Bab 7

Karena Leon anak semata wayang dan anak orang kaya, tak heran jika Leon agak manja dan letoy tapi tidak terlalu. Setiap hari kerjaan dia hanya memegang sebuah pulpen dan buku untuk menulis, dan mengatur bawahan.

"Mumpung masih disini, kita mau ngomong Dara, kamu mau gak, kalo besok Leon melamar kamu...?"

Tanya Bu Yuli kepada Dara.

"Besok bu...? Apa tidak terlalu cepat."

Jawab Cintya bingung.

"Emmmm saya bilang orangtua saya dulu ya bu. Biar mereka melihat Leon dan keluarganya."

Ucap Dara.

Tia yang sedang menguping juga ikut syok. Dia penasaran tentang hubungan Dara dengan Ali, apa sudah benar-benar putus atau mereka masih ada hubungan.

"Hah..? Cowo seganteng dan sekaya dia mau ngelamar Dara...? Dimata dia Dara itu kaya apa sih ih jijik banget liat Dara. So cantik, kegatelan."

"Aku penasaran deh sama hubungan dia dengan Ali. Apa mereka benar-benar sudah putus, kalo bener, aku punya kesempatan dong buat deketin Ali. Aku gak peduli ayahnya seorang narapidana, yang penting dia ganteng dan keren uhuuuy."

Ucap batin Tia.

Karena sudah lama bertamu, keluarga Pak Asep pamit pulang kepada kakek Irwan. Leon berpamitan dan mencium tangan kakek.

"Hati-hati dijalan yah kalian. Jangan ngebut. "

Ucap kakek.

"Iya kek. "

Mereka keluar dari rumah kakek dan kembali ke mobil. Kakek dan Dara mengikuti mereka sejak tadi, dari mulai berpamitan sampai ke luar halaman.

"Kamu kemana aja tadi sama Leon. "

Tanya kakek.

"Aku ke pantai aja kek sama dia, tapi dia baik banget sama aku tau kek. Dia traktir aku banyak makanan yang enak."

Jawab Dara.

"Kan kakek sudah bilang, liat bibit, bebet, bobotnya kalo cari calon, biar kamu gak ngebatin nantinya. Oh iya kamu segera hubungi orangtuamu yah biar besok bisa pulang."

Ucap Kakek meminta Dara untuk segera menelpon orangtuanya yang merantau di Jakarta.

Dara menghubungi orang tuanya, mereka bilang ayah dan ibunya akan pulang besok.

Mendengar hal itu Tia semakin iri hati dengan Dara. Tapi ini sebuah kesempatan untuk Tia supaya dia bisa dekat dengan Ali.

Dara akan keluar menemui Ali. Dia akan menjelaskan bahwa dirinya di jodohkan oleh kakeknya. Padahal sebenarnya tidak, soal mau atau tidak itu urusan Dara sendiri tidak ada yang memaksa dia.

Dara berjalan dari rumah untuk menemui Ali. Kebetulan Dara tau tempat Ali nongkrong di jam sore ini, biasanya di pos, dan Dara mendatangi pos.

"Ali."

Panggil Dara dari luar pos.

Ali pun menghampiri Dara.

"Dara..! Ngapain eneng kesini, tumben banget."

"Ada yang mau aku bicarakan. Aku mohon kamu jangan marah yah, karena ini bukan keputusan aku."

Ucap Dara, dia terpaksa berbicara seperti itu agar tidak melukai Ali.

"Kenapa neng. Ngomong aja gak papa. "

Jawab Ali masih santai.

"Aku akan dilamar seseorang. Aku harap kamu mau mengerti. Tentang perasaan, aku masih sayang sama abang. "

Jawab Dara sambil menundukkan pandangannya dari Ali.

Mendengar ucapan Dara, Ali sangat kaget dan merasa kecewa, karena dengan mudahnya Dara bicara seperti itu.

Ali memegang kedua pundak Dara.

"Dara jawab. Apa eneng selama ini gak bahagia sama abang. Baru kemarin loh kita aniversary yang ke 3 tahun. Apa eneng akan menyia-nyiakan waktu kita selama 3 tahun ini. "

Ucapnya sambil memandang Dara dengan tajam.

"Maaf bang, aku gak bisa melanjutkan hubungan ini. Kakek aku tidak merestui jika aku sama abang. Meskipun aku dijodohkan dengan orang lain, aku akan tetap sayang sama abang. "

Ucap Dara agar tidak menyinggung perasaan Ali.

"Aaaarrrrgggghhhh...... Mengapa seburuk ini nasibku..!!!! "

Ali memukuli kepalanya sendiri.

Dara pergi meninggalkan Ali. Tak tega sebenarnya melihat Ali seperti itu, tapi bagaimana lagi, Dara hanya ingin punya masa depan yang cerah. Dia tak ingin masa depannya gelap hanya karena soal cinta yang membutakan segalanya.

Dengan berat hati Ali menerima kata-kata Dara. Tapi perasaan cinta masih sangat melekat pada hatinya. Ali tak peduli Dara milik siapa nantinya, pada intinya Ali akan tetap mencintainya meskipun dia bertunangan atau menikah dengan pria lain. Memang benar, cinta itu buta.

"Besok malam keluarga Leon akan datang melamar kamu. Kakek sudah bilang sama keluarga kita agar mempersiapkan semuanya. Orangtuamu juga akan datang besok. "

Ucap kakek setelah Dara sampai di rumah dan duduk di sebelah kakek.

Malam ini, Ali tak bisa tidur, dia terus memikirkan Dara, baginya hubungan percintaan selama tiga tahun itu sangat berarti, namun semua itu sia-sia begitu saja. Ali terus melamun memikirkan Dara yang akan dilamar orang lain.

"Kenapa sih, kakek Dara gak merestui aku sama Dara. Apa karena aku anak narapidana. Ya aku sadar derajatku lebih rendah daripada Dara, tapi cintaku ke Dara lebih dari apapun. "

Ucap batin Ali sambil meratapi nasibnya.

Sementara Dara juga sama-sama memikirkan Ali, tapi bagi Dara hidup bukan tentang Cinta saja.

"Aaah daripada mikirin sesuatu yang bikin aku pusing, lebih baik aku tidur saja dan menunggu mamah papahku pulang.

*****

Pagi kemudian.

Seseorang mengetuk pintu luar. Dara yang tidurnya tak nyenyak langsung bangun, saat itu masih jan 03.00

" Siapa sih jam segini ketuk pintu. "

Ucap Dara masih di atas ranjang.

Dara penasaran dan langsung ke depan membuka tirai jendela yang ada di depan. Ternyata yang mengetuk pintu adalah kedua orangtua Dara. Dara langsung membuka pintunya.

Orangtua Dara datang dengan mobil TAXI. Setelah sampai dirumah TAXI itu pergi.

"Mamah, papah, ayo masuk. "

Sambut Dara dengan senyum ceria.

"Anak mama sama papah udah dewasa yah ternyata, udah ada yang mau ngelamar. Semoga dia jodoh yang baik untuk kamu yah nak."

Ucap ayah Dara sambil mengelus rambut Dara yang hitam pekat dan panjang.

Pujian itu membuat Dara tersenyum sangat manis.

Dara membawakan tas ransel mamah dan papahnya ke kamar, dia juga tak lupa membuatkan teh.

"Kalian pasti haus kan. Aku bikinin teh anget nih. "

Ucap Dara sambil menyuguhkan teh anget untuk mamah dan papahnya yang baru saja pulang.

Tia tiba-tiba ikut terbangun juga dan mengintip keluarga Dara yang sedang asyik menikmati minuman di ruang tamu.

"Iih kenapa sih Dara selalu bahagia. Padahal aku lebih baik dari Dara. "

Ucap batin Tia yang selalu merasa dirinya lebih baik.

Terdengar pula candaan mereka oleh kakek, hingga kakek terbangun dari tidurnya.

"Ehhhh, anak dan menantuku sudah pulang yah. "

Ucap kakek. Tia langsung mengumpat agar kakek tidak tau bahwa Tia dari tadi mengintip mereka bertiga.

Kedua orangtua Dara bersalaman dengan kakek. Kakek pun duduk di ruang tamu bersama mereka, dan menceritakan tentang awal mula keluarga Leon mengenal Dara.

"Emm saya dengar Dara sempat pacaran sama Ali yah. "

Ucap mama Dara.

"Iya memang benar, tapi saya tidak suka jika cucu saya Dara berhubungan dengan Ali. Dia kan anak narapidana, kerjaan dia juga belum jelas. "

Jawab kakek.

Papah Dara juga menyambung ucapan mereka berdua.

"Saya juga tidak setuju jika Dara dengan Ali. Saya tak ingin anak saya hidup susah setelah menikah dengan dia. "

Ucap papah Dara.

Dara merasa terpojok, karena sebenarnya dia masih ada sedikit rasa untuk Ali, tapi bagaimana lagi. Semuanya tak merestui jika Dara masih berhubungan dengan Ali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!