BAB 13. PAGI YANG BERBEDA

Sheraz kian memeluk istrinya, merapikan selimut agar menutup sempurna tubuh Sajani. Malam itu, tiada mimpi buruk yang datang dalam benak sang CEO buruk rupa. Dia sangat nyaman dan lelap.

Menjelang subuh.

Sajani terbiasa bangun sebelum subuh, berusaha mendapatkan waktu mustajab untuk dua rokaat fajar atau qobliyah. Pagi itu kelopak matanya sangat berat terbuka sebab rasa nyaman yang tengah ia rasa.

"Bentar lagi subuh, ayo bangun Nares, jangan malas. Jika kamu tahu pahala salat itu lebih baik dari dunia dan seisinya niscaya kau akan mendatangi mimbar meski merangkak," gumam Jani, menyemangati diri sendiri.

Kalimat lirihnya di dengar oleh Sheraz yang sama telah terjaga. "Apa maksudnya?" jawab lelaki ini, masih memeluk Sajani.

"Kata Ibu dalam bulughul maram, bab tatthawwu mengartikan bahwa melaksanakan qobliyah subuh lebih baik daripada harta, keluarga, anak, bahkan perhiasan langka di dunia. Seandainya manusia memiliki semua itu tetap saja masih kalah bila dibandingkan keutamaan shalat sunnah Fajar. Bahagia di akhirat nan kekal lebih utama daripada dunia fana," gumam Sajani, masih belum sepenuhnya sadar dengan siapa dia bicara.

"Aku benar kan, Bu? kata Ibu, Nares harus memegang teguh waktu subuh sebab ketika melakukan ibadah subuh, maka dijaga oleh malaikat," kata Sajani, kian menduselkan kepalanya dibawah dagu Sheraz.

"Dijaga gimana?"

"Ibu lupa ya? laksanakanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan kerjakan pula salat Subuh. Sungguh, salat itu disaksikan oleh malaikat. Tuh Bu, tertuang dalam al-quran surat al isra," lirih Sajani lagi.

Sheraz hanya mengulum senyum. Bisa-bisanya tidur tapi menyahuti segala pertanyaan yang dia ajukan. Saat melihat kelopak mata Jani masih memejam, dia berusaha mengusik tidur gadis itu.

"Sudah jam empat, katanya mau salat sebelum subuh," bisik Sheraz mengecup pucuk kepalanya.

"Hmmm, bentar lagi. Lima menit lagi, Bu."

"Kata guruku dulu seandainya gak salah ingat, beliau menjelaskan begini, waktu Subuh itu malaikat penjaga malam bertemu dengan malaikat penjaga siang untuk pergantian tugas, keduanya melaporkan kepada Allah bahwa hamba tersebut sedang melakukan salat ketika mereka ditinggalkan," sambung Sheraz kemudian.

"Hm, itu, benar," ucap Jani lagi, masih memejam.

Helaan nafas Sheraz, ternyata membuat Sajani tersadar. Kelopak monolid-eye itu membuka perlahan, mengerjap berat hingga beberapa kali netra cantik itu terbuka.

"Selamat pagi, Nares. Itu panggilan Ibu untukmu ya? bukan Sajani?" bisik Sheraz masih membelai rambutnya.

Degh. Sajani membeku. Dia rikuh, sadar tengah memeluk siapa.

"Gih bangun, nanti waktumu habis," sambung sang suami, menarik lengan yang dijadikan tumpuan bagi kepala Sajani. Sheraz memunggunginya.

Nareswari Sajani justru menarik selimut hingga menutupi wajah. Dia malu, mulut berkata enggan namun perilaku fisik sebaliknya.

"Anggap saja gak terjadi apa-apa."

Sajani mengintip, Sheraz diam di sana. Dia lalu memberanikan diri turun dari ranjang menuju bathroom untuk bersiap.

Saat azan menggema.

Nareswari melihat Sheraz masih tertidur pulas, tapi keinginan membangunkan pria itu untuk salat lebih besar dari ketakutannya.

"Mas, Mas!" Sajani memanggil dari ujung ranjang, masih mengenakan mukena.

"Mas!"

"Ehm, aku masih ngantuk."

"Gak salat?" lirih Jani bertanya.

"Enggak."

"Hah?... hmm, apa jangan-jangan aku nikah dengan pria tak seiman ya?" gumam Jani, ucapan halusnya terdengar Sheraz.

"Suamimu ini sepertimu."

"Kok gak salat?" Jani duduk di tepi, seraya menunggu iqamah.

"Lupa caranya."

"Kok bisa?" kekeh Jani.

"Ish, tak bisakah kamu dengar tadi aku bilang masih ngantuk? pekerjaanku sangat menguras tenaga, kau tahu?" sentak Sheraz marah, hingga membuat Sajani terhenyak.

"A-aku cu--"

"Diam!" Sheraz menyibak selimut, lalu pergi keluar kamar seraya membanting pintu.

Sajani heran. Barusan dia memeluk siapa? pria yang mana? dan tadi, itu siapa? gadis ayu tak habis pikir akan perubahan signifikan sikap sang suami. Kebingungannya sukses membuat wajah ayu itu melongo.

Setelah salam, pintu kamar kembali terbuka. Sajani hendak memulai dzikir pagi.

"Nares, ajari aku salat. Lupa gerakan juga bacaannya," ucap Sheraz, duduk di hadapan Sajani.

"Aku contohkan dulu atau mau langsung ikut praktek? nanti Mas lanjutkan sendiri. Dimulai dengan takbir atau dari niat?" tanya Jani, tak berani menatap wajah sang suami.

"Nares bacakan dulu, Mas dengarkan," lirih Sheraz memandang lekat wajah dalam balutan mukena yang menunduk.

"Hm, bismillah." Sajani memulai membacakan pelan semua tata cara salat mulai dari niat, takbiratul ihram hingga salam.

"Masih ada waktu ngejar subuh. Silakan, Mas kalau mau salat di sini," ujar Sajani menarik diri dari atas mimbar sajadahnya.

"Bismillah. Temani aku dan nanti dengarkan barangkali ada bacaan yang salah."

Tuan muda memilih melakukan salat di kamar Sajani demi agar istrinya dapat melihat kesalahan dalam gerakan ibadah yang tengah dilakukan.

Setelah salam, Sheraz menoleh ke arah istrinya yang masih setia duduk dibelakang seraya membaca lirih mushaf dalam genggaman tangannya.

"Nares," panggil Sheraz.

"Ya?"

"Aku breakfast di sini, boleh?" tanyanya tak menatap muka.

"Hm, boleh saja," jawab Jani, lalu melanjutkan kembali bacaannya.

"Tadi apakah ada yang salah? boleh pinjam tasbihnya," pinta Sheraz kemudian.

"Ini. Tidak, semua sesuai tetapi masih kurang tuma'ninah saja. Jangan tergesa, sebab gerakan salat pun bagai terapi stretching bagi semua organ vital tubuh."

Sajani menyodorkan benda yang di minta Sheraz tanpa menyentuh telapak tangan sang suami. Dia masih ingin murajaah bacaannya. Kecanggungan hadir kala Tini mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar Sajani dengan membawa hidangan untuk sarapan pagi.

"Silakan Den, Non, sarapannya," ucap Tini saat dia telah selesai menata hidangan di meja.

"A-aku shaum. Maaf belum izin, Mas," ujar Jani makin menundukkan kepalanya.

"Shaum?"

"Puasa sunnah, jika boleh diteruskan, akan aku lanjutkan. Apabila tidak, maka aku gugurkan," ujar Jani kembali.

"Boleh, lanjutkan saja. Tetapi, aku boleh kan makan di sini?" tanya Sheraz sekali lagi.

"Boleh, Mas. Masa gak boleh, rumah ini kan punya Mas, bukan aku," balas Jani malu-malu.

Pagi berbeda di rasakan oleh keduanya. Sebab hanya ada mereka berdua dalam ruangan, Jani mulai menemani suaminya sarapan masih dengan wajah menunduk.

"Kau takut padaku?"

Sajani menggeleng, tetapi kemudian menggangguk samar. "Hmm sedikit," lirihnya.

"Nares, aku boleh memanggilmu begitu? atau harus Sajani?"

"Apa saja, asal jangan Om," seloroh Sajani, dia kelepasan hingga giginya terlihat saat tersenyum.

Sheraz yang melihat Jani pertama kali ramah terhadapnya, ikut tertawa kecil mendengar celotehan putri Surawijaya.

"Oke, Nares saja. Seperti Ibu, kan?"

Sajani mendongak, darimana Sheraz tahu itu panggilan dari ibunya. "Ta-hu darimana?" lirih Sajani kemudian.

"Tadi kamu yang bilang saat masih tidur, kamu membicarakan tentang ibu. Kau bahkan menjelaskan suatu keutamaan salat, menyebut beliau," ucap Sheraz lagi.

"Gitu ya," kata Sajani.

Sesi sarapan yang biasanya tak mengundang mood, kini di jalani Sheraz dengan happy. Bekal bagi tuan muda melalui hari berat.

"Aku di rumah sepanjang hari, kau boleh melakukan apapun yang kamu suka, thanks, Nares," ujar Sheraz seraya bangkit meninggalkan kamar Sajani dengan senyum tak surut dari wajahnya.

.

.

...__________________...

Terpopuler

Comments

Wiwin Wintarsih

Wiwin Wintarsih

nunggu part romantis bucin abis, Thor!

2023-02-18

2

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

Wah awal yg bagus, semngat Mas Sheraz, Nares ud mulai bisa menerima kamu sepertinya, 😌

2023-02-18

2

🍊🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀͣ ғᴀᴊɪʀᴀ🅠🅛

🍊🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀͣ ғᴀᴊɪʀᴀ🅠🅛

emmmmmhh sosweet bnget sih mommm,,, pagi" d suguhkan yang romantis😘😘😘
mangats momm ,,, lanjut

2023-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. AMANAH
2 BAB 2. GEJOLAK BATIN
3 BAB 3. NYONYA RAZ
4 BAB 4. UPAYA KABUR
5 BAB 5. HUKUMAN
6 BAB 6. PENYESALAN
7 BAB 7. ANTARA IKHLAS DAN TIDAK
8 BAB 8. LIHAT AKU
9 BAB 9. MEMBUJUK
10 BAB 10. JABIR
11 BAB 11. KENANGAN
12 BAB 12. MENYUSUP
13 BAB 13. PAGI YANG BERBEDA
14 BAB 14. MANISNYA SIANG
15 BAB 15. UPAYA SEHAT
16 BAB 16. KEPEDULIAN
17 BAB 17. KENCAN
18 BAB 18. SURPRISE
19 BAB 19. PERMINTAAN NEERA
20 BAB 20. MISTERI
21 BAB 21. OCEHAN
22 BAB 22. OVER PROTEKTIF
23 BAB 23. KECEWA
24 BAB 24. APATIS
25 BAB 25. BENCI
26 BAB 26. PERLAHAN SAJA
27 BAB 27. ASAL MUASAL KLAN QADRI
28 BAB 28. PETUNJUK MASA LALU
29 BAB 29. POSESIF
30 BAB 30. BUJUKAN MANIS SHERAZ
31 BAB 31. DIA YANG MISTERIUS
32 BAB 32. LULUH
33 BAB 33. ANCAMAN SHERAZ
34 BAB 34. KISAH MASA LALU
35 BAB 35. TERUNGKAP
36 BAB 36. RAHASIA LAIN
37 BAB 37. MELAWAN JABIR
38 BAB 38. GAMANG
39 BAB 39. BATTLE
40 BAB 40. DI UJUNG RASA
41 BAB 41. TERANCAM MATI
42 BAB 42. BAR-BAR
43 BAB 43. KEJUJURAN
44 BAB 44. SORRRY
45 BAB 45. MUSUH BESAR
46 BAB 46. NEW LIFE
47 BAB 47. STATUS NALINI
48 BAB 48. MY KING
49 BAB 49. SISA KEMELUT
50 BAB 50. PERMINTAAN TERPENDAM NEERA
51 BAB 51. RAJ BUN'S
52 BAB 52. BABY KING
53 BAB 53. ABSURD
54 BAB 54. DIBALIK HISTERISNYA NEERA
55 BAB 55. FAKTA
56 BAB 56. ALASAN TAK OPLAS
57 BAB 57. TUAN TAKUR
58 BAB 58. TERKUAK
59 BAB 59. TERBEBAS
60 BAB 60. GABUT
61 BAB 61. MICHELLE ZOEY
62 BAB 62. RICO KECEWA
63 BAB 63. THE ONLY ONE, NARES
64 BAB 64. KEBIMBANGAN SHERAZ
65 BAB 65. SETIMPAL
66 BAB 66. FREEZE
67 BAB 67. GOAL
68 BAB 68. KANDIDAT
69 BAB 69. AKRAB
70 BAB 70. BATTLE AKHIR
71 BAB 71. GENTING
72 BAB 72. PEMBALASAN
73 BAB 73. SUMBER DAYA JABIR
74 BAB 74. KETOK PALU
75 BAB 75. KEJUTAN
76 BAB 76. JUMPA
77 BAB 77. PENCARIAN
78 BAB 78. PULANG
79 BAB 79. TERLAKSANA
80 BAB 80. END OF STORY
81 FAREWELL
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1. AMANAH
2
BAB 2. GEJOLAK BATIN
3
BAB 3. NYONYA RAZ
4
BAB 4. UPAYA KABUR
5
BAB 5. HUKUMAN
6
BAB 6. PENYESALAN
7
BAB 7. ANTARA IKHLAS DAN TIDAK
8
BAB 8. LIHAT AKU
9
BAB 9. MEMBUJUK
10
BAB 10. JABIR
11
BAB 11. KENANGAN
12
BAB 12. MENYUSUP
13
BAB 13. PAGI YANG BERBEDA
14
BAB 14. MANISNYA SIANG
15
BAB 15. UPAYA SEHAT
16
BAB 16. KEPEDULIAN
17
BAB 17. KENCAN
18
BAB 18. SURPRISE
19
BAB 19. PERMINTAAN NEERA
20
BAB 20. MISTERI
21
BAB 21. OCEHAN
22
BAB 22. OVER PROTEKTIF
23
BAB 23. KECEWA
24
BAB 24. APATIS
25
BAB 25. BENCI
26
BAB 26. PERLAHAN SAJA
27
BAB 27. ASAL MUASAL KLAN QADRI
28
BAB 28. PETUNJUK MASA LALU
29
BAB 29. POSESIF
30
BAB 30. BUJUKAN MANIS SHERAZ
31
BAB 31. DIA YANG MISTERIUS
32
BAB 32. LULUH
33
BAB 33. ANCAMAN SHERAZ
34
BAB 34. KISAH MASA LALU
35
BAB 35. TERUNGKAP
36
BAB 36. RAHASIA LAIN
37
BAB 37. MELAWAN JABIR
38
BAB 38. GAMANG
39
BAB 39. BATTLE
40
BAB 40. DI UJUNG RASA
41
BAB 41. TERANCAM MATI
42
BAB 42. BAR-BAR
43
BAB 43. KEJUJURAN
44
BAB 44. SORRRY
45
BAB 45. MUSUH BESAR
46
BAB 46. NEW LIFE
47
BAB 47. STATUS NALINI
48
BAB 48. MY KING
49
BAB 49. SISA KEMELUT
50
BAB 50. PERMINTAAN TERPENDAM NEERA
51
BAB 51. RAJ BUN'S
52
BAB 52. BABY KING
53
BAB 53. ABSURD
54
BAB 54. DIBALIK HISTERISNYA NEERA
55
BAB 55. FAKTA
56
BAB 56. ALASAN TAK OPLAS
57
BAB 57. TUAN TAKUR
58
BAB 58. TERKUAK
59
BAB 59. TERBEBAS
60
BAB 60. GABUT
61
BAB 61. MICHELLE ZOEY
62
BAB 62. RICO KECEWA
63
BAB 63. THE ONLY ONE, NARES
64
BAB 64. KEBIMBANGAN SHERAZ
65
BAB 65. SETIMPAL
66
BAB 66. FREEZE
67
BAB 67. GOAL
68
BAB 68. KANDIDAT
69
BAB 69. AKRAB
70
BAB 70. BATTLE AKHIR
71
BAB 71. GENTING
72
BAB 72. PEMBALASAN
73
BAB 73. SUMBER DAYA JABIR
74
BAB 74. KETOK PALU
75
BAB 75. KEJUTAN
76
BAB 76. JUMPA
77
BAB 77. PENCARIAN
78
BAB 78. PULANG
79
BAB 79. TERLAKSANA
80
BAB 80. END OF STORY
81
FAREWELL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!