Anak Dari Pria Lain

Anak Dari Pria Lain

Bab 1

Dara adalah salah satu cucu Kakek Irwan yang terlahir dari anak bungsunya.

Kakek Irwan mempunyai 3 orang anak, semuanya perempuan. Anak pertama bernama Ainun, anak kedua bernama Bunga dan anak ketiga bernama Claudia. Mereka bertiga sudah menikah dan mempunyai anak.

Namun, cucu yang sering menemani Kakek Irwan setiap harinya ialah Dara.

Kakek Irwan adalah salah satu orang yang mempunyai kelebihan di desanya. Dia bisa menyembuhkan orang yang sedang sakit atas ijin allah, dia juga bisa menyembuhkan orang gila menjadi waras, dan banyak juga orang - orang yang datang padanya untuk meramal masa depannya, tentang jodoh, bahkan masalah keuangan.

Tapi, semua kelebihan yang ada pada diri kakek tidak membuatnya sombong, atau pamer. Sifatnya seperti orang yang tidak mempunyai kelebihan apapun di dalam dirinya, seperti orang pada umumnya.

"Dara, ambilkan minum untuk Pak Asep dan anaknya."

Perintah kakek.

Saat ini kakek sedang kedatangan tamu dari Jepara, dia jauh - jauh dari Jepara ke Bogor hanya untuk mencari tahu, siapa orang yang tega mencuri perhiasan milik istrinya.

Istri Pak Asep kehilangan semua perhiasan yang dia simpan di dalam lemarinya, semuanya masih lengkap dengan surat - surat, harganya juga lumayan banyak, bisa untuk membeli rumah.

Dia menyimpan perhiasan itu di dalam lemari untuk masa depan anaknya, yang bernama Leon.

"Kek, tolong beritahu saya. Siapa orang yang tega mencuri perhiasan istri saya."

Ucap Pak Asep dengan permohonan.

"Saya akan memberitahu, tapi kamu harus janji, bahwa kamu tidak akan membuat keributan dengan orang itu. Dan satu lagi, berilah sedikit hartamu untuk orang itu, karena orang itu sedang membutuhkan uang."

Ucap Kakek Irwan.

"Baik kek, saya akan menjalankan perintah kakek, tapi beritahu dulu. Siapa orangnya, apa dia masih keluargaku...??"

Tanya Pak Asep lagi.

"Coba kamu cek di dalam lemari ibu kamu. Tapi kamu harus ingat, jangan ada keributan. Dan kasih sedikit hartamu untuknya."

Jawab kakek Irwan.

"Trimakasih kek. Sepulang ini saya akan mengecek lemari ibu saya. Oh iya kek, itu cucu kakek yah...?"

Tanya Pak Asep sambil memandangi Dara.

"Cantik sekali. Siapa namanya."

Ucapnya lagi.

Dara tersipu malu atas pujian Pak Asep yang mengatakan bahwa Dara cantik. Apalagi di samping Pak Asep ada cucunya yang seumuran dengan Dara, dia juga lumayan ganteng. Berkulit putih, sipit, mancung dan tinggi.

Dengan nada lemah lembut Dara menjawab pertanyaan Pak Asep.

"Saya Dara Om."

Jawabnya dengan senyum.

"Udah punya calon belum nak Dara, maaf kalo kurang sopan hehe."

Tanya Pak Asep lagi.

Lalu kakek Irwan menyambung dengan menjawab pertanyaan Asep.

"Banyak sih laki - laki yang datang untuk melamar Dara, tapi saya tidak cocok dengan mereka - mereka yang datang. Hari lahir orang tuanya pasti jeblog, kalo orang dulu itu namanya nujuz. Dan menurut primbon, jika salah satu orangtua mereka atau si pasangan hari lahirnya sama lalu menikah, maka rumah tangganya akan banyak melalui masalah."

Ucap kakek Irwan.

Begitulah jika masih terikat dengan ilmu kejawen, semua serba di larang. Kalau tidak patuh kata orang tua akan kena tulahnya.

Setelah lama bercakap - cakap antara kakek dengan Pak Asep ternyata hari lahir Pak Asep dan keluarganya semuanya berbeda.

Kebetulan Leon juga belum punya pasangan, dia masih mencari - cari wanita yang dia suka untuk di jadikan sebagai pendamping hidup.

"Kek, bagaimana jika Dara jadi menantu saya."

Ucap Pak Asep dengan wajah serius.

"Ayah apaan sih, cewe secantik Dara mana mau sama aku. Maaf yah Dara."

Dengan sangat sopan Leon meminta maaf kepada Dara atas kelakuan ayahnya yang sukanya ceplas - ceplos kalau ngobrol sama orang.

"Iya gak papa ko"

Jawab Dara dengan senyum.

"Yasudah kek, sebentar lagi sepertinya akan turun hujan, sebaiknya saya pamit dulu yah."

Ucap Pak Asep.

"Habisi dulu minumnya sama cemilannya pak."

Pinta Dara dengan ramah.

"Baiklah saya habiskan dulu."

Pak Asep dan Leon menghabiskan minuman yang telah di suguhkan oleh Dara.

Setelah menghabiskan secangkir minuman, Pak Asep dan Leon kembali berpamitan, kakek Irwan mengantar mereka sampai di depan.

"Kalian hati - hati di jalan yah. Apa sebaiknya bawa jas hujan saja buat jaga - jaga. Sebentar yah saya ambilkan."

Kakek Irwan mengambilkan jas hujan untuk Pak Asep dan Leon.

"Ini disimpen dulu aja di box motormu, kalo hujan baru kamu pake."

Ucap kakek sambil memberikan jas hujan miliknya.

"Trimakasih banyak yah kek. Saya pamit dulu."

Pak Asep mulai menjalankan sepeda motornya.

Setelah mereka pergi, kakek berbicara dengan Dara mengenai anak Pak Asep tadi, si Leon.

"Menurutmu bagaimana dengan anak Pak Asep tadi, atau kau juga menyukainya...?"

Tanya kakek sambil duduk di samping Dara.

"Sebenarnya Dara saat ini lagi pacaran sama kang Ali kek."

Jawab Dara sambil menundukkan pandangannya.

"Ali...?? Anaknya Bu Jamilah...?"

Tanya kakek agak keras. Kakek tahu betul tentang keluarga mereka, jadi kakek tidak setuju jika cucunya berpacaran dengan keluarga yang kurang baik.

"Loh, kok bisa - bisanya kamu pacaran sama dia. Ayah dia kan di penjara gara - gara tuduhan atas pencurian motor, masa kamu mau pacaran sama anak narapidana sih, yang bener aja kamu."

Ucap Kakek dengan sedikit kesal.

"Tapi kek, aku cinta sama dia. Dia juga cinta sama aku."

Jawab Dara dengan wajah polos.

"Kamu itu nyari pasangan harus jelas bibit bebet bobotnya, jangan asal cinta aja. Kamu itu cantik loh, kamu berharga, masa iya pacaran sama anaknya nara pidana sih, gimana masa depan kamu nanti, kalau ternyata anaknya sama kaya bapaknya. Apalagi dia juga tidak bekerja, suka keluyuran lagi."

Ucap kakek dengan sangat tegas.

"Kamu masih mau pacaran sama si Ali....?"

Tanya lagi Kakek.

"Bener juga si apa kata kakek, dia kan anak narapidana, tapi aku udah cinta sama dia, rasanya susah buat ngeluarin dia."

Ucap batin Dara.

Setelah mendengar nasehat dari kakek, Dara pergi ke kamar meninggalkan kakek yang masih duduk dan mengajaknya bicara.

"Dasar anak jaman sekarang, mikirin cinta aja. Nanti kalo udah nikah baru ngeluh, ngerasain nikmatnya kekurangan ekonomi.u Nah itu penyebab banyaknya perceraian, terutama karena urusan ekonomi. Di masa mudanya mah mikirnya cinta - cinta doang."

Ocehan kakek terdengar sampai kamar Dara. Membuat Dara semakin berfikir untuk masa depannya. Dara juga berencana akan memutuskan Ali ketika bertemu nanti. Karena dia tidak ingin memiliki masa depan yang suram bersama Ali.

Dara keluar dari kamarnya dan menemui kakek Irwan yang masih duduk di depan.

"Baik kek, aku mau mutusin Ali nanti, walaupun aku masih cinta banget sama dia."

Ucapnya sambil menangis.

"Cinta itu pembodohan, jangan mau hatimu dibutakan oleh cinta."

Ucapan kakek selalu mengandung nasehat yang banyak kebenaran. Membuat orang lain berfikir setelah mendengar ucapan dari kakek.

"Apa yang membuat kamu ingin memutuskan Ali..? Apa karna kamu melihat Leon lebih baik daripada Ali..?? Atau sebab lain..?"

Tanya kakek lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!