Leon datang ke rumah kakek untuk menemui Dara dan mengajak Dara pergi berlibur.
Dia datang membawa parcell buah berukuran besar saat bertamu ke rumah kakek. Sikap Leon kepada keluarga Dara sangat royal, meskipun keluarga Dara merupakan orang yang sederhana tetapi Leon tak pernah memandang siapa mereka.
Saat itu Dara sedang berada di luar menyapu halaman di depan rumah. Tiba-tiba mobil merah berhenti dan parkir di depan rumah.
"Leon. Dia kesini kok gak bilang-bilang sih, aduhh, rambutku berantakan lagi. "
Ucap batin Dara.
Untung saja dia sudah selesai menyapu halaman depan rumah kakek, dia menaruh sapu lidi di samping rumah dan menata rambutnya di belakang Leon.
"Ayo masuk. Em.... Mas Leon. "
Pinta Dara.
Leon pun masuk ke ruang tamu, dan duduk di sofa yang empuk.
Leon meletakkan parcell buah yang dia bawa, ke meja yang ada di depannya.
"Mas jangan repot-repot, kalo mau main, ya main aja. Gak papa kok. "
Ucap Dara basa-basi.
"Gak papa kok, lagian cuma sedikit. "
Jawab Leon dengan senyum.
"Sebentar yah, aku bikinin minum dulu."
Ucap Dara.
"Gak usah sayang, aku mau ajak kamu jalan kok. Kakek kamu mana...? Aku mau ijin sama kakek. "
Leon menolak Dara ketika Dara hendak membuatkan minuman untuk Leon.
Dara masuk ke ruang belakang untuk memanggil kakek, dan ternyata kakek sedang pergi. Dari pagi belum juga pulang.
"Kakek gak ada, yaudah aku ganti baju dulu yah. "
Ucap Dara kepada Leon.
Leon menganggukkan kepalanya. Menunggu Dara sambil memainkan ponselnya di ruang tamu.
Hati Dara berbunga-bunga mendengar ajakan tunangannya itu. Rasanya dia di jadikan seperti ratu saat bersama Leon. Kali ini Dara harus tampil menawan di depan Leon. Dia membuka lemarinya untuk mencari pakaian yang cocok untuk pergi hari ini bersama Leon, tunangannya. Dia juga menyiapkan beberapa kosmetik yang dia punya. Termasuk parfum, bedak, lipstik, foundation.
Dara mencoba mengenakan baju berwarna mustard. Dan celana jeans berwarna hitam.
Di hari-hari biasa dia tidak mengenakan jilbab, tetapi di acara resmi seperti tunangan atau yang lain dia mengenakan jilbab, karena akan di tonton oleh banyak orang. Dara berniat akan mengenakan jilbab setiap hari jika sudah menikah.
"Sepertinya ini sudah cocok. Yaudah aku pake baju ini saja sama celana ini. "
Ucap batin Dara.
Sebelum keluar dari kamar, dia memoles wajahnya dulu. Pertama dia memakai foundation di wajahnya yang mulus itu, kemudian dilapisi dengan bedak padat yang berwarna kuning langsat.
"Jangan terlalu tebal ah, nanti jelek riasanku. "
Ucap batin Dara lagi.
Dara melanjutkan riasan nya dengan melukis kelopak matanya dengan eyeliner, dan meletakkan bulu matanya dengan maskara. Yang terakhir, dia memoleskan lipstiknya di bibir mungilnya itu, dengan warna merah muda, tapi tak begitu tebal.
"Sempurna. Aku rasa semua sudah selesai. Tinggal semprot parfum terus pilih tas yang paling aku suka. "
Dara menyemprotkan parfum ke baju yang dia pakai, lalu memilih tas yang menggantung di dinding kamar. Setelah semua selesai, Dara keluar dari kamar dan bersiap untuk pergi dengan Leon.
"Cewe kalo dandan emang harus lama yah....? "
Tanya Leon yang telah lama menunggu Dara berdandan selama satu jam.
"Maafin aku yah, gara-gara aku mas jadi nunggu lama. "
Jawab Dara sambil unjuk gigi.
"Tapi, aku akui kamu itu cantik. Apalagi kalo habis dandan, cantiknya nambah tau, udah gitu baunya wangi banget bikin aku betah jadinya. "
Rayu Leon sambil memandangi penampilan Dara.
Tak mau berlama-lama untuk basa-basi, mereka berdua pun akhirnya keluar dari rumah kakek untuk pergi berlibur.
Mereka berdua menaiki mobil yang Leon bawa.
Di dalam mobil Leon mengajak Dara berbicara. Dia bertanya tentang rencana pernikahan, karena mereka berdua sudah melewati masa tunangan.
"Sayang... Kira-kira kapan kita akan menikah...? "
Tanya Leon sambil fokus mengemudi melihat ke depan.
"Emmm... Menikah...??? Aku belum ada rencana mas. "
Jawab Dara sambil berfikir.
"Kita kan sudah tunangan, pasti kamu punya gambaran dong, kapan kita akan menikah, ya kan...? "
Ucap Leon memaksa Dara untuk untuk berfikir lagi.
"Iya sih, tapi aku belum ada biaya untuk menikah, lagian menikah itu butuh banyak biaya mas. Kamu lihat sendiri kan aku belum kerja. "
Tegas Dara sedikit merasa kesal.
"Sayang.... Kamu gak usah mikirin biaya, biar aku yang biayain semua acara pernikahan kita. "
Jawab Leon.
"Emmm kita sudah sampai. Kita makan di restoran itu yah. "
Ucap Leon lagi, dan berhenti di depan restoran ternama yang ada di pinggir jalan raya.
Dara dan Leon turun bersama. Leon menggandeng tangan Dara dan mencari tempat duduk.
Leon menawarkan makanan dan minuman untuk Dara.
"Sayang, kamu suka yang mana...? "
Tanya Leon sambil memberikan buku menu.
Dara mengambil buku menu itu dari tangan Leon.
"Aku mau ini aja. "
Jawab Dara sambil menunjuk jari tangannya ke sebuah menu yang tertera di daftar menu.
"Dara, dengarkan aku dan tatap mataku. Maukah kamu menjadi istriku...? "
Ucap Leon sambil memegang tangan Dara di atas meja makan yang masih kosong, belum tersedia makanan atau minuman, yang ada hanya bunga dan satu buah lilin yang terpasang di gelas kecil.
Dara tampak malu, dia melihat di berbagai sisi kanan dan kiri, karena banyak orang yang berkunjung di restoran itu.
"Leon jangan keras-keras ngomongnya, aku malu banyak orang. "
Ucap Dara berbicara dengan lirih.
"Iya aku mau nikah sama mas, tapi nunggu aku banyak uang. "
Jawab Dara.
"Sudah aku bilang kan, semua biaya pernikahan kita, aku yang tanggung, kamu gak usah pusing mikirin biaya sayang. "
Ucap Leon.
"Ehhh makanan sudah datang, kita makan dulu yuk, bahasnya nanti kalo sudah habis. "
Dara mengalihkan pembicaraan.
Mereka berdua mulai menikmati menu yang mereka pesan.
*****
Kakek baru saja pulang dari sawah. Kakek melihat parcel buah besar diatas meja ruang tamu.
"Dara, Dara.... Punya siapa ini. "
Teriak kakek sedikit pelan.
Kakek mengira Dara sedang berada di dalam kamar.
"Tumben dia gak jawab pertanyaanku, kemana yah dia. Coba aku ketuk pintu kamarnya. "
Ucap batin kakek, kemudian mendekat ke arah pintu kamar Dara lalu mengetuknya.
"Tak ada orang ternyata, dia kemana yah. Apa Jangan-jangan dia pergi dengan Leon...? "
Batin kakek bertanya sendiri.
Dara sudah dewasa, kakek rasa, dia tak perlu menghawatirkan Dara. Di dalam perasaan kakek, Dara sedang pergi dengan Leon. Kebetulan perasaan kakek Irwan selalu benar.
*****
Ali merantau berlayar membawa foto Dara. Foto itu dia dapatkan ketika masih berhubungan dengan Dara, sebelum Dara tunangan dengan pria lain. Itu adalah satu-satunya yang dia punya untuk mengenang Dara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments