Bab 19

Bu Yuli mengunjungi toko obat herbal yang menjual beberapa macam obat herbal untuk berbagai macam pengobatan.

"Mba. Saya mau cari penyubur kandungan. Ada?? "

Tanya bu Yuli kepada salah satu karyawan Toko itu.

"Ada ibu, sebentar yah saya carikan dulu. "

Jawab karyawan toko obat sambil mencarikan obat atau ramuan jamu yang di cari.

Karyawan perempuan itu mengambilkan beberapa macam obat herbal untuk penyubur kandungan. Ada Habbatussauda, bee pollen, madu zuriat, dan yang lainnya.

"Dulu aku pernah pake madu zuriat dan beberapa bulan kemudian hasil testpack aku positif. "

Ucap batin bu Yuli sambil memegang madu zuriat yang berkemas botol kaca.

"Emmm aku mau yang ini mba, dua yah. "

Ucap bu Yuli kepada karyawan Toko.

Setelah mendapatkan madu zuriat, Bu Yuli langsung kembali menaiki mobilnya. Dia menyangking tas hitam yang biasa dia pakai.

Bu Yuli berniat akan memberikan madu zuriat itu kepada Dara setelah membeli lauk pauk di warung makan dekat dengan jalan raya, karena hari ini dia tidak memasak.

*********

Disana Ali sudah mendapatkan pundi-pundi rupiah yang lumayan banyak. Dia sudah bisa membeli apa saja yang dia mau. Impian dia membeli motor yang dia inginkan, bahkan bisa lebih. Dia juga bisa memberi orangtuanya lebih dari cukup. HP dia juga baru, dan mahal harganya.

"Semua yang aku inginkan suda bisa ku miliki, kecuali engkau Dara. "

Ucap batin Ali sambil melamun.

Ali masih sangat mencintai Dara sampai detik ini. Tak ada yang berkurang sedikitpun perasaannya untuk Dara sejak dulu.

Kebetulan Ali masih berteman dengan media sosial Dara yang dulu. Ali berfikir bahwa Dara akan membuka pesan yang dia kirimkan suatu waktu.

"Dara. Sampai detik ini aku masih sangat mencintai kamu, tak berkurang sedikitpun, meskipun kamu telah bersanding dengan laki-laki lain. Dara, aku sudah punya apa saja yang aku inginkan, aku sudah punya biaya untuk menikahimu, tapi yang mau dinikahi sudah tak mengharapkan aku lagi. "

Tulisnya, isi pesan untuk Dara.

Baru menikah dua tahun, tetapi semua keluarga Dara dan Leon sudah sangat menantikan kehadiran anaknya.

Bu Yuli datang ke rumah Dara membawa madu zuriat yang sudah dia beli tadi.

Bu Yuli memakirkan mobilnya di halaman depan. Dia pun masuk dan menyangking tas hitamnya.

Saat itu Dara sedang mencuci di belakang, jadi tidak begitu terdengar ketika ada orang masuk.

"Dara... Dara.... Loh kok gak ada orang pintunya gak di kunci sih. "

Ucap batin bu Yuli.

Setelah bu Yuli menyusuri semua ruangan, terlihat Dara sedang mencuci di belakang.

"Dara. Kamu kok gak kunci pintu rumah, kalo ada orang masuk gimana...? "

Tanya bu Yuli dengan perasaan sedikit bete.

"Iya bu maaf saya lupa. Soalnya saya baru saja beli sayuran di tukang sayur keliling yang lewat di depan tadi. "

Jawab Dara dengan rasa bersalah.

"Lain kali dikunci yah pintunya. Soalnya saya takut ada orang sembarang masuk ke rumah kamu. "

Ucap bu Yuli.

"Ibu kesini sama siapa bu..? Tumben sekali jam segini ibu datang, biasanya kan ibu datang sama ayahnya Leon. "

Ucap Dara sambil mengambil gelas yang berada di lemari Dapur.

"Saya tadi beli ini buat kamu. Di minum tiap hari yah, sama Leon juga. "

Jawab Bu Yuli. Dia yang tadinya berdiri akhirnya duduk di kursi meja makan yang berada dapur.

"Ibu mertuaku sampai membelikan ini untuk aku.

Aku yakin, dia pasti juga sudah sangat menantikan kehadiran cucunya. Apalagi Leon anak satu-satunya, sama seperti aku. "

Ucap batin Leon.

Sebelum Dara menemaninya duduk, dia membuatkan jus buah untuk ibu mertuanya yang dari tadi menunggunya di dapur.

"Ibu beli dimana...? Maaf yah bu sampai saat ini saya belum sempat kasih ibu cucu. Padahal kita berdua sudah coba promil dan aku juga sudah minum apa yang teman-teman sarankan agar bisa hamil, tapi ya, hasilnya masih sama. "

Jawab Dara sambil menunduk berkecil hati.

Bu Yuli mengelus rambut Dara dengan penuh kasih sayang seperti anak kandungnya sendiri.

"Kalian yang sabar, siapa tau setelah minum madu zuriat ini kalian bisa punya anak. Yang penting jangan lupa berdoa yah. "

Bu Yuli berdiri dari tempat duduknya dan memeluk Dara.

Bu Yuli tak bisa berlama-lama di tempat Dara karena dia harus menyiapkan makanan di meja sebelum pak Asep pulang.

"Dara. Ibu pulang dulu yah. Jangan lupa di kunci pintunya, nanti ada orang masuk loh, kamu kan sendirian."

Saran Bu Yuli kepada Dara untuk tidak lupa mengunci pintunya.

Dara meminta ibu mertuanya menghabiskan minumannya dulu sebelum meninggalkan rumahnya.

"Hati-hati yah bu. Makasih buat madunya. "

Ucap Dara kepada ibu mertua.

Ibu mertua hanya menjawabnya dengan senyuman. Kemudian memasuki mobilnya dan menutup pintu mobilnya. Bu Yuli mengendarai mobilnya sendirian tanpa seorang supir.

******

Salah satu teman Leon meminta Leon dan Dara untuk mengecek ke dokter agar tau siapa yang bermasalah, apakah istrinya, atau suaminya. Maksud yang dia katakan bermasalah itu siapa yang menyebabkan hingga sampai ini mereka belum bisa punya anak.

"Bro. Sebaiknya lu cek dulu deh ke dokter, siapa tau lu yang bermasalah, atau kalo istrimu yang bermasalah, mending kamu cari istri baru buat mendapatkan keturunan. "

Ucap teman Leon yang bernama Toni.

"Gak dulu deh Ton, umur pernikahanku baru dua tahun, jadi menurutku jangan terlalu buru-buu. "

Jawab Leon.

Leon menolak saran dari Toni. Karena dia merasa bahwa usia pernikahannya baru dua tahun, mungkin Tuhan sedang menyiapkan waktu yang tepat untuk bisa memberikan momongan.

"Yaudah lah, terserah kamu. Itu mah saran aku biar kamu bisa cepet punya momongan. "

Ucap lagi temannya yang bernama Toni.

Semua ucapan orang yang membicarakan tentang momongan membuat Leon dan Dara kepikiran.

"Dasar manusia. Kalo cepat punya anak, dikira hamil diluar nikah, tapi giliran lama punya anak, dibilang ini itu. Bikin pusing aja. "

Ucap batin Leon sambil memegangi kepalanya.

******

Sore kemudian.

Leon pulang dari kantornya.

Dia mengetuk pintu rumah dan segera dibukakan pintu itu oleh Dara.

"Sayang, kamu kenapa mukanya cemberut begitu, kamu capek...? Mau aku pijitin...? "

Ucap Dara.

Dara melepaskan blezer yang di pake oleh suaminya, dan sama-sama duduk di kursi tamu.

"Sini sayang cerita sama aku. Pasti ada apa-apa kan, gak biasanya kamu kaya gini."

Kata-kata Dara memanjakan Leon.

Sifat Dara yang begitu lembut takan bisa digantikan oleh wanita manapun.

"Aku pusing dengerin orang ngomong soal momongan. Ada yang bilang ini itu lah. Biasanya aku gak begitu pusing kalo ada orang ngomong apa-apa, tapi kali ini yang ngomong itu hampir semua. Gak orangtua, gak temen, gak sodara, semuanya bicara soal momongan. "

Jawab Leon dengan apa adanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!