Selamat membaca!
Setelah memainkan beberapa gaya bercinta di sofa, mereka kini terlihat sudah lelah di atas ranjang, dengan keringat yang membasahi tubuh mereka, tanpa sehelai pakaian yang mereka kenakan.
Greta tertidur di dada Raymond, sambil memilin bulu dadanya.
"Tuan Raymond, Anda sungguh luar biasa, Anda bukan hanya berkarisma dalam memimpin Perusahaan, tapi Anda juga begitu perkasa dan liar di atas ranjang."
Raymond mengendus pelan, mengatur napasnya yang terlihat kelelahan.
"Terima kasih Greta, tolong rahasiakan ini dari Will ya, aku tidak ingin dia tahu tentang apa yang kita lakukan malam ini."
"Baik Tuan, apapun perintahmu."
Greta membenamkan wajahnya di dada Raymond sambil tersenyum licik.
Raymond tak menyadari, bahwa apa yang dilakukan Greta hanyalah rencana Will untuk mengambil alih kekuasaannya di Perusahaan MANGO, yang namanya sudah terkenal hingga ke Swedia.
Harumnya nama MANGO hingga ke segala penjuru dunia, memberikan dampak bagi Perusahaan Will, angka penjualannya turun drastis dalam beberapa Minggu terakhir, nampaknya para investor dan konsumen beralih ke produk MANGO daripada memilih produk yang Perusahaan Will tawarkan.
Itu menjadi alasan utama Will terbang ke London untuk menjalankan rencananya.
Terdengar memang kejam, karena mereka adalah sahabat, namun bagi Will apapun dalam dunia bisnis dapat terjadi.
Yang menanglah yang berkuasa, sementara yang lemah akan kalah.
🍁🍁🍁
Raymond beranjak dari tidurnya, ia mulai mengenakan kembali pakaiannya, namun secara diam-diam, Greta memotretnya tanpa ia sadarinya.
Aku berhasil Tuan Will.
Foto ini akan menghancurkan nama baik Perusahaan MANGO.
Raymond menatap Greta yang masih terlihat merebahkan tubuhnya di ranjangnya.
"Berikan nomor rekeningmu kepada Elliot, nanti aku akan kirimkan beberapa uang untukmu."
Greta tercekat menatap Raymond.
"Baik Tuan, terima kasih banyak."
Raymond melangkah untuk pergi.
Greta beranjak menghadang langkah Raymond, kini ia sudah merapatkan tubuhnya dalam dekapan Raymond.
Greta mulai memberikan beberapa pagutan pada bibir Raymond, yang membuat birahi keduanya kembali merayap naik.
Mereka semakin memagut lembut.
Birahi Raymond begitu menggebu, menikmati setiap sentuhan yang Greta berikan.
Wanita ini memang sangat hebat dalam bercinta.
Raymond memutuskan untuk menunda kepulangannya, ia kembali membuka kemejanya dan celana yang dipakainya, langkahnya kembali dituntun oleh Greta menuju atas ranjang.
Greta menghempaskan tubuh Raymond, ia kembali membuka dress yang sudah dikenakannya.
Kini mereka kembali tanpa sehelai pakaian pun.
Mereka kembali bercinta, menikmati malam yang seakan tak ada habis-habisnya, saling berbagi kenikmatan.
Suara ******* Greta begitu memekakkan telinga Raymond, hingga membuatnya semakin memburu nafsunya.
Dia lebih hebat dari Patricia.
Raymond kembali menikmati setiap gerakan yang dilakukan oleh Greta.
Semua kecupan, pagutan dan sentuhan yang diberikan Greta, membuatnya seperti melayang merasakan nikmat surga dunia.
Malam yang panjang masih berlanjut untuk keduanya.
Namun tidak untuk Elliot dan Albert, mereka terlihat sudah sangat lelah, hingga tertidur di dalam mobil.
🍁🍁🍁
Pagi Harinya.
Alice terbangun dari tidurnya. Bayangannya tentang apa yang kemarin, baru ia lewati seakan sejenak ia lupakan.
Alice mulai beranjak dari ranjangnya.
Setelah 10 menit ia bergemulai manja dengan boneka kesayangannya, yang selalu dipeluknya saat tidur.
Ia mulai membasuh wajah kusutnya seperti pakaian yang belum disetrika.
Namun ia masih terlihat cantik, tak membuat aura di wajahnya memudar.
Alice mulai melepas pakaiannya, untuk sejenak berendam di sebuah bathub, tempatnya bermanja ria dengan busa sabun yang lembut.
Bathub kini sudah terisi penuh dengan setengah air panas dan dingin, membuat air di dalam bathub kini menjadi hangat, sangat nyaman untuk tempatnya merilekskan dirinya dari penat tubuhnya, karena beberapa kejadian kemarin yang ia alami.
Alice beranjak berendam ke dalam bathub, ia mulai menggosokkan tubuhnya dengan perlahan, terlihat lekukan tubuh Alice bak seorang model yang begitu erotis.
Aku tidak ingin tubuhku ini disentuh oleh pria mesum itu.
Bayangannya begitu jijik membayangkan Raymond saat menatap asisten Will tanpa berkedip.
"Pria itu tidak bisa melihat belahan dada yang terbuka sedikit, matanya langsung melotot begitu mesumnya," gumam Alice kesal.
Alice menatap kosong ke arah langit-langit.
"Ya Tuhan lepaskan aku dari ikatan pernikahan ini, andai pria itu adalah Mike aku pasti dengan senang hati tanpa paksaan menikah dengannya."
Alice sejenak memejamkan matanya, menikmati air hangat yang merendam tubuhnya.
Namun keheningannya tiba-tiba terusik, saat gedoran pintu mengguncang kesadarannya.
Panggilan Tara membuatnya harus bergegas membilas tubuhnya dan langsung mengenakannya dengan handuk.
Wow jangan dibayangkan ya.
3x lebih indah dari lekuk tubuh Greta sang asisten Will.
Alice keluar dari kamar mandi, sambil mengucek matanya ia menatap Tara, yang kini sudah ada dihadapannya.
Tara terlihat sudah duduk di tepi ranjangnya, dengan berpakaian rapi dan terlihat cantik.
"Pagi-pagi begini, kamu mau kemana?"
"Aku mau nemenin Kakak ke restoran."
Tara tersenyum menjawabnya.
Alice memasang wajah herannya, karena Tara bersikap tak seperti biasanya, yang selalu bangun siang.
Alice memutar bola matanya, melihat jam yang terpampang di dinding kamarnya.
"Ini baru jam 08.00, aku terkejut melihatmu semangat seperti ini."
"Sudah cepat Kak, aku tunggu di meja makan ya! Aku sayang Kakak," tutur Tara sambil berlalu meninggalkan kamar Alice.
Alice bergegas untuk berpakaian, ia tersenyum bahagia dengan segala perubahan Tara.
Gak biasanya Tara bilang sayang sama aku.
Alice sejenak memikirkan keanehan mendengar apa yang diucapkan Tara.
Setelah itu ia kembali melanjutkan gerakannya untuk berpakaian.
🍁🍁🍁
Di meja makan.
Alice sudah sampai di meja makan keluarga. Ia sudah melihat Norin dan Tara sudah menunggunya di sana. Alice langsung mencium pipi Ibunya sebelum ia duduk.
"Alice, Tara bilang padaku kamu berhasil meminta pernikahan kamu diundur tapi kamu akan bertunangan dengan Tuan Raymond dalam 3 hari ini, apa itu benar?"
Alice menautkan kedua alisnya.
Wajahnya mulai berubah muram.
"Betul Mom."
"Batalkan jika kamu memang tidak menyukainya."
Norin tegas berucap sambil menggenggam tangan Alice.
"Lakukan apa yang hati kamu rasa itu benar."
Norin tersenyum memberi dukungan sepenuhnya atas jawaban apa yang Alice berikan.
"Tidak apa Mom, biar aku mencoba! Aku ingin membuat Tuan Raymond sendiri yang membatalkan pernikahan ini, agar ia tidak melakukan apapun terhadap restoran kita lagi."
Tara terengah mendengar untaian kalimat Alice.
Begitu besar pengorbananmu untuk aku dan keluarga ini, Kak.
Norin mengangguk dan melepas genggaman tangannya, ia tahu jika Alice sudah mempunyai rencana sendiri dan Norin sangat percaya pada Alice, apapun keputusannya pasti sudah ia pertimbangkan dengan sangat matang.
Norin memerintahkan kepada Alice dan Tara untuk makan sandwich yang telah dibuatnya.
Mereka bertiga pun kembali menikmati santap paginya.
Asal kalian tetap dapat bahagia, tak mengapa aku yang berkorban.
Alice tersenyum menatap Norin dan Tara.
🍁🍁🍁
MANGO Tower.
Elliot terlihat begitu letih tampak dari wajahnya. Ia melangkah mengikuti Raymond yang sedang berjalan menuju ruangannya.
"Elliot, pulang istirahatlah! Wajahmu kelihatan begitu pucat, aku tidak ingin kau sakit malah akan merepotkan seisi kantor ini nantinya,"
"Baik Tuan."
Elliot mengangguk mengiyakan perintah Raymond.
Raymond kembali melangkah menuju ruangannya.
Sementara Elliot memutar tubuhnya untuk kembali menuju lift untuk pulang ke rumahnya.
🍁🍁🍁
Raymond duduk bersandar di kursi kebesarannya.
Ia mengambil telepon dan menghubungi seseorang di saluran teleponnya.
"Brisca, segera ke ruangan saya dalam satu menit," titah Raymond dengan suara arogannya.
Raymond menutup teleponnya dan mulai melihat waktu pada pergelangan tangannya.
Tak lama pintu berbunyi, Brisca mengetuknya.
"Masuk."
Brisca kelihatan terengah sedang mengatur ritme napasnya.
"Sekertaris ku ini sebenarnya juga menarik, tapi jika aku bercinta dengannya aku takut itu akan merusak reputasiku di kantor, aku tidak mau nama baikku rusak karena kegemaranku bermain wanita."
Raymond menajamkan sorot matanya.
"Hari ini temani saya meeting karena Elliot sedang sakit jadi saya pulangkan."
"Baik Tuan."
Wah, akhirnya aku dapat kesempatan untuk bisa dekat dengan Tuan Raymond.
"Khusus hari ini kamu bertindak sebagai asisten pribadi saya selama Elliot sakit, oke!"
Brisca mengangguk mengiyakan perintah Raymond dengan tersenyum manis.
"Will saja bisa memakai asisten pribadi wanita, aku juga bisa sepertinya. Ya mungkin saja aku jenuh dalam pekerjaanku dan sekali-kali aku bisa bercinta dengannya, pasti dia juga tidak akan berani untuk buka mulut apalagi mengekspos apa yang aku lakukan ke media," gumam Raymond menatap Brisca seperti menyusun kepingan-kepingan rencananya.
🌸🌸🌸
Bersambung✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Enung Samsiah
iiih cireymon Casanova ning
2023-03-16
0
Saraheyo
Raymon.....puas"in kmu,,awas nyesellll
2022-10-29
0
Tihajar
Ray kena jebakan Will ,mpus
2022-04-14
0