BAB 9. MEMBUJUK

Menjelang siang.

Nyonya muda Sheraz terbangun sebab Tini mengusik tidurnya. Dia sontak terkejut dengan badan yang masih sangat kesakitan.

"Nona. Nona, bangun. Sudah zuhur dan Anda harus makan siang," ucap sang asisten Sheraz.

"Bu."

"Maaf membangunkan Nona. Dokter juga sudah menunggu Anda. Ayo makan dulu," ajak Tini lagi

"Hah, Dokter? buat siapa? aku gak sakit," ujar Jani terheran melihat seorang dokter wanita tersenyum tak jauh dari posisinya duduk masih diatas sajadah.

"Anu, kata Den Sheraz, hhmm itu, anu. Kesakitan," ucap Tini malu-malu seraya menunjuk pada tubuh Sajani.

Blush. Seketika wajah gadis ayu merah merona.

Kilasan ingatan semalam menyeruak memenuhi otaknya. Kepala mungil berbalut mukena itu menggeleng pelan bermaksud menghalau cuplikan adegan yang menurutnya tak senonoh.

"Kan sama suaminya," kekeh Tini melihat Jani seperti enggan mengingat.

"Kan dipaksa, gak sukarela," cebiknya lucu seraya bangkit.

"Ish."

"Non. Kan, sakit," ujar sang asisten lagi, Tini semakin tertawa kecil melihat sikap majikan mudanya.

Karena malu, Jani menolak halus pertolongan sang wanita paruh baya saat dirinya akan bangkit. Semua tulang rusuk bagai retak, rasanya membutuhkan banyak tenaga hanya untuk menggerakkan lutut sebagai tumpuan kala berdiri.

Dengan usaha susah payah, dia berhasil menegakkan tubuh, berjalan pelan menuju sofa sembari melepaskan mukena. Percuma dia memakai hijab di dalam kamar, toh Sheraz sudah melihatnya, pikir Jani.

Tini dengan sabar meladeni sang majikan muda nya hati-hati. Memberikan banyak nutrisi, buah, jus juga sayuran hijau pada menu makan siang kali ini. Sementara tenaga medis nan ayu itu masih setia berdiri.

"Dokter, sini. Makan sama aku," ajak Jani melihat sekilas pada Tini untuk meminta izin.

"Silakan duduk, Dokter," balas Tini kemudian.

Di sela makan, sang Dokter wanita memperhatikan gestur calon pasiennya. Melihat lebam di ceruk leher sang gadis yang tanpa mengenakan hijab.

"Adaa bagian yang sakit tidak?" tanya sang Dokter perlahan.

"Gak ada, cuma ini aja bekas sedikit," ujar Jani takut, seraya melirik Tini.

Dokter itu meminta izin menyentuh leher sang gadis. Bekas kepalan tangan, seperti cekikan di sana. Lalu dia menunjuk lebam pada ceruk leher sang majikan, menanyakan sesuatu yang membuat dirinya tersipu.

"Jejak itu, Dokter," sambung Tini, menjawab pertanyaan beliau sebab Sajani hanya diam menunduk.

Kegiatan makan siang berakhir. Dokter meminta Jani berbaring di atas ranjang. Sederet rangkaian pemeriksaan dilakukan dan dibantu seorang suster.

Sajani pasrah, entah apa yang di suntikkan pada tubuhnya itu. Dia melawan pun percuma, akan ada kesakitan luar biasa bagi yang menentang keinginan sang tuan muda.

"Ini serum agar tubuh Anda lekas pulih," jelas Dokter seakan mengerti kekhawatiran sang pasien.

"Serum atau obat penyubur kandungan, Dokter? aku bukan anak kecil yang bisa dibohongi," sinis Jani lagi.

Tini yang melihat kecanggungan sang Dokter akhirnya menjelaskan rinci bahwa itu memang suntikan suplemen agar Jani lekas pulih.

Untuk menghibur sang Nona muda, Tini menyodorkan sebuah surat singkat yang berisi kalimat sakti Sheraz.

"Kau boleh melakukan apapun selama aku pergi, asal tetap di rumah. Mintalah semua kebutuhanmu pada Ibu, jangan membantahnya. Perintah Ibu, bagai titah ku. Kau mengerti?"

Sheraz membubuhkan tulisan tangannya yang di rapi diatas kertas. Barisan kalimat itu tepat seperti dugaan mereka berdua, sorot mata Sajani berbinar. "Bu, aku mau bikin roti," ujarnya riang.

"Ayo."

Sajani bergegas turun dari ranjang, mengabaikan dokter wanita yang masih membereskan segala peralatan medis nan terberai di sisi tempat tidur.

Gadis energik itu lupa akan rasa sakit, meski wajah masih meringis sesekali. Dia segera meraih pashmina panjang juga memakai kaus kaki untuk menutup tungkai mulusnya.

"Bu, sudah. Ayo," ucap Jani. Kedua tangannya merentang menunggu Tini menyambut uluran.

"Non, hati-hati nanti di dapur ya, gak boleh grasak grusuk. Kalau Non nurut, Den Sheraz bakalan ngasih keleluasaan lebih banyak," jujur sang pengasuh, membawa serta nona mudanya menuruni tangga.

Sajani mengangguk antusias, ngilu yang kadang masih terasa di pangkal paha dia abaikan kala kedua kaki terhentak mengikuti alur turun tumpukan anak tangga.

"Masih gak enak badan?" tanya Tini mendengar samar desisan menahan sakit dari mulut mungil majikannya.

"Enggak," ucap Jani, menggamit lengan sang pengasuh.

Kedua wanita lalu menuju dapur. Terlihat beberapa maid di sana langsung menyingkir saat melihat majikan muda nan ayu tiba. Tini lalu menanyakan pada Sajani, bahan apa saja yang dia butuhkan.

"Nona, tulis saja di sini, nanti mereka akan bantu siapkan," ujarnya lagi menyodorkan catatan kecil di atas meja dapur.

Nareswari Sajani amat menyukai croissant dengan lelehan butter didalamnya. Dia pun cekatan menuliskan banyak bahan dan setelah rampung dia serahkan pada maid yang menerima hasil tulisan tangan sang Nona.

"Semua ada di sini, saya siapkan sebentar ya Nona. Anda menunggu saja seraya duduk dahulu," ujar maid lagi.

Sajani enggan, dia malah mengikuti pergerakan dua orang maid dalam menyiapkan bahan. Sajani akan menghafal dimana letak dan tempat perlengkapan dapur di simpan serta menilik persediaan apa saja yang dimiliki rumah megah ini.

"Wow, semua komplit bagai di toko," soraknya riang, Jani nampak bahagia.

Tini membiarkan sang majikan muda, hanya tersenyum simpul melihat gadis itu kembali tersenyum setelah beberapa kejadian yang membuatnya sedikit tertekan, termasuk peristiwa semalam.

"Den, dia happy banget. Kayaknya memang ini cara buat bujuk Non Jani agar mau dekat sama kamu," lirih Tini, menyesap kopi pahit yang baru saja dia seduh dengan asap masih mengepul.

Setelah semua siap. Gadis itu lantas tak banyak membuang waktu. Dia melarang semua maid ikut terlibat. "Hanya aku ya, aku bisa kerjakan ini," pintanya beberapa kali.

Semua tatapan tertuju pada sang gadis, betapa Sajani cekatan tanpa banyak menimbulkan kekacauan di dapur. Pekerjaannya cepat, gesit juga rapi. Terlihat sangat menguasai hal yang tengah dia perbuat.

Satu jam kemudian.

"Matang. Maaf lama, sebab pastry dough itu membutuhkan waktu lama untuk mengistirahatkan adonan juga agar lipatan pastry-margarin, layernya terbentuk sempurna. Ini berasa butter banget, mau coba?" jelas Sajani seraya menjulurkan tray berisi croissant yang masih panas.

"Baunya sangat menggugah selera," ujar Tini mengamati hasil pekerjaan sang Nona.

"Kayaknya gak bakalan beli Roti lagi nih nanti," imbuh maid kala mencoba kudapan yang masih hangat.

Sajani puas, memandang hasil kerjanya hari ini. "Aku happy, rindu mereka," ujarnya memeluk semua peralatan di atas meja dapur bekas pakai.

"Habiskan ya. Ini masih banyak, dibagikan boleh tidak?" tanya Jani kemudian.

"Nona gak makan?"

"Aku sudah kenyang, dari mengolah hingga jadi cantik begini, melihat mereka berjajar rapi sesuai keinginanku saja, hatiku sangat bahagia. Makan tapi gak banyak," imbuh sang Nona.

Tiba-tiba, ponsel Tini berbunyi. Sejenak wanita itu terdiam.

Dia lalu meminta maid meletakkan kembali tray croissant yang akan di bawa pergi untuk para pekerja. "Kata Tuan. Gak boleh dibagikan, simpan untuknya," titah Tini seraya menutup ponselnya.

Maid pun mengikuti perintah sang kepala asisten di rumah ini.

"What! mubazir, bilangin Bu." Sajani protes keras atas permintaan Sheraz.

"Gak berani, Nona. Maaf," jawab Tini, sementara Sajani mendengus kesal. Dia menarik tray dari atas meja, membawanya keluar dapur untuk dibagikan pada para pekerja.

"Nona, Nona. Jangan, nanti Den Sheraz marah lagi," seru Tini, namun tetap diabaikan Jani.

.

.

...___________________...

Terpopuler

Comments

@Ani Nur Meilan

@Ani Nur Meilan

Nanti bikin lg klau Tuan Sheraz datang

2023-02-14

0

AlAzRa

AlAzRa

Miss u Nares....❤️❤️❤️

2023-02-14

0

🍊🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀͣ ғᴀᴊɪʀᴀ🅠🅛

🍊🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀͣ ғᴀᴊɪʀᴀ🅠🅛

udah d kasih tambahan masih nawar aja🤦‍♀️ 😉😉

2023-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. AMANAH
2 BAB 2. GEJOLAK BATIN
3 BAB 3. NYONYA RAZ
4 BAB 4. UPAYA KABUR
5 BAB 5. HUKUMAN
6 BAB 6. PENYESALAN
7 BAB 7. ANTARA IKHLAS DAN TIDAK
8 BAB 8. LIHAT AKU
9 BAB 9. MEMBUJUK
10 BAB 10. JABIR
11 BAB 11. KENANGAN
12 BAB 12. MENYUSUP
13 BAB 13. PAGI YANG BERBEDA
14 BAB 14. MANISNYA SIANG
15 BAB 15. UPAYA SEHAT
16 BAB 16. KEPEDULIAN
17 BAB 17. KENCAN
18 BAB 18. SURPRISE
19 BAB 19. PERMINTAAN NEERA
20 BAB 20. MISTERI
21 BAB 21. OCEHAN
22 BAB 22. OVER PROTEKTIF
23 BAB 23. KECEWA
24 BAB 24. APATIS
25 BAB 25. BENCI
26 BAB 26. PERLAHAN SAJA
27 BAB 27. ASAL MUASAL KLAN QADRI
28 BAB 28. PETUNJUK MASA LALU
29 BAB 29. POSESIF
30 BAB 30. BUJUKAN MANIS SHERAZ
31 BAB 31. DIA YANG MISTERIUS
32 BAB 32. LULUH
33 BAB 33. ANCAMAN SHERAZ
34 BAB 34. KISAH MASA LALU
35 BAB 35. TERUNGKAP
36 BAB 36. RAHASIA LAIN
37 BAB 37. MELAWAN JABIR
38 BAB 38. GAMANG
39 BAB 39. BATTLE
40 BAB 40. DI UJUNG RASA
41 BAB 41. TERANCAM MATI
42 BAB 42. BAR-BAR
43 BAB 43. KEJUJURAN
44 BAB 44. SORRRY
45 BAB 45. MUSUH BESAR
46 BAB 46. NEW LIFE
47 BAB 47. STATUS NALINI
48 BAB 48. MY KING
49 BAB 49. SISA KEMELUT
50 BAB 50. PERMINTAAN TERPENDAM NEERA
51 BAB 51. RAJ BUN'S
52 BAB 52. BABY KING
53 BAB 53. ABSURD
54 BAB 54. DIBALIK HISTERISNYA NEERA
55 BAB 55. FAKTA
56 BAB 56. ALASAN TAK OPLAS
57 BAB 57. TUAN TAKUR
58 BAB 58. TERKUAK
59 BAB 59. TERBEBAS
60 BAB 60. GABUT
61 BAB 61. MICHELLE ZOEY
62 BAB 62. RICO KECEWA
63 BAB 63. THE ONLY ONE, NARES
64 BAB 64. KEBIMBANGAN SHERAZ
65 BAB 65. SETIMPAL
66 BAB 66. FREEZE
67 BAB 67. GOAL
68 BAB 68. KANDIDAT
69 BAB 69. AKRAB
70 BAB 70. BATTLE AKHIR
71 BAB 71. GENTING
72 BAB 72. PEMBALASAN
73 BAB 73. SUMBER DAYA JABIR
74 BAB 74. KETOK PALU
75 BAB 75. KEJUTAN
76 BAB 76. JUMPA
77 BAB 77. PENCARIAN
78 BAB 78. PULANG
79 BAB 79. TERLAKSANA
80 BAB 80. END OF STORY
81 FAREWELL
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1. AMANAH
2
BAB 2. GEJOLAK BATIN
3
BAB 3. NYONYA RAZ
4
BAB 4. UPAYA KABUR
5
BAB 5. HUKUMAN
6
BAB 6. PENYESALAN
7
BAB 7. ANTARA IKHLAS DAN TIDAK
8
BAB 8. LIHAT AKU
9
BAB 9. MEMBUJUK
10
BAB 10. JABIR
11
BAB 11. KENANGAN
12
BAB 12. MENYUSUP
13
BAB 13. PAGI YANG BERBEDA
14
BAB 14. MANISNYA SIANG
15
BAB 15. UPAYA SEHAT
16
BAB 16. KEPEDULIAN
17
BAB 17. KENCAN
18
BAB 18. SURPRISE
19
BAB 19. PERMINTAAN NEERA
20
BAB 20. MISTERI
21
BAB 21. OCEHAN
22
BAB 22. OVER PROTEKTIF
23
BAB 23. KECEWA
24
BAB 24. APATIS
25
BAB 25. BENCI
26
BAB 26. PERLAHAN SAJA
27
BAB 27. ASAL MUASAL KLAN QADRI
28
BAB 28. PETUNJUK MASA LALU
29
BAB 29. POSESIF
30
BAB 30. BUJUKAN MANIS SHERAZ
31
BAB 31. DIA YANG MISTERIUS
32
BAB 32. LULUH
33
BAB 33. ANCAMAN SHERAZ
34
BAB 34. KISAH MASA LALU
35
BAB 35. TERUNGKAP
36
BAB 36. RAHASIA LAIN
37
BAB 37. MELAWAN JABIR
38
BAB 38. GAMANG
39
BAB 39. BATTLE
40
BAB 40. DI UJUNG RASA
41
BAB 41. TERANCAM MATI
42
BAB 42. BAR-BAR
43
BAB 43. KEJUJURAN
44
BAB 44. SORRRY
45
BAB 45. MUSUH BESAR
46
BAB 46. NEW LIFE
47
BAB 47. STATUS NALINI
48
BAB 48. MY KING
49
BAB 49. SISA KEMELUT
50
BAB 50. PERMINTAAN TERPENDAM NEERA
51
BAB 51. RAJ BUN'S
52
BAB 52. BABY KING
53
BAB 53. ABSURD
54
BAB 54. DIBALIK HISTERISNYA NEERA
55
BAB 55. FAKTA
56
BAB 56. ALASAN TAK OPLAS
57
BAB 57. TUAN TAKUR
58
BAB 58. TERKUAK
59
BAB 59. TERBEBAS
60
BAB 60. GABUT
61
BAB 61. MICHELLE ZOEY
62
BAB 62. RICO KECEWA
63
BAB 63. THE ONLY ONE, NARES
64
BAB 64. KEBIMBANGAN SHERAZ
65
BAB 65. SETIMPAL
66
BAB 66. FREEZE
67
BAB 67. GOAL
68
BAB 68. KANDIDAT
69
BAB 69. AKRAB
70
BAB 70. BATTLE AKHIR
71
BAB 71. GENTING
72
BAB 72. PEMBALASAN
73
BAB 73. SUMBER DAYA JABIR
74
BAB 74. KETOK PALU
75
BAB 75. KEJUTAN
76
BAB 76. JUMPA
77
BAB 77. PENCARIAN
78
BAB 78. PULANG
79
BAB 79. TERLAKSANA
80
BAB 80. END OF STORY
81
FAREWELL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!