala sang tuan muda dengan bantal agak tinggi, lalu meletakkan handuk hangat di dahinya. Jemari lentik itu mengusap perut rata Sheraz, tahu bahwa di sanalah sumber sakit sebab kedua tangan pria itu tak lepas menekan tempat yang sama.

"Maaf ya, Mas. Aku izin taro kantong air hangat di sini," lirih Jani malu-malu saat akan membuka baju tidur Sheraz.

Tak ada sahutan dari pemilik raga sehingga Jani melanjutkan apa yang dia bisa lakukan sebagai pertolongan pertama.

Pijatan lembut di lengan, kaki hingga kepala ternyata membuat tubuh Sheraz rileks. Tak ada rintihan keluar dari mulut sang tuan muda. Bahkan helaan nafasnya melembut dan teratur.

"Alhamdulillah," lirih Jani saat melihat perubahan signifikan.

Wanita ayu terjaga hingga pagi menjelang. Dia bahkan melakukan rutinitas sebelum subuhnya di kamar Sheraz. Hingga Tini datang bertepatan dengan Azan subuh menggantikan sementara Sajani sebab dia ingin mandi.

"Bu, tolong temani Mas dulu ya. Aku mau mandi, tadi belum sempat," pinta Sajani sambil lalu meninggalkan kamar.

Tini tersenyum atas kedekatan mereka yang kian intens. Dia lalu melihat banyak perlengkapan bekas mengompres tergeletak di atas meja samping ranjang.

"Den, Non Jani di sini semalaman?" tanya Tini mengguncang tubuh Sheraz.

"Den!"

"Hmm, apa Bu?"

"Non Jani, di sini semalaman?" ulang Tini dengan kalimat yang sama.

"Iya, menemaniku. Sudah subuh ya?" lirih Sheraz melepas kantung air hangat yang masih menempel di atas dadanya.

"Barusan azan. Mau salat? Ibu bantu," ujar sang pengasuh.

Setelah subuh, kamar Sheraz kembali sunyi. Sajani membawa mushaf ke dalam kamar suaminya. Melihat tuan muda masih terbaring, Jani kembali naik ke sisi ranjang yang kosong.

"Bismillahirrahmanirrahim...." suara lembutnya mengalun, membacakan surat al waqi'ah juga yaasin, dua surat yang menjadi pembuka rutinitas pagi.

"Bismillahirrahmanirrahim," Sajani mengulangi hingga tiga kali. Lalu beringsut menyentuh punggung suaminya yang membelakangi, menarik usapan hingga ke pinggang.

"A'udzu billahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir," lirihnya lembut, mengusap hingga tujuh kali, dari ujung pangkal leher hingga pinggang.

"Allahumma Rabban nas, adzhibil ba’sa isyfi anta asy-syafi la syifa’a illa syifauka syifaan la yughadiru saqman, lekas sehat ya, Mas," lirih Sajani bersiap turun dari ranjang kembali ke kamar.

Sejak dirinya masuk, sesungguhnya Sheraz tak tertidur. Dia ingin merasakan kasih sayang tulus Sajani kala dia tidak dalam kondisi sadar. Firasatnya benar, wanita ayu itu bisa bersikap lembut padanya tanpa di minta.

"Neras. Makasih, Sayang," gumam Sheraz. Kali ini dia mencoba tertidur kembali.

Menjelang Asar.

Sajani tertidur pulas setelah menyiapkan segala kebutuhan Sheraz. Namun, betapa terkejutnya dia kala hendak bangkit, lelaki itu sudah berada di kamarnya dengan posisi memeluk dari belakang.

"Mas?"

"Gak bisa tidur, gak ada bau kamu di sana," lirih Sheraz masih memejam.

"Bentar lagi ashar, aku mandi dulu," sahut Sajani berusaha melepaskan dekapan.

"Nanti saja."

"Mas!"

"Boleh?"

Sajani bergeming. Sesuatu yang akan dia duga, akan kembali terjadi. Rasa enggan hadir akan tetapi lagi-lagi putri Surawijaya tak dapat mengelak pada kenyataan bahwa lelaki ini adalah suaminya. Istri Sheraz Qadri perlahan menerima garis nasib yang sedang dia jalani.

"Ikhlas Jani, Ikhlas."

.

.

...___________________...

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

pelan-pelan ya Raz, hati Jani pasti menuju mu

2023-05-13

1

Neneng Hernawati

Neneng Hernawati

syukaaa bgt sama sosok Sajani yg begitu menerima nasibnya....apa ya kalau bahasa jawanya legowo gitu kali ya

2023-03-24

1

AlAzRa

AlAzRa

ikhlas itu sabar tingkat dewa Nares

2023-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. AMANAH
2 BAB 2. GEJOLAK BATIN
3 BAB 3. NYONYA RAZ
4 BAB 4. UPAYA KABUR
5 BAB 5. HUKUMAN
6 BAB 6. PENYESALAN
7 BAB 7. ANTARA IKHLAS DAN TIDAK
8 BAB 8. LIHAT AKU
9 BAB 9. MEMBUJUK
10 BAB 10. JABIR
11 BAB 11. KENANGAN
12 BAB 12. MENYUSUP
13 BAB 13. PAGI YANG BERBEDA
14 BAB 14. MANISNYA SIANG
15 BAB 15. UPAYA SEHAT
16 BAB 16. KEPEDULIAN
17 BAB 17. KENCAN
18 BAB 18. SURPRISE
19 BAB 19. PERMINTAAN NEERA
20 BAB 20. MISTERI
21 BAB 21. OCEHAN
22 BAB 22. OVER PROTEKTIF
23 BAB 23. KECEWA
24 BAB 24. APATIS
25 BAB 25. BENCI
26 BAB 26. PERLAHAN SAJA
27 BAB 27. ASAL MUASAL KLAN QADRI
28 BAB 28. PETUNJUK MASA LALU
29 BAB 29. POSESIF
30 BAB 30. BUJUKAN MANIS SHERAZ
31 BAB 31. DIA YANG MISTERIUS
32 BAB 32. LULUH
33 BAB 33. ANCAMAN SHERAZ
34 BAB 34. KISAH MASA LALU
35 BAB 35. TERUNGKAP
36 BAB 36. RAHASIA LAIN
37 BAB 37. MELAWAN JABIR
38 BAB 38. GAMANG
39 BAB 39. BATTLE
40 BAB 40. DI UJUNG RASA
41 BAB 41. TERANCAM MATI
42 BAB 42. BAR-BAR
43 BAB 43. KEJUJURAN
44 BAB 44. SORRRY
45 BAB 45. MUSUH BESAR
46 BAB 46. NEW LIFE
47 BAB 47. STATUS NALINI
48 BAB 48. MY KING
49 BAB 49. SISA KEMELUT
50 BAB 50. PERMINTAAN TERPENDAM NEERA
51 BAB 51. RAJ BUN'S
52 BAB 52. BABY KING
53 BAB 53. ABSURD
54 BAB 54. DIBALIK HISTERISNYA NEERA
55 BAB 55. FAKTA
56 BAB 56. ALASAN TAK OPLAS
57 BAB 57. TUAN TAKUR
58 BAB 58. TERKUAK
59 BAB 59. TERBEBAS
60 BAB 60. GABUT
61 BAB 61. MICHELLE ZOEY
62 BAB 62. RICO KECEWA
63 BAB 63. THE ONLY ONE, NARES
64 BAB 64. KEBIMBANGAN SHERAZ
65 BAB 65. SETIMPAL
66 BAB 66. FREEZE
67 BAB 67. GOAL
68 BAB 68. KANDIDAT
69 BAB 69. AKRAB
70 BAB 70. BATTLE AKHIR
71 BAB 71. GENTING
72 BAB 72. PEMBALASAN
73 BAB 73. SUMBER DAYA JABIR
74 BAB 74. KETOK PALU
75 BAB 75. KEJUTAN
76 BAB 76. JUMPA
77 BAB 77. PENCARIAN
78 BAB 78. PULANG
79 BAB 79. TERLAKSANA
80 BAB 80. END OF STORY
81 FAREWELL
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1. AMANAH
2
BAB 2. GEJOLAK BATIN
3
BAB 3. NYONYA RAZ
4
BAB 4. UPAYA KABUR
5
BAB 5. HUKUMAN
6
BAB 6. PENYESALAN
7
BAB 7. ANTARA IKHLAS DAN TIDAK
8
BAB 8. LIHAT AKU
9
BAB 9. MEMBUJUK
10
BAB 10. JABIR
11
BAB 11. KENANGAN
12
BAB 12. MENYUSUP
13
BAB 13. PAGI YANG BERBEDA
14
BAB 14. MANISNYA SIANG
15
BAB 15. UPAYA SEHAT
16
BAB 16. KEPEDULIAN
17
BAB 17. KENCAN
18
BAB 18. SURPRISE
19
BAB 19. PERMINTAAN NEERA
20
BAB 20. MISTERI
21
BAB 21. OCEHAN
22
BAB 22. OVER PROTEKTIF
23
BAB 23. KECEWA
24
BAB 24. APATIS
25
BAB 25. BENCI
26
BAB 26. PERLAHAN SAJA
27
BAB 27. ASAL MUASAL KLAN QADRI
28
BAB 28. PETUNJUK MASA LALU
29
BAB 29. POSESIF
30
BAB 30. BUJUKAN MANIS SHERAZ
31
BAB 31. DIA YANG MISTERIUS
32
BAB 32. LULUH
33
BAB 33. ANCAMAN SHERAZ
34
BAB 34. KISAH MASA LALU
35
BAB 35. TERUNGKAP
36
BAB 36. RAHASIA LAIN
37
BAB 37. MELAWAN JABIR
38
BAB 38. GAMANG
39
BAB 39. BATTLE
40
BAB 40. DI UJUNG RASA
41
BAB 41. TERANCAM MATI
42
BAB 42. BAR-BAR
43
BAB 43. KEJUJURAN
44
BAB 44. SORRRY
45
BAB 45. MUSUH BESAR
46
BAB 46. NEW LIFE
47
BAB 47. STATUS NALINI
48
BAB 48. MY KING
49
BAB 49. SISA KEMELUT
50
BAB 50. PERMINTAAN TERPENDAM NEERA
51
BAB 51. RAJ BUN'S
52
BAB 52. BABY KING
53
BAB 53. ABSURD
54
BAB 54. DIBALIK HISTERISNYA NEERA
55
BAB 55. FAKTA
56
BAB 56. ALASAN TAK OPLAS
57
BAB 57. TUAN TAKUR
58
BAB 58. TERKUAK
59
BAB 59. TERBEBAS
60
BAB 60. GABUT
61
BAB 61. MICHELLE ZOEY
62
BAB 62. RICO KECEWA
63
BAB 63. THE ONLY ONE, NARES
64
BAB 64. KEBIMBANGAN SHERAZ
65
BAB 65. SETIMPAL
66
BAB 66. FREEZE
67
BAB 67. GOAL
68
BAB 68. KANDIDAT
69
BAB 69. AKRAB
70
BAB 70. BATTLE AKHIR
71
BAB 71. GENTING
72
BAB 72. PEMBALASAN
73
BAB 73. SUMBER DAYA JABIR
74
BAB 74. KETOK PALU
75
BAB 75. KEJUTAN
76
BAB 76. JUMPA
77
BAB 77. PENCARIAN
78
BAB 78. PULANG
79
BAB 79. TERLAKSANA
80
BAB 80. END OF STORY
81
FAREWELL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!