Bab 2

"Kata - kata kakek bikin aku mikir tau gak sih. Aku gak pengen punya masa depan yang suram kek. Aku pengen punya masa depan yang indah dan bahagia. Menurut kakek Leon itu gimana sih kek, terus soal keluarganya gimana...?"

Jawab Dara dan bertanya balik kepada kakek.

"Leon itu anak tunggal, dia tampan, sopan, dan juga baik. Dia juga anak orang kaya, tadi kamu denger sendiri kan, emasnya yang hilang itu untuk masa depan anaknya si Leon. Kakek yakin, keluarga Asep bisa beri yang terbaik buat kamu."

Jawab kakek Irwan.

*****

Pak Asep dan Leon sampai di rumahnya. Sepulang dari rumah Kakek Irwan, Pak Asep langsung ke kamar ibunya yang masih tinggal serumah dengan Asep, kebetulan ibu dari Pak Asep tidak ada di rumah, dua sedang pergi arisan bersama teman-temannya.

"Yang di maksud oleh kakek Irwan lemari yang mana yah. Coba aku cek semua isi lemarinya."

Ucap Asep sambil menggelisahkan lemari di kamar ibunya.

Ibunya bernama Rossa. Dia seorang janda yang sudah lama ditinggal mati suaminya. Dia hobby sekali shopping dengan teman-teman arisannya, padahal dia tidak bekerja, hanya menghabiskan harta peninggalan suaminya. Semakin lama harta suaminya semakin berkurang, makanya Bu Rossa nekat mencuri perhiasan anaknya sendiri.

Rumah peninggalan suaminya juga sudah dia jual. Yang tersisa hanya beberapa emas yang dia pakai untuk pergi arisan bersama teman-temannya.

Istri Pak Asep menghampiri pak Asep di kamar ibunya.

"Gimana mas, apa sudah ketemu."

Ucap Bu Yuli istri Pak Asep.

"Kamu di luar aja sama Leon. Nanti kalo ibu datang kamu ajak ibu ngobrol dulu di ruang tamu, biar Leon kesini untuk memberitahuku bahwa ibu sudah pulang."

Pinta pak Asep.

"Baiklah, semoga saja belum dijual yah mas, jadi masih bisa ketemu."

Kata Bu Yuli.

"Ya berdoa saja, yasudah sana dulu cepet, nanti keburu ibu datang."

Bu Yuli pun pergi, tak lama kemudian setelah semua lemari yang ada di kamar ibunya di geledah oleh Pak Asep, akhirnya ketemu juga.

"Alhamdulillah, akhirnya apa yang aku cari ketemu juga. Ya allah terimakasih. Ternyata kakek Irwan memang benar, apa yang dia katakan memang nyata."

Ucap batin pak Asep.

Sebelum dia keluar dari kamar ibunya, Pak Asep merapikan kembali lemari yang telah dia buka. Sehingga tidak terlihat bahwa Asep telah memeriksa kamar ibunya sendiri.

"Ya allah, kenapa ibuku tega melakukan ini, padahal aku sudah kasih uang setiap bulan, dan aku rasa itu cukup, karena dia pun sudah aku sediakan makan lewat istri aku. Keterlaluan sekali ibuku."

Ucap batin Pak Asep lagi.

Pak Asep keluar dari kamar ibunya, dan membawa beberapa emas yang tersimpan didalam kotak emas berwarna merah, lalu memindahkan di brangkas besi tempat menyimpan uang, yang tersedia di kamarnya.

Setelah itu Pak Asep menghampiri istrinya yang masih menunggu ibu mertua di ruang tamu dengan Leon.

"Gimana mas..??? Sudah ketemu belum mas. Apa yang di katakan oleh kakek Irwan salah...?"

Tanya istrinya penasaran.

"Alhamdulillah benar kata Kakek Irwan. Sudah ayah temukan di dalam lemari ibu. Dan sudah ku simpan di dalam brangkas kamar kita."

Jawab pak Asep.

Mendengar jawaban suaminya dia tampak sangat lega. Pak Asep juga akan menyiapkan salah satu emas untuk ibunya, sesuai janji dengan kakek Irwan sebelumnya.

"Mas, kenapa ibumu tega berbuat itu kepada kita mas."

Tanya Bu Yuli.

"Entahlah, saya juga tidak tau, padahal tiap bulan saya sudah kasih uang. Tiap hari kamu juga masak buat ibuku kan....??"

Tanya Pak Asep, dia duduk di samping istrinya.

"Sudah pasti dong mas. Untuk apa ya dia melakukan ini."

"Ahh sudahlah yang penting sudah ketemu."

Jawab pak Asep singkat.

*****

"Dara, tolong belikan kakek rokok di warung, kembalinya buat kamu."

Perintah kakek kepada Dara sambil memberikan uang.

"Baiklah."

Dara berjalan ke arah warung, tiba-tiba dia bertemu Ali yang saat itu sedang membeli rokok juga.

"Ini adalah saat yang tepat untuk aku berbicara dengan Ali."

Ucap batin Dara.

"Ehh.. Bang Ali. Beli apa bang."

Sapa Dara dahulu.

"Ini lagi beli rokok, eneng sendiri mau beli apa..?"

Tanya balik Ali, pacar Dara.

"Aku juga sama mau beli rokok, di suruh kakek, biasa."

"emmmm.....nanti sore mau gak kita ke taman. Ada yang mau aku bicarakan sama abang."

Ucap Dara.

"Boleh juga, emang eneng mau ngomong apa, abang penasaran jadinya."

Tanya Ali penasaran.

"Nanti sore juga tau, yasudah aku pulang dulu yah bang, ini rokoknya udah di layanin soalnya."

Jawab Dara sambil menyangking tas plastik dari warung.

"Gak kaya biasanya Dara minta ketemu mendadak begini, ada apa yah dengan Dara."

Ucap batin Ali.

Sepulang dari warung, Dara langsung masuk ke kamar. Sebenarnya Dara dan Ali masih saling mencintai, bahkan Ali tidak pernah berniat untuk pisah dari Dara. Tetapi karena Ali seorang anak narapidana, jadi Ali juga terkena dampaknya.

Dara bingung harus gimana caranya agar dia tidak melukai hati Ali.

"Apa yang harus aku katakan kepada Ali. Alasan apa yang harus aku katakan untuk memutuskan hubungan aku sama Ali."

Pikir Dara sambil terlentang diatas kasur.

Dia hanya sedang menunggu waktu sore tiba dan bertemu dengan Ali di kamar.

*****

Tak lama kemudian ibu Pak Asep datang dengan teman-teman arisannya. Bu Rossa meminta Yuli sang menantunya membuatkan minuman dan menyiapkan cemilan untuk teman-temannya.

Meskipun umur ibu Rossa sudah berumur, tapi gayanya masih kekinian. Masih seperti anak muda jaman sekarang. Ibu - ibu sosialita, padahal tidak bekerja dan hanya mengandalkan uang pemberian anaknya, serta menghabiskan harta suaminya yang sudah lama meninggal.

Yuli memandang teman-teman Bu Rossa dengan prihatin, sudah pada berumur, tetapi pakaian mereka pada terbuka. Ada yang hanya memakai tengtop saja dengan celana pendek, ada yang memakai baju ketat dengan rok mini, ada juga yang rambutnya di semir dan memakai higheels yang haknya sangat tinggi. Ingin rasanya sedikit tertawa, tetapi Yuli takut ada yang tersinggung diantara mereka.

Yuli meminta bantuan suaminya untuk membuatkan minuman, dan dia menyiapkan beberapa cemilan.

"Mas. Aku tuh prihatin sama mereka, lihat saja penampilan mereka. Mereka hanya tau bersenang-senang padahal sudah pada berumur."

Ucap Bu Yuli.

"Yaudah lah biarin. Yang penting jangan kamu yang kaya begitu." Jawab pak Asep.

Yuli mengantarkan minuman kepada teman-teman ibu mertuanya.

Setelah 1 jam kemudian, semua tamu ibu mertuanya pulang ke rumahnya masing-masing.

Bu Rossa masuk ke dalam kamar. Dia mengunci pintu kamarnya dan memeriksa lemarinya. Dia merasa kehilangan sesuatu.

"Dimana emas yang aku ambil dari anak saya....? Kok gak ada ya. Apa jangan - jangan mereka sudah merasa kehilangan dan memeriksa lemariku...? Aduh gawat, gimana bisa bayar hutang kalo emas mereka hilang."

Ucap Bu Rossa sambil menemukan tangannya pelan - pelan ke jidatnya sendiri.

Bu Rossa keluar dengan wajah gelisah. Dia berpapasan dengan Asep di belakang.

"Ibu kenapa bu, apa ada yang sedang ibu cari....?"

Tanya Asep, anak kandung Bu Rossa.

"Eng....ga ada. Saya mau ke kamar mandi kok."

Jawab Bu Rossa dengan salah tingkah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!